Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

FISIKA I

OSILASI Bagian-1

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

12
Teknik Teknik Elektro MK14008 Dian Widi Astuti, ST. MT

Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan osilasi pada Setelah membaca modul ini,
partikel yang bergerak secara mahasiswa diharapkan mampu
harmonik sederhana untuk:
 Memahami osilasi
 Memahami dan menyelesaikan
masalah Gerak Harmonik
Sederhana baik itu pada massa
dan pegas serta gerak harmonik
sederhana pada gerak melingkar.
Osilasi
Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangan stabilnya. Karakteristik
gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-
ulang. Banyak contoh osilasi yang mudah dikenali, misalnya perahu kecil yang berayun turun
naik, bandul jam yang berayun ke kiri dan ke kanan, dan senar alat musik yang bergetar.
Contoh lain yang kurang akrab dengan kita adalah osilasi molekul udara dalam gelombang
bunyi dan osilasi arus listrik pada perangkat radio dan televisi.
Gerak gelombang berhubungan erat dengan gerak osilasi. Sebagai contoh, gelombang
bunyi dihasilkan oleh getaran (seperti senar biola), getaran buluh obo (sejenis suling), getaran
selaput gendang (drum), atau getaran pita suara Anda ketika berbicara. Pada masing-masing
contoh itu, sistem yang bergetar menghasilkan osilasi pada molekul udara di sekitarnya, dan
osilasi ini menjalar melalui udara (atau medium lain, seperti air atau zat padat)

12.1 Gerak Harmonik Sederhana: Beban Massa pada Pegas

Satu macam gerak osilasi yang lazim dan sangat penting adalah gerak harmonik sederhana.
Apabila sebuah disimpangkan dari kedudukan setimbangnya, gerak harmonik sederhana akan
terjadi seandainya ada gaya pemilih yang sebanding dengan simpangan dan
kesetimbangannya kecil.
Suatu sistem yang menunjukkan gejala gerak harmonik sederhana adalah sebuah
benda yang tertambat ke sebuah pegas, seperti dilukiskan pada Gambar 12-1. Pada keadaan
setimbang, pegas tidak mengerjakan gaya pada benda. Apabila benda disimpangakan sejauh
x dari kedudukan setimbangnya, pegas mengerjakan gaya kx, seperti yang diberikan oleh
hukum Hooke (Persamaan 9-9):
F x =−kx (12-1)
Gambar 12-1: Sebuah benda yang tertambat
pada pegas yang diam di atas meja licin.
Simpangan x diukur dari kedudukan
setimbangnya. Simpangan dapat bernilai
positif atau negatif bergantung pada teregang
atau tertekannya pegas dari panjangnya yang
semula.

2012 FISIKA I
2 Dian Widi Astuti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Untuk membahas gerak getaran, kita perlu mendefinisikan beberapa istilah. Jarak x
massa dari titik setimbang pada setiap saat disebut simpangan. Simpangan
maksimumjarak terbesar dari titik setimbangdisebut amplitudo, A. Satu siklus mengacu
pada gerak bolak-balik yang lengkap dari satu titik awal kemudian kembali ke titik yang
sama. Periode, T didifinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus lengkap.
Akhirnya, frekuensi, f adalah jumlah siklus lengkap per detik. Frekuensi biasanya dinyatakan
dalam hertz (Hz), di mana 1 Hz = 1 siklus per detik (s -1). Mudah untuk dilihat, dari definisi-
definisi tersebut, bahwa frekuensi dengan periode berbanding terbalik:
1 1
f= T=
T dan f
(12-2)
1
misalnya, jika frekuensi sebesar 5 siklus per detik, maka setiap siklus memerlukan waktu 5

s.
Osilasi pada pegas yang tergantung verikal pada dasarnya sama seperti pegas horisontal.
Karena adanya gaya gravitasi, panjang pegas vertikal dalam posisi setimbang akan lebih
panjang daripada ketika posisinya horisontal, seperti ditunjukkan pada Gambar 12-2. Pegas

berada dalam keadaan setimbang ketika ∑ F=0=mg−kx 0 , sehingga pegas teregang

dengan jarak tambahan


x 0=mg/k agar setimbang. Jika x diukur dari posisi setimbang
yang baru, Persamaan 12-1 dapat digunakan langsung dengan nilai k yang sama.

2012 FISIKA I
3 Dian Widi Astuti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 12-2: (a) Pegas bebas, tergantung vertikal. (b) Massa m terpasang
pada pegas yang berada dalam posisi setimbang, yang terjadi ketika

∑ F=0=mg−kx 0 .

Persamaan sebuah kurva yang bergerak sinusiodal adalah:


x= A cos ( ωt +δ ) (12-3)
dengan A,  dan  merupakan konstanta. Berdasarkan definisi, gerak dengan perubahan
posisi terhadap waktu menuruti Persamaan 12-3 disebut gerak harmonik sederhana.

Perhatikan bahwa cos ( ωt +δ )=sin ( ωt +δ+π /2 ) . Apakah persamaan diungkapkan sebagai


fungsi kosinus atau fungsi sinus semata-mata bergantung pada kapan kita memilih t = 0.
Simpangan maksimum dari kesetimbangan disebut amplitudo A. Argumen fungsi kosinus, t
+ , disebut fase gerak, dan konstanta  disebut konstanta fase. Selama satu siklus gerak
penuh, fase bertambah sebesar 2. Pada akhir siklus, benda memiliki posisi dan kecepatan
yang sama lagi, seperti yang dimiliki pada permulaan siklus karena

cos ( ωt +δ +2 π ) =cos ( ωt +δ ) . Kita dapat menentukan periode T dari kenyataan bahwa


fase pada waktu t + T tidak lain hanya 2 ditambah fase pada waktu t:
ω ( t+T ) +δ=2 π +ωt +δ
atau
ωT =2 π
sehingga

T=
ω (12-4)
Dari persamaan 11-1, kita memperoleh frekuensi sebagai:
1 ω
f= =
T 2π (12-5)

Konstanta ω=2 πf disebut frekuensi sudut. Besaran itu memiliki satuan radian per sekon
dan dimensi kebalikan waktu, sama seperti kecepatan sudut, yang juga dinyatakan dengan .
Dalam frekuensi atau periode, Persamaan 12-3 dapat ditulis sebagai:

x= A cos ( 2 π ft +δ )= A cos ( 2Tπt +δ ) (12-5)

2012 FISIKA I
4 Dian Widi Astuti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kita dapat menunjukkan bahwa x seperti yang diberikan oleh Persamaan 12-3
merupakan turunan dua kali terhadap variabel x. Turunan pertama dari x terhadap waktu
memberika kecepatan :
dx π
υ=
dt
=−Aω sin ( ωt +δ )= Aω cos ωt+ δ +
2 ( ) (12-6)
Dengan mendiferensialkan kecepatan (Persamaan 12-6) terhadap waktu diperoleh
percepatan benda:
2
dυ d x
a= = 2 =−ω2 A cos ( ωt+ δ )
dt dt (12-7)
atau
a=−ω 2 x (12-8)

Apabila kita bandingkan Persamaan ini dengan a=−( k/m ) x untuk pegas, kita lihat
2 2
bahwa x= A cos ( ωt +δ ) merupakan penyelesaian dari d x /dt =−( k /m) x jika
frekuensi sudut  berhubungan dengan konstanta pegas k dan massa m melalui
k
ω2 =
m (12-9)
Frekuensi dan periode massa pada pegas dengan demikian berhubungan ke konstanta
gaya k dan massa m melalui

ω 1 k
f= =
2π 2π m √ (12-10)

1 m
T = =2 π
f k √ (12-11)
Dari hasil ini, kita dapat melihat bahwa bila k besar, seperti dalam kasus pegas kaku
(keras), maka frekuensi juga besar. Dengan cara yang sama, jika massa besar, maka frekuensi
kecil.
Perubahan simpangan x, kecepatan  dan percepatan a terhadap waktu untuk kasus
khusus dilukiskan dalam Gambar 12-3. Untuk  = 0, Persamaan 12-3, 12-6 dan 12-7 menjadi:
x= A cosωt (12-12a)
υ=−ωA sin ωt (12-12b)
dan
a=−ω 2 A cos ωt (12-12c)

2012 FISIKA I
5 Dian Widi Astuti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pada awalnya, pada waktu t = 0, simpangan maksimum, kecepatan nol dan percepatan negatif

dan sama dengan −ω 2 A . Dengan demikian, kecepatan menjadi negatif ketika benda
bergerak kembali menuju posisi kesetimbangannya. Benda berada posisi kesetimbangan x = 0

ketika cosωt =0 . Percepatan pada waktu ini juga nol, dan kecepatan mencapai nilai
maksimum A karena, ketika nilai cos t sama dengan nol, sin t bernilai 1 atau 1.

Gambar 12-3: Kurva simpangan x,


kecepatan , dan kecepatan a sebagai
fungsi waktu t untuk  = 0

Contoh 1:
Ketika sebuah keluarga yang berjumlah empat orang dengan massa total 200 kg menaiki
mobil mereka 1200 kg mereka, pegas mobil tertekan 3,0 cm. (a) Berapa konstanta pegas-
pegas mobil, dengan menganggap pegas-pegas tersebut bekerja sebagai satu kesatuan? (b)
Berapa jauh mobil akan tertekan jika dimuati 300 kg?
Jawab:

2012 FISIKA I
6 Dian Widi Astuti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(a) Gaya tambahan sebesar (200 kg)(9,8 m/s2) = 1960 N menyebabkan pegas tertekan 3,0
 10-2 m. Dengan demikian, dari Persamaan 12-1, konstanta pegas adalah
F 1960 N
k= = =6,5×10 4 N /m
x 3,0×10−2 m
(b) Jika mobil termuati 300 kg,

F ( 300 kg ) ( 9,8 m/s2 )


x= = =4,5×10−2 m
k 4
( 6,5×10 N /m)
atau 4,5 cm. Kita bisa saja menjawab pertanyaan ini tanpa mencari k: karena x
sebanding dengan F, jika 200 kg menekan pegas 3,0 cm, maka 1,5 kalinya akan menekan 1,5
kali lebih besar, atau 4,5 cm.
Contoh 2:
Sebuah partikel memiliki simpangan x yang diberikan oleh
π
(
x=0,3 cos 2t +
6 )
dengan x dalam meter dan t dalam sekon. (a) Berapakah frekuensi, periode, amplitudo,
frekuensi sudut, dan konstanta fase gerak? (b) Di manakah partikel pada t = 1 s? (c) Carilah
kecepatan dan percepatan pada setiap saat t. (d) Carilah posisi dan kecepatan awal partikel.
Jawab:
(a) Dengan membandingkan persamaan ini dengan Persamaan 12-5, kita melihat bahwa

frekuensi sudut ω=2 rad/s, amplitudo A = 0,3 m, dan konstanta fase  = /6 rad.

Dengan demikian, frekuensi f =ω/2 π=0 ,318 Hz, dan periode T=1/f =3,14
s.
(b) Pada t = 1 s, posisi partikel adalah
π
[
x=0,3 cos 2 ( 1 ) +
6 ]
=−0 , 245 m

(c) Kecepatan diperoleh dari


dx π d (2 t )
υ=
dt ( )
=−0,3 sin 2 t+
6 dt
π
( )
=−0,6 sin 2 t+
6
Kita diferensialkan lagi untuk mendapatkan percepatan

2012 FISIKA I
7 Dian Widi Astuti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dυ d π
a=
[
= −0,6 sin 2 t+
dt dt ( 6 )]
π d (2 t) π
(
=−0,6 cos 2t +
6 dt) =−1,2 cos 2 t+
6 ( )
(d) Kita mencari posisi awal dan kecepatan awal dengan mensubstitusikan t = 0 ke dalam
pernyataan untuk x dan . Kita akan memperoleh
π
x 0=0,3 cos =0 , 260 m
6
dan
π
υ 0=−0,6 sin =−0 , 300 m/s 2
6

Contoh 3:
Sebuah benda 2 kg meregangkan sebuah pegas sepanjang 10 cm ketika digantung secara
vertikal pada kesetimbangannya (Gambar 12-2a). Benda kemudian dipasang pada pegas yang
sama, sementara benda berada di atas meja tanpa gesekan dan salah satu ujung pegas
dijadikan ujung sementara pada Gambar 12-1. Benda ditarik sehingga berjarak 5 cm dari
posisi kesetimbangannya dan dilepas pada t = 0. Carilah amplitudo A, frekuensi sudut ,
frekuensi f dan periode T.
Jawab:
Konstanta gaya pegas ditentukan dari pengukuran pertama. Pada kesetimbangan, gaya mg ke

bawah harus sama dengan gaya


kx 0 ke atas, dengan x 0 adalah besarnya regangan pegas
dari panjang normalnya (Gambar 12-2b). Dengan menggunakan g = 9,81 N/kg, m = 2 kg, dan

x 0=10 cm=0,1 m , kita memperoleh

mg ( 2 kg ) ( 9 , 81 n/ kg )
k= = =196 N / m
x0 0,1 m
Pada posisi horizontal, mula-mula pegas teregang 5 cm dari kesetimbangannya dan dilepas.

Karena kecepatan awal


υ0 sama dengan nol, konstanta fase δ=0 , dan simpangan x

diberikan oleh persamaan 12-12a; x= A cosωt . Simpangan awal adalah 5 cm sehingga A =


5 cm.

2012 FISIKA I
8 Dian Widi Astuti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Frekuensi sudut diperoleh dari Persamaan 12-9:

k 196 N /m
ω=
√ √ m
=
2 kg
Dengan demikian, frekuensinya adalah
=9 , 90 rad/s

ω 9 , 90 rad /s
f= = =1 , 58 Hz
2π 2π
Periode merupakan kebalikan dari frekuensi:
1 1
T= = =0, 63 s
f 1,58 Hz

12.2 Gerak Harmonik Sederhana dan Gerak Melingkar

Ada hubungan yang sederhana namun merupakan hubungan matematis yang penting antara
gerak harmonik sederhana dan gerak melingkar dengan kelajuan konstan. Tinjaulah sebuah
partikel yang bergerak dengan kelajuan konstan  dalam suatu lingkaran berjari-jari A seperti
ditunjukkan dalam Gambar 12-4. Kecepatan sudutnya  adalah konstan dan dihubungkan ke

kelajuannya oleh ω=υ/ A . Simpangan sudut partikel relatif terhadap sumbu x diberikan
oleh
θ=ωt+ δ
dengan  adalah simpangan sudut pada waktu t = 0. Dari gambar kita melihat bahwa
komponen x posisi partikel diberikan oleh
x= A cosθ=A cos ( ωt +δ )
Yang sama seperti Persamaan 12-3. Jadi,
“Pada suatu garis lurus, proyeksi sebuah partikel yang bergerak dengan gerak melingkar
seragam merupakan gerak harmonik sederhana.”

2012 FISIKA I
9 Dian Widi Astuti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 12-4: Sebuah partikel bergerak dengan kelajuan konstan 
pada lingkaran berjari-jari A. Sudut  bertambah menurut waktu,
θ=ωt+ δ dengan  kecepatan sudut gerak melingkar. Komponen
x gerak merupakan Gerak Harmonik Sederhana (GHS).

12.3 Soal Latihan

1. Sebuah benda 0,8 kg dihubungkan pada sebuah pegas dengan konstata gaya k = 400
N/m. Carilah frekuensi dan periode gerak benda ketika benda menyimpang dari
kesetimbangan. (Jawaban: f = 3,56 Hz, T = 0,281 s)
2. Berapakah kecepatan maksimum benda pada pegas dalam Contoh 3, dan kapan
kecepatan maksimum ini pertama kali tercapai?
3. Sebuah pegas kedua, yang identik dengan pegas pada Contoh 3, dihubungkan ke benda
kedua, yang juga bermassa 2 kg. Pegas ini diregang sejauh 10 cm dari
kesetimbangannya dan dilepas pada saat bersamaan dengan pegas yang pertama, yang
sekali lagi diregang sejauh 5 cm. Benda mana yang terlebih dahulu mencapai posisi
kesetimbangan?

4. Jika benda dalam Contoh 3 mula-mula berada di


x 0=3 cm dan memiliki kecepatan

awal
υ 0=−25 cm/ s, carilah amplitudo dan konstanta fase gerak.
5. Berapa periode dan frekuensi mobil pada Contoh 1 setelah menabrak? Anggap peredam
kejutnya jelek, sehingga mobil berosilasi ke atas ke bawah.
6. Sebuah partikel bermassa m mulai dari keadaan diam pada x = 25 cm dan berosilasi di
sekitar posisi kesetimbangannya pada x = 0 dengan periode 1,5 s. Tuliskan persamaan
untuk (a) posisi x terhadap waktu t, (b) kecepatan  terhadap t, dan (c) percepatan a
terhadap t.
7. Kerjakan Soal 6 untuk kasus ketika partikel mula-mula berada di x = 25 cm dan

bergerak dengan kecepatan


υ 0 =+50 cm/ s.
8. Carilah (a) Laju maksimum dan (b) percepatan maksimum partikel dalam Soal 6. (c)

2012 FISIKA I
10 Dian Widi Astuti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kapankah partikel pertama kali berada di x = 0 dan bergerak ke kanan?
9. Seekor serangga kecil dengan massa 0,30 g
tertangkap di sarang laba-laba yang massanya
dapat diabaikan (Gambar 12-5). Sarang
tersebut bergetar terutama dengan frekuensi 15
Hz. (a) Perkiraan nilai konstanta pegas k untuk
sarang tersebut. (b) Dengan frekuensi berapa
Anda mengharap sarang tersebut bergetar jika
seekor serangga dengan massa 0,10 g Gambar 12-5: Soal Latihan 9.

tertangkap?
10. Sebuah partikel bergerak pada lintasan lingkaran berjari-jari 15 cm, membuat 1 putaran
setiap 3 s. (a) Berapakah laju partikel? (b) Berapakah kecepatan sudutnya ? (c)
Tuliskan persamaan untuk komponen x posisi partikel sebagai fungsi waktu t, dengan
menganggap partikel berada pada sumbu x pada waktu t = 0.

Daftar Pustaka

[1] David Halliday, Robert Resnick, Jearl Walker. (2010). Fundamental of Physics
Extended. Jilid 1. 9th ed. NY. John Wiley & Sons.
[2] Giancoli. (2001). Fisika. Jilid 1. 5th ed., Jakarta, Erlangga
[3] Giancoli. (2013). Physics Principles With Applications. Jilid 1. 7th ed. NY. Pearson.
[4] Tripler. (2001). Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jilid 1. 3rd ed. Jakarta: Erlangga
[5] Tripler, Paul A & Gene Mosca. (2008). Physics For Scientists and Engineers. 6th ed.
NY: W. H. Freeman and Company

2012 FISIKA I
11 Dian Widi Astuti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai