Disusun oleh:
Prinsip Kerja
1. Gaya Pegas
Gaya pegas adalah gaya sentuh yang dimiliki oleh benda diam. Pegas bila diregang
dengan gaya tertentu akan menghasilkan energi potensial. Pada alat pelontar ini, gaya
pegas akan menghasilkan energi potensial dan energi gerak. Energi yang dimiliki bola
yang bergerak dengan kecepatan tertentu disebut energi kinetik yang akan menyebabkan
bola bergerak parabola. Benda yang bergerak memiliki kemampuan untuk melakukan
kerja, karenanya dapat dikatakan memiliki energi. Energi pada benda yang bergerak
disebut energi kinetik.
Setelah kita mendapatkan nilai vx dan vy, dapat dicari kecepatan gabungannya
dengan menggunakan rumus :
Disaat peluru mencapai titik tertinggi maka vy = 0 maka v = vx. Selain itu, rumus vy
di atas hanya berlaku untuk awal peluru bergerak sampai mencapai titik tertinggi. Saat
nilai vy < 0 atau negatif maka rumus tersebut tidak berlaku lagi.
Untuk kasus vy < 0, maka vy kita cari dengan menggunakan rumus Gerak Jatuh
Bebas. Tentu saja waktu yang dimasukkan dalam rumus telah dikurangi terlebih dahulu
dengan waktu saat mencapai titik tertinggi, karena saat melewati titik tertinggi kita
menggunakan rumus baru. Jadi waktunya pun dimulai dari titik ini juga dan bukan dari
waktu peluru mulai bergerak. Mengenai waktu untuk mencapai titik tertinggi akan
dibahas di bawah.
B. Jarak Tempuh
Jarak tempuh Peluru juga terdiri atas dua jenis yakni ketinggian peluru (y) dan jarak
horizontal/mendatar peluru (x), adapun rumus jarak tempuh sebagai berikut
Seperti halnya kecepatan peluru, rumus di atas untuk yang bagian ketinggian
peluru (y) hanya berlaku untuk setengah gerakan awal yakni awal peluru bergerak
hingga titik tertinggi. Saat melampaui titik tertinggi maka gerakan vertikalnya sama
halnya dengan gerak jatuh bebas, baik kecepatannya (vy) maupun ketinggiannya (y atau
h).
bila diketahui ketinggan maksimumnya juga dapat dicari waktunya dengan rumus :
demikian pula bila waktu saat ketinggian maksimum diketahui maka ketinggian
maksimumnya dapat dicari dengan rumus :
Sedangkan jarak tempuh horizontal terjauh/maksimalnya dapat dicari dengan rumus :
yang harus diingat adalah pelajaran trigonometri bahwa nilai sin 2a = 2.sin a.cos a
waktu untuk mencapai jarak tempuh terjauh sama dengan dua kali waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai titik tertinggi :
Keterangan :
hmaks = Ketinggian maksimum (m)
xmaks = Jarak tempuh mendatar/horizontal terjauh (m)
t = Waktu (s)
* untuk memperoleh jarak tempuh horizontal terjauh dengankecepatan awal yang sama
adalah dengan sudut elevasi sebesar 45o.
Saat terjadi pengisian pada kapasitor, kapasitor menyimpan energi. Jumlah energi
yang disimpan di dalam kapasitor memenuhi persamaan : U = (Q∆ V2). Ketika energi
tersebut melewati kumparan, arus yang bergerak menimbulkan medan yang mengarah ke
tengan kumparan. Namun karena disipasi yang cepat oleh kapasitor, medan yang
ditimbulkan hanya berlangsung selama sepersekian detik atau dapat dikatakan
berlangsung sangat singkat. Kemungkinan lain yang dapat terjadi yaitu peluru akan
berosilasi di sekitar area tengah kumparan hingga medan hilang. Akibat dari disipasi yang
singkat, peluru dapat dengan cepat terlontar ke tengah, lalu saat medan hilang,
momentum dari peluru tersebut membawa peluru keluar dari tabung atau pipa tempat
kumparan dililitkan.
Secara lebih rinci, pada saat pengisian kapasitor, digunakan rangkaian RC. Anggap
𝜀 adalah ggl total, R adalah hambatan resistor, dan C adalah kapasitansi kapasitor. Dengan
menganalisis rangkaian menggunakan hukum Kirchoff ke-2:
Setelah itu, pengisian dihentikan dan saklar lain ditekan sehingga terjadi
pengosongan kapasitor. Akibat pengosongan kapasitor ini, arus mengalir melalui
induktor. Anggap L adalah induktansi, N adalah jumlah lilitan, d adalah diameter
tabung, dan l adalah panjang bagian tabung yang dililiti kawat. Dari hukum Ampere,
.
Rangkaian yang tertutup terdiri atas kapasitor yang sudah terisi, induktor, dan
resistor. Energi yang terdapat dalam rangkaian adalah energi dari medan magnetik pada
induktor, yakni
.
Kedua energi ini didisipasikan oleh resistor dalam rangkaian sehingga memenuhi
persamaan diferensial
sehingga
Dengan mendapatkan nilai arus, dapat dicari nilai gaya yang dikerjakan oleh
solenoid. Asumsikan peluru mengisi hampir penuh solenoid. Energi dari medan magnet
dalam solenoida adalah
.
Setelah penurunan yang cukup panjang, didapat gaya oleh solenoid sebesar
dengan g adalah jarak antara dinding solenoida dan pinggiran peluru. Jika massa
peluru adalah m, maka percepatan yang dialami peluru adalah
Asumsikan peluru adalah benda titik dan gaya bekerja sepanjang l, yaitu panjang
tabung yang dilapisi kawat. Kecepatan peluru setelah melewati solenoid adalah
Kecepatan/ yang dialami peluru saat terlontar keluar dapat diuraikan dalam
komponen x dan komponen y. Anggap sudut yang dibuat ujung coil gun dengan bidang
horizontal adalah 𝜃. Persamaan gerak peluru pada arah vertikal adalah
.
Pada saat mendarat, y = 0. Sebab t saat mendarat tidak nol, maka waktu pendaratan
adalah
.
Dengan mensubstitusikan waktu ini ke persamaan gerak arah x (horizontal),
C. Prosedur Percobaan
1. Atur sudut elevasi paralon terhadap bidang datar
2. Masukkan peluru ke dalam paralon
3. Tekan microswitch dengan segera
4. Peluru akan keluar dari paralon dengan jarak tertentu sesuai sudut elevasi yang digunakan
5. Ukur jarak peluru yang keluar dari paralon
6. Lakukan seperti langkah di atas dengan memvariasikan sudut elevasi
sehingga gaya yang ditimbulkan solenoid sesuai dengan penurunan rumus pada teori
dasar.
Dengan massa peluru yang kita gunakan sebesar 1,382 g. Akan diperoleh percepatan
benda sebesar 9,78825 m/s.
Tabel V.1 Data hubungan jarak lontaran dan sudut sistem pelontar
No. Sudut (derajat) Jarak (cm)
1 15̊ 108
2 30̊ 114
3 45̊ 135.5
4 60̊ 105
5 75̊ 57
Jarak (cm)
160
140
120
100
80
60
40
20
0
15̊ 30̊ 45̊ 60̊ 75̊
VI. ANALISIS
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, hasilnya berbeda dengan hasil teoritis.
Hal tersebut terjadi dikarenakan jumlah muatan yang tersimpan dalam kapasitor,
sehingga jika kapasitor yang kita gunalan memiliki kapasitansi yang lebih besar maka
akan menampung muatan dalam bentuk medan listrik, tetapi jika kapasitansi terlalu besar
maka akan menyebabkan rangkaian menjadi kapasitif dan daya lontar berkurang. Massa
peluru harus disesuaikan dengan kemampuan daya lontar yang digunakan. Jumlah lilitan
pada kumparan disesuaikan dengan kapasitor yang digunakan, karena jika jumlah lilitan
tidak sesuai dapat menyebabkan rangkaian menjadi kapasitif atau menjadi induktif.
VII. KESIMPULAN
Melalui percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hubungan antara sudut pelemparan
terhadap jarak lontaran peluru sebagai fungsi parabolic, seperti pada grafik 5.1. Dari
grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa jarak lontaran peluru terjauh yaitu pada sudut
45̊.
VIII. REFERENSI
https://www.matrapendidikan.com/2017/10/perinsip-dan-cara-kerja-ketapel.html
diakses pada Selasa, 24 April 2018 pukul 08.20 WIB.
http://fismath.com/rumus-energi-potensial-dan-contoh-soal-energi-potensial/ diakses
pada Selasa, 24 April 2018 pukul 08.40 WIB.
http://fisikablogscience.blogspot.co.id/2009/12/energi-potensial-dan-energi-kinetik.html
diakses pada Selasa, 24 April 2018 pukul 08.45 WIB.
https://mediabelajaronline.blogspot.co.id/2010/10/gerak-peluruparabola.html diakses
pada Selasa, 24 April 2018 pukul 08.50 WIB.
https://mediabelajaronline.blogspot.co.id/2010/10/gerak-peluruparabola.html diakses
pada Selasa, 24 April 2018 pukul 09.00 WIB.
stewartphysics.com/honors/honorspr10/kylelorentson.pdf diakses pada Selasa, 24 April
2018 pukul 22.00 WIB.
http://www.coilgun.eclipse.co.uk/coilgun_basics_1.html diakses pada Selasa, 24 April
2018 pukul 22.00 WIB.
http://www.coilgun.eclipse.co.uk/experiments.html diakses pada Selasa, 24 April 2018
pukul 22.00 WIB.