PENDEFENISIAN
Pada petunjuk pelaksanaan ini, akan ada banyak istilah yang harus dipahami terlebih dahulu:
Kerangka adalah titik tetap yang telah diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya
berupa ketinggiannya terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu.
Kerangka dasar vertikal adalah rangkaian titik-titik yang telah diketahui atau
ditentukan posisi vertikalnya berupa ketinggiannya terhadap bidang rujukan
ketinggian tertentu. Bidang ketinggian rujukan ini bisa berupa ketinggian muka air
laut rata-rata (MSL) atau ditentukan lokal.
Slag adalah jalur pengukuran antara dua titik berdiri rambu ukur.
Seksi adalah jalur antara dua Tanda Tinggi Geodesi (TTG)/Benchmark yang
berurutan, atau jalur pengukuran dalam satu hari.
Jalur adalah ruang dan arah dilakukannya pengukuran.
Rambu adalah alat ukur pada material keras yang digunakan untuk beda tinggi dan
jarak
Rambu muka/depan adalah rambu yang diletakkan di depan instrumen dengan
orientasi sesuai jalur pengukuran.
Rambu belakang adalah rambu yang diletakkan di belakang instrumen dengan
orientasi sesuai jalur pengukuran.
Sistem penempatan rambu loncat adalah teknik perpindahan rambu agar rambu
belakang menjadi rambu depan untuk menghilangkan salah nol rambu.
Salah nol rambu adalah kesalahan yang diakibatkan titik nol rambu tidak tepat pada
titik yang sebenarnya.
Stand adalah berdirinya instrumen untuk melakukan pembacaan rambu muka dan
rambu belakang.
Double stand adalah prosedur pengukuran berupa dua kali stand dalam satu slag yang
dilakukan untuk menghilangkan kesalahan sistematis pada instrumen.
Garis bidik adalah garis khayal yang merupakan garis lurus perpotongan benang
silang yang tampak di teropong waterpas.
Bidang nivo adalah suatu bidang dimana setiap titik pada bidang tersebut memiliki
arah gaya berat yang sama.
Salah garis bidik adalah tidak sejajarnya garis bidik dengan bidang nivo.
I. PERSIAPAN
a. Penempatan Alat
1. Dirikan rambu ukur pada dua titik yang akan diukur beda tingginya. Jika
diperlukan, gunakan stratpot.
2. Letakkan alat sipat datar di antara titik rambu didirikan.
a. Tempatkan pada tempat yang relatif stabil
b. Tempat alat tidak harus pada garis lurus atau sejajar dari kedua rambu.
c. Tempatkan sedemikian rupa, dengan kira-kira jarak ke rambu belakang
dan depan sama.
c. Pembacaan Rambu
1. Pastikan nilai orde desimeter (dm) pada pembidikan, yaitu nilai yang
ditunjukan dengan angka
2. Tentukan nilai orde centimeter (cm), dengan melihat posisi benang tengah
pada kotak merah ke berapa.
3. Tentukan nilai orde millimeter (mm), dengan memperkirakan posisi
benang.
4. Ulangi untuk pembacaan benang atas dan bawah.
5. Lakukan dengan satu kali pembidikan.
4. Pengukuran beda tinggi pada stand 1 dan stand 2, toleransi perbedaan yang
diperbolehkan harus memenuhi :
| |
∆BT1 = Beda tinggi yang diperoleh dari pengukuran stand 1
∆BT2 = Beda tinggi yang diperoleh dari pengukuran stand 2
5. Pengukuran dilakukan dengan pergi-pulang pada satu hari yang sama, dan
toleransi yang diperbolehkan untuk perbedaan ketinggian antara pengukuran
pergi dan pengukuran pulang harus memenuhi:
√
d = Jarak pergi atau pulang pengukuran