Anda di halaman 1dari 53

Lomba Karya Tulis Ilmiah VI Nasional Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Andalas

PENGGUNAAN CO-DAD (CARBON MONOXIDE DETECTION AND


ALERT DEVICE) SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN TERJADINYA EMERGING DISEASE PADA
PENYAKIT ASMA (ASTHMA) AKIBAT GAS KARBON MONOKSIDA DI
JALAN RAYA

Diusulkan oleh:

Dicky Dwi Putra 16517247 2017


Fatur Rahman 16517169 2017
Ikraduya Edian 16517187 2017

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG

2017

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin. Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah


SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul Penggunaan CO-DAD (Carbon
Monoxide Detection and Alert Device) sebagai Strategi Pencegahan dan
Penanggulangan Terjadinya Emerging Disease dan pada Penyakit Asma (Asthma)
Akibat Gas Karbon Monoksida di Jalan Raya.
Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, penulis telah berusaha semaksimal
mungkin mengatasi setiap halangan dan rintangan yang ada. Dan tak dapat
dipungkiri selesainya karya ilmiah juga atas jasa dan bantuan berbagai pihak yang
tak dapat penulis sebutkan satu per satu. Pada kesempatan ini penulis memberikan
penghargaan dan terima kasih kepada ;
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA selaku Rektor Institut Teknologi
Bandung
2. Bapak Dr. Eng. Sandro Mihradi selaku ketua Lembaga Kemahasiswaan
Institut Teknologi Bandung
3. Bapak Dr. Umar Khayam ST, MT sebagai dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan sumbangsih pemikirannya
4. Para responden, keluarga dan teman-teman yang telah membantu untuk
menyelesaikan karya tulis ini dan memberikan motivasi kepada penulis
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah ikut
dalam membantu menyelesaikan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis menerima segala saran dan kritik demi perbaikan dan
kesempurnaan tulisan ini. Semoga segala saran dan kritik yang diberikan menjadi
suatu amal saleh bagi kita semua.

Bandung, 11 Desember 2017

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... ii
LEMBAR ORISINALITAS............................................................................... iii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... ix
ABSTRAK......................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah................................................................................. 3
1.3.Tujuan Penelitian.................................................................................. 3
1.4.Manfaat Penelitian................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyakit Asma (Asthma)...................................................................... 5
2.2. Gas Karbon Monoksida (Carbon Monoxide Gas)................................ 9
2.3. Hubungan Peningkatan Jumlah Kendaraan Bermotor dengan Jumlah
Kadar CO di Udara............................................................................... 10
2.4. Hubungan Penyakit Asma dengan Gas Karbon Monoksida................. 12
2.5. Komponen Pembuatan CO-DAD......................................................... 12
2.6. Aplikasi Berbasis Android.................................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Subjek Penelitian.................................................................................. 15
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................. 15
3.3. Teknik dan Cara Pelaksanaan............................................................... 15
3.4. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 19
3.5. Teknik Analisis Data............................................................................ 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengolahan Data CO-DAD......................................................... 20

v
4.2. Hasil Tampilan Aplikasi CO-DAD di Android.................................... 22
4.3. Hasil Wawancara dengan Responden.................................................. 25
BAB V PENUTUP
5.1.Kesimpulan........................................................................................... 30
5.2.Saran..................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 31
LAMPIRAN...................................................................................................... 33
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................... 41

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Faktor Penyebab Penyakit Asma (Asthma)......................... 9


Tabel 2 Pedoman Wawancara.......................................................... 18

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Prevalensi Asma Menurut Provinsi Tahun 2013................ 6


Gambar 2 Jumlah Kendaraan Bermotor di Indonesia 2010-2015........ 11
Gambar 3 Jumlah Kadar Gas Karbon Monoksida di Indonesia 2015.. 11
Gambar 4 Persiapan Alat dan Bahan................................................... 16
Gambar 5 Data Hasil Pembacaan Sensor CO Selama 1 Minggu......... 20
Gambar 6 Data Intensitas Jumlah Kendaraan Bermotor di Jalan Ir.
H. Djuanda Kota Bandung Berdasarkan Kecepatan
Berkendara...................................................................... 21
Gambar 7 Tampilan Icon CO-DAD di Android.................................. 22
Gambar 8 Tampilan Layar Utama Aplikasi CO-DAD........................ 22
Gambar 9 Tampilan Layar Monitor Aplikasi CO-DAD...................... 23
Gambar 10 Tampilan Layar Info Penyakit Asma.................................. 24
Gambar 11 Tampilan info Aplikasi CO-DAD....................................... 24
Gambar 12 Analisis Hasil Wawancara Mengenai Penyakit Asma dan
Gas CO.......................................................................... 28
Gambar 13 Analisis Hasil Wawancara Mengenai Perangkat CO-DAD 29

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Responden................................................................ 33


Lampiran 2 Dokumentasi Wawancara.................................................... 36
Lampiran 3 Dokumentasi Pembuatan CO-DAD.................................... 38
Lampiran 4 Pemrograman Aplikasi dan Perangkat................................ 39

ix
ABSTRAK
Pencemaran udara sudah lama menjadi masalah kesehatan di masyarakat,
terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik-pabrik dan
kendaraan bermotor. Sekitar 70% penduduk kota di dunia pernah menghirup
udara kotor akibat emisi kendaraan bermotor. Kontribusi gas buang kendaraan
bermotor sebagai sumber pencemaran udara di kota-kota besar mencapai 60-70%
(Anies, 2015). Indonesia merupakan salah satu negara yang terus mengalami
peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya. Data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2014 menunjukkan bahwa, jumlah kendaraan yang terdapat
di Indonesia adalah sebanyak 114.209.260 unit, dan data terakhir tahun 2015
jumlah kendaraan bermotor telah mencapai 121.394.185 unit. Hal ini
menunjukkan, secara tidak langsung pencemaran udara di Indonesia akan semakin
meningkat seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor tersebut
(Badan Pusat Statistik, 2017). Peningkatan pencemaran udara itu dapat
menyebabkan kambuh dan timbulnya suatu penyakit, penyakit itu salah satunya
adalah penyakit Asma (Asthma). Untuk itu, dalam mencegah dan menanggulangi
kambuh dan timbulnya penyakit tersebut kami memberikan solusi melalui CO-
DAD (Carbon Monoxide Detection and Alert Device).
Material CO-DAD tersusun dari beberapa komponen diantaranya sensor
gas CO, arduino, bluetooth recevier, dan android. Semua komponen tersebut
dirangkai secara sistematis sehingga menjadi sebuah perangkat yang disebut
dengan CO-DAD. Metode yang kami gunakan untuk penelitian ini, pertama
adalah metode analisis, metode ini untuk mengetahui rangkaian dan pemograman
yang efektif digunakan untuk menghasilkan tampilan hasil sensor gas CO pada
android. Kemudian metode eksperimen, metode ini untuk meneliti dan
mengamati kesesuaian hasil kadar gas CO yang ditampilkan di CO-DAD dengan
hasil kadar gas CO sebenarnya di udara melalui sensor gas yang telah diverifikasi
sebelumya.
Pada penelitian ini CO-DAD dapat menerima sensor gas CO melaui alat
sensor yang terpasang, kemudian menyimpan data hasil sensor tersebut di
arduino. Data yang telah tersimpan di arduino lalu dikirimkan ke android melalui
bluetooth recevier. Pada android akan tampil jumlah kadar gas CO, status
kesehatan dari kadar CO, dan saran atau solusi kesehatan bagi user atau
penggunaa android yang terhubung dengan CO-DAD tersebut.
Pada penelitian ini CO-DAD efektif digunakan oleh para pengguna jalan
raya dalam mencegah dan menanggulangi kambuh dan timbulnya penyakit yang
disebabkan oleh gas CO seperti penyakit Asma (Asthma). Karena, pada alat ini
pengguna dapat mendeteksi berapa kadar CO di udara sekitar dan bagaimana
tindakan yang harus dilakukan untuk menghindari kambuh dan timbulnya
penyakit Asma (Asthma) tersebut.

Keywords : CO-DAD, Gas Karbon Monoksida, Asthma, Sensor Gas


CO,Android

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan suatu daerah atau wilayah yang sejalan dengan


perkembangan jumlah penduduk, ekonomi, industri, dan transportasi akan
mendorong meningkatnya pencemaran. Pencemaran tersebut dapat terjadi berupa
pencemaran air, tanah, udara dan maupun pencemaran lainya. Kendaraan
bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara, di samping industri,
rumah tangga, dan kegiatan perekonomian lainnya di daerah berkembang di
Indonesia maupun negara berkembang lainnya. Berdasarkan Data dari Badan
Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa, tahun 2014 jumlah kendaraan
bermotor yang terdapat di Indonesia adalah sebanyak 114.209.260 unit, dan data
terakhir tahun 2015 jumlah kendaraan bermotor telah mencapai 121.394.185 unit,
dimana dari data tersebut 81,5 % diantaranya merupakan kendaraan bermotor
jenis sepeda motor (Badan Pusat Statistik, 2017).

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa setiap


kendaraan yang beroperasi memberikan kontribusi 2.718,19 Ïg/m3 gas karbon
monoksida (CO) pada udara. Semakin tinggi kepadatan lalu lintas akan semakin
tinggi juga emisi karbon monoksida yang diberikan. Penyebaran emisi ini terpapar
hingga jarak 50 m searah dengan kecepatan angin untuk gas dan hingga jarak 250
m untuk partikel padat (Mursid R, et al, Jurnal Kimia Lingkungan, 2007).

Terjadinya kemacetan lalu lintas akan memperbesar emisi gas karbon


monoksida (CO) karena terjadi pembakaran yang tidak sempurna, emisi karbon
monoksida tersebut meningkat 6 kali saat terjadinya kemacetan dari pada saat lalu
lintas tidak mengalami kemacetan. Paparan tersebut yang memberikan beban
kepada masyarakat di sekitar jalan, baik pemukim, pengasong, polisi lalu litas,
maupun pekerja di pinggir jalan, karena mereka menghirup karbonmonoksida
(CO) setiap harinya. Gangguan sesak napas, pusing-pusing, kehilangan kesadaran
hingga penurunan tingkat kecerdasan merupakan dampak langsung paparan bahan
2

pencemar terhadap tubuh manusia. Masyarakat yang memiliki risiko paling tinggi
adalah mereka yang memiliki aktivitas tinggi di sekitar jalan (pedagang kaki
lima, polisi, pemukim di sekitar jalan, dan sopir). Kelompok masyarakat tersebut
memiliki kerentanan tinggi dari paparan gas karbon monoksida (CO).

Pencemaran udara yang terjadi akibat meningkatnya kadar gas karbon


monoksida (CO) di udara membuat banyak sekali dampak yang ditimbulkan salah
satunya adalah penyakit Asma (Asthma). Asma adalah jenis penyakit jangka
panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan
dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas.
Selain sulit bernapas, penderita Asma juga bisa mengalami gejala lain seperti
nyeri dada, batuk-batuk. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda
atau tua.

Laporan riset kesehatan dasar oleh Kementrian Kesehatan RI tahun 2013


memperkirakan jumlah pasien penyakit Asma di Indonesia mencapai 4.5 % dari
total jumlah penduduk. Provinsi Sulawesi Tengah menduduki peringkat penderita
Asma terbanyak sebanyak 7.8 % dari total penduduk di daerah tersebut.Menurut
data yang dikeluarkan WHO (World Health Organization) pada bulan Mei tahun
2014, angka kematian akibat penyakit Asma di Indonesia mencapai 24.773 orang
atau sekitar 1,77 % dari total jumlah kematian penduduk. Setelah dilakukan
penyesuaian umur dari berbagai penduduk, data ini sekaligus menempatkan
Indonesia di urutan ke-19 di dunia perihal kematian akibat Asma.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi faktor pencetus Asma


karena polusi udara adalah 89,1%, faktor pencetus Asma karena alergen adalah
94,1%, faktor pencetus Asma karena infeksi pernapasan adalah 26,7%,faktor
pencetus Asma karena latihan fisik adalah 94,1%, faktor pencetus Asma karena
sensitif terhadap obat dan makanan adalah 28,7%, faktor pencetus Asma karena
penyakit refluks gastroesophageal adalah 68,3%, faktor pencetus Asma karena
perubahan psikologis/emosi adalah 88,1%, faktor pencetus Asma karena
perubahan cuaca adalah 79,2% (Anyta Hera Wahyuni, FIK, 2014). Dari hasil
penelitian tersebut, menunjukan faktor penyebab atau pencetus penyakit Asma
akibat polusi udara yang umumnya dihasilkan oleh kendaraan bermotor berupa
3

gas karbon monoksida (CO) merupakan salah satu yang terbesar dengan
persentase mencapai 89,1%.

Berdasarkan masalah yang muncul akibat adanya pencemaran udara yang


disebabkan oleh gas buangan berupa gas karbon monoksida (CO) dari kendaraan
bermotor, maka penelitian untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya
emerging disease pada penyakit Asma (Asthma) akibat gas karbon monoksida di
jalan raya sangat penting untuk dilakukan. Sistem ini dikenal dengan CO-DAD
(Carbon Monoxide Detection and Alert Device) sebagai suatu perangkat yang
dapat mendeteksi dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat khususnya
penderita penyakit Asma untuk dapat mengurangi dampak langsung dari gas
karbon monoksida di jalan raya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, maka rumusan


masalah yang diajukan pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana mencegah dan menanggulangi terjadinya emerging disease


pada penyakit Asma (Asthma) akibat gas karbon monoksida (Carbon
Monoxide Gas) di jalan raya?.

2. Bagaimana cara membuat perangkat CO-DAD (Carbon Monoxide


Detection and Alert Device) dari komponen yang sederhana dan mudah
digunakan baik oleh masyarakat yang menderita penyakit Asma (Asthma)
maupun tidak?.

3. Bagaimana cara membuat aplikasi dari perangkat CO-DAD (Carbon


Monoxide Detection and Alert Device) untuk memudahkan warga dalam
mengamati kondisi kadar gas karbon monoksida di sekitar mereka?.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :


4

1. Untuk mengetahui cara mencegah dan menanggulangi terjadinya


emerging disease pada penyakit Asma (Asthma) akibat gas karbon
monoksida (Carbon Monoxide Gas) di jalan raya.

2. Untuk mempelajari proses pembuatan CO-DAD (Carbon Monoxide


Detection and Alert Device) dari komponen yang sederhana dan mudah
digunakan baik oleh masyarakat yang menderita penyakit Asma (Asthma)
maupun tidak.

3. Untuk mempelajari cara membuat aplikasi dari perangkat CO-DAD


(Carbon Monoxide Detection and Alert Device) untuk memudahkan warga
dalam mengamati kondisi kadar gas karbon monoksida di sekitar mereka.

1.4. Manfaat Penelitian

Penulis berharap bahwa dengan adanya penelitian ini dapat membawa


manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Penulis
a. Sebagai sarana untuk melatih berfikir aktif, kritis dan kreatif
b. Sebagai sarana untuk mengembangkan potensi diri
2. Bagi Institusi
a. Dapat menambah data publikasi institusi
b. Memberikan gagasan kepada pihak akademisi untuk dapat lebih
lanjut menelaah tentang perkembangan teknologi untuk menunjang
kesehatan.

3. Bagi Masyarakat Penderita Penyakit Asma (Asthma)


Hasil penelitian ini akan membantu penderita penyakit Asma
dengan bisa memanfaatkan CO-DAD untuk mengetahui seberapa banyak
gas CO yang berada di sekitar mereka sehingga mereka bisa mencegah dan
menanggulangi timbul dan kambuhnya penyakit tersebut.

4. Bagi Pemerintah
Membantu meringankan program pemerintah untuk mencapai
Indonesia sehat dan bebas dari penyakit Asma (Asthma).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyakit Asma (Asthma)

Istilah Asma berasal dari kata Yunani yang artinya “terangah-engah” dan
berarti serangan nafas pendek (Lenfant, 2007). Penyakit Asma (Asthma) adalah
suatu penyakit yang menyerang saluran pernafasan pada paru yang manater dapat
peradangan dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan
saluran pernafasan yang akhirnya membuat seseorang mengalami sesak nafas
(Nurrofiq, 2012).

Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran
pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas
yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas, penderita
Asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi.
Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua.Meskipun
penyebab pasti Asma belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa hal yang
kerap memicunya, seperti asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara
dingin, infeksi virus, atau bahkan terpapar zat kimia.

Bagi seseorang yang memiliki penyakit Asma, saluran pernapasannya


lebih sensitif dibandingkan orang lain yang tidak hidup dengan kondisi ini. Ketika
paru-paru teriritasi pemicu di atas, maka otot-otot saluran pernapasan penderita
Asma akan menjadi kaku dan membuat saluran tersebut menyempit. Selain itu,
akan terjadi peningkatan produksi dahak yang menjadikan bernapas makin sulit
dilakukan.

2.1.1. Data Penderita Penyakit Asma (Asthma) di Indonesia

Laporan riset kesehatan dasar oleh Kementrian Kesehatan RI tahun 2013


memperkirakan jumlah pasien penyakit Asma di Indonesia mencapai 4.5 % dari
total jumlah penduduk. Provinsi Sulawesi Tengah menduduki peringkat penderita
Asma terbanyak sebanyak 7.8 % dari total penduduk di daerah tersebut.Menurut
6

data yang dikeluarkan WHO (World Health Organization) pada bulan Mei tahun
2014, angka kematian akibat penyakit Asma di Indonesia mencapai 24.773 orang
atau sekitar 1,77 % dari total jumlah kematian penduduk. Setelah dilakukan
penyesuaian umur dari berbagai penduduk, data ini sekaligus menempatkan
Indonesia di urutan ke-19 di dunia perihal kematian akibat Asma. Data dari
Kementrian Kesehatan RI dapat dilihat pada Gambar 1. berikut.

Gambar 1. Prevalensi Asma Menurut Provinsi Tahun 2013

( Sumber : Riskesdas 2013, Kemenkes RI)

Pada gambar di atas dapat kita lihat bahwa pada tahun 2013 rata-rata
nasional untuk prevalensi Asma adalah 4,5%. Hal ini mengalami kenaikan dari
tahun 2007, dimana pada tahun 2007 rata-rata nasional untuk prevalensi Asma
adalah 3,5%. Pada tahun 2013 terdapat 18 provinsi yang mempunyai prevalensi
penyakit Asma melebihi angka nasional, dari 18 provinsi tersebut 5 provinsi
teratas adalah Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, D. I. Yogyakarta,
Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan. Sedangkan provinsi yang mempunyai
prevalensi penyakit Asma di bawah angka nasional atau artinya memiliki jumlah
penderita Asma terendah adalah Sumatera Utara, Jambi, Riau, Bengkulu, dan
Lampung.
7

2.1.2. Jenis – Jenis Penyakit Asma (Asthma)

1. Asma Alergi
Jenis Asma ini adalah yang paling umum diantara yang lain. Statistik
menunjukkan bahwa anak-anak lebih rentan terhadap Asma alergi dengan kurang
lebih 90% memiliki gangguan tersebut. Alergen seperti debu, serbuk sari, dan
tungau adalah penyebab paling umum Asma alergi. Berolahraga di udara dingin
atau menghirup asap, parfum, atau cologne dapat membuat lebih buruk kondisi
ini. Karena Alergen dapat ditemukan dimana-mana, orang dengan Asma alergi
harus berhati-hati dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan. Sebisa mungkin,
mereka harus menjauhi tempat-tempat yang berdebu dan membuat rumah bebas
debu.
2. Asma Non-alergi
Asma jenis ini biasanya muncul setelah usia paruh baya dan sering
disebabkan oleh infeksi pada saluran pernafasan bawah dan atas. Asma non-alergi
ditandai dengan penyumbatan saluran udara akibat peradangan. Asma jenis ini
bisa dikontrol dengan pengobatan yang tepat. Gejala Asma non-alergi meliputi
mengi, batuk, sesak nafas, nafas menjadi cepat, dan dada terasa sesak. Asma non-
alergi dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti stres, kecemasan, kurang atau
kelebihan olahraga, udara dingin, hiperventilasi, udara kering, virus, asap, dan
iritasi lainnya.
3. AsmaNocturnal
Asma jenis ini erat hubungannya dengan tidur. Asmanocturnaldapat
mengganggu tidur karena penderitanya dapat terbangun di tengah malam akibat
batuk kering. Dada sesak adalah salah satu gejala pertama dari
Asmanocturnalyang diikuti oleh batuk kering. Asmanocturnaldapat membuat
penderitanya lesu dipagi hari akibat kurang tidur.
4. Asma Akibat Pekerjaan
Dari namanya dapat disimpulkan bahwa Asma jenis ini diperoleh akibat
lingkungan kerja yang tidak sehat.Salah satu pekerjaan yang bisa memicu Asma
adalah mengajar (guru) akibat paparan debu kapur papan tulis.Jenis pekerjaan lain
meliputi pekerja pabrik (paparan debu dan bahan kimia lainnya), pelukis dan
pekerja konstruksi (terkena uap cat dan asap).Gejala Asma jenis ini tidak berbeda
8

dari gejala Asma secara umum seperti mengi, batuk kering, sesak napas, serta
napas pendek dan cepat.
5. Asma Anak
Asma jenis ini biasanya terjadi ketika anak terpapar alergen tertentu
seperti tungau debu, jamur, protein hewani, dan alergen potensial lainnya.
6. Asma Dewasa
Asma jenis ini berkembang setelah seseorang berusia dewasa. Kondisi ini
bisa disebabkan alergi, non-alergi, pekerjaan, musiman, atau nocturnal. Asma
Batuk
7. Asma Campuran

Asma jenis ini adalah campuran dari Asma ekstrinsik dan intrinsik. Asma
jenis ini umumnya lebih serius karena penderita harus waspada terhadap kedua
faktor ekstrinsik dan intrinsik yang dapat memicu serangan Asma.
8. Asma Musiman
Asma musiman hanya terjadi pada musim-musim tertentu dimana serbuk
sari atau alergen hadir dalam jumlah melimpah.Sebagai contoh, seorang individu
mungkin cukup sehat sepanjang tahun kecuali saat musin tanaman
berbunga.Musim bunga berarti akan lebih banyak serbuk sari beterbangan di
udara yang dapat memicu Asma.

2.1.3. Penyebab Penyakit Asma (Asthma)

Hingga saat ini, penyebab dari penyakit ini masih belum diketahui secara
pasti. Teori dan Hipotesis mengenai penyebab seseorang mengidap Asma belum
disepakati oleh para ahli di dunia kesehatan. Namun, telah dapat disimpulkan
bahwa para penderita Asma memiliki saluran pernafasan yang bersifat sangat
peka terhadap berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity) seperti polusi
udara (CO, debu, zatkimia), udara dingin, makanan dan olahraga (Nurrofiq,
2012). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anyta Hera Wahyuni pada tahun
2014 melalui wawancara di Rumah Sakit di Jakarta dengan jumlah responden
101 orang menunjukkan bahwa distribusi faktor pencetus Asma dapat dilihat pada
Tabel 1. Sebagai berikut
9

Tabel 1. Faktor Penyebab Penyakit Asma (Asthma)

No Faktor Penyebab Persentase


1. Polusi udara 89,1%
2. Alergen 94,1%
3. Infeksi Pernapasan 26,7%
4. Latihan Fisik 94,1%
5. Sensitif terhadap Obat dan Makanan 28,7%
6. Penyakit Refluks Gastroesophageal 68,3%
7. Perubahan Psikologis/Emosi 88,1%
8. Perubahan Cuaca 79,2%
(Sumber : Anyta Hera Wahyuni, FIK, 2014)

Dari hasil penelitian tersebut, menunjukan faktor penyebab atau pencetus


penyakit Asma akibat polusi udara yang umumnya dihasilkan oleh kendaraan
bermotor berupa gas karbon monoksida (CO) merupakan salah satu yang terbesar
dengan persentase mencapai 89,1%.

2.2. Gas Karbon Monoksida (Carbon Monoxide Gas)

Karbon monoksida (CO) adalah suatu gas tidak berwarna, tidak berbau
yang dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna material yang mengandung zat
arang atau bahan organik, baik dalam alur pengolahan hasil jadi industri, ataupun
proses di alam lingkungan (Anggraeni, 2009).

Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan fosil dengan udara,
berupa gas buangan (Saputra, 2009). Karbon monoksida dihasilkan pada
pembakaran tidak sempurna. Contoh, 4 sampai 7 persen dari gas buangan
kendaraan bermotor dan gas dari cerobong asap merupakan CO (Soetrisno, 2003).
Satuan konsentrasi CO di udara adalah ppm atau parts per million. (Anggraeni,
2009).

2.2.1. Dampak Negatif dari Gas Karbon Monoksida (Carbon Monoxide


Gas)
Karbon monoksida banyak dihasilkan dari kendaraan berbahan bakar
10

bensin. Indonesia sendiri masyarakatnya cenderung menggunakan bensin.


Menandakan semakin besarnya karbon monoksida yang di hasilkan. Belum lagi
jumlah kendaraan yang terus meningkat. Tak terbayang risiko keracunan bagi
pengguna jalan. Seperti pengguna kendaraan bermotor sendiri, pengguna mobil,
dan juga orang di pinggir jalan.

Dampak bagi tubuh apabila karbon monoksida terhirup :

1. Menghambat pasokan oksigen untuk tubuh : Afinitas karbon monoksida


(CO) dengan hemoglobin (Hb) 200 kali lebih cepat dari pada afinitas
oksigen (O2) dengan hemoglobin (Hb). Proses ini akan membentuk
karboksihemoglobin (COHb). Reaksi ini yang menghambat pasokan
oksigen ke seluruh tubuh. Jantung dan otak merupakan organ yang butuh
oksigen dalam jumlah yang cukup.
2. Mengganggu fungsi saraf : Ketika kadar COHb dalam darah berkisar 2-5%
akan mengganggu fungsi saraf sentral, mengganggu fungsi indra tubuh,
dan penglihatan akan kabur.
3. Mengganggu fungsi jantung : Fungsi jantung akan mengalami perubahan
ketika kadar COHb >5%. Tubuh juga mengalami gangguan pulmonary
atau paru-paru.
4. Dalam jumlah banyak : Seseorang yang mengalami keracunan CO dengan
kadar tinggi dapat tidak sadarkan diri, lemas, mual, pusing, dan juga sesak
napas. Lebih dari itu dapat mengalami kematian.

Sumber :Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi air dan udara. Jogjakarta : Kanisius

2.3. Hubungan Peningkatan Jumlah Kendaraan Bermotor dengan Jumlah


Kadar CO di Udara

Tingkat polusi udara di Indonesia semakin meningkat, salah satu sebabnya


adalah bertambahnya jumlah kendaraan bermotor yang meningkatkan jumlah
emisi gas buang. Salah satu senyawa di dalam emisi gas buang adalah karbon
monoksida (CO). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2017
menunjukkan bahwa jumlah kendaraan bermotor di Indonesia terus meningkat.
11

Hal dapat dilihat pada gambar 2. berikut.


Gambar 2. Jumlah Kendaraan Bermotor di Indonesia 2010-2015

140,000

120,000

100,000

80,000

60,000

40,000

20,000

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015

(Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017)

Hal ini sebanding dengan data dari Badan Antariksa Nasional Amerika
(NASA) mengenai jumlah kadar gas karbon monoksida di udara di Negara
Indonesia. Data tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. berikut. Gambar 3.
Jumlah Kadar Gas Karbon Monoksida di Indonesia 2015

( Sumber : NASA, 2015)

Pada gambar 3 diatas Kadar CO di udara di Negara Indonesia pada bulan


mei hingga bulan oktober tahun 2015 mengalami peningkatan yang cukup
signifikan hal ini dikarenakan pada tahun tersebut juga terjadi peningkatan jumlah
kendaraan bermotor di Indonesia.
12

2.4. Hubungan Penyakit Asma dengan Gas Karbon Monoksida

Asma bronchial didefinisikan sebagai suatu sindrom klinik yang ditandai


oleh hipersensitivitas trakeo bronchial terhadap berbagai rangsangan (Yunus,
1993). Rangsangan dapat berupa debu, zat kimia ataupun gas buangan hasil
pembakaran (CO). Faktor risiko Asma dapat dibagi menjadi tiga domain besar,
yaitu allergen, iritan dan hal-hal lain yang tidak tergolong dalam allergen maupun
iritan (State Region’s Health, 2002).
Faktor risiko Asma yang mempengaruhi perkembangan dan ekspresi
Asma terdiri dari factor internal (host factor) dan factor eksternal (environmental
factor). Faktor internal terdiri dari genetik, obesitas, jenis kelamin, usia, aktivitas
fisik dan ekspresi emosi yang kuat atau berlebihan. Sedangkan factor eksternal
meliputi occupational irritant, infeksi virus di saluran nafas, alergen, asap rokok,
polusi udara, obat-obatan dan perubahan suhu terkait perubahan musim atau
kondisi geografis lainnya (Suyono, 2001 ;GINA, 2008).Alergen penyebab
kambuhnya penyakit Asma dapat berupa debu, zat kimia ataupun gas buangan
hasil pembakaran (CO).

2.5. Komponen Pembuatan CO-DAD

2.5.1. Sensor Gas CO

MQ-7 merupakan sensor gas yang digunakan dalam peralatan untuk


mendeteksi gas karbon monoksida (CO) dalam kehidupan sehari-hari, industri,
atau mobil. Fitur dari sensor gas MQ-7 ini adalah mempunyai sensivitas yang
tinggi terhadap karbon monoksida (CO), stabil dan tahan lama. Sensor ini
menggunakan catu daya heater : 5V AC/DC dan menggunakan catu daya
rangkaian : 5 V DC, jarak pengukuran : 0 – 100ppm untuk mengukur gas karbon
monoksida (Baskara, 2013).

2.5.2. Arduino Nano

Arduino Nano adalah salah satu papan pengembangan mikrokontroler


yang berukuran kecil, lengkap dan mendukung penggunaan breadboard. Arduino
13

Nano diciptakan dengan basis mikrokontroler ATmega328 (untuk Arduino Nano


versi 3.x)(Anonim1, www.store.arduino.cc).

2.5.3. Bluetooth HC-05

Module Bluetooth HC-05 adalah module Bluetooth (komunikasi nirkabel)


yang beroperasi pada frekuensi 2.4 GHz dengan pilihan 2 mode konektivitasnya.
Mode 1 yaitu sebagai slave atau receiver saja, mode 2 yaitu sebagai master atau
dapat bertindak sebagai transceiver. Komponen ini sangat tepat diaplikasikan
untuk komunikasi nirkabel atau wireless dalam hal system kendali, monitoring,
maupun gabungan keduanya (Pratiwi, 2017).

2.5.4. PCB Dort Matrix

Printed Circuit Board atau biasa disingkat PCB adalah sebuah papan yang
digunakan untuk mendukung semua komponen-komponen elektronika yang
berada diatasnya.PCB Dot Matriks memiliki jalur-jalur konduktor yang terbuat
dari tembaga dan berfungsi untuk menghubungkan antara satu komponen dengan
komponen lainnya.

2.5.5. Solder Wire

Solder Wire (tinol) adalah paduan logam timah dan atau tambahan logam
lainnya yang dibentuk menjadi kawat (wire) kemudian digulung dalam gulungan
plastik (spool/bobin) denganberbagaimacamukuran (Sutejo, 2010).

2.5.6. Kabel Pelangi (Ribbon)

Kabel Pelangi (Pita/Ribbon) merupakan jenis kabel yang biasanya


digunakan pada aplikasi atau rangkaian elektronik yang memerlukan banyak
kawat konduktor sebagai penghubung. Kabel Pelangi memiliki fleksibilitas yang
tinggi dan umumnya digunakan pada rangkaian yang memerlukan tegangan
rendah terutama rangkaian system digital (Kho, teknikelektronika.com).
14

2.5.7. Header and Housing

Header (pin deret) merupakan konektor dalam peralatan elekronika yang


berfungsi sebagai perantara kaki mikrokontroler ke piranti yang lain, biasanya
berpasangan dengan soket header atau juga bias dengan black housing (Anonim6,
2016). Black housing merupakan konektor yang sering digunakan untuk
mengubungkan pin mikrokontroler ke hardware yang lain (Anonim6, 2016).

2.5.8. Akrilik

Akrilik merupakan polymethyl methacrylate yang berupa polimer sintetis


dari metil metakrilat yang bersifat mencair bila dipanaskan dan permukaannya
transparan. PMMA (polymethyl metacrylate) berupa material yang transparan,
menarik untuk dekorasi, dan aman untuk proses makanan. Ciri utama material
akrilik (acrylic) adalah warnanya yang bening transparan. Tidak hanya sekedar
bening, PMMA juga sedikit sekali menyerap sinar yang melalui media tersebut
(Anonim7, 2016).

2.6. Aplikasi Berbasis Android

Menurut Jogiyanto (1999:12) adalah penggunaan dalam suatu komputer,


instruksi (instruction) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa
sehingga komputer dapat memproses input menjadi output. Sedangkan menurut
Kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998 : 52) adalah penerapan dari rancang
sistem untuk mengolah data yang menggunakan aturan atauketentuan bahasa
pemrograman tertentu. Aplikasi adalah suatu program komputer yang dibuat
untuk mengerjakan dan melaksanakan tugas khusus dari pengguna.

Android adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk


perangkat bergerak layar sentuhseperti telepon pintar dan komputer tablet
(Anonim2, www.openhandsetalliance.com). Aplikasi Software secara umum yaitu
suatu system atau program handphone yang memiliki fungsi sebagai fasilitas
digital yang membantu penggunanya menyelesaikan tugas atau perkerjaan berupa
pengolahan kata, gambar, angka, suara dan sebagainya (Alfath, 2014).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah masyarakat pengguna jalan raya khusunya


masyarakat penderita penyakit Asma (Asthma).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun penelitian yang dilakukan di Kota Bandung, meliputi berbagai


tempat diantaranya :
1. Institut Teknologi Bandung
2. Jalan Ganeca
3. Jalan Ir. H. Juanda , Dago, Coblong
4. Jalan Cisitu Lama
Sedangkan proses penelitian ini dimulai dari tanggal 15 Oktober - 10
Desember 2017.

3.3. Teknik dan Cara Pelaksanaan

Penelitian ini di lakukan dalam 2 tahapan yaitu tahapan pertama adalah


pembuatan CO-DAD sedangkan tahapan kedua adalah proses wawancara dengan
responden mengenai penggunaan CO-DAD sebagai berikut:

3.3.1. Pembuatan CO-DAD

Pembuatan CO-DAD (Carbon Monoxide Detection and Alert Device)


dilaksanakan dengan menggunakan beberapa komponen yang kemudian
dirangkai dengan menggunakan beberapa program. Tahapan pembuatannya
dimulai dari persiapan alat dan bahan kemudian merangkai alat dan bahan
sehingga membentuk suatu perangkat, setelah itu untuk menghubungkan
perangkat tersebut satu sama lain dan menampilkannya di android dibutuhkan
beberapa program dan aplikasi. Bahasa tesebut diantaranya Java dan C.
16

A. Instrumen Penelitian Pembuatan CO-DAD

Komponen yang ddigunakan dalam pembuatan CO-DAD adalah sebagai


berikut:

1. MQ-7 Sensor CO 7. Header


2. Arduino Nano 8. Housing
3. PCB Dort Matrix 9. Akrilik
4. Solder Wire 10. Cutting
5. Kabel Pelangi 11. Lem Akrilik
6. Bluetooth HC-05 12. Obeng
B. Proses Pembuatan CO-DAD

Proses Pembuatan CO-DAD terdiri dari 3 tahap sebagai berikut :

Tahap 1. Persiapan Alat dan Bahan

Persiapan alat dan bahan adalah untuk pembuatan perangkat CO-DAD


ditampilkan pada Gambar 4.

(a) (b) (c) (d)

(e) (f) (g) (h)

(i) (j) (k) (l)

Gambar 4. Persiapan Alat dan Bahan (a) MQ-7 Sensor CO; (b)Arduino Nano;
(c) PCB Dort Matrix; (d) Solder Wire; (e) Kabel Pelangi; (f)
17

Bluetooth HC-05; (g) Header; (h) Housing; (i) Akrilik; (j) Lem
Akrilik; (k) Pisau; (l) Obeng.

Tahap 2. Perangkaian Alat dan Bahan

Pada tahapan ini semua alat dan bahan yang telah dipersiapkan kita
rangkai atau satukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.

a. Proses perangkaian dimulai dari diagram wiring


b. Setelah itu dilakukan perangkaian komponen
c. Lalu dilakukan penyolderan ke beberapa bagian
d. Kemudian pasangkan ke kotak akrilik yang telah dibuat
e. Beri lobang pada kotak akrilik sebagai tempat keluar masukknya gas
karbon monoksida
f. Untuk meghubungkan antara satu komponen ke komponen yang lain
digunakan pemrograman.

Tahap 3. Pembuatan Program dan Aplikasi

Pada tahapan ini untuk menampilkan hasil pembacaan oleh sensor tersebut
di android diperlukan sebuah aplikasi, dimana langkah-langkah pembuatannya
adalah sebagai berikut.

a. Membuka website hhtp://appinventor.mit.edu/


b. Membuat projek baru mendesain tampilan program seperti memasukkan
komponen label,text to speech, bluetooth client dan tabView
c. Merancang blocks atau perintah untuk menjalankan fitur-fitur yang
diinginkan
d. Meng-exportfile projek menjadi bentuk file berekstensi .apk
e. Menginstal file.apk kedalam android
f. Aplikasi telah siap untuk dijalankan.
18

3.3.2 Wawancara dengan Penderita Penyakit Asma dan Pengguna Jalan


Raya

Jumlah responden dipilih secara acak untuk mempelajari dan mengetahui


pendapat masyarakat mengenai penyebab penyakit Asma yang mereka rasakan
dan pengaruh asap kendaraan bermotor yang mengasilkan gas CO terhadap
kambuh dan timbulnya penyakit Asma mereka. Kemudian meminta tanggapan
dari masyarakat mengenai solusi yang penulis berikan berupa perangkat CO-
DAD. Pedoman wawancara ditampilkan pada Tabel 2 . sebagai berikut.

Tabel 2. Pedoman Wawancara

No. Pertanyaan Jawab


1. Apakah Bapak/Ibu/Saudara
Ya Tidak
mempunyai riwayat penyakit Asma?
2. Apakah penyakit Asma yang
Bapak/Ibu/ Saudara derita sering Ya Tidak
kambuh ?
3. Apakah penyebab sering kambuhnya
penyakit Asma tersebut yang Penjelasan
Bapak/Ibu/ Saudara rasakan ?
4. Apakah ketika Bapak/Ibu/ Saudara
berada di jalan raya, merasa salah satu
Ya Tidak
penyebab dari kambuhnya penyakit
Asma tersebut adalah asap kendaraan?
5. Apakah Bapak/Ibu/Saudara pengguna
Kendaraan Transportasi
kendaraan bermotor atau transportasi
Bermotor Umum
umum?
6. Apakah Bapak/Ibu/ Saudara
mengetahui kalau salah satu penyebab
terbesar kambuhnya penyakit Asma Ya Tidak
adalah gas CO yang berasal dari gas
buangan kendaraan bermotor?
7. Apakah Bapak/Ibu/ Saudara
menginginkan solusi dari dampak
buruk yang disebabkan oleh gas Ya Tidak
buangan dari kendaraan bermotor
berupa gas CO?
8. Bagaimana menurut pendapat
Bapak/Ibu/Saudara mengenai solusi Penjelasan
yang kami berikan berupa perangkat
19

CO-DAD ini?
9. Apakah Bapak/Ibu/ Saudara merasa
terbantu dengan adanya perangkat Ya Tidak
CO-DAD ini?
10. Bagaimanakah saran dari Bapak/Ibu/
Saudara terhadap keberadaan dari Penjelasan
perangkat CO-DAD ini?

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk tahap satu dilakukan melalui proses hasil


pembacaan sensor yang terdapat dalam aplikasi CO-DAD. Data tersebut di
rekapitulasi selama beberapa hari sehingga didapat rata-rata dari kadar gas karbon
monoksida yang berada di daerah tersebut.

Pengumpulan data selanjutnya melalui tahapan wawancara dengan


masyarakat baik itu penderitas Asma maupun pengguna jalan raya. Penulis
memberikan beberapa pertanyaan tentang penyakit Asma, gas karbon monoksida
dari kendaraan bermotor hingga keberadaan perangkat CO-DAD.

3.5. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan melaului pengolahan data-data yang didapat


selama penelitian baik itu saat pembuatan perangkat CO-DAD maupun saat
wawancara dengan masyrakat. Kemudian data-data tersebut dideskripsikan secara
kualitatif dan kuantitatif. Hasil wawancara dan penelitian dijelaskan dengan
menggunakan gambar dan kemudian dibuat kesimpulannya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengolahan Data CO-DAD

Perangkat CO-DAD (Carbon Monoxide Detection and Alert Device) yang


diletakkan di Jalan raya dapat membaca kadar gas karbon monoksida di tempat
tersebut. Hasil analsis dari data yang didapatkan oleh pembacaan sensor tersebut
dapat dilihat dari gambar 5 dibawah ini.

Gambar 5. Data Hasil Pembacaan Sensor CO Selama 1 Minggu

14

12

10

8
Pagi (08.00 -10.00)

6 Siang (12.00 -14.00)


Sore (15.00 - 17.00)
4

0
Hari I Hari II Hari III Hari IV Hari V Hari VI Hari VII

Dari data pemantauan di atas, kami mengambil data selama satu minggu
dimana dalam satu hari terdapat 3 kali pengambilan data yaitu pada pagi hari
sekitar jam 08.00 – 10.00 WIB, siang hari sekitar jam 12.00 – 14.00 WIB, dan
sore hari sekitar jam 15.00 – 17.00 WIB.

Berdasarkan data tersebut didapatkan rata-rata tertinggi kadar gas CO


adalah terjadi pada siang hari dimana kadar CO yang terbaca oleh sensor gas CO
adalah sebesar 11,61 ppm, sedangkan urutan kedua adalah pada sore hari,
21

dimanakadar gas CO yang terbaca sebesar 11,4 ppm dan waktu dengan kadar gas
CO terendah adalah pada pagi hari dengan kadar sebesar 8,2 ppm.

Menurut hubungannya dengan jumlah kendaraan bermotor, maka kadar


gas CO yang terbaca memang sesuai dengan jumlah kendaraan bermotor yang
lewat pada waktu tersebut. Bedasarkan data dari Dinas Perhubungan Kota
Bandung tentang intensitas jumlah kendaraan bermotor berdasarkan kecepatannya
di jalan raya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 6. Data Intensitas Jumlah Kendaraan Bermotor di Jalan Ir. H. Djuanda


Kota Bandung Berdasarkan Tingkat Kecepatan Berkendara

35

30

25

20

Kecepatan (Km/jam)
15

10

0
Pagi Siang Sore

( Sumber : Dinas Perhubungan Kota Bandung, 2016)

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan kecepatan yang


rendah berarti jumlah kendaraan di jalan tersebut banyak / macet. Hal ini sesuai
dengan hasil pembacaan sensor gas CO yang mengurutkan jumlah kadar CO
dimulai dari siang, sore hingga pagi hari.

Walaupun ada perbedaan antara siang dan sore hari mengenai hubungan
kadar gas CO yang terdeteksi dengan jumlah kendraraan bermotor hal ini masih
dapat diterima. Karena pada siang hari dengan intensitas suhu yang lebih tinggi
dibandingkan dengan suhu pada sore hari sehingga gas CO tersebut lebih mudah
dan banyak terdeteksi.
22

4.2.Hasil Tampilan Aplikasi CO-DAD di Android

Untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses data hasil pemantauan


kadar gas karbon monoksida oleh perangkat CO-DAD, maka kami membuat suatu
aplikasi yang dapat diakses di Androidmasing-masing warga. Tampilan dan tata
cara dari penggunaan aplikasi tersebut sebagai berikut.

1. Instal terlebih dahulu aplikasi CO-DAD di Android Anda

2. Setelah itu akan tampil icon atau gambar dari aplikasi CO-DAD yang
bernama monitoring CO

Gambar 7.Tampilan Icon CO-DAD di Android


3. Tekan icon tersebut dan akan tampil layar awal dari aplikasi CO-DAD

Gambar 8.Tampilan Layar Utama Aplikasi CO-DAD


23

4. Setelah beberapa detik akan tampil layar kedua, pada layar kedua ini akan
di tampilkan hasil pembacaan sensor berupa angka mulai dari angka
minimum yang terbaca, angka maksimum dan rata-rata dari hasil
pembacaan sensor tersebut dalam beberapa kali pengambilan data. Selain
itu pada tampilan ini juga ada speaker yang dapat memberikan langsung
info mengenai keadaan lingkungan berdasarkan hasil pembacaan sensor.
Untuk mendukung deskripsi keadaan juga ditambahkan tulisan seperti
Aman, Kurang Aman, Berbahaya, Sangat Berbahaya.

Data Minimum Data Rata-Rata Data Maksimum

Speaker Tombol Pause Tulisan Deskripsi


Keadaan
Gambar 9. Tampilan Layar Monitor Aplikasi CO-DAD
5. Kemudian tekan tulisan info, lalu akan tampil tampilan sebagai berikut,
Pada tampilan ini berisi informasi mengenai level kadar CO berdasarkan
24

statusnya, pengobatan penyakit Asma dan cara mengendalikan penyakit


Asma untuk melihat informasi secara lengkap Anda dapat melakukan
scrollkebawah.

Tampilan Info Lanjutan Tampilan Info


Gambar 10. Tampilan Layar Info Penyakit Asma
6. Untuk menambah pengetahuan tentang perangkat CO-DAD maka
ditambahkaninfo tentang CO-DADdi bagian berikut ini.

Tombol untuk melihat Tampilan Info CO- Tombol untuk


tambahan info DAD menutup tampilan info
mengenai CO-DAD tambahan
Gambar 11. Tampilan info Aplikasi CO-DAD
25

4.3.Hasil Wawancara dengan Responden

Pada tahapan ini wawancara dilakukan di jalan kemudian kami


menanyakan kepada beberapa orang mengenai riwayat penyakit Asma dan tentang
gas karbon monoksida. Hasil wawancara tersebut sebagai berikut.

Warga A ( Sari Mahira Basrin )


Sari merupakan seorang mahasiswi berumur 18 tahun. Dia merupakan
pengguna trotoar. Dia biasanya berjalan kaki dari tempat tinggalnya menuju
kampus. Dia tidak memiliki riwayat penyakit Asma tetapi, dia merasa terganggu
dengan keberadaan asap kendaraan di jalan raya. Sari mengetahui akan dampak
buruk yang disebabkan oleh keberadaan gas CO dan dia merasa dengan adanya
perangkat CO-DAD ini dapat membantunya dalam mengatasi dampak buruk dari
gas CO tersebut.

Warga B ( Rabiatul Annisa)


Annisa merupakan seorang mahasiswi berumur 19 tahun. Dia merupakan
pengguna trotoar. Dia biasanya berjalan kaki dari tempat tinggalnya menuju
kampus. Dia memiliki riwayat penyakit Asma tetapi, penyakit tersebut akhir-akhir
ini jarang kambuh lagi. Dia juga mengatakan merasa terganggu dengan
keberadaan asap kendaraan di jalan raya. Annisa mengetahui akan dampak buruk
yang disebabkan oleh keberadaan gas CO dan dia merasa dengan adanya
perangkat CO-DAD ini dapat membantunya dalam mengatasi dampak buruk dari
gas CO tersebut.

Warga C ( M. Miqdad Nadra )


Miqdad merupakan seorang mahasiswa berumur 18 tahun. Dia merupakan
pengguna trotoar. Dia biasanya berjalan kaki dari tempat tinggalnya menuju
kampus. Dia tidak memiliki riwayat penyakit Asma tetapi, dia merasa terganggu
dengan keberadaan asap kendaraan di jalan raya. Miqdad mengetahui akan
dampak buruk yang disebabkan oleh keberadaan gas CO dan dia merasa dengan
adanya perangkat CO-DAD ini dapat membantunya dalam mengatasi dampak
buruk dari gas CO tersebut.
26

Warga D ( Ilham Muliawan )


Ilham merupakan seorang mahasiswa berumur 19 tahun. Dia merupakan
pengendara kendaraan bermotor. Dia tidak memiliki riwayat penyakit Asma
tetapi, dia merasa terganggu dengan keberadaan asap kendaraan di jalan raya.
Ilham mengetahui akan dampak buruk yang disebabkan oleh keberadaan gas CO,
dia seringkali menggunakan masker ketika berkendaraan. Menurutnya dengan
adanya perangkat CO-DAD ini dapat membantunya dalam mengatasi dampak
buruk dari gas CO tersebut.

Warga E ( Ihsan Faisal Rasyid )


Ihsan merupakan seorang mahasiswa berumur 19 tahun. Dia merupakan
pengendara kendaraan bermotor. Dia memiliki riwayat penyakit Asma tetapi,
penyakit tersebut sering kambuh apalagi ketika dia sedang menghirup asap
terutama asap kendaraan bermotor. Dia juga mengatakan merasa terganggu
dengan keberadaan asap kendaraan di jalan raya. Ihsan mengetahui akan dampak
buruk yang disebabkan oleh keberadaan gas CO dan dia merasa dengan adanya
perangkat CO-DAD ini dapat membantunya dalam mengatasi dampak buruk dari
gas CO tersebut.

Warga F ( M. Hamzah )
Hamzah merupakan seorang mahasiswa berumur 18 tahun. Dia merupakan
pengendara kendaraan bermotor. Dia memiliki riwayat penyakit Asma, penyakit
tersebut sering kambuh apalagi ketika dia sedang menghirup asap terutama asap
kendaraan bermotor. Dia juga mengatakan merasa terganggu dengan keberadaan
asap kendaraan di jalan raya. Hamzah mengetahui akan dampak buruk yang
disebabkan oleh keberadaan gas CO dan dia merasa dengan adanya perangkat
CO-DAD ini dapat membantunya dalam mengatasi dampak buruk dari gas CO
tersebut.

Warga G ( Kemal Fuadi )


Kemal merupakan seorang mahasiswa berumur 22 tahun. Dia merupakan
pejalan kaki. Dia memiliki riwayat penyakitAsma, penyakit tersebut jarang
kambuh. Dia juga mengatakan merasa terganggu dengan keberadaan asap
kendaraan di jalan raya. Hamzah mengetahui akan dampak buruk yang
27

disebabkan oleh keberadaan gas CO dan dia merasa dengan adanya perangkat
CO-DAD ini dapat membantunya dalam mengatasi dampak buruk dari gas CO
tersebut.

Warga H ( Falah Wafiuddin )


Falah merupakan seorang mahasiswa berumur 19 tahun. Dia merupakan
pengendara kendaraan bermotor. Dia tidak memiliki riwayat penyakit Asma. Dia
juga mengatakan merasa terganggu dengan keberadaan asap kendaraan di jalan
raya. Falah mengetahui akan dampak buruk yang disebabkan oleh keberadaan gas
CO dan dia merasa dengan adanya perangkat CO-DAD ini dapat membantunya
dalam mengatasi dampak buruk dari gas CO tersebut.

Warga I ( Frans Halim)


Frans merupakan seorang mahasiswa berumur 22 tahun. Dia merupakan
pengguna trotoar. Dia tidak memiliki riwayat penyakit Asma. Dia juga
mengatakan merasa terganggu dengan keberadaan asap kendaraan di jalan raya.
Frans mengetahui akan dampak buruk yang disebabkan oleh keberadaan gas CO
dan dia merasa dengan adanya perangkat CO-DAD ini dapat membantunya dalam
mengatasi dampak buruk dari gas CO tersebut

Warga J ( Siska Mayora )


Siska merupakan seorang mahasiswi berumur 22 tahun. Dia merupakan
pengguna trotoar. Dia tidak memiliki riwayat penyakit Asma. Dia juga
mengatakan merasa terganggu dengan keberadaan asap kendaraan di jalan raya.
Frans mengetahui akan dampak buruk yang disebabkan oleh keberadaan gas CO
dan dia merasa dengan adanya perangkat CO-DAD ini dapat membantunya dalam
mengatasi dampak buruk dari gas CO tersebut

Warga K ( Jonathan Renanta )


Jonatan merupakan seorang mahasiswa berumur 22 tahun. Dia merupakan
pengendara kendaraan bermotor. Dia tidak memiliki riwayat penyakit Asma. Dia
juga mengatakan merasa terganggu dengan keberadaan asap kendaraan di jalan
raya. Falah mengetahui akan dampak buruk yang disebabkan oleh keberadaan gas
28

CO dan dia merasa dengan adanya perangkat CO-DAD ini dapat membantunya
dalam mengatasi dampak buruk dari gas CO tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 11 orang tersebut dapat disimpulkan


melalui gambar berikut

Gambar 12. Analisis Hasil Wawancara Mengenai Penyakit Asma dan Gas CO

12

10

6
Tidak
4 Ya

0
Pengendara Punya Riwayat Terganggu dengan Mengetahui
Kendaraan Penyakit Asma Asap Kendaraan Dampak Buruk Gas
Bermotor Bermotor CO

Berdasarkan gambar diatas dapat kita simpulkan bahwa responden yang


kami wawancarai 100 % merasa terganggu dengan keberadaan asap kendaraan
bermotor, dimana hasil buangannya berupa gas karbon monoksida. Mereka juga
mengetahui dampak buruk dari keberadaan gas karbon monoksida tersebut akan
tetapi mereka mengatakan bahwa penanganan yang mereka lakukan berlu terlalu
efektif.

Ketika kami memberitahu tentang perangkat CO-DAD, para responden


memberikan tanggapan yang baik dan mereka merasa terbantu dengan keberadaan
perangkat CO-DAD ini. Hasil wawancara mengenai pendapat mereka tentang
perangkat CO-DAD dapat dilihat pada gambar berikut.
29

Gambar 13. Analisis Hasil Wawancara Mengenai Perangkat CO-DAD

12

10

8
Pendapat Mengenai
6
Keberadaan Perangkat CO-
DAD
4

0
Setuju Tidak Setuju

Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa dari 11 orang


responden yang kami wawancarai, mereka semua setuju dengan keberadaan
perangkat CO-DAD (Carbon Monoxide Detection and Alert Device). Hal ini
dikarenakan perangkat CO-DAD dapat secara langsung mendeteksi dan
memberikan laporan tentang status kesehatan dari gas karbon monoksida yang
berada di lingkungan sekitar orang tersebut.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai


berikut :

1. Hasil wawancara dari responden menyatakan bahwa mereka setuju


dengan keberadaan perangkat CO-DAD untuk mencegah dan
menanggulangi terjadinya emerging disease pada penyakit Asma
(Asthma) akibat gas karbon monoksida (Carbon Monoxide Gas) di jalan
raya.
2. Proses pembuatan CO-DAD (Carbon Monoxide Detection and Alert
Device) terbuat dari komponen yang sederhana dan mudah digunakan
baik oleh masyarakat yang menderita penyakit Asma (Asthma) maupun
tidak yang sedang berada di jalan raya.

3. Aplikasi CO-DAD di Androidsangat memudahkan warga dalam


mengamati kondisi kadar gas karbon monoksida di sekitar mereka
sehingga warga dapat melakukan penanganan dini utuk mencegah
kambuh dan timbulnya penyakit Asma.

5.2. Saran

1. Perlu penyuluhan bagi masyarakat dari pemerintah atau dinas kesehatan


tentang bahayanya gas karbon monoksida (Carbon Monoxide Gas) hasil
buangan dari kendaraan bermotor terhadap pernafasan khususnya bagi
penderita penyakit Asma (Asthma).
2. Perlu penyuluhan kepada masyarakat tentang pemanfaatan CO-DAD
sebagai perangkat yang dapat mendeteksi dan memberikan peringatan
kepada pengguna mengenai status kesehatan dari kadar gas CO di udara.
31

DAFTAR PUSTAKA

Alfath, A. N. Pengertian Aplikasi. Diambil dari: https://anjasyanurualfath12tav1.


wordpress.com/2014/03/06/pengertian-aplikasi-software-2 / (6 Desember
2017).
Anggraeni, N. I. S. 2009. Pengaruh Lama Paparan Asap Knalpot dengan kadar
Co 1800 Ppm Terhadap Gambaran Histopatologi Jantung pada Tikus Wistar.
Fakultas Kedokteran. UNDIP. Semarang. Skripsi.
Anonim1. Arduino Nano. Diambil dari: https://store.arduino.cc/usa/arduino-nano
(6 Desember 2017).
Anonim2. "Android Overview". Open Handset Alliance. Diambil dari:
http://www.openhandsetalliance.com/android_overview.html (6 Desember
2017).
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2017. Perkembangan Jumlah Kendaraan
Bermotor Menurut Jenis, 1949-2015. Jakarta Pusat : Badan Pusat Statistik.
Dinas Perhubungan Kota Bandung, tahun 2016 . Laporan Data Lalu Lintas Kota
Bandung. Bandung : Dinas Perhubungan Kota Bandung.
Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi air dan udara. Jogjakarta : Kanisius
Hera, Anyta Wahyuni. 2014. Prevalensi Faktor-faktor Pencetus Serangan Asma
pada Pasien Asma di Salah Satu Rumah Sakit di Jakarta. Depok : Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Indonesia.
Kementrian Kesehatan RI tahun, 2013. Laporan riset kesehatan dasar. Jakarta :
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Lenfant C, Khaltaev N. 2007. Global Initiative for Asthma. NHLBI/ WHO
Workshop Report 2007.
Nurrofiq, M. 2012. Pengertian Penyakit Asma (Asthma) dan Gejalanya. Diambil
dari: http://www.diwarta.com (6 Desember 2017).
Pratiwi, R. 2017. Tutorial Arduino mengakses Bluetooth HC-05. Diambil dari:
www.ngarep.net (6 Desember 2017).
Raharjo, Mursid. 2007. Sebaran Pb dari Emisi Kendaraan Bermotor, Jurnal
Kimia Lingkungan.Surabaya :Universitas Airlangga. Volume 9.
Saputra, Y. E. 2009. Karbonmonoksida dan Dampaknya terhadap Kesehatan.
32

http://Karbonmonoksida dan dampaknya terhadap Kesehatan Chem-Is-


Try.Org Situs Kimia Indonesia.htm (6 Desember 2017) .
Soetrisno. 2003. Apa perbedaan karbon dioksida dan karbon monoksida?. Apa
perbedaan karbon dioksida dan karbon monoksida Chem-Is-Try.Org Situs
Kimia Indonesia.htm. (6 Desember 2017).
World Health Organization (WHO). 2011. Global Status Report Non-
Communicable diseases 2010. Jenewa: World Health Organization.
Yunus, F. 1993. Penatalaksanaan Batuk dalam Praktek Sehari-hari. Cermin
Dunia Kedokteran. 84 : 13-18.
33

LAMPIRAN I

DAFTAR RESPONDEN

Warga A
Nama : Sari Mahira Basrin
Pendidikan : S1
Umur : 18 Tahun
Pekerjaan : Pelajar

Warga B
Nama : Rabiatul Annisa
Pendidikan : S1
Umur : 19 Tahun
Pekerjaan : Pelajar

Warga C
Nama : M. Miqdad Nadra
Pendidikan : S1
Umur : 18 Tahun
Pekerjaan : Pelajar

Warga D
Nama : Ilham Muliawan
Pendidikan : S1
Umur : 19 Tahun
Pekerjaan : Pelajar

Warga E
Nama : Ihsan Faisal Rsyid
Pendidikan : S1
Umur : 19 Tahun
34

Pekerjaan : Pelajar

Warga F
Nama : M. Hamzah
Pendidikan : S1
Umur : 18 Tahun
Pekerjaan : Pelajar

Warga G
Nama : Kemal Fuadi
Pendidikan : S1
Umur : 22 Tahun
Pekerjaan : Pelajar

Warga H
Nama : Falah Wafiuddin
Pendidikan : S1
Umur : 18 Tahun
Pekerjaan : Pelajar

Warga I
Nama : Frans Halim
Pendidikan : S1
Umur : 22 Tahun
Pekerjaan : Pelajar

Warga J
Nama : Siska Mayora
Pendidikan : S1
Umur : 22 Tahun
Pekerjaan : Pelajar
35

Warga K
Nama : Jonathan Renanta
Pendidikan : S1
Umur : 22 Tahun
Pekerjaan : Pelajar
36

LAMPIRAN II

DOKUMENTASI WAWANCARA

Warga A WargaB

Warga C dan D Warga E

Warga F Warga G
37

Warga H Warga I

Warga J Warga K
38

LAMPIRAN III

DOKUMENTASI PEMBUATAN CO-DAD

Proses Perangkaian Alat dan


Proses Perangkaian Alat dan
Komponen
Komponen

Proses Pembuatan Aplikasi CO-DAD Proses Pembuatan Aplikasi CO-DAD


39

LAMPIRAN IV

PEMROGRAMAN APLIKASI DAN PERANGKAT


40

Anda mungkin juga menyukai