Anda di halaman 1dari 55

GeoReferensi / Koreksi

Geometrik
Pemrosesan Citra Digital
Pada saat ini, hampir semua data remote sensing tersedia dalam format digital, yang
secara virtual interpretasi dan analisa citra melibatkan elemen-elemen pemrosesan
digital. Pemrosesan citra digital melibatkan beberapa prosedur yaitu pemformatan dan
pengkoreksian data, perbaikan digital untuk memperoleh hasil interpretasi visual yang
baik, atau bahkan otomasi klasifikasi unsur-unsur target oleh komputer. Untuk dapat
melakukan pemrosesan citra secara digital, data harus tersedia dalam bentuk format
digital.
Koreksi Geometrik Citra
(Rektifikasi)

Koreksi Geometrik Citra?


Adalah koreksi yang diberikan terhadap citra yang
mengandung distorsi geometrik.

Tujuan?
Agar diperoleh citra dengan geometri yang sesuai
dengan obyek aslinya.
Kenapa perlu Koreksi Geometrik?

- Citra dapat dibandingkan dengan keadaan


sebenarnya di muka bumi secara geometrik
(posisi, jarak, luas)

- Citra dapat dibandingkan dengan citra/peta


lainnya pada area/daerah yang sama.

- Citra dapat digabungkan dengan citra/peta


lainnya.
Distorsi geometrik Citra

Citra dihinggapi distorsi/kesalahan geometrik:


- kesalahan geometri sistematik: merupakan
kesalahan internal dari sistem pencitraan satelit
- distorsi geometri optik dan sensor
- pergerakan sistem pencitraan
- kesalahan pencitraan sensor
- rotasi dan kelengkungan bumi
- Kecepatan wahana

- Kesalahan geometrik acak: merupakan


kesalahan akibat gangguan oleh faktor-
faktor luar - gerakan/attitude, dan ketinggian wahana
- relief permukaan bumi
Kesalahan sistematik pada umumnya
telah dikoreksi pada saat pra-pemrosesan
data di stasiun bumi berdasarkan data-
data orbit satelit

Kesalahan acak dapat dihilangkan


dengan cara melakukan rektifikasi pada
citra
Rektifikasi/transformasi koordinat ?

Suatu proses mentransformasi data dari satu sistem


koordinat/grid ke sistem koordinat/grid lainnya dgn
menggunakan suatu model transformasi geometrik.

Proses rektifikasi dilakukan dalam dua tahap:


1. Interpolasi spasial
2. Interpolasi spektral
Interpolasi spasial:
adalah metode interpolasi penentuan posisi piksel citra hasil
rektifikasi dari citra aslinya
xi,yi xi,yi?
Interpolasi spektral:
adalah metode interpolasi penentuan nilai spektral piksel citra hasil
rektifikasi dari citra aslinya

Bv=25 ?
Interpolasi spasial dibagi menjadi:

- rektifikasi dua dimensi (2D)


- rektifikasi tiga dimensi (3D)/orthorektifikasi

Rektifikasi dua dimensi (2D):

- rektifikasi linear

- rektifikasi tidak linear


Rektifikasi linear:
+ polinomial derajat satu/affine/Helmert
Rotasi, Skala (arah x, arah y), translasi

Diketahui hubungan geometrik antara sistem satu dengan


sistem lainnya
Rektifikasi tidak linear:
+ polinomial derajat dua, tiga, empat, lima, n

Tidak diketahui hubungan geometrik antara sistem satu dengan


sistem lainnya
Persamaan Polinomial
rektifikasi linear
- Sedikit distorsi geometrik pada daerah jauh dari titik kontrol
- kesalahan pada satu titik kontrol akan mengakibatkan residu
yang besar
- Proses koreksi akan berjalan cepat

rektifikasi tidak linear


- Akan terjadi distorsi geometrik yang besar pada daerah jauh
dari titik kontrol
- kesalahan pada satu titik kontrol akan mempengaruhi titik
kontrol yang lain
- Proses koreksi akan berjalan lambat
Jumlah titik kontrol minimum
Yang dibutuhkan untuk rektifikasi dengan metoda polinomial

Jumlah GCP=
Karakteristik transformasi tidak linear

+ + +

*?

+ + +

+ + +
Citra Awal
Polinomial derajat satu Polinomial derajat dua

Polinomial derajat tiga


Citra satelit belum terkoreksi Citra satelit sudah terkoreksi
geometrik geometrik
Contoh:
penempatan titik
kontrol

Titik kontrol ditempatkan


sedemikian rupa sehingga
merata diseluruh citra
Rektifikasi tiga dimensi (3D)/orthorektifikasi

Perpotongan ruang Posisi orientasi eksterior


Persamaan Collinearity

Dicari parameter orientasi eksterior:


Xo1,Yo1,Zo1, 1,1,1
Xo2,Yo2,Zo2, 2,2,2
Orthorektifikasi
Distribusi titik-titik kontrol untuk rektifikasi 3D
Sumber acuan yang dapat digunakan sebagai titik kontrol:

1. Peta hardcopy/softcopy
2. Titik-titik GPS (Global Positioning System)
3. Citra
4. Sistem lokal
Pertimbangan penentuan proyeksi peta:

- luas daerah yang dipetakan

- letak daerah yang dipetakan

- tujuan pemetaan

Proyeksi peta:
- sama luas
- sama arah/konform
- sama jarak
Menentukan ketelitian interpolasi spasial

RMS error =( ( ( ( xi - xorg ) 2 + ( yi - yorg ) 2 )))/n) 1/2

yi ,xi:koordinat raw titik kontrol citra awal


xorg, yorg: koordinat raw titik kontrol sistem 2 pada citra awal
Interpolasi spektral terdiri dari:

1. Nearest neightbour /Tetangga terdekat


2. Bilinear /empat tetangga terdekat
3. Cubic convolution /16 tetangga terdekat

Bv=25 ?
Faktor penentu ketelitian hasil rektifikasi:

1. Konfigurasi penempatan/identifikasi titik kontrol pada citra


- Distribusi titik kontrol (GCP)
- Identifikasi titik kontrol (GCP)

2. Salah pemilihan model matematika

3. Kondisi sensor/kamera

4. Kondisi Relief/topografi
Nearest neightbour

Xr = (xi|min(dxi))

Yr = (yi|min(dyi))
Bilinear
cubic convolution
Radial distorsi kamera
Kemiringan sensor

Distorsi karena relief


relief permukaan bumi
pergerakan sistem pencitraan
Distorsi perubahan kecepatan wahana
rotasi dan kelengkungan bumi
Distorsi karena rotasi bumi
Pencitraan Stereo
Citra dapat dibandingkan dengan keadaan sebenarnya di muka
bumi

Luas=1000 ha

Rumah saya
Citra dapat dibandingkan dengan citra/peta lainnya pada
area/daerah yang sama
Citra dapat digabungkan dengan citra lainnya
Kesalahan detektor:
Line start, line drop,
striping/banding
- paralax
- perputaran scanning
- variations in platform stability including changes in their speed, altitude, and attitude
(angular orientation with respect to the ground) during data acquisition.
- Rotasi bumi -> skewed distortion -> satelit multi spectral
-

Anda mungkin juga menyukai