Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ainun agin pranandu

Nim : 202011034

Progdi/smstr : Adm Negara /v

BACAAN:

Siswi SMAN di Sragen Dimarahi Guru gegara Tak Berjilbab, Ortu Ngadu ke Polisi

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng

Rabu, 09 Nov 2022 22:56 WIB

Agung Purnomo mengadu ke Polres Sragen soal putrinya yang dimarahi gegara tak berjilbab

di sekolahnya (Foto: dok. Istimewa)

Sragen - Seorang siswi di SMA Negeri Sragen diduga menjadi korban bullying karena tak

menggunakan jilbab. Pihak orang tua pun mengadukan hal ini ke Polres Sragen.

Orang tua siswa tersebut Agung Purnomo (47) menyebut putrinya yang duduk di bangku

kelas X dimarahi oknum guru di kelas. Kala itu putrinya dimarahi saat jam pelajaran

berlangsung di kelas pada Kamis (3/11) pekan lalu.

"Anak saya di sana kebetulan tidak berkerudung. Ada (oknum) guru yang memarahi dia, dan

cenderung ke arah bullying," kata Agung saat dihubungi detikJateng, Rabu (9/11/2022).

Agung tak mempersoalkan jika anaknya dimarahi ataupun dinasihati karena melakukan

kesalahan atau melanggar aturan sekolah. Namun, menurutnya guru yang memarahi anaknya

di depan kelas sudah melakukan perundungan terhadap putrinya.


"Pada dasarnya kalau seorang guru, edukasinya harusnya memang takaran etika dan

normanya kan objektif. Tapi edukasi yang diberikan sudah menyisipkan subjektivitas seorang

guru di situ," ucapnya.

Agung pun menyesalkan tindakan oknum guru tersebut. Terlebih, menurutnya tidak ada

aturan bagi siswi untuk berjilbab di sekolah negeri.

"Sekolah negeri yang harusnya aturannya, dan saya yakin idealnya itu sudah diatur dalam

perundangan, bahwa sekolah menyediakan ruang kebhinnekaan seluas-luasnya. Toleransi,

dan perbedaan tinggi, sebagai budaya kita," ucapnya.

Pihaknya mengaku sudah menghubungi pihak sekolah untuk menyelesaikan masalah ini.

Namun solusi yang ditawarkan belum merujuk pada inti permasalahan yang menimpa

anaknya.

Hingga akhirnya dia membuat aduan ke Mapolres Sragen untuk membantu menyelesaikan

masalah tersebut.

"Karena sekarang polisi bukan hanya penegak hukum, tapi juga sahabat masyarakat. Yang

mungkin dari mereka bisa memberikan jalan atau solusi, agar masalah ini bisa diselesaikan,"

ucapnya.

detikJateng sudah berupaya menghubungi Yuwanto selaku pihak sekolah, dan juga Kasi

Humas Polres Sragen Iptu Ari Pujianto untuk meminta konfirmasi namun belum mendapat

respons.

SOAL:

Perkembangan jaman dan teknologi membawa perubahan dalam dalam bermasyarakat.

Perubahan perilaku juga terjadi di berbagai institusi pelayanan publik, salah satunya di sektor
pendidikan. pelayan publik perlu memahami apa yang dimaksud perundungan dan potensi

untuk mereduksinya.

Melalui peristiwa yang kita bisa baca sekilas diatas apa yang bisa saudara kritisi dari sisi

Pelayanan Publik. Uraikan pendapat saudara ?

JAWABAN:

Sebagai seorang pelayanan publik saya dapat melihat dari berita yang disampaikan bahwa

guru tersebut dapat dinyatakan bersalah. Di negara dengan beragam suku, budaya, agama dan

ras. Kita haruslah menjunjung tinggi saling menghargai agar ketentraman dalam masyaratak

dalam berjalan dengan lancar. Tidak hanya itu seorang guru haruslah memiliki sifat yang

mengayomi, dimana guru tidak boleh melibatkan pendangan diri sendiri dalm melakukan

suatu Tindakan. Seorang guru harus dapaat berucap dan melakukan suatu hal dari berbagai

sisi, sehingga tidak akan terjadi kesenjangan sosial. Murid tersebut juga memikiki hak untuk

memilih apakah dia ingin berhijab atau tidak. Tidak terputus dari agamanya, untuk

menggunakan hijab seseorang harusnya menggunakannya dari hati dan keinginannya sendiri

sehingga penggunaannya lebih tepat dan baik. Tidak baik jika sesorang dihakimi jika dia

memilih untuk tidak berhijab atau hal lain. Hal itu adalah keputusan yang dibuat olehnya.

Sekolah sebagai pelayan masyarakat untuk meningkatkan Pendidikan di Indonesia haruslah

bersikap adil, menghargai, tolenransi, dan memiliki aturan dan perarutan yang tepat dan

sesuai dengan asas manusia.

Anda mungkin juga menyukai