Oleh:
TAHUN 2023
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN
HALAMAN BIODATA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................................2
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................3
HALAMAN PERNYATAAN..................................................................................................4
HALAMAN BIODATA...........................................................................................................5
KATA PENGANTAR..............................................................................................................6
DAFTAR ISI.............................................................................................................................7
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................9
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................10
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................11
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................12
1.3.Tujuan...........................................................................................................................15
1.4. Manfaat........................................................................................................................16
3.5.1 Populasi.................................................................................................................36
3.5.2 Sampel...................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................39
LAMPIRAN............................................................................................................................40
DAFTAR TABEL
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara (Chandra, 2006).
Tanpa air, manusia tidak akan bisa bertahan hidup lama. Selain berguna untuk manusia, air
pun diperlukan oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Fungsi air bagi kehidupan
tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi
kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan air dalam tubuh
(Notoadmodjo, 2003).
Air dalam tubuh manusia berkisar antara 50 – 70% dari seluruh berat badan.
Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada di dalam organ, seperti
80% dari darah terdiri atas air, 25% dari tulang, 75% dari urat syaraf, 80% dari ginjal, 70%
dari hati dan 75% dari otot adalah air. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat
mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu
minum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan
membantu proses metabolisme (Slamet, 2004).
Air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum, air mandi dan
sebagainya harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan peraturan Internasional
(WHO dan APHA) ataupun peraturan nasional dan setempat. Dalam hal ini kualitas air bersih
di Indonesia harus memenuhi persyaratan yang tertuang di dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia dimana setiap komponen yang diperkenankan berada di
dalamnya harus sesuai. Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari
terutama untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air. Di samping itu, air juga
merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air
merupakan salah satu media dari berbagai penularan penyakit. Bila air minum manusia itu
berkualitas tidak baik, maka jelas akan mengganggu proses biokimiawi tubuh dan
mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Azwar, 1996 dalam Chandra, 2006). Sebagian besar
kebutuhan air minum masyarakat selama ini dipenuhi dari air sumur dan juga air yang sudah
diolah oleh Perusahaan Air Minum (PDAM). Air minum merupakan air yang melalui proses
pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907, 2002).
Air tawar bersih untuk air minum semakin langka di perkotaan. Sungai-sungai yang
menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai macam limbah, mulai dari buangan sampah
organik, rumah tangga hingga limbah beracun dari industri. Air tanah sudah tidak aman
dijadikan air minum karena telah terkontaminasi rembesan dari septic tank maupun air
permukaan. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa air minum dalam kemasan (AMDK)
yang disebut-sebut menggunakan air pegunungan banyak dikonsumsi (Widianti, 2004).
Selain itu, seiring dengan makin majunya teknologi diiringi dengan semakin sibuknya
aktivitas manusia maka masyarakat cenderung memilih cara yang lebih praktis untuk
memenuhi kebutuhan air minum. Namun, harga AMDK dari berbagai merek yang terus
meningkat membuat konsumen mencari alternatif baru yang lebih murah (Pracoyo, 2006).
Masyarakat mulai beralih pada air minum isi ulang yang berasal dari depot air minum.
Air minum ini lebih dikenal dengan air minum isi ulang karena masyarakat memperoleh air
minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum. Dilihat dari
harganya, air minum isi ulang jauh lebih murah yaitu hanya sepertiga dari harga air minum
dalam kemasan. Hal inilah yang menyebabkan air minum isi ulang bermunculan. Keberadaan
depot air minum isi ulang terus meningkat sejalan dengan dinamika keperluan masyarakat
terhadap air minum yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi. Meski lebih murah, tidak
semua depot air minum isi ulang terjamin keamanan produknya.
Hasil pengujian kualitas 21 sampel air minum isi ulang di Kabupaten cilacap pada tahun 2022
di UPTD Laboratorium Keseharan, Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, menunjukkan
bahwa kualitas air minum yang diproduksi oleh depot air minum isi ulang bervariasi dari satu
depot ke depot lainnya. Hal itu mengindikasikan bahwa ada perbedaan dalam karakteristik air
baku, teknologi produksi, dan atau proses operasi dan pemeliharaan yang diterapkan di depot
isi ulang. Hasil studi sempat menjadi perhatian publik karena pada beberapa sampel
ditemukan adanya kontaminasi mikroorganisme. Sekitar 10% dari sampel tersebut
terkontaminasi bakteri Escherichia coli, yang mengindikasikan buruknya kualitas sanitasi
depot air minum isi ulang.
Air minum yang dihasilkan oleh depot air minum harus memenuhi persyaratan
kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907 tahun 2002 tentang
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Tetapi untuk menjamin agar air minum
yang dihasilkan aman dan sehat untuk dikonsumsi maka diperlukan upaya penyelenggaraan
higiene sanitasi depot air minum. Higiene sanitasi depot air minum meliputi faktor tempat
usaha, faktor tenaga sebagai operator dan faktor peralatan serta proses menjadi air minum
(Depkes RI, 2006).
1.3.Tujuan
1.4. Manfaat
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum “,Pasal 1, ayat (2) Permenkes No
43 Tahun 2014tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum (Indonesia). Keberadaan air di
dalam tubuh manusia, berkisar antara 50-70% dari seluruh berat badan yang tersebar di
seluruh bagian tubuh. Orang dewasa perlu minum paling sedikit 1,5-2 liter air per hari.
Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air dalam tubuh dimana apabila
terjadi kehilangan air 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian (Anonim,
2015).Air minum dapat diperoleh dari berbagai cara pengolahan seperti dilaksanakan oleh
sendiri, pemerintah maupun pihak swasta. Penyelenggara air minum adalah badan usaha
milik negara badan, usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan,
kelompok masyarakat dan atau individual yang melakukan penyelenggaraan penyediaan air
minum. Setiap penyelenggara air minum wajib menjamin air minum yang diproduksinya
aman bagi kesehatan. Air yang minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan
fisika,mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif serta parameter tambahan.
1. Air Permukaan
Air permukaan merupakan air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Sehingga air
permukaan dapat di artikan air yang terkumpul di atas tanah yang dapat dengan
mudah di lihat oleh mata. Pada umumnya sumberair yang berasal dari permukaan dan
merupakan air yang kurang baik untuk langsung dikonsumsi oleh manusia. Oleh
karena itu sumber air yang berasal dari air permukaan perlu dilakukan pengelolaan
terlebih dahulu sebelum digunakan (Limbong, 2008).
2. Mata Air
Mata air adalah lokasi dimana air tanah mengalir atau merembes keluar hingga
mencapai permukaan tanah secara alami. Selanjutnya air yang dihasilkan tersebut
mengalir pada permukaan tanah dan melalui alur sungai, sehingga seringkali menjadi
sumber aliran airpada sungai ( Hendrayana, 1994).
3. Air Tanah
Air tanah (groundwater) merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah. Air
tanah dapat di temukan pada akifer. Pergerakan air tanah sangat lambat kecepatan
arus berkisar antara 10-10–10-3m/detik dan dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas
dari lapisan tanah, dan pengisian kembali air. Karakteristik utama yang membedakan
air tanah dan air prmukaan adalah pergerakan yan sangat lambat dan waktu tinggal
yang sangat lama, sehingga dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Karena
pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang lama tersebut, air tanah akan
sulit untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran (Effendi, 2003)
a. Sumber air baku harus terlindungdari cemaran bahan kimia dan mikrobiologi yang
bersifat merusak atau menganggu kesehatan.
b. Air baku diperiksa secara berkala terhadap pemeriksaan organoleptik
(bau,rasa,warna), fisika, kmia dan mikrobiologi.
c. Bahan wadah yang dapat digunakan/disediakan Depot Air Minum harus
memenuhi syarat bahan tara pangan (food grade), tidak bereaksi terhadap bahan
pencuci , desinfektan, maupun terhadap produknya
Echerichia coli merupakan salah satu bakteri koliform yang termasuk dalam famili
Enterobacteriaceae. Enterobacteriaceae merupakan bakteri enterik atau bakteri yang dapat
hidup dan bertahan di dalam saluran pencernaan. Echerichia coli merupakan bakteri
berbentuk batang bersifat Gram-negatif, fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan
merupakan flora alami pada usus mamalia (Yang dan Wang 2014). Escherichia coli
merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang dengan ukuran berkisar antara 1.0-1.5 μm
x 2.0-6.0 μm, tidak motil atau motil dengan flagela serta dapat tumbuh dengan atau tanpa
oksigen, bersifat fakultatif anaerobik dan dapat tahan pada media yang miskin nutrisi. Bakteri
Echerichia coli umum hidup di dalam saluran pencernaan manusia atau hewan. Secara
fisiologi, Echerichia coli memiliki kemampuan untuk bertahan hidup pada kondisi
lingkungan yang sulit. Echerichia colitumbuh dengan baik di air tawar, air laut, atau di tanah.
Pada kondisi tersebut Echerichia coliterpapar lingkungan abiotik dan biotik (Anderson etal.
2005).
Keberadaan Echerichia coli juga merupakan bakteri indikator kualitas air minum
dimana mengindikasikan di dalam air tersebutdapatterkontaminasi oleh feses, dan dapat juga
mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya. Bakteri Echerichia coliyang ada di
dalam air umumnya Echerichia coli non-patogen tetapi terkadang ditemukan strain patogen
seperti enterotoksigenik dan Echerichia coli yang memproduksi shiga-toxin
(Enterohemoragik) (Winiati et al, 2018).
2.4 Kualitas Mikrobiologis Escherichia coli
Depot Air Minum yang selanjutnya disingkat DAM adalah usaha yang melakukan
proses pengolahan air baku menjadi air minum dalam bentuk curah dan menjual langsung
kepada konsumen”, Pasal 1, ayat (1) Permenkes No 43 Tahun 2014tentang Higiene Sanitasi
Depot Air Minum (Indonesia).
1. Menjamin air minum yang dihasilkan memenuhi standar baku mutu atau persyaratan
kualitas air minum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Memenuhi persyaratan Higiene Sanitasi dalam pengelolaan air minum (Permenkes
No 43 Tahun 2014).
Setiap DAM (Depot Air Minum) wajib :1.Menjamin air minum yang dihasilkan memenuhi
standar baku mutu atau persyaratan kualitas air minum sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.2.Memenuhi persyaratan Higiene Sanitasi dalam pengelolaan air minum
(Permenkes No 43 Tahun 2014).
Pengujian mutu air baku harus dilakukan di Laboratorium Pemeriksaan Kualitas Air
yang di tunjuk oleh Pemerintah Kabupaten/Kota yang berasal dari air PDAM yang ada dalam
jaringan distribusi untuk rumah tangga. Transportasi air baku dari lokasi sumber air baku ke
Depot Air Minum harus menggunakan tanngki pengankutan air yang tara pangan (food
grade). Proses pengolahan air minum di Depor Air Minum meliputi penampungan air baku,
penyaringan/filtrasi, desinfeksi dan pengujian air baku.
Menurut Permenkes No 43 Tahun 2014 bahwa higiene sanitasi depot air minum adalah upaya
untuk mengendalikan faktor resiko terjadinya kontaminasi yang berasal dari tempat,
peralatan, dan penjamah terhadap air minum agar aman dikonsumsi.Persyaratan higiene
sanitasi dalam pengelolaan air minum paling sedikit meliputi aspek :
1. Tempat
2. Peralatan
3. Penjamah
1. Sanitasi tempat
Lokasi Depot Air Minum harus terbebas dari pencemaran yang berasal dari debu di
sekitar Depot, daerah tempat pembuangan kotoran/sampah, tempat penumpukan barang
bekas, tempat bersembunyi/berkembangbiak serangga, bintang kecil, pengerat, dan lain-lain,
tempat yang kurang baik sistem saluran pembuangan air dan tempat-tempat lain yang diduga
dapat mengakibatkan pencemaran.
Ruang proses produksi menyediakan tempat yang cukup untuk penempatan peralatan
proses produksi. Area produksi harus dapat dicapai untuk inspeksi dan pembersihan disetiap
waktu. Konstruksi lantai, dinding dan palfon area produksi harus baik dan selalu bersih.
Dinding ruang pengisian harus dibuat dari bahan yang licin, berwarna terang dan tidak
menyerap sehingga mudah di bersihkan. Pembersihan dilakukan secara rutin dan
dijadwalkan. Dinding dan plafon harus rapat tanpa ada keretakan.
Ternpat pengisian harus didesain hanya untuk maksud pengisian produk jadi dan
harus rnenggunakan pintu yang dapatmenutup rapat. Desain tempat pengisian harus
sedemikian rupa sehingga semua permukaan dan peralatan yang ada di dalamnya dapat
dibersihkan serta disanitasi setiap hari. Penerangan di area proses proses produksi tempat
pencucian/pembilasan/sterilisasi/pengisian galon harus cukup terang untuk mengetahui
adanya kontaminasi fisik, sehingga karyawan/personil mempunyai pandangan yang terang
untuk dapat melihat setiap kontaminasi produk.
Dianjurkan penggunaan lampu yang anti hancur dan atau lampu yang memakai
pelindung sehingga jika pecah, pecahan gelas lampu tidak mengkontaminasi produksi.
Ventilasi harus cukup untuk meminimalkan bau, gas atau uap berbahaya dan kondensat
dalam ruang proses produksi, pencucian/pembilasan/sterilisasi dan pengisian galon.
Pengecekan terhadap perlengkapan ventilasi perlu dilakukan secara rutin agar tidak ada debu
dan dijaga tetap bersih. Semua bagian luar yang terbuka atau lubang harus dilindungi dengan
layar/screen, pelindung lain atau pintu yang menutup sendiri untuk mencegah serangga,
burung, binatang kecil masuk ke dalam Depot.
MinumMesin dan peralatan produksi yang digunakan dalam Depot Air Minum
terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan yaitu :
3. Higiene Penjamah/Karyawan
Penjamah adalah orang yang secara langsung menangani proses pengelolaan air minum pada
DAM untuk melayani konsumen(Permenkes No. 43 Tahun 2014).
a. Karyawan yang berhubungan dengan produksi harus dalam keadaan sehat, bebas dari
luka, penyakit kulit atau hal lain yang diduga dapat mengakibatkan pencemaran
terhadap air minum.
b. Karyawan bagian produksi (pengisian) diharuskan menggunakan pakaian kerja, tutup
kepala dan sepatu yang sesuai
c. Karyawan harus mencuci tangan sebelum melakukan pekerjaan, terutama pada saat
penanganan wadah dan pengisian.
d. Karyawan tidak diperbolehkan makan, merokok, meludah atau melakukan tindakan
lain selama melakukan pekerjaan yang dapat menyebabkan pencemaran terhadap air
minum.
e. Karyawan/personil tidak diperbolehkan dalam tempat pengisian kecuali yang
berwenang dengan pakaian khusus untuk melakukan pengujin atau pekerjaan yang di
perlukan.
Urutan proses produksi air minum di Depot Air Minum adalah sebagai berikut
Air baku yang di ambil dari sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan
selanjutnya di tampung dalam bak atau tangki penampung (reservoir). Bak penampung harus
dibuat dari bahan tara pangan (food grade), harus bebas dari bahan-bahan yang dapat
mencemari air.Tangki pengangkutan mempunyai persyaratan yang terdiri atas :
Tangki, galang, pompa dan sambungan harus terbuat dari bahan tara pangan (food
grade), tahan korosi dan bahan kimia yang dapat mencemari air, tangki pengangkutan harus
dibersihkan, disanitasi dan desinfeksi bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali.
3. Desinfeksi
Wadah yang dapat digunakan adalah wadah yang terbuat dari bhaan tara pangan (food
grade) dan bersih.Depot Air Minum wajib memeriksa wadah yang dibawa konsumen dan
menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk digunakan sebagai tempat air
minum.Wadah yang akan diisi harus disanitasi dengan menggunakan ozon (O3) atau air ozon
(air yang mengandung ozon). Bilamana dilakukan pencucian maka harus dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis detergen tara pangan (food grade) dan air bersih dengan suhu
berkisar 60-85ºC, kemudian dibilas dengan air minum/air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa-sisa detergen yang dipergunkana untuk mencuci.
5. Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta dilakukan
dalam tempat pengisian yang hygienis.
6. Penutupan, Penutupan wadah dapat dilakukan dengan tutup yang dibawa konsumen
dan atau yang disediakan oleh Depot Air Minum
2.8 Produk Air Minum
Sebelum dijual, untuk pertama kali produk air minum harus dilakukan pengujian mutu
yang dilakukan oleh Laboratorium yang terakreditasi atau yang ditunjuk oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota atau yang terakreditasi. Pengujian mutu air minum wajib memenuhi
persyaratan PERMENKES 492/Menkes/Per/IV/2010Tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum.
Mesin dan peralatan yang berhubungan langsung dengan bahan baku ataupun produk
akhir harus dibersihkan dan dikenakan tindak sanitasi secara teratur, sehingga tidak
menimbulkan pencemaran terhadap produk akhir.Mesin dan peralatan yang digunakan oleh
Depot Air Minum harus di rawat secara berkala dan apabila sudah habis umur pakai harus
diganti sesuao dengan ketentuan teknis lainya.
2. Program Sanitasi
Permukaan peralatan yang kontak dengan bahan baku dan air minum harus bersih dan
disanitasi setiap hari. Permukaan yang kontak dengan air minum harus bebas dari kerak,
oksidasi dan residulain. Proses pengisian dan penutupan dilakukan secara saniter yakni
dilakukan dalam ruangan yang higienis. Wadah yang dibawa oleh konsumen harus disanitasi
dan diperiksa sebelum pengisian dan setelah pengeisian, wadah ditutup dengan penutup tanpa
disegel.Wadah cacat harus dinyatakan tidak dapat dipakai dan tidak boleh diisi. Pekerjaan
pembersihan dilakukan baik di ruang produksi maupun tempat pengisian sehingga dapat
mencegah kontaminasi pada permukaan yang berkontak langsung dengan air minum, bila
menggunakan bahan sanitasi maka konsentrasinya harus sesuai dengan persyaratan.
2.11 Hipotesis
Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah hipotesis asosiastif. Hipotesis Asosiatif
adalah dugaan yang menyatakan hubungan antara dua variable yaitu variable terikat dan
terbebas. Dalam penelitian ini akan diteliti tentang hubungan sanitasi depot air dengan bakteri
E-coli. Dengan hipotesis, H1: Terdapat hubungan negatif sanitasi higienis terhadap
kandungan E-coli pada depot air minum dan H2: Terdapat hubungan positif sanitasi higienis
terhadap kandungan E-coli pada depot air minum
BAB III METODE PENELITIAN
Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan
dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel (baik variabel yang
diteliti maupun yang tidak diteliti). Kerangka konsep akan membantu peneliti dalam
menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam, 2016). Hubungan Higiene Sanitasi
Depot Air Minum Isi Ulang dengan Bakteri Escherichia Coli dalam Air Minum Isi Ulang di
Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Utara di gambarkan dalam kerangka konsep sebagai
berikut:
3.5.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Soekidjo,
2010:115). Dalam penelitian ini adalah seluruh DAMIU yang berjumlah 8depot di wilayah kerja
Puskesmas Cilacap Timur.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi (Soekidjo, 2010:115). Sampel yang diambil dalam penelitian ini
menggunakanteknik total sampling yaitu seluruh aspek tempat, peralatan, penjamah dan output pada
20 DAMIU di wilayah kerja Puskesmas Cilacap Timur.
1. Editing
Editing merupakan suatu proses melengkapi dan merapikan data yang telah dikumpulkan
dalam kuisioner, Editing kuisioner tidak di maksudkan untuk mengisi ataupun menjawab
pertanyaan yang belum terjawab, tetapi melengkapi suatu data yang telah diperoleh tetapi
belum dituliskan di tempat yang telah disediakan dalam kuisioner.
2. Coding
Coding adalah suatu proses pemberian angka pada setiap pertanyaan yang terdapat pada
kuisioner, yakni sebagai pengganti substansi pertanyaan. Codingmerupakan kegiatan merubah
data berbentuk huruf menjadi data berupa angka/bilangan.
3. Tabulating Kegiatan menyusun dan menghitung data hasil pengkodean, untuk menghitung
data hasil dari pengkodean kemudian disajikan menjadi bentuk tabel.
4. Saving Menyimpan data berupa cd, flashdisk, harddisk, lembar print out dan manua
Penelitian yang akan dilakukan dengan menyertakan izin kepada suatu instansi terkait
khususnya kepada Puskesmas CilacapTimur, pemilik Depot Air Minum di wilayah kerja
Puskesmas Cilacap dengan informed concent/persetujuan, anonymity/tanpa nama,
confidentility/kerahasiaan denganmengupayakan kerahasiaan data serta nama baik pihak
terkait.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN