Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MOTOR BRUSHLESS DC

OLEH:

HAFIZH IZZUDDIN
D400210005

TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii

BAB I TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................3

1.1. PENGERTIAN MOTOR BRUSHLESS DC (BLDC).......................................................3

1.2. Thurst....................................................................................................................................5

1.3. Prinsip Kerja Motor BLDC................................................................................................6

1.4. Sensor Pendeteksi Posisi Rotor...........................................................................................6

1.5. Topologi Inverter Tiga Fasa................................................................................................7

BAB II ISI............................................................................................................................................9

2.1. Cara Kerja Brushless DC Motor........................................................................................9

2.2. Pemodelan BLDC Motor...................................................................................................12

2.3. Penerapan Brushless DC Motor Dalam Kehidupan.......................................................13

2.3.1. Unmanned Aeriel Vehicle (UAV)................................................................................13

2.3.2. Motor Listrik................................................................................................................13

2.3.3. Contoh Perhitungan Tegangan BLDC Motor...............................................................14

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................15

3.1. Kesimpulan.............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................16

ii
BAB I TINJAUAN PUSTAKA

1.1. PENGERTIAN MOTOR BRUSHLESS DC (BLDC)

Motor BLDC adalah salah satu jenis motor sinkron magnet permanen yang sering
disebut motor magnet pemanen direct current (DC) tanpa brush yang menggunakan suplai
tegangan DC tiga fasa untuk menggerakkan bagian rotornya dengan bahan seikonduktor
(Hazari dan Jahan. 2014; As-Salaf dan Syahril. 2021). Sistem Komutasi elektrik, juga dikenal
sebagai motor pergantian elektronik, digunakan oleh motor BLDC. Sistem pergantian listrik
ini dilihat sebagai operasi sakelar elektronik. Enam transistor membentuk komutator
elektronik, yang sering menggunakan MOSFET atau IGBT. Sinyal atau pulsa pengapian
diperlukan untuk mengaktifkan timing coil yang telah dikalibrasi secara cermat agar dapat
menggerakkan motor. Motor BLDC ini dapat berfungsi jika arus 3 fasa dialirkan ke stator
yang terdiri dari kumparan. Kekuatan medan magnet dan polarisasi masing-masing kumparan
akan berfluktuasi setiap saat karena arus disuplai sebagai arus AC fasa. Perhatikan Tabel 1
tabel variasi pergantian motor BLDC berdasarkan nilai sensor hall sebelum masuk lebih jauh
tentang skema cara kerja motor ini.

Tabel 1 Komutasi Motor BLDC

Hall Sensor Value Phase Swithches


101 U-V Q1;Q4
001 U-W Q1;Q6
011 V-W Q3;Q6
010 V-U Q3;Q2
110 W-U Q5;Q2
100 W-V Q5;Q4

Pada stator dan rotor motor brushless, masing-masing terdapat elektromagnet dan
magnet permanen. Stator motor yang merupakan komponen stasionernya bekerja untuk
menghasilkan gaya elektromagnetik yang memungkinkan motor berputar. Pelat baja

3
ditumpuk dan dibungkus kawat untuk membentuk stator. Karena gaya elektromagnetik yang
dihasilkan oleh stator, rotor motor berputar. Banyak magnet permanen, dengan jumlah
bervariasi, menyusun rotor. Sementara rotasi berkorelasi terbalik dengan jumlah kutub
magnet, jumlah torsi yang dihasilkan berkorelasi langsung. Karena mereka tidak
membutuhkan sikat seperti motor DC, motor tanpa sikat memberikan keuntungan termasuk
efisiensi yang besar dan kerugian mekanis yang minimal. Brushless motor lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar dibawah ini (Prasetiyo dan Arum, 2021).

Gambar 1 Brushless motor

Perbedaan motor DC dan BLDC dapat dilihat dari tidak adanya sikat, sehingga motor
BLDC memiliki kecepatan yang lebih tinggi dan kebutuhan perawatan yang lebih sedikit
daripada motor DC. Jenis motor sinkron juga termasuk motor DC tanpa sikat. Ini
menunjukkan bahwa medan magnet yang dihasilkan oleh stator dan rotor berputar pada
frekuensi yang sama. Selip tidak menjadi masalah pada motor BLDC seperti pada motor
induksi biasa. Jenis motor khusus ini memiliki elektromagnet pada stator dan magnet
permanen pada rotor. Arus dalam elektromagnet kemudian dapat diubah saat rotor berputar
menggunakan rangkaian dasar (sistem komputer sederhana) (Herman dan Djalal,
2019).Selain itu perbedaan motor BLDC dengan motor DC konvensional terletak pada
penambahan fasa yang mempengaruhi hasil keseluruhan model BLDC. Skema model motor
DC brushless dapat dilihat pada gambar berikut (Apribowo dkk, 2021).

4
Gambar 2 Rangkaian ekuivalen motor BLDC

Persamaan dinamik untuk pemodelan motor BLDC dapat dilihat pada persamaan
berikut:

[ ][ ]
di a

[ ] []
dt
V an ia ea
di b
V bn =R i b + ( L−M ) + eb
dt
V cn ic ec
di c
dt

Keterangan:

Van/Vbn/Vcn : Tegagan pada setiap fasa pada resistor

R : Resistansi Stator pada setiap fasa

i : Arus pada fase stator

M : Induktasi mutual

L : Induktasnsi Jangkar

5
1.2. Thurst

Gaya dorong, yang melawan hambatan, sering bergerak sejajar dengan sumbu longitudinal.
Thrust adalah gaya yang mendorong pesawat terbang di udara. Gaya ini digunakan untuk
mengatasi bobot roket dan hambatan pada pesawat. Mesin pesawat memberikan daya dorong
melalui semacam sistem propulsi. Untuk menghasilkan daya dorong, sistem propulsi harus
melakukan kontak fisik langsung dengan fluida. Dorong adalah kekuatan mekanis. Gaya
angkat yang bekerja di bagian belakang baling-baling yang bergerak menciptakan daya
dorong, yang mungkin Anda sebut sebagai. Diameter, jumlah sudu, dan sudut rake adalah
faktor yang harus diperhitungkan saat merancang baling-baling untuk mendapatkan daya
dorong maksimal. Besarnya dorongan akan bergantung pada nilai parameter ini (Prasetiyo
dan Arum, 2021).

1.3. Prinsip Kerja Motor BLDC

Hal yang paling dasar pada medan magnet adalah kutub yang sama akan saling tolak
menolak, sedangkan apabila berlainan kutub akan Tarik menarik. Jika ada dua buah magnet
dan menandai satu sisi magnet tersebut dengan north (utara) dan yang lainnya south (selatan),
maka bagian sisi north akan menarik south, sebaliknya sisi north magnet pertama akan
menolak sisi north yang kedua dan seterusnya apabila kedua sisi magnet mempunyai kutub
yang sama. Prinsip mengenai kutub magnet tersebut dapat diterapkan dalam prinsip kerja
motor BLDC. Secara umum motor BLDC memiliki medan magnet permanen pada rotor dan
magnet yang berasal dari gaya elektromagnet (magnet yang ditimbulkan dari pemberian input
arus listrik) pada bagian kumparan stator. Pada motor BLDC, kontroler berfungsi untuk
mengatur arus masukan yang harus dialirkan ke kumparan stator untuk dapat menimbulkan
medan elektromagnet yang sesuai untuk memutar rotor. Hal inilah yang menjadi pembeda
dengan motor DC konvensional, dan menggantikan kerja komutasi mekanisnya. Magnet
permanen pada motor BLDC dilengkapi dengan kumparan tiga fase. Kumparan-kumparan
tersebut terletak di bagian stator. Magnet bergerak terletak di stator. Fase kumparan
diaktifkan dengan menyesuaikan gerakan rotor. Rotasi berbasis medan magnet diilustrasikan

6
pada Gambar 1 (a) dan Gambar 1 (b) menjelaskan pergerakan dan eksitasi fase. Pada Gambar
2.1 (a) fase A dieksitasi, fluks stator dihasilkan oleh eksitasi fase A, fluks rotor dihasilkan
oleh magnet permanen ( Irawan dan Perdana SS, 2020).

Gambar 3 Heart Rate Sensor

1.4. Sensor Pendeteksi Posisi Rotor

Informasi tentang lokasi rotor diperlukan agar dapat memodifikasi putaran motor
BLDC. Untuk itu diperlukan sebuah sensor yang dapat menemukan letak magnet, seperti
sensor hall effect untuk menentukan letak rotor. Saat kutub magnet selatan (S) berada di
dekat sensor, sensor efek hall menghasilkan "0", dan saat kutub magnet utara hadir,
outputnya "1". (N). Stator terletak pada posisi H1 = 330, H2 = 90, dan H3 = 210 untuk ketiga
sensor hall effect.

7
Gambar 4 Kontruksi Motor Brushless DC

Persamaan torsi pada motor BLDC disajikan pada persamaan berikut ini :

T Krms . . I (Nm)

Besarnya EMF balik dapat berpengaruh pada medan magnet yang dihasilkan rotor (B),
kecepatan sudut putaran motor (ω), dan banyaknya lilitan pada belitan stator (N) sehingga
besarnya EMF balik dapat dihitung melalui persamaan berikut ini:

BEMF B . N .1. r .

1.5. Topologi Inverter Tiga Fasa

Arus dan tegangan searah (DC) diubah menjadi arus dan tegangan bolak-balik (AC)
melalui rangkaian elektronika daya yang menampung inverter (AC). Dari segi desain
dasarnya, inverter tiga fasa mirip dengan inverter satu fasa. Outputnya, di sisi lain, terdiri dari
tiga gelombang AC yang dipisahkan oleh 120.

8
Gambar 5 Rangkaian Inverter Tiga Fasa

Motor terhubung ke inverter tiga fase. Kontrol inverter ini bekerja mirip dengan
motor sinkron di mana kontrol inverter harus memperhitungkan persamaan putaran mesin.
inverter tiga lengan dengan enam sakelar elektronik yang dapat dihidupkan dan dimatikan.
Setiap pasang sakelar pada setiap lengan akan dioperasikan secara individual untuk
menyediakan enam konfigurasi sakelar inverter.

Tabel 2 Konfigurasi Penaksiran inverter tiga Fasa

9
BAB II ISI

2.1. Cara Kerja Brushless DC Motor

Prinsip dasar dari motor BLDC adalah bahwa medan magnet memiliki dua kutub, yang
saling menarik pada kutub yang berlawanan dan saling tolak pada kutub yang sama. Menurut
informasi yang diterima dari back EMF atau hall effect sensor pada motor, stator yang
dikendalikan oleh pengemudi akan memiliki medan magnet yang berubah-ubah. untuk
menginduksi putaran pada motor dengan mendorong dan menarik magnet permanen.
Kontroler pada motor BLDC dapat digunakan untuk mengubah besar arus yang mengalir
melalui starter coil. Dalam hal ini, pengontrol melayani tujuan yang sama seperti motor DC;
Namun demikian, yang membedakannya dari motor DC pada umumnya adalah penggantian
pekerjaan pergantian. Rotor BLDC memiliki magnet permanen, sedangkan magnet pada
stator memiliki belitan tiga fasa. Pada motor BLDC, ada dua teknik—tanpa sensor dan
tersensor—untuk menentukan posisi rotor. Sementara sensored menggunakan sensor hall
effect sebagai sensor posisinya, sensorless mendeteksi lokasi rotor dengan mengukur back
EMF yang dihasilkan oleh motor. Kemampuan untuk mendeteksi posisi rotor sangat penting
untuk kinerja motor BLDC karena menunjukkan driver motor seberapa besar gaya
elektromagnetik yang akan diterapkan ke stator pada titik penyalaan tertentu. Kontrol daya
PWM, yang menerima input dari pengontrol, mengontrol nilai arus yang disuplai ke stator
untuk sementara waktu. Skema kerja motor ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

Gambar 6 Skema Kerja Motor


10
Untuk lebih detailnya skema cara kerja motor BLDC adalah sebagai berikut: (As-Salaf
dan Syahril. 2021)

Gambar 7 Komutasi Motor Step 1 dan Step 2

Amati Tabel 1 dan Gambar 7 (a), yang menunjukkan bagaimana tahap pertama fase U
dan fase V diberi daya dengan mengganti SW1 dan SW4 secara bersamaan. Ini akan
menghasilkan medan magnet yang akan menarik kutub magnet permanen pada rotor. Seperti
ditunjukkan pada Gambar 7, fasa W ditenagai untuk menarik rotor sementara fasa U (SW1)
tetap diberi energi untuk menggerakkan rotor selama tahap peralihan aktif kedua (b). Gambar
8 akan lebih menggambarkan.

Gambar 8 Komutasi Motor Step 3 dan Step 4

Tahap ketiga dari fasa V dan W pada Tabel 1 dan Gambar 8 ditenagai oleh saklar
SW3 dan SW6 secara bersamaan, yang akan menghasilkan medan magnet yang akan menarik
magnet kutub permanen ke rotor pada Gambar 8(a). Kemudian, pada tahap 4, SW3 dan SW2

11
adalah yang aktif untuk beralih, dengan fase V (SW3) terus aktif untuk mendorong rotor dan
fase U aktif untuk menariknya, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 8(b).

Gambar 9 Komutasi Motor Step 5 dan 6

Level selanjutnya adalah tahap kelima, yang terlihat pada Gambar 9(a), di mana fase
W dan U ditenagai oleh SW5 dan SW2 secara bersamaan. Ini akan menghasilkan medan
magnet yang akan menarik magnet permanen ke rotor. Langkah switching Gambar 9
(ledakan) diwakili oleh SW5 dan SW4, di mana fase W (SW5) terus didorong untuk
mendorong rotor dan fase U bertenaga untuk menariknya. Rotor motor BLDC telah
menyelesaikan satu putaran penuh sebagai hasilnya. Tabel 1 memuat nilai-nilai sensor hall
yang tugasnya memberikan umpan balik ke rangkaian kontrol elektronik motor BLDC yang
mengatur pengaturan pergantian pada motor BLDC. Secara konstruksi, seperti yang
diilustrasikan pada Gambar 10, motor AC sinkron dibuat serupa dengan motor BLDC;
namun, back EMF motor AC sinkron berbentuk sinusoidal, sedangkan backEMF motor
BLDC berbentuk trapesium.

12
Gambar 10 Konstruksi Motor BLDC

2.2. Pemodelan BLDC Motor

Persamaan pada fasa a:

d Ia
V an=I a Ra + La +e am
dt

Sehingga didapatkan:

Motor akan mulai berputar sesuai dengan commutation step. Pada saat yang sama hanya
terdapat dua fasa yang terbentang dengan jarak sejauh 120°, sedangkan fasa yang ke-tiga

13
berada di lebih dari itu. Pada setiap commutation step, satu dari dua kumparan mempunyai
polaritas positif sedangkan yang lain berpolaritas negative (Bondre & Thosar, 2017).
Disebabkan adanya interaksi antara kumparan stator dan medan magnet rotor, dan dengan
demikian torsi dihasilkan. Secara teoritis, torsi puncak terjadi ketika medan magnet stator dan
rotor berada pada saat 90°. Kumparan harus diberi sumber tenaga agar motor tetap berjalan
sehubungan dengan rangkaian tertentu dengan mempertimbangkan informasi posisi dan ini
disebut sebagai komutasi (Putra, Has, & Effendy, 2018).

2.3. Penerapan Brushless DC Motor Dalam Kehidupan

2.3.1. Unmanned Aeriel Vehicle (UAV)

Unmanned aerial vehicles adalah pesawat terbang yang dapat diterbangkan oleh pilot
di darat menggunakan remote control atau komputer atau pengontrol terprogram. Kamera,
sensor, perangkat keras komunikasi, dan muatan lainnya semuanya dapat dibawa oleh UAV.
UAV awalnya digunakan oleh militer untuk tujuan observasi, pengintaian, dan misi perang
pada 1950-an. UAV sekarang sering digunakan untuk tugas-tugas non-militer termasuk
pemadam kebakaran, fotografi, pemetaan, dan banyak profesi berisiko lainnya, bukan hanya
untuk keperluan militer. Dibandingkan dengan pesawat konvensional, UAV dapat
menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi. Risiko korban manusia saat
mengoperasikan pesawat dapat dihilangkan dengan penggunaan UAV. Baik pabrikan
maupun rakitan telah membangun berbagai macam UAV. UAV biasanya memiliki motor
yang memungkinkan mereka untuk terbang. Motor berbahan bakar minyak dan listrik
digunakan sebagai motor penggerak di UAV. Motor listrik tanpa sikat yang menggerakkan
UAV menerima energi utamanya dari baterai. Sebelum menggunakan UAV, baterai perlu
diisi. Konsekuensinya, pasokan energi dari baterai merupakan faktor utama seberapa baik
UAV yang ditenagai oleh motor BLDC dapat terbang. Karena jumlah energi listrik yang
dapat disimpan dalam baterai relatif terbatas, maka penting untuk mengurangi konsumsi
energi agar UAV dapat terbang lebih lama (Prasetiyo dan Arum, 2021).

Teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau pesawat tanpa awak sudah banyak
digunakan dalam berbagai bidang. Dalam bidang pertanian, UAV digunakan sebagai alat
bantu penyemprotan tanaman dan monitoring hasil pertanian. Dalam bidang fotografi UAV

14
digunakan sebagai pemetaan dan foto udara. Dalam bidang militer UAV digunakan sebagai
senjata dan alat pertahanan, sedangkan dalam bidang industri penerbangan sebagai alat bantu
melakukan inspeksi dan pengecekan airframe sebuah pesawat terbang. Di beberapa negara
maju, UAV sudah mulai digunakan sebagai alat transportasi dan pengiriman barang, bahkan
dapat digunakan untuk memperbaiki jalan. Teknologi UAV kini semakin banyak
dikembangkan. Perancang UAV berupaya merancang UAV yang sehemat mungkin, tetapi
memiliki kinerja semaksimal mungkin. Efektivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan dengan
melakukan penghematan konsumsi energi. Salah satu upaya penghematan energi pada sebuah
UAV adalah dengan memilih dan menggunakan komponen yang hemat energi (Prasetiyo dan
Arum, 2021).

2.3.2. Motor Listrik

Kendaraan listrik merupakan alternatif sistem transportasi yang ramah lingkungan dan
handal dalam mendukung mobilitas masyarakat. Kendaraan listrik bergerak dengan
menggunakan energi listrik untuk memutar motornya. Berbeda dengan sistem kendaraan
konvensional, motor penggerak yang digunakan pada kendaraan listrik adalah motor listrik.
Salah satu jenis motor listrik yang sering digunakan adalah brushless DC motor (BLDC).
Motor BLDC dipilih karena memiliki karakteristik efisiensi yang tinggi, kehandalan, dan
jangkauan kecepatan yang lebar. Motor DC jenis ini tidak memiliki sikat dan komutator,
sehingga motor BLDC memerlukan perawatan yang lebih sedikit dan dapat beroperasi lebih
tenang dibandingkan motor DC. Motor BLDC bergerak dengan memanfaatkan energi listrik
bolak-balik (AC) 3 fasa. Untuk dapat beroperasi, motor ini membutuhkan motor penggerak
untuk mengatur kecepatan putarannya.

Penggerak motor BLDC menggunakan inverter untuk proses pergantian pada sikat.
Berbeda dengan motor DC konvensional, motor BLDC membutuhkan saklar elektronik
komutator berupa konverter agar dapat beroperasi dengan baik. Dalam pengoperasiannya,
motor BLDC membutuhkan informasi tentang posisi rotor untuk perubahan yang benar pada
setiap fase inverter. Informasi ini dapat diperoleh dengan sensor hall effect yang terpasang
pada motor BLDC untuk memantau posisi rotor. Meski memiliki banyak keunggulan, namun
dalam penerapannya penggunaan motor BLDC pada kendaraan listrik seringkali kurang
optimal. Variasi setpoint dan kondisi beban dinamis harus diperhatikan pada kendaraan

15
listrik. Pada sistem kendali konvensional, kedua aspek tersebut tidak dapat diterapkan dalam
pengendalian kendaraan listrik.

Hal ini membuat sistem kendaraan listrik tidak mampu memberikan performa
maksimal. Untuk mengatasi masalah tersebut, beberapa penelitian telah dilakukan untuk
menghasilkan sistem kendali yang optimal pada kendaraan listrik. Salah satu sistem yang
sering digunakan adalah kontrol logika fuzzy. Pada tulisan ini akan diulas beberapa penelitian
yang telah dilakukan mengenai penerapan logika fuzzy pada motor BLDC pada kendaraan
listrik (Apribowo dkk, 2021).

16
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Adapun Kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah

1. Motor BLDC adalah salah satu jenis motor sinkron magnet permanen yang sering
disebut motor magnet pemanen direct current (DC) tanpa brush yang menggunakan
suplai tegangan DC tiga fasa.
2. Perbedaan motor DC dan BLDC dapat dilihat dari tidak adanya sikat, sehingga motor
BLDC memiliki kecepatan yang lebih tinggi dan kebutuhan perawatan yang lebih
sedikit daripada motor DC.
3. motor BLDC memiliki medan magnet permanen pada rotor dan magnet yang berasal
dari gaya elektromagnet (magnet yang ditimbulkan dari pemberian input arus listrik)
pada bagian kumparan stator.
4. sensor hall effect sebagai sensor posisinya, sensorless mendeteksi lokasi rotor dengan
mengukur back EMF yang dihasilkan oleh motor.
5. Penerapan BLDC banyak pada industry ataupun elektronik yang menggunakan listrik
seperti Motor Listrik dan UAV.

17
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, R., Windarko, Sumantri B., 2021,” Estimasi Kecepatan Motor Brushless DC
dengan menggunakan Metode Sliding Mode Observer”, Jurnal Riset dan Konseptual,
Vol.6, 03, 696-709.

Apribowo, Ahmad dan Maghfiroh, “Fuzzy Logic Controller and Its Application in Brushless
DC Motor (BLDC) in Electric Vehicle - A Review”, Journal of Electrical, Electronic,
Information, and Communication Technology (JEEICT) Vol. 3 No. 1, Pages 35-43.

As-salaf dan Syahrial, 2021, “Simulasi Pengaturan Kecepatan Motor BLDC menggunakan
Software PSIM”, MIND journal, Vol.6, 1, 103-117, ISSN€: 2528-0902, DOI :
https://doi.org/10.26760/mindjournal.v6i1.103

Bondre, V. S., & Thosar, A. G. (2017). Mathematical modeling of direct torque control of
BLDC motor. 2017 International Conference on Innovative Research in Electrical
Sciences, IICIRES 2017. https://doi.org/10.1109/IICIRES.2017.8078304

C. Xia, Y. Wang and T. Shi, "Implementation of Finite-State Model Predictive Control for
Commutation Torque Ripple Minimization of Permanent-Magnet Brushless DC
Motor," in IEEE Transactions on Industrial Electronics, vol. 60, no. 3, pp. 896-905,
March 2013.

Firmanto, Riyadi, Pratomo dan Setiawan, 2021,” Pengoptimalan Kinerja Pengereman


Regeneratif Motor BLDC menggunakan Cascaded Boosst Converter, Vol.9, 2, 444-

Herman dan Djalal, 2019, “Brushless DC Motor Speed Control Using Ant Coloby
Optimization”, Journal of Computer Engineering System and Science), Vol.4, 2, 242-
249.

Irawan dan Perdana SS, 2020, “ Kontrol Motor Brushless DC (BLDC) Berbasis Algoritma
AI-PID”, Jurnal Teknik Elektro dan komputasi, Vol.3, 1, 41-48, ISSN:2685-7677.

P. Sarala, S. F. Kodad and B. Sarvesh, "Analysis of closed loop current controlled BLDC
motor drive," 2016 International Conference on Electrical, Electronics, and
Optimization Techniques (ICEEOT), Chennai, 2016, pp. 1464-1468.

18
Prasetiyo dan Arum, 2021, “Analisis Perbandingan Kinerja Brushless Motor Menggunakan
Metode Eksperimen (Comparative Analysis of Brushless Motor Performance Using
Experimental Methods)”, Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi,
Vol. 10, 1. ISSN 2301-4156.

Pratama, F.Y., 2018, “RANCANG BANGUN PENGENDALIAN KECEPATAN


BRUSHLESS DC MOTOR TIPE A2212/10T 1400 KV MENGGUNAKAN
KONTROLER PID BERBASIS LABVIEW”, Jurusan Teknik Elektro. Volume 7
Nomor 3, 157-166

Putra, E. H., Has, Z., & Effendy, M. (2018). Robust adaptive sliding mode control design
with genetic algorithm for Brushless DC motor. International Conference on Electrical
Engineering, Computer Science and Informatics (EECSI), 2018-Octob, 330–335.

R. Hazari and E. Jahan,2014, “Design of a Brushless Dc Motor for Missile Applications,” in


International conference on Electrical Engineering and Information & Communucation
Technology(ICEEICT), pp. 0–5.

Wibowo dan Riyadi, 2018, “Analisa Pembebanan pada Motor Brushless DC (BLDC)”,
Seminar Nasional Instrumentasi, Kontrol dan Otomasi (SNIKO), Bandung.

19

Anda mungkin juga menyukai