Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL SKIPSI

KEMAMPUAN TANAMAN AIR HYDRILIA DALAM


MENURUNKAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLID PADA
LIMBAH CAIR DI INDUSTRI TAHU TUKSONO SENTOLO
KABUPATEN KULON PROGO

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar


Sarjana Terapan Keseatan

RAMA MIRZA
P07133321004

D-IV SANITASI LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
TAHUN 2021
PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROPOSAL SKRIPSI
“Kemampuan Tanaman Air Hydrilia Dalam Menurunkan Kadar Total
Suspended Solid Pada Limbah Cair Di Industri Tahu Tuksono Sentolo
Kabupaten Kulon Progo”

Disusun Oleh :

RAMA MIRZA
NIM :P07133321004

Telah disetujui pembimbing pada tanggal :


2022

Menyetujui,
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

……………………… ………………………………..
NIP………………………………. NIP. ………………………….

Yogyakarta, Agustus 2021


Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan

Mohamad Mirza Fauzi, SST, M.Kes


NIP. 196707191991031002
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL SKRIPSI
“Kemampuan Tanaman Air Hydrilia Dalam Menurunkan Kadar Total
Suspended Solid Pada Limbah Cair Di Industri Tahu Tuksono Sentolo
Kabupaten Kulon Progo”

Disusun Oleh :

RAMA MIRZA
NIM :P07133321004

Telah dipertahankan dalam seminar di depan Dewan Penguji


Pada tanggal : …………………………….

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua,
………………. (…………………………….......…..)
NIP. ………………………..

Anggota,
………………………….. (…………………………….......…..)
NIP. ……………………….

Anggota,
……………………………… (…………………………….......…..)
NIP…………………………….

Yogyakarta, Agustus 2021


Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan

Mohamad Mirza Fauzi, SST, M.Kes


NIP. 196707191991031002
KATAPENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Proposal Skripi
dengan judul “Kemampuan Tanaman Air Hydrilia Dalam Menurunkan Kadar
Total Suspended Solid Pada Limbah Cair Di Industri Tahu Tuksono Sentolo
Kabupaten Kulon Progo”, dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini terwujud atau bimbingan, pengarahan, dan
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada:
1. Joko Susilo, SKM, M.Kes, Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Yogyakarta
2. Mohamad Mirza Fauzie, SST,M.Kes, Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan.
3. Sardjito Eko Windarso, SKM, MP Ketua Program Studi Diploma Empat
Sanitasi Lingkungan.
4. Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan banyak bantuan dan
bimbingan dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Dosen Pembimbing Pendamping yang telah membimbing dalam penyusunan
Proposal Skripsi ini.
6. Dosen Penguji yang telah memberikan berbagai masukan dan saran yang
bermanfaat dalam penyusunan Proposal Skripsi.
7. Seluruh dosen dan karyawan yang telah membantu dalam penyusunan
Proposal Skripsi.
8. Kepala Unit Perpustakaan Politeknik Kesehatan Yogyakarta yang telah
menyediakan fasilitas dalam penyusunan Proposal Skripsi.

Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini masih
jauh dari kata sempurna. Maka kritik dan saran yang membangun dari pembaca
senantiasa penulis harapkan untuk perbaikan proposal karya tulis ilmiah ini.

Yogyakarta, Agustus2021
Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………….....…………………………………..i


PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
KATAPENGANTAR..............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................4
C. Tujuan Penelitian...................................................................................4
1.Tujuan Umum.....................................................................................4
2.Tujuan Khusus....................................................................................4
D. Ruang Lingkup.......................................................................................4
E. Manfaat Penelitian.................................................................................5
F. Keaslian Penelitian.................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................7
A. Dasar Teori.............................................................................................7
B. Kerangka Konsep.................................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................17
A. Jenis dan Penelitian..............................................................................17
B. Populasi dan Sampel............................................................................17
C. Waktu dan Tempat...............................................................................18
D. Variable dan Definisi Operasional.......................................................18
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................................25
F. Instrumen Penelitian............................................................................25
G. Prosedur Penelitian...............................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28
LAMPIRAN...........................................................................................................30
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. 27
Tabel 2. 38
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Kerangka Konsep 16
Gambar 2. Dokumentasi Lokasi Penelitian 33
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Rencana Anggaran Penelitian 31
Lampiran 2. Jadwal Penelitian 32
Lampiran 3. Dokumentasi Lokasi Penelitian 33
Lampiran 4. Lembar 34
Lampiran 5. Lembar Hasil Observasi 38
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut UU RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 162

menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan

kualitas lingkungan yang sehat baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang

memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Industri tahu pada umumnya adalah usaha rumah tangga, dan air limbah

yang dihasilkannya pada umumnya tidak dikelola dan dialirkan langsung ke

dalam perairan terdekat. Jumlah industri tahu di Indonesia mencapai 84.000 unit

usaha, dengan kapasitas produksi lebih dari 2,56 juta ton per tahun. Air limbah

yang dibuang ke lingkungan sekitar 20 juta meter kubik per tahun (Darsono,

2007).

Proses pengolaan tahu dapat mengasilkan dua jenis limbah yaitu limbah

padat dan limbah car. Limbah padat berupa ampas tahu telh dapat ditanggulang

dengan memanfaatkannya sebagai pembuatan oncom atay bahan maknan ternak.

Sdeangka limbah cair pada proses produksi tau berasal dari kedelai, perendaman,

perebusan, penyaringan, pengepresan dan pencetakan tau serta pencucian alat dan

lantai masih mengalami potensi pada pencemaran lingkungan.

Menuut peraturan Menteri Lingkunan Hidup Republik Indonesia Nomor 5

Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah, Kadar TSS air limbah dari kegiatan

pengolahan kedelai adalah sebesar 200 mg/L.


Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun

terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia dan hayati yang akan

menimbulkan gangguan terhadap kesehatan karena menghasilkan zat beracun atau

menciptakan media untuk tumbuhnya kuman penyakit atau kuman lainnya baik

yang merugikan pada produk tahu sendiri ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan

air limbah ini akan berubah warnanya menjadi cokelat kehitaman dan akan

menimbulkan bau busuk.

Padatan tersuspensi ini berasal dari sisa-sisa perendaman, pencucian dan

perebusan kedelai sebagai bahan pembuatan tahu. Padatan tersuspensi dapat

mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air, sehingga dapat mempengaruhi

regenerasi oksigen dan fotosintesis. Pengendapan dan penguraian bahan-bahan

organik dapat juga mengurangi kualitas perairan yang akan mempengaruhi

kekeruhan air.

Industri tahu rumahan di Tuksono Sentolo Kabupaten Kulon Progo

merupakan salah satu produsen tahu di Yogyakarta. Sebagaimana produsen tahu

pada umumnya, proses pengolahan tahu pada industri tahu menghasilkan limbah

padat dan limbah cair. Kendati demikian, berdasarkan observasi yang telah

dilakukan, limbah pengolahan tahu tersebut belum dapat dikurangi (reduce),

dimanfaatkan (reuse), dan diolah kembali (recycle).

. Kandungan nitrogen serta unsur hara lain pada konsentrasi tinggi di dalam

air akan mempercepat pertumbuhan tumbuhan air. Kondisi demikian lambat laun

akan menyebabkan kematian biota air (Bahri, 2006).


Berdasarkan laporan tahunan Dinas perdagangan dan perindustrian

kabupaten kulonprogo tahun 2021 terdapat 85 industri kecil di Kelurahan

Tuksono kapanewon Sentolo. Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang

dilakukan oleh peneliti pada bulan Januari 2022 dengan melakukan observasi

pada Industri Tahu di Kelurahan Tuksono. Industri Tahu belum melakukan

pengolahan limbah secara baik dengan langsung mengalirkan air limbah ke badan

air sungai progo sehingga akan menimbulkan dampak pencemaran air di sungai

progo.

Maka perlu dilakukan penelitian “Kemampuan Tanaman Air Hydrillia

Dalam Menurunkan Kadar Total Suspended Solid TSS Pada Limbah Cair Pabrik

Tau di Industri Tahu Krapyak”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini

yaitu “Bagaimana pengaruh Tanaman Air Hydrilia terhadap penurunan kadar

Total Suspended Solid pada Limbah Cair di Industri Tahu Tuksono Kabupaten

Kulon Progo Tahun 2022?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui kemampuan Tanaman Air Hydrilia untuk menurunkan

kadar TSS pada Limbah Cair Pabrik Tahu di Industri Tahu Tuksono

Kabupaten Kuln Progo


2. Tujuan Khusus

1. Kemampuan Tanaman Air Hydrilia untuk menurunkan kadar TSS


pada Limbah Cair Pabrik Tahu di Industri Tahu Tuksono Kabupaten
Kulon Progo Tahun 2022.
2. Mengetahui pengaruh Tanaman Air Hydrilia untuk menurunkan kadar
TSS pada Limbah Cair Pabrik Tahu di Industri Tahu Tuksono
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2022.

D. Ruang Lingkup

1. Ruang lingkup keilmuan

Penelitian ini termasuk dalam lingkup ilmu Kesehatan Lingkungan

khususnya dalam bidang Pengelolaan Limbah Cair.

2. Ruang lingkup materi

Materi penelitian ini adalah Pengelolaan Limbah Cair yaitu penurunan

kadar Total Suspended Solid (TSS) dalam limbah cair di Industri tahu

Tuksono Kabupaten Kulon Progo.

3. Ruang lingkup obyek

Obyek penelitian ini Industri Tahu Tuksono Kabupaten Kulon Progo

4. Ruang lingkup lokasi

Lokasi penelitian ini di laksanakan di Kelurahan Tuksono Kapanewon

Sentolo Kabupaten Kulon Progo

5. Ruang lingkup waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2022


E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Menambah kepustakaan dalam pengembangan ilmu kesehatan lingkungan

khusunya bidang Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu.

2. Bagi Pemilik Industri Tahu

Sebagai bahan masukan dalam upaya peningkatan pengelolan limbah cai

industri yang di miliki.

3. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam aplikasi ilmu yang

telah diajarkan ke lapangan.

F. Keaslian Penelitian

Penelitian yang membahas hubungan sanitasi alat makan dengan

keberadaan angka kuman sudah banyak dilakukan, penelitian ini berbeda

dengan penelitian sebelumnya. Tetapi penelitian serupa yang pernah dilakukan

yaitu :

Tabel 1. Keaslian Penelitian

No Nama Penelitian, Tahun, Persamaan Perbedaan Penelitian


Judul Penelitian
1. Tati Ruhmawati (2017) Penurunan Kadar Penelitian Tati Ruhmawati :
Penurunan Kadar Total TSS di Limbah Cair Meneliti menggunakan metode
Fitoremidiasi dengan dilakukanya
Suspended Solid (Tss) Air
pengenceran pada limbah cair
Limbah Pabrik Tahu Dengan industri tahu
Metode Fitoremediasi Penelitian Rama Mirza :
Meneliti menggunakan Tanaman
Air Hydrilia dengan tidak
melakukan pengenceran
2. Hery Irawan (2014) Penurunan Kadar Penelitian Hery Irawani :
Efektivitas Penambahan TSS di Limbah Cair Meneliti menggunakan Serbuk Biji
Serbuk Biji Asam Jawa Asam Jawa
(Tamarindus Indica) Dalam Penelitian Rama Mirza :
Menurunkan Tss Pada Meneliti menggunakan Tanaman
Limbah Cair Tahu Di Hydrilia
Kecamatan Pontianak Utara.
3. Winda Samsudin (2018) Pengolahan Limbah Penelitian Winda Samsudin :
pengolahan Limbah Cair Cair Industri Tahu Meneliti Pengolahan Limbah Cair
Industri Tahu Menjadi Pupuk Tahu untuk menjadi pupuk organik
Organik Cair Dengan Penelitian Rama Mirza:
Penambahan Effektive Meneliti penurunan kadar TSS di
Mikroorganisme Limbah Cair Industri Tahu dengan
menggunakan Tanaman Air
Hydrillia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

1. Limbah Cair Tahu

Air limbah pabrik tahu dihasilkan dari proses pencucian, perebusan,

pengepresan dan pencetakan tahu sehingga kuantitas limbah cair yang

dihasilkan sangat tinggi. Limbah cair tahu mengandung polutan organik yang

cukup tinggi serta padatan tersuspensi maupun terlarut. Adanya senyawa-

senyawa organik tersebut menyebabkan limbah cair industri tahu mengandung

Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), dan

Total Suspended Solid (TSS) yang tinggi. TSS yang tinggi menghalangi

masuknya sinar matahari ke dalam air, sehingga akan mengganggu proses

fotosintesis, menyebabkan turunnya oksigen terlarut yang dilepas ke dalam air

oleh tanaman. Turunnya oksigen terlarut dalam air yang mengganggu

ekosistem akuatik. Selain itu, apabila jumlah materi tersuspensi ini

mengendap, maka pembentukan lumpur dapat mengganggu aliran serta

menyebabkan pendangkalan (Soemirat 2004).

Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun

terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia dan hayati yang akan

menimbulkan gangguan terhadap kesehatan karena menghasilkan zat beracun

atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman penyakit atau kuman

lainnya baik yang merugikan pada produk tahu sendiri ataupun tubuh
manusia. Bila dibiarkan air limbah ini akan berubah warnanya menjadi

cokelat kehitaman dan akan menimbulkan bau busuk.

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia

Nomor 5 tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah, kadar TSS air limbah

dari kegiatan pengolahan kedelai adalah sebesar 200 mg/L. Mengingat

tingginya potensi pencemaran perairan akibat limbah cair industri pembuatan

tahu, maka diperlukan strategi pengendalian pencemaran perairan tersebut

dengan mengolah limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan sebagai salah

satu upaya penyehatan lingkungan. Dewasa ini banyak teknologi pengolahan

air limbah (IPAL) yang berjalan kurang efektif, karena mahalnya biaya

operasional dan rumitnya sistem pengoperasian. Senyawa organik yang

berada pada limbah adalah senyawa yang dapat diuraikan secara sempurna

melalui proses biologi baik aerob maupun anaerob. Mengingat karakteristik

limbah cair pabrik tahu mengandung banyak buangan organik, maka alternatif

sistem pengolahan secara biologis dapat dijadikan pilihan utama (Fachrurozi

et al. 2010).

Bioremediasi adalah satu satu teknologi alternatif untuk mengatasi

masalah pencemaran lingkungan dengan memanfaatkan bantuan

mikroorganisme. Selain dengan memanfaatkan mikroorganisme, bioremediasi

juga dapat pula memanfaatkan tanaman air. Tanaman air mempunyai

kemampuan untuk menetralisir komponen-komponen tertentu di dalam

perairan yang sangat bermanfaat dalam proses pengolahan air limbah

(Artiyani 2014). Penggunaan tanaman air dalam proses bioremediasi ini biasa
dikenal dengan istilah fitoremediasi. Fitoremediasi adalah pencucian polutan

yang diremediasi oleh tumbuhan, termasuk pohon, rumput-rumputan dan

tumbuhan air. Pencucian ini bisa berarti penghancuran, inaktivasi atau

imobilisasi polutan ke bentuk yang tidak berbahaya. Fitoremediasi merupakan

suatu sistem yang menggunakan tumbuhan, dimana tumbuhan tersebut

bekerjasama dengan mikroorganisme dalam media untuk mengubah,

menstabilkan, atau menghancurkan zat kontaminan menjadi kurang atau tidak

berbahaya sama sekali bahkan menjadi bahan yang berguna secara ekonomi.

Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi proses fitoremediasi, antara

lain jenis tanaman, faktor cuaca/iklim, suhu, dan pH (Siregar dan Anwar

2010). Mekanisme kerja fitoremediasi terdiri dari beberapa konsep dasar

yaitu, fitoekstraksi, fitovolatilisasi, fitodegradasi, fitostabilisasi, rhizofiltrasi

dan interaksi dengan mikroorganisme pendegradasi polutan (Hidayati 2005).

Biofilter sebagai salah satu cara di dalam pengolahan buangan dengan

menggunakan tanaman yang memiliki mikroba rhizosfera mempunyai

kemampuan untuk mengurai benda-benda organik maupun anorganik dalam

air buangan (Suriawiria 2003). Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan

tanaman air untuk menyaring bahan-bahan yang larut dalam air limbah

potensial untuk dijadikan bagian dari usaha pengolahan air limbah. Reed et al.

(2005) mengemukakan bahwa pada proses pengolahan air limbah dalam

kolam yang menggunakan tanaman air terjadi proses penyaringan dan

penyerapan oleh akar dan batang tanaman air, proses pertukaran dan
penyerapan ion. Selain itu tanaman air juga berperan dalam menstabilkan

pengaruh iklim, angin, cahaya matahari, dan suhu.

2. Tanaman Air Hydrilia

Tanaman air Hydrilla verticilata (Ganggang hijau) mampu menyerap

cahaya matahari dan mampu bersaing dengan tumbuhan lainnya serta mampu

juga menggunakan nutrisi secara efisien. Jaringan hydrilla terdiri dari 90% air,

oleh karena itu tumbuhan ini dapat berkembang biak sekalipun dengan

persediaan nutrisi esensial yang terbatas seperti karbon, nitrogen, dan fospor.

Hydrilla mampu tumbuh dibawah kondisi range kimia yang sangat lebar. Hal

ini pada umumnya ditemukan pada danau yang rendah nutrisi hingga yang

tinggi nutrisi. Tumbuhan ini juga dapat bertahan hidup pada salinitas 7% pada

air laut dan dapat juga bertahan pada range pH yang lebar. Hydrilla dapat

beradaptasi dengan level sinar matahari yang sangat rendah untuk fotosintesis,

hal ini berarti hydrilla dapat melakukan fotosintesis lebih awal pada pagi hari

sehingga berhasil bersaing dengan tumbuhan yang lainnya (Khiatuddin 2003).

Dengan demikian penggunaan tanaman air Hydrilla untuk mengolah air

limbah sangat tepat.

Kajian penanganan air limbah dengan menggunakan tanaman air sudah

banyak dilakukan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yusuf (2008),

menunjukkan bahwa dari empat macam tanaman yang diujikan (mendong,

kiambang, teratai, dan Hydrilla) ternyata tanaman air Hydrilla verticillata

mampu menurunkan kadar kekeruhan sebesar 78,24% dan kadar COD sebesar

43,36% dengan waktu kontak 48 jam. Penelitian yang dilakukan oleh Artiyani
(2014) menggunakan tanaman Hydrilla verticillata mampu menurunkan

konsentrasi N-Total sebesar 72,76% dan P-Total air limbah pabrik tahu

sebesar 60,40% dengan menggunakan reaktor batch.

B. Kerangka Konsep
Limbah Cair

BOD COD TSS

Perlakuan Menggunakan
Tanaman Hydrillia

Hasil Penelitian :
1. Memenuhi Syarat
2. Tidak Memenuhi
Syarat

Gambar 1 . Kerangka Konsep


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimen (skala laboratorium) dengan

rancangan pretest-postest dengan kontrol. Rancangan penelitian ini

mengelompokkan anggota kontrol dan kelompok perlakuan yang dilakukan

secara acak, adanya penelitian pendahuluan (pretest) pada kelompok kontrol

dan kelompok perlakuan diikuti dengan intervensi pada kelompok perlakuan

dan dilakukan postest setelah perlakuan.

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Prestest Perlakuan Posttest

E1 X1 O1

E2 X2 O2

E3 X3 O3

E4 O4

KE : Kelompok Experiment

KK : Kelompok kontrol

E : Sebelum perlakuan

O : Sesudah Perlakuan

X1 : Waktu 48 Jam

X2 : Waktu 96 Jam

X3 : Waktu 144 Jam


B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek yang akan diteliti. Populasi dalam

penelitian ini adalah Limbah Cair Industri Tahu

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari limbah cair yang dimbil dari populasi

C. Waktu dan Tempat

1. Waktu Peneitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2022

2. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Industri Tahu Tuksono Kecamatan

Sentolo Kabupaten Kulonprogo

D. Variable dan Definisi Operasional

N Variabel DefinisiOperasional Alat ukur Hasil ukur Cara ukur Skala


o Ukur
1 Limbah Kondisi limbah cair yag Lembar Tabel Pengamatan Rasio
diukur dan/atau di uji Monitoring pengamatan
Cair
berdasarkan parameter
Industri tertentu dn metode
berdasarkan peraturan yang
Tahu
berlaku
2 Kadar Kadar TSS yang ada pada TSS Meter Memenuhi Pengukuran Rasio
TSS limbah cair industry tahu Syarat < 200
mg/L

Tidak
memenuhi
Syarat > 200
mg/L
E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah dengan cara pengambilan sampel sesaat yitu

sampel yang menunjukkn sifat sampel pada saat diambil.

F. Instrumen Penelitian

Tanaman hydrilla ditanam pada kontainer yang berisi air bersih (air

kran) selama satu minggu. Setelah dilakukan aklimatisasi selanjutnya air limbah

tahu diencerkan dengan air bersih (air kran) yang digunakan pada proses

aklimatisasi dengan konsentrasi 25% (satu liter air limbah tahu diencerkan

dengan tiga liter air bersih hasil aklimatisasi). Kadar TSS awal (sebelum

dikontakkan dengan tanaman air hydrilla adalah 291 mg/L), kadar TSS setelah

dicampur dengan air hasil aklimatisasi 73,55 mg/L, sehingga diperoleh

konsentrasi pengenceran {(73,55 : 291) x 100% = 25%}. Setelah air limbah

tahu diencerkan selanjutnya disimpan dalam kontainer untuk dikontakkan

dengan tanaman hydrilla. Karakteristik awal air limbah pabrik tahu meliputi

kadar TSS adalah 73,55 mg/L, nilai pH sebesar 5,95 dan suhu sebesar 26,9oC.

G. Prosedur Penelitian

a. Mengisi kontainer dengan air limbah pabrik tahu yang sudah diencerkan

dengan air bersih hasil proses aklimatisasi masing-masing sebanyak 4

liter untuk dikontakkan dengan tanaman air Hydrilla. Air limbah yang

sudah diencerkan dikontakkan dengan tanaman air hydrilla selama 48 jam

(2 hari), 96 jam (4 hari), dan 144 jam (6 hari).


b. Mengambil sampel air limbah pabrik tahu yang sudah diencerkan

sebelum dan setelah dikontakkan dengan tanaman air hydrilla selama 2

hari, 4 hari dan 6 hari, serta kontrol yang dibuat dengan cara

mengencerkan air limbah pabrik tahu (air baku) tanpa ditanami tanaman

air Hydrilla.

c. Memeriksa kadar TSS, pH dan temperatur sampel air limbah pabrik tahu

yang sudah diencerkan sebelum dikontakkan dengan tanaman air

Hydrilla,

d. Memeriksa kadar TSS, pH dan temperatur sampel air limbah pabrik tahu

yang sudah diencerkan setelah dikontakkan dengan tanaman air Hydrilla,

e. Memeriksa kadar TSS, pH dan temperatur pada kontrol.

f. Air limbah pabrik tahu setelah penelitian tetap disimpan pada

wadah/kontainer sampai kadar bahan pencemar dalam air limbah tersebut

(khususnya paramater TSS) memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan,

baru dibuang ke lingkungan.

g. Tanaman Hydrilla setelah digunakan dalam penelitian dibuat kompos.

H. Analisis Data
Data hasil pengukuran dan pemeriksaan selanjutnya diolah dan dianalisis

univariat untuk melihat rata-rata kadar TSS sebelum dan sesudah kontak

dengan tanaman air, serta persentase penurunan kadar TSS setelah kontak

dengan tanaman air. Selanjutnya dilakukan analisis bivariat dengan

menggunakan Anova.
DAFTAR PUSTAKA

Afiyah, N. et al. (2020) ‘Identifikasi Biodiversitas Tumbuhan Pada Lingkungan


Akuatik di Sungai Kabupaten Jepara’, Journal Of Biology Education, 3(1), p. 32.
doi:10.21043/jobe.v3i1.7386.

Dewi, M.O. and Akbari, T. (2020) ‘PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TAHU


DENGAN METODE FITOREMEDIASI TANAMAN ECENG GONDOK
(EICHHORNIA CRASSIPES) PADA INDUSTRI TAHU B KOTA SERANG’, 3(1),
p. 13.

Hikmah, S.F. et al. (2019) ‘Teknologi Pengolahan Limbah Industri Tahu sebagai
Upaya Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kecamatan Gambiran
Kabupaten Banyuwangi’, Jurnal Istiqro, 5(1), p. 53. doi:10.30739/istiqro.v5i1.342.

Irawan, H. (no date) ‘EFEKTIVITAS PENAMBAHAN SERBUK BIJI ASAM


JAWA’, p. 9.

Ruhmawati, T., Sukandar, D. and Karmini, M. (2017) ‘PENURUNAN KADAR


TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) AIR LIMBAH PABRIK TAHU DENGAN
METODE FITOREMEDIASI’, 12(1), p. 8.

Anda mungkin juga menyukai