UNTUK MELAKSANAKAN
PAKET PEKERJAAN JASA KONSTRUKSI :
PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT CENTRA BALI HOSPITAL
KABUPATEN GIANYAR
antara
PT. SEMESTA USADA BERKARYA
dengan
PT. TIGA SEKAWAN PUTERA
Pada hari ini, Rabu tanggal Delapan bulan Februari tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga (08-02
- 2023), di Bandung, kami yang bertanda tangan dibawah ini :
Dalam hal ini bertindak berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. A-01.67/ SUB/ XI/ 2022,
tertanggal 30 November 2022, sesuai Akte Pendirian Perusahaan Nomor: 13, tertanggal 18
Februari 2021 yang dibuat di hadapan Jefrey Firmanyo Soegianto, SH, M.Kn, Notaris di
Denpasar, dan telah mendapat Pengesahan Menteri Hukum & HAM RI. Nomor: AHU-
AH.01.03-0126822, yang bertindak untuk dan atas nama Direksi dan/ atau perusahaan
tersebut di atas, selaku Pemilik Proyek Rumah Sakit Centra Bali Hospital, selanjutnya dalam
PERJANJIAN ini disebut sebagai “PIHAK PERTAMA”.-
Dengan
2. Nama :
Jabatan :
Perusahaan :
Alamat :
Berdasarkan Akte Pendirian Nomor : 02 tanggal 13 Oktober 2020 yang di buat oleh Anisa
Firdawati, SH, M.Kn Notaris di Kabupaten Bandung Barat dan telah mendapat Pengesahan
Menteri Hukum & HAM RI. Nomor: AHU-0063579.AH.01.01 tanggal 30 November 2020
dan Akte Perubahan Terakhir Nomor : 02 tanggal 15 Januari 2021 yang dibuat oleh ANISA
FIRDAWATI. SH, Notaris di Bandung Barat yang bertindak untuk dan atas nama Direksi
dan/atau perusahaan tersebut diatas selaku Main Kontraktor / Kontrator Utama, selanjutnya
dalam PERJANJIAN ini disebut sebagai “PIHAK KEDUA”.-
Halaman 1
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama untuk selanjutnya disebut PARA
PIHAK, setuju, untuk melaksanakan kontrak Pembangunan Rumah Sakit CENTRA BALI
HOSPITAL di Kabupaten Gianyar, dengan syarat dan ketentuan ketentuan, sebagai-berikut:
Pasal 1
ADMINISTRASI PENAWARAN
Pasal 2
DASAR PELAKSANAAN KERJA
Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 (satu) PERJANJIAN ini harus dilaksanakan
sesuai dan tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang ada pada :
Halaman 2
d. Peraturan - peraturan Teknis dan Non Teknis yang dikeluarkan oleh Departemen,
Dinas dan Instansi Lain / Terkait.
e. Peraturan - peraturan Teknis dan Non Teknis yang dikeluarkan oleh Badan Riset
baik Dalam maupun Luar Negeri.
f. Peraturan - peraturan Teknis dan Non Teknis yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Daerah Setempat.
g. Peraturan - peraturan Teknis dan Non Teknis yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA.
h. Lain – lain syarat umum yang berhubungan dengan pembangunan yang berlaku
di Negara Republik Indonesia.
i. Petunjuk tertulis yang di berikan oleh Konsultan Perencana / Managemen
Konstruksi.
Pasal 3
TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN
Halaman 3
PIHAK PERTAMA yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan
(BAST-HP).
11. PIHAK PERTAMA berkewajiban mengurus segala macam bentuk Koordinasi Lapangan
dan Perizinan terkait pekerjaan menurut PERJANJIAN ini agar seluruh aspek dari
pekerjaan tersebut legal dan sah menurut hukum dan norma yang berlaku di Negara
Republik Indonesia.
12. PIHAK PERTAMA berkewajiban menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) yang
waktunya diatur dalam Pasal 6 (enam) Surat PERJANJIAN ini.
13. PIHAK PERTAMA berkewajiban menyerahkan keseluruhan lapangan / area pekerjaan
kepada PIHAK KEDUA dalam rangka Pelaksanaan Pekerjaan tersebut dengan
menerbitkan Surat Penyerahan Lapangan (SPL).
14. PIHAK PERTAMA bertanggung jawab sepenuhnya atas semua tuntutan dan / atau
kerugian yang dialami PIHAK KEDUA dan / atau Pihak Lain yang diakibatkan langsung
maupun tidak langsung atas pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 (satu) Surat
PERJANJIAN ini yang berkaitan dengan keabsahan Legalitas maupun Ijin-ijin lainnya.
15. PIHAK PERTAMA tidak bertanggungjawab dalam bentuk apapun pada Pihak Ketiga
yang berkaitan dengan Sub. Kontraktor, dan Vendor-vendor yang berhubungan mitra
kerja dengan PIHAK KEDUA.
Pasal 4
BIAYA PELAKSANAAN KONSTRUKSI
1. Nilai Kontrak berdasarkan, Pekerjaan dengan harga satuan yang telah disepakati dengan
mengacu pada Volume Aktual Pekerjaan sesuai opname, yang disesuaikan dengan
gambar design pekerjaan yang dikeluarkan oleh Konsultan Perencana.
2. Nilai Kontrak Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 (satu) PERJANJIAN ini
sebesar :
Rp 400,000,000,000.- (Empat Ratus Milyar Rupiah), terdiri dari
Pembangunan Rumah Sakit dan Fasilitas lainnya.
3. Dengan Rincian Pekerjaan sebagaimana tertuang dalam lampiran dokumen
PERJANJIAN ini.
4. Pekerjaan tambahan atau selain yang disebut pada Pasal 5 (empat) ayat 3 (tiga) diatas,
diatur melalui Addendum.
5. Dalam jumlah biaya pelaksanaan tersebut di atas belum termasuk Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) 11% (sebelas persen) dan pajak lainnya.
6. PARA PIHAK sepakat adanya pekerjaan tambah kurang yang mungkin terjadi, yang
nilainya akan diperhitungkan berdasarkan volume yang dihitung bersama oleh PARA
PIHAK. Terkait pembayaran apabila terjadi penambahan pekerjaan akan dibayarkan
secara terpisah yang akan dituangkan dalam Addendum Surat PERJANJIAN ini.
7. Harga Satuan Pekerjaan, addendum satuan upah dan harga satuan bahan mengikat pada
kontrak borongan harga satuan (Unit Price), dan digunakan untuk menghitung
perubahan volume bila terjadi pekerjaan tambah kurang.
Halaman 4
Pasal 5
CARA dan JAMINAN PEMBAYARAN
1. Syarat yang disepakati PARA PIHAK sebelum terjadi aanwidzing adalah dengan PIHAK
KEDUA memberikan jaminan pelaksanaan sebesar 5% (Lima persen) berupa Bank
Garansi (BG) tervalidasi PIHAK PERTAMA dari nilai kontrak selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari efektif dari ditandatanganinya PERJANJIAN ini;
2. PARA PIHAK sepakat jika Surat Perintah Kerja (SPK) diterbitkan oleh PIHAK
PERTAMA bersamaan ketika Jaminan Pelaksanaan berupa Bank Garansi (BG) 1832
diberikan oleh PIHAK KEDUA pada hari yang sama;
3. Bahwa PARA PIHAK sepakat jika skema pembayaran ini terbagi beberapa tahap
dengan rincian sebagai berikut :
b.1. Pencairan pertama sebesar 20% (Dua Puluh Persen) atau senilai Rp.
80,000,000,000,- (Delapan Puluh Milyar Rupiah) setelah progress
pekerjaan mencapai 40% (Empat puluh persen);
b.2 Pencairan kedua sebesar 20% (Dua Puluh Persen) atau senilai Rp.
80,000,000,000,- (Delapan Puluh Milyar Rupiah) setelah progress
pekerjaan mencapai 60% (Enam puluh persen);
b.3. Pencairan ketiga sebesar 20% (Dua Puluh Persen) atau senilai Rp.
80,000,000,000,- (Delapan Puluh Milyar Rupiah) setelah progress
pekerjaan mencapai 80% (Delapan puluh persen);
b.4. Pencairan keempat sebesar 15% (Lima Belas Persen) atau senilai Rp.
60.000.000,000,- (Enam Puluh Milyar Rupiah) setelah progress pekerjaan
mencapai 100% (Seratus persen);
4. Jaminan Retensi atau Masa Pemeliharaan sebesar 5% (Lima persen) atau senilai Rp
20,000,000,000.- (Dua Puluh Milyar Rupiah) adalah selama 90 (Sembilan puluh) hari
dari diterbitkannya Berita Acara Serah Terima (BAST), maka Jaminan Retensi atau
Masa Pemeliharaan tersebut dapat dicairkan oleh PIHAK KEDUA.
Halaman 5
Pasal 6
PENYESUAIAN HARGA
Pasal 7
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
1. Jangka waktu Surat PERJANJIAN ini berlaku sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK
sampai dengan ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan (BAST-
HP) oleh PARA PIHAK.
2. Jangka waktu pelaksanaan adalah 547 (Lima Ratus Empat Puluh Tujuh) hari kalender,
terhitung sejak Berita Acara Serah Terima Lapangan (SPL) antara PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA diterbitkan.
3. PIHAK PERTAMA menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK), selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kalender sejak di tandatanganinya Surat PERJANJIAN ini dan
adanya kepastian PIHAK Investor untuk bersedia mendanai Proyek Rumah Sakit
Internasional CENTRA BALI HOSPITAL, mengingat PIHAK Investor menjadi satu
paket dari PIHAK KEDUA.
4. Surat Penyerahan Lapangan (SPL) antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
diterbitkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sejak di keluarkannya
Surat Perintah Kerja (SPK) sebagaimana dimaksud pada Ayat 3 (tiga) Pasal ini.
5. Pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus sudah dimulai selambat – lambatnya 7
(tujuh) hari kalender sejak ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima Lapangan
(SPL) antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
6. Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 (satu) Surat PERJANJIAN ini harus
selesai dan diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dalam jangka
waktu pelaksanaan dan dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan
(BAST-HP).
7. Perpanjangan waktu pekerjaan akan diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA apabila:
a. Terjadi perubahan pekerjaan, faktor gangguan alam, lingkungan sosial budaya
setempat yang dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan PIHAK KEDUA.
b. Adanya kesepakatan perpanjangan waktu antara PARA PIHAK.
Halaman 6
Pasal 8
MASA PEMELIHARAAN
1. Selama jangka waktu 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari kalender terhitung sejak Berita
Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan (BAST-HP) diterbitkan, maka pemeliharaan menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA, oleh karena itu PIHAK KEDUA di wajibkan
melaksanakan pekerjaan pemeliharaan, serta menyelesaikan semua kekurangan,
kerusakan, ketidak sempurnaan hasil pekerjaan dan sebagaimana sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan sehingga sesuai dengan spesifikasi teknis, gambar rencana teknis dan
ketentuan-ketentuan lainnya yang telah disepakati PARA PIHAK.
2. Segala biaya yang timbul akibat ketidak sempurnaan pekerjaan dalam Masa Pemeliharaan
menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA tidak bertanggung jawab dalam masa pemeliharaan dalam hal-hal berikut
ini:
1. Consummable Goods (barang-barang yang habis terpakai) untuk keperluan
pengoprasian pekerjaan yang sudah diserah terimakan.
2. Setiap hasil pekerjaan PIHAK KEDUA yang oleh PIHAK PERTAMA diserahkan kepada
Pihak Ketiga atau Pihak Lain yang dalam pemakaiannya mengalami kerusakan.
4. Apabila masa pemeliharaan sebagaimana dimaksud Ayat 1 (satu) Pasal ini telah selesai
dan dilaksanakan dengan baik oleh PIHAK KEDUA, maka pekerjaan akan diserah
terimakan oleh PIHAK KEDUA kepadaPIHAK PERTAMA yang dituangkan dalam Berita
Acara Serah Terima Hasil Akhir Pekerjaan (BAST-HP).
5. Masa pemeliharaan dapat diundur apabila PIHAK KEDUA dalam menyelesaikan
pekerjaan pemeliharaan dimaksud dalam waktu 90 (Sembilan puluh) hari kalender.
Pasal 9
MANAGEMENT PROYEK DAN MANAGEMENT KONSTRUKSI
Pasal 10
MEKANISME LAPORAN PROGRESS PEKERJAAN
Halaman 7
PERJANJIAN ini, yang selanjutnya akan diakui oleh PARA PIHAK sebagai Dokumen
Progress Pekerjaan.
2. Mekanisme pengendalian proyek untuk pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 (satu) Surat PERJANJIAN terlampir.
3. Sedikitnya 2 (dua) bulan sekali Dokumen Progress Pekerjaan akan diterbitkan oleh
PARA PIHAK.
Pasal 11
KEADAAN MEMAKSA / FORCE MAJEURE
1. PARA PIHAK tidak bertanggung jawab atas keterlambatan atau batalnya baik
sebagian atau seluruhnya dari jumlah pasal yang telah disepakati karena sebab atau
sebab-sebab, termaksud tetapi tidak terbatas pada, bencana alam, perang, keadaan
serupa perang, Blockade, gejolak Sosial, embargo, huru-hara, peraturan Pemerintah
Pusat dan Daerah yang berubah, Pemogokan, epidemic, karantina, kebakaran, banjir,
gempa bumi, ledakan dan perubahan keadaan yang terduga atau sebab-sebab lain
diluar kekuasaan PARA PIHAK yang tergolong Force Majeure.
2. Dalam terjadinya keadaan force majeure maka pihak yang berada dalam keadaan
force majeure wajib memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya selambat-
lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak diketahui terjadinya
keadaan force majeure tersebut.
3. Apabila sebab akibat adanya keadaan force majeure, PERJANJIAN ini diputuskan
berdasarkan persetujuan PARA PIHAK, maka kerugian yang timbul sebagai akibat
adanya keadaan force majeur tersebut ditanggung oleh masing-masing pihak dan
masing-masing pihak tidak dapat menuntut ganti rugi apapun terhadap pihak lainnya.
Pasal 12
PERMASALAHAN
1. Berdasarkan azas saling percaya, PARA PIHAK akan mematuhi semua ketentuan yang
ditetapkan dalam PERJANJIAN ini dan tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang
dapat menghambat upaya pelaksanannya.
2. Jika terdapat kerancuan antara masing-masing Dokumen Kontrak, maka isi dari
Dokumen yang rancu tersebut hendaknya diartikan menurut makna yang terdekat.
Bila kerancuan terjadi diantara 1 (satu) Dokumen maka dapat digunakan peringatan
kekuatan dokumen-dokumen kontrak sebagai berikut :
a) Addendum Kontrak
b) Surat PERJANJIAN Pekerjaan Konstruksi ( Kontrak ).
c) Addendum Surat Penunjukkan Pelaksaaan.
d) Surat Perintah Mulai Kerja.
e) Surat Penyerahan Lapangan.
f) Ketentuan Umum Kontrak.
Halaman 8
g) Spesifikasi Khusus.
h) Spesifikasi Umum.
i) Daftar Kuantitas dan harga satuan.
j) Gambar Tehnik / gambar Rencana.
3. Apabila terjadi perselisihan paham baik mengenai isi maupun pelaksanaan surat
PERJANJIAN ini,maka terlebih dahulu akan diselesaikan dengan musyawarah dan
mufakat oleh kedua belah pihak.Apabila perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan
secara musyawarah dan mufakat, maka PARA PIHAK sepakat meyelesaikannya
melalui jalur hukum dan menunjuk domisili hukum sesuai dengan wilayah/lokasi kerja
Pasal 13
LAIN-LAIN
Pasal 14
KETENTUAN PENUTUP
1. Dengan ditandatanganinya surat PERJANJIAN ini oleh PARA PIHAK, maka seluruh
ketentuan yang tercantum didalam dokumen PERJANJIAN ini merupakan satu
kesatuan serta bagian yang tidak terpisahkan yang mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat,kedua belah pihak berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku di Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
2. Surat PERJANJIAN ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK yang aslinya
dibuat rangkap 2 (dua),bermatrai cukup dengan ketentuan dan kekuatan hukum yang
sama dan untuk keperluan administrasi tindasan (copy) sebanyak 4 (empat ) rangkap
sesuai aslinya.
Halaman 9
Demikian Surat PERJANJIAN ini di buat dengan itikad baik dan dengan semangat
kebersamaan untuk dimengerti dan ditaati serta dilaksanakan PARA PIHAK.
ENGELBERT KERONG
Direktur Pemasaran & Direktur
Pengembangan Bisnis
SAKSI - SAKSI:
_____________________________ __________________________
Halaman
10