Nomor:
Pada hari ini Kamis, 23 April 2020 kami yang sepakat di bawah ini:
Nama : Aurelia
Jabatan : Direktur Utama PT Surabaya Icon
Alamat : Jl. Basuki Rahmat No. 14 Surabaya
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan PT Surabaya Icon yang
berkedudukan di Jl. Purnowirawan no. 5 Surabaya yang berdasarkan akta notaris no….
selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KESATU.
PREMIS
1. Bahwa pihak pertama adalah PT Surabaya Icon selaku pemilik proyek pembangunan
Dengan ini kedua belah pihak menyatakan untuk saling mengikat diri mengadakan perjanjian
kerja untuk pembangunan gedung perbelanjaan untuk selanjutnya diatur dengan syarat dan
ketentuan sebagai berikut:
PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN
PASAL 2
Dokumen perjanjian dan segala hal yang mendasari pelaksanaan pekerjaan ini menjadi satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan perjanjian ini. Dengan rincian dokumen sebagai
berikut:
PASAL 3
1. Perjanjian, adalah kesepakatan yang dibuat dan ditandatangani kedua belah pihak
berikut dokumen dan lampirannya yang menjadi satu kesatuan.
2. Pemberi Tugas, berarti yang bertindak dalam hal pemberi tugas pada PIHAK
KEDUA yaitu PIHAK PERTAMA selaku pemilik Proyek Pembangunan Gedung
Perbelanjaan 5 Lantai di Jalan Kutai Katanegara No. 10-15 Surabaya, Jawa Timur.
3. Pekerjaan, adalah pelaksanaan pekerjaan konstruksi Pembangunan Gedung
Perbelanjaan termasuk pengadaan Material, peralatan dan berikut BBM dan tenaga
kerja, semua perhitungannya termasuk Masa Pemeliharaan yang menjadi lingkup
pekerjaan Pihak Kedua dan merupakan bagian dari pekerjaan Perjanjian.
4. Nilai Kontrak, berarti jumlah biaya yang wajib dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA atas pekerjaan yang telah dilakukan sebagaimana diatur
dalam perjanjian ini.
5. Perubahan Pekerjaan, berarti suatu pekerjaan tambah / kurang atau penambahan /
pengurangan Pekerjaan atau bagian / tahapan dari Pekerjaan, yang terjadi sebelum
atau pada saat atau sesudah pelaksanaan Pekerjaan, baik itu didalam atau diluar
lingkup pekerjaan PIHAK KEDUA yang telah ditetapkan dalam Perjanjian ini dan
dinyatakan secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA.
6. Prestasi Pekerjaan, berarti perhitungan atau penilaian terhadap Pekerjaan yang telah
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dan dapat diterima dengan baik oleh PIHAK
PERTAMA dan Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas yang dinyatakan dalam suatu
Berita Acara Prestasi Pekerjaan.
7. Lokasi Pekerjaan, berarti tempat dimana pelaksanaan Pekerjaan berlangsung
sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian ini.
8. Serah Terima Pertama, berarti suatu pernyataan yang menyatakan bahwa Pekerjaan
yang dilaksanakan PIHAK KEDUA telah selesai seluruhnya dan berfungsi dengan
baik sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian ini yang dituangkan dan dinyatakan
secara tertulis dalam Berita Acara Serah Terima Pertama yang dibuat dan
ditandatangani oleh Para Pihak
9. Masa Pemeliharaan Pekerjaan, berarti suatu jangka waktu dimana PIHAK KEDUA
diwajibkan dan bertanggungjawab untuk memelihara, merawat dan menjaga hasil
Pekerjaan sekaligus memperbaiki terhadap semua cacat, baik yang terlihat maupun
yang tersembunyi ataupun semua kerusakan, kekurangan atau ketidaksempurnaan,
pada hasil Pekerjaan.
10. Serah Terima Kedua, berarti suatu pernyataan bahwa Masa Pemeliharaan Pekerjaan
telah selesai dilaksanakan dengan baik oleh PIHAK KEDUA dan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam Perjanjian ini, yang dituangkan dan dinyatakan
secara tertulis dalam suatu Berita Acara Serah Terima Kedua yang dibuat dan
ditandatangani oleh Para Pihak.
PASAL 4
LINGKUP PEKERJAAN
PASAL 5
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. PIHAK KEDUA menunjuk wakil dari PIHAK KEDUA yang mempunyai kuasa
penuh untuk mewakili di lokasi proyek (Project Site) selama pekerjaan berlangsung,
yang dapat menerima dan menyelesaikan segala perintah dan petunjuk dari Kepala
Proyek/Pelaksana PIHAK PERTAMA.
2. Tenaga Ahli disiapkan oleh PIHAK KEDUA untuk melakukan Controlling terhadap
proyek pembangunan berdasarkan keilmuan yang dimilikinya dan atas persetujuan
dari PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA harus melaporkan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA
rencana kerja / metoda konstruksi (construction method) dan Rencana Mutu pekerjaan
sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.
4. Pengawas pelaksanaan pekerjaan ini adalah Kepala Proyek dan Kepala Lapangan/
pelaksana yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA, serta Direksi Pengawas dari
PIHAK PERTAMA.
5. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk menyediakan fasilitas penunjang
pelaksanaan pekerjaan tersebut pada ayat 1 dan 2 pasal ini sebagai berikut :
a. Work Shop dan Barak operator / sopir serta fasilitas lain yang diperlukan
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
6. PIHAK KEDUA harus membuat dan menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA
kelengkapan administrasi/teknis dengan rincian sebagai berikut:
a. Struktur Organisasi di Lapangan
b. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
c. Laporan berkala hasil pekerjaan
d. Dokumentasi progress pekerjaan mulai dari 0%-100%
e. Laporan akhir pelaksanaan pekerjaan
PASAL 6
PELAKSANAAN PEKERJAAN
PASAL 7
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Jangka Waktu pelaksanaan pekerjaaan tersebut dalam Surat Perjanjian ini adalah
selama 30 (tiga puluh) bulan kalender, yang dimulai pada tanggal 30 April 2021 dan
selesai seluruhnya pada tanggal 30 Oktober 2023, dilaksanakan berdasarkan
Construction Time Schedule yang telah disetujui oleh kedua belah pihak, atau pemberi
tugas.
2. Waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut dalam ayat 1 pasal ini tidak dapat diubah oleh
PIHAK KEDUA kecuali dalam keadaan memaksa (force majeure) atau adanya
pekerjaan tambah/kurang serta alasan-alasan lain yang dapat diterima dan telah
mendapatkan persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.
PASAL 8
NILAI PEKERJAAN
Harga pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini yang selanjutnya disebut
Nilai Pekerjaan adalah sebagai berikut:
PASAL 9
PROSEDUR PEMBAYARAN
PASAL 10
MASA PEMELIHARAAN
1. Jangka waktu Masa Pemeliharaan Pekerjaan dalam Perjanjian ini adalah selama 30
Bulan terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima Pertama
sebagaimana diatur dalam Pasal 14 Perjanjian ini
2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas semua kerusakan serta pemeliharaan
pekerjaan yang timbul dan/atau terjadi selama jangka waktu pemeliharaan, dan
PIHAK KEDUA wajib memperbaiki kerusakan-kerusakan tersebut.
3. Bila PIHAK KEDUA menolak atau dalam batas waktu yang sudah ditentukan oleh
PIHAK PERTAMA tidak melaksanakan kewajiban, maka PIHAK PERTAMA berhak
mengambil alih pekerjaan perbaikan tersebut dengan semua biaya ditanggung oleh
PIHAK KEDUA.
4. Setelah masa pemeliharaan selesai dan semua perbaikan telah diselesaikan oleh
PIHAK KEDUA dan diterima baik oleh PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA
akan menyerahkan kedua kalinya pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut kepada
PIHAK PERTAMA.
5. Serah terima kedua atas pekerjaan tersebut dinyatakan dengan Berita Acara Serah
Terima Kedua yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, dengan syarat bahwa
pekerjaan tersebut diterima dengan baik oleh PEMBERI TUGAS.
6. Jaminan Pemeliharaan PIHAK KEDUA akan dikembalikan setelah PIHAK KEDUA
menyelesaikan semua kewajiban fisik dan administrasi yang dinyatakan dengan
ditandatanganinya oleh kedua belah pihak Berita Acara Serah Terima Kedua
Pekerjaan.
PASAL 11
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
1. Jika di kemudian hari dalam proses pelaksanaan konstruksi terdapat pekerjaan tambah
dan pekerjaan kurang akibat perubahan spesifikasi material bangunan atau gambar
kerja, maka hal tersebut akan diatur dalam addendum tersendiri.
2. Setiap pekerjaan tambah atau kurang harus melalui dan dari PIHAK PERTAMA
3. Pekerjaan tambah atau kurang yang melalui PIHAK KEDUA akibat masalah teknis,
harus diberitahukan pada PIHAK PERTAMA.
4. PIHAK PERTAMA berhak tidak menyetujui, membongkar dan tidak mengganti
biaya apabila terdapat pekerjaan tambah yang dilakukan PIHAK KEDUA tanpa
sepengetahuan PIHAK PERTAMA.
5. Perhitungan biaya untuk pekerjaan tambah/kurang berdasarkan harga satuan yang
telah ditetapkan dalam Perjanjian ini, apabila harga satuan dimaksud belum terdapat
dalam Perjanjian ini maka harga satuan yang dipergunakan adalah harga satuan yang
wajar berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
6. Adanya perubahan pekerjaan tidak dapat dijadikan alasan untuk merubah jangka
waktu pelaksanaan, kecuali atas persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.
PASAL 12
SUB KONTRAKTOR
PASAL 13
Force Mejeur
1. Yang dimaksud keadaan Force Majeur adalah berbagai keadaan yang mengganggu
kelancaran pelaksanaan proyek seperti:
a. Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, angin topan, banjir, kebakaran, dll)
yang bisa menyebabkan terganggunya jalannya proses konstruksi.
b. Kebijaksanaan pemerintah di bidang moneter (devaluasi) atau kenaikan harga
BBM yang mengakibatkan proyek tersebut terganggu secara teknis maupun
anggaran biaya.
c. Peperangan atau huru-hara yang mengakibatkan proyek tidak bisa dilanjutkan.
2. PIHAK KEDUA harus memberitahukan pada PIHAK PERTAMA tentang gangguan
yang dimaksud beserta kendala dan akibat yang ditimbulkan paling lambat 2 x 24 jam
terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, jika tidak maka akan dianggap tidak terjadi
force majeur.
3. Jika terjadi force majeur, PIHAK KEDUA harus memberikan itikad baik mengenai
kelanjutan proyek.
4. Dalam keadaan yang disebutkan dalam pasal 1, maka kedua belah pihak bisa
bermusyawarah untuk kesepakatan dalam memutuskan keberlanjutan proyek.
PASAL 14
PASAL 15
PASAL 16
RESIKO
PASAL 17
PEMUTUSAN PERJANJIAN
PASAL 18
HUKUM DAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila timbul sengketa atau perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK
KEDUA sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini, maka kedua belah pihak setuju
untuk menyelesaikannya secara musyawarah dan hasil yang dicapai dari musyawarah tersebut
akan dinyatakan dalam suatu pernyataan tertulis yang secara hukum bersifat mengikat dan
harus ditanda-tangani oleh kedua belah pihak.
2. Apabila perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka kedua belah
pihak sepakat menyerahkan penyelesaian perselisihan tersebut ke Pengadian Negeri Kota
setempaT.
PASAL 21
PENUTUP
1. Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah
pihak pada hari, tanggal, bulan dan tahun tersebut dimuka dalam rangkap 2 (dua) masing-
masing bermaterai cukup mempunyai kekuatan hukum yang sama.
2. Jika terdapat hal-hal penting yang belum diatur dalam Surat Perjanjian Kontrak Kerja ini,
maka kedua belah pihak secara mufakat akan menetapkan kemudian hari