Agus Rahardjo, pemilik lahan bertindak dan atas nama diri sendiri disebut Pemilik (Pihak I).
Jajang Rachmat, dalam hal ini bertindak dan atas nama perusahaan PT Pengembang Properti disebut
Pengelola (Pihak II).
Agus Rahardjo adalah pemilik dan yang menguasai sebidang tanah dengan total luas 500 meter
persegi yang terletak di Kampung Rawa Rontek, Bekasi, sebagaimana dalam hak sertifikat No.
12345666.
Jajang Rachmat adalah yang diberikan tugas dan mandat serta tanggung jawab dalam pengelolaan
tanah tersebut untuk dijadikan komplek perumahan.
Selanjutnya para pihak setuju dan sepakat untuk membuat suatu perjanjian kerjasama dengan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
Pasal 1
Para pihak sepakat untuk membentuk suatu kegiatan kerjasama “Pengelolaan Lahan” dengan penuh
sadar dan tanpa paksaan oleh pihak manapun yang selanjutnya dalam perjanjian disebut
“Kerjasama”.
Para pihak sepakat lingkup perjanjian pengelolaan lahan tersebut sepenuhnya diserahkan kepihak
Pihak II dengan dilandasi asas saling menguntungkan sesuai dengan tujuan dan kesepahaman
bersama.
Adapun lingkup pekerjaan pihak kedua meliputi: desain, perencanaan, perizinan, pembangunan,
pengelolaan dan penjualan.
Pasal 2
Perjanjian ini berlaku dalam kurun waktu pengelolaan 2 (dua) tahun berjalan terhitung sejak
ditandatangani perjanjian ini atau sampai dengan unit rumah habis terjual dan telah dilakukan serah
terima unit perumahan kepada konsumen.
Pasal 3
Nilai Tanah
Para pihak sepakat bahwa tanah tersebut/yang akan dikelola oleh pihak II adalah sebesar
Rp15.000.000 (Lima Belas Juta Rupiah) dan atau total keseluruhan dengan nilai Rp250.000.000 (Dua
Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) selanjutnya dalam perjanjian ini disebut “Nilai Tanah”
Pasal 4
Penyertaan pengelolaan nilai tanah dalam kerjasama ini para pihak sepakat untuk melakukan
pembayaran nilai tanah dengan ketentuan sebagai berikut:
Nilai tanah yang tercantum tersebut di atas akan dikembalikan dan atau dibebankan secara Pro Rata
terhadap setiap unit yang sudah terjual.
Beban nilai tanah setiap unit rumah terjual akan menjadi dasar pengembalian nilai tanah oleh pihak II
dengan rumusan perhitungan BNT = Hasil Penjualan Unit periode tahun berjalan x Nilai Tanah Total
Penjualan Unit
Para pihak sepakat bahwa tanah yang dikelola tersebut dalam kerjasama ini dapat dijadikan jaminan
dalam rangka pinjaman kredit konstruksi di Bank.
Pasal 5
Para pihak sepakat bahwa atas keuntungan yang diperoleh akan dibagi kemasing-masing pihak
sebesar: Pihak I sebesar 30 % di luar harga lahan; Pihak II 70% dari total keuntungan setelah
pengurangan biaya pajak dan biaya-biaya yang ditimbulkan lainnya.
Keuntungan yang diperoleh adalah merupakan hasil penjualan unit rumah yang dibuktikan dan telah
ditandatangani perjanjian perikatan jula beli dengan konsumen dikurangi dengan biaya-biaya pajak
dan yang lainnya.
Di dalam pengelolaan apabila terjadi kerugian maka sepenuhnya adalah tanggung jawab pihak II.
Pasal 6
Pihak I
Menyelesaikan sengketa tanah bila ada dan mengosongkan lahan dari para penggarap.
Memberikan kuasa penuh kepada Pihak II untuk mengelola dan melaksanakan pekerjaan guna
mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.
Menyerahkan sertifikat tanah asli kepada notaris dan hanya boleh diambil atas persetujuan kedua
belah pihak.
Pihak II
Membiayai dan melaksanakan seluruh kegiatan pengembangan proyek yang meliputi: Perencanaan,
Perancangan, Pemasaran, dan Pengelolaan.
Pasal 7
Penyelesaiaan Perselisihan
Setiap perselisihan yang timbul baik yang menyangkut isi maupun pelaksanaan dari perjanjian ini
akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
Apabila musyawarah yang dilakukan gagal mencapai kesepakatan maka para pihak sepakat memilih
penyelesaian melalui pengadilan negeri.
Pasal 8
Penutup
Perjanjian ini dibuat dan ditanda tangani oleh para pihak dalam rangkap dua dan keduanya
mempunyai kekuatan hukum yang sah.
Pihak I____________
Pihak II____________
Saksi-saksi:
1.__________
2.__________
3.__________
SURAT PERJANJIAN KERJASAMA
Pada hari ini, Kamis, tanggal lima belas bulan Januari tahun dua ribu lima belas (15-01-2015) telah
disepakati Perjanjian Kerjasama Pembangunan Proyek Perumahan dengan dihadiri para saksi yang
nama-namanya akan disebutkan pada bagian akhir kesepakatan ini, antara:
Alamat : Jl. Pasar Minggu Raya No. 40, Pasar Minggu, Jaksel.
No KTP : 5678910112
Tempat/Tgl. Lahir :
Alamat :
No KTP :
Terlebih dahulu PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menerangkan sebagai berikut:
-PIHAK PERTAMA adalah seorang investor yang biasa membiayai proyek properti dan sudah sepakat
untuk membiayai Proyek Perumahan yang akan disebut di bawah.
-PIHAK KEDUA adalah pengembang properti yang memiliki kemampuan untuk mengerjakan dan
mengelola proyek-proyek properti, mulai dari mendisain proyek, mengurus perijinan, membangun
fisik proyek dalam arti yang seluas-luasnya sampai dengan pemasaran.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah sepakat mengadakan Perjanjian Kerjasama Pembangunan
Proyek Perumahan dengan pasal-pasal sebagai berikut:
Pasal 1
Lokasi proyek adalah di Kel. Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat seluas 7000 m2
(Tujuh ribu meter per-segi) yang merupakan tanah milik H. Soleh Bin Naim, sebagaimana tertera
dalam sertifikat sebagai berikut:
1. SHM No. 1234/Jatiasih, seluas 2000 m2, atas nama Haji Soleh Bin Naim
2. SHM No. 1235/Jatiasih, seluas 2000 m2, atas nama Haji Soleh Bin Naim
3. SHM No. 1236/Jatiasih, seluas 3000 m2, atas nama Haji Soleh Bin Naim
Pasal 2
Harga tanah disepakati Rp. 500.000,-/m2 (Limaratus ribu rupiah permeter persegi) dengan demikian
harga total tanah adalah Rp. 3.500.000.000,- (Tiga milyar lima ratus juta rupiah).
Pasal 3
PIHAK KEDUA telah menyepakati dengan Pemilik Tanah bahwa tanah seperti tersebut di atas akan
dikelola menjadi Proyek Perumahan oleh PIHAK KEDUA dengan pola kerjasama, dimana PIHAK
KEDUA telah menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama dengan Pemilik Tanah tanggal 7 Januari
2015 sebagaimana terlampir.
Pasal 4
Sistem pembayaran harga tanah kepada Pemilik Tanah adalah dengan pembayaran uang muka
sebesar 10% (Sepuluh persen) dari harga tanah atau sebesar Rp. 350.000.000,- (Tiga ratus lima puluh
juta rupiah) dan sisanya sebesar Rp. 3.150.000.000,- (Tiga milyar seratus lima puluh juta rupiah) akan
dibuatkan Akta Pengakuan Hutang PT kepada Pemilik Tanah dengan kewajiban mengangsur sesuai
dengan unit terjual dengan detil seperti tercantum dalam Surat Perjanjian Kerjasama dengan Pemilik
Tanah tanggal 7 Januari 2015 terlampir.
Pasal 5
Akta Pengakuan Hutang dibuat bersamaan dengan dibuatnya Akta Jual Beli dari Pemilik Tanah
kepada PT dan setelahnya sertifikat tersebut di atas akan dibaliknama ke atas nama PT.
Pasal 6
Dengan kemampuan mengelola proyek yang telah teruji, PIHAK KEDUA sebagai Pengelola Proyek
menargetkan laba bersih proyek sebesar +/- Rp. 3.150.000.000,- (Lebih kurang tiga milyar seratus
lima puluh juta rupiah).
Pasal 7
PIHAK KEDUA telah menyepakati dengan Pemilik Tanah bahwa pembagian laba atas laba bersih
proyek adalah 20% (Dua puluh persen) untuk Pemilik Tanah dan 80% (Delapan puluh persen) untuk
Pengelola/PIHAK KEDUA.
Laba 80% yang menjadi hak PIHAK KEDUA akan dibagikan kepada PIHAK PERTAMA sebesar 56%
(Lima puluh enam persen) dan menjadi haknya PIHAK KEDUA sebesar 24% (Dua puluh empat persen)
PIHAK KEDUA
Pemilik Lahan
+/- Rp. 1.764.000.000,- (Lebih kurang satu milyar tujuhratus enampuluh empat juta rupiah)
+/- Rp. 756.000.000,- (Lebih kurang tujuhratus limapuluh enam juta rupiah)
Pasal 8
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan Pemilik Tanah sepakat akan mendirikan badan hukum
Perseroan Terbatas (PT) khusus untuk melaksanakan Proyek Perumahan ini dengan nama yang akan
ditentukan kemudian dengan pembagian saham dan organ perusahaan sebagai berikut:
- Pembagian Saham
Pasal 9
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat bahwa masing-masing menempatkan specimen
tandatangan di rekening bank yang akan dibuka. Dengan demikian specimen tanda tangan yang
berlaku adalah tandatangan Direktur Utama, Direktur, Direktur dan Komisaris Utama.
MODAL PERSEROAN
Pasal 10
PIHAK PERTAMA berkewajiban menyetorkan modal ke perseroan sebesar Rp. 1.300.000.000,- (Satu
milyar tigaratus juta rupiah).
Sebagai kompensasi terhadap keahlian pengelolaan proyek PIHAK KEDUA tidak berkewajiban
menyetorkan modal ke perseroan.
Sebagai kompensasi terhadap kepemilikan tanah Pemilik Tanah juga tidak berkewajiban
menyetorkan modal ke perseroan.
Pasal 11
Apabila modal sebesar Rp. 1.300.000.000,- (Satu milyar tigaratus juta rupiah) tidak mencukupi untuk
mengerjakan proyek maka Para Pihak sepakat akan menjaminkan sertifikat atas nama PT ke bank
atau lembaga pembiayaan lainnya.
Pasal 12
PIHAK KEDUA tidak diperbolehkan menandatangani surat berharga seperti cek, Bank Guarantee (BG)
atau dalam bentuk apapun tanpa seijin PIHAK PERTAMA.
Pasal 13
PIHAK PERTAMA berhak meminta informasi apapun tentang proyek kepada PIHAK KEDUA, baik
progress maupun data-data keuangan dan data-data lainnya secara tertulis ataupun lisan. Dan PIHAK
KEDUA wajib memberikan data-data yang dibutuhkan oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 14
PIHAK PERTAMA berhak melakukan evaluasi atas pelaksanaan proyek dan memberikan masukan
kepada PIHAK KEDUA terkait pelaksanaan proyek selanjutnya.
Pasal 15
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA wajib mengawal jalannya proyek agar sesuai dengan
perencanaan, seperti kebutuhan modal, rencana penerimaan dan waktu pelaksanaan proyek.
Pasal 16
PIHAK PERTAMA wajib menyediakan modal kerja sebesar . 1.300.000.000,- (Satu milyar tigaratus juta
rupiah) yang disetorkan ke rekening PT.
Pasal 17
PIHAK KEDUA wajib membuat marketing plan yang menjamin penjualan dan laba proyek sesuai
dengan yang ditargetkan.
Pasal 18
PIHAK KEDUA wajib melaksanakan proyek sebaik dan seefesien mungkin sehingga proyek terlaksana
sesuai target yang ditetapkan.
Pasal 19
PIHAK KEDUA wajib mengembalikan modal yang sudah disetorkan oleh PIHAK PERTAMA atau
sebesar Rp. 1.300.000.000,- (Satu milyar tigaratus juta rupiah) dalam jangka waktu 18 (delapan belas)
bulan sejak modal tersebut masuk ke rekening PT atau selambatnya tanggal 30 Juni 2016.
Pasal 20
PIHAK KEDUA berhak menyusun organisasi proyek sendiri tanpa campur tangan PIHAK PERTAMA.
Pasal 21
PIHAK KEDUA berhak mengatur biaya-biaya yang dibutuhkan untuk terlaksananya proyek sepanjang
sesuai dengan yang disetujui dalam perencanaan awal.
PENJUALAN
Pasal 22
PIHAK KEDUA dalam kapasitasnya sebagai Direktur Utama PT, dalam menandatangani Akta Jual Beli
dengan konsumen harus mendapatkan persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA sehingga PIHAK
PERTAMA mengetahui dan mengontrol seluruh pelapasan hak atas unit-unit rumah.
Pasal 23
Seluruh uang hasil penjualan proyek harus masuk ke rekening PT dalam waktu paling lama 2 x 24
(Dua kali dua puluh empat) jam setelah penandatanganan Akta Jual Beli.
Pasal 24
Pembagian laba dilakukan di akhir proyek, yaitu segera setelah pelunasan oleh konsumen yang
membeli unit terakhir.
LAIN-LAIN
Pasal 25
Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini akan dibicarakan kemudian dan dibuatkan
perjanjian tersendiri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerjasama ini.
Kesepakatan akan dibuat dengan prinsip musyawarah untuk mufakat dan saling menguntungkan.
Demikian Surat Perjanjian Kerjasama ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat menjadi pegangan
Para Pihak di kemudian hari.
……………………………………. …………………………………….
SAKSI-SAKSI
……………………………………. …………………………………….