Anda di halaman 1dari 5

PERJANJIAN KERJASAMA PEMBANGUNAN PROYEK PERUMAHAN

Kami yang bertandatangan di bawah ini:


I. Nama :
Tempat/Tgl. Lahir :
Pekerjaan :
Alamat :
NIK :
Selaku pemilik tanah selanjutnya disebut: PIHAK PERTAMA,
II. Nama :
Tempat/Tgl. Lahir :
Pekerjaan :
Alamat :
NIK :
Selaku developer selanjutnya disebut: PIHAK KEDUA
Dalam kedudukannya mereka masing-masing seperti tersebut diatas terlebih dahulu
menerangkan dan menyatakan sebagai berikut:
-Bahwa PIHAK PERTAMA adalah selaku pemilik sah atas sebidang tanah seperti diuraikan
dalam Sertifikat Hak Milik nomor: ……………………/……………………, Gambar Situasi
tanggal ……………………, nomor ……………………/……………………, seluas 10.000 m2
(sepuluh ribu meter persegi) yang terletak di desa/kelurahan Bojongkulur, Kecamatan Gunung
Putri, Kabupaten Bogor tercatat atas nama: Irwandy.
-Bahwa PIHAK KEDUA seorang developer properti yang akan mengembangkan proyek properti
di lahan milik PIHAK PERTAMA.
-Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat akan mengadakan kerjasama
pembangunan proyek perumahan di tanah milik PIHAK PERTAMA berikut dengan segala
sesuatu yang tertanam, tumbuh, berdiri dan diatasnya tanpa kecuali, dengan patok-patok dan
batas-batasnya sudah diketahui dan disepakati oleh kedua belah pihak sehingga tidak
memerlukan keterangan lebih lanjut dalam surat perjanjian pembelian lahan ini.
-PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat bahwa harga dasar tanah ini adalah Rp
500.000 (Limaratus ribu) rupiah per-meter persegi, sehingga nilai tanah ini seluruhnya adalah
Rp. 5.000.000.000 (Lima milyar rupiah).
-Bahwa selain mendapatkan harga tanahnya, maka pemilik lahan juga mendapatkan bagian
keuntungan proyek sebesar Rp 1.000.000.000 (Satu milyar rupiah) yang dibayarkan setelah
proyek selesai yang ditandai dengan penyerahan unit terakhir kepada pembeli.
-Bahwa apabila terdapat perbedaan luas tanah antara hasil pengukuran dari petugas Badan
Pertanahan Nasional (BPN) dengan luas tanah seperti tertera di dalam sertifikat, maka luas tanah
yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan harga jual beli adalah luas tanah yang sesuai
dengan hasil pengukuran resmi petugas BPN.

Baca Berita Terkait :   Proposal Permohonan Ijin Perumahan

-Sebagai komitmen dan kesungguhan PIHAK KEDUA untuk melakukan kerjasama ini, maka
PIHAK KEDUA menyerahkan uang tanda jadi sebesar Rp. 10.000.000 (Sepuluh juga rupiah)
kepada PIHAK PERTAMA setelah penandatanganan perjanjian ini. Yang Perjanjian Kerjasama
Lahan ini berguna juga sebagai tanda terima yang sah.
-Setelah pembayaran uang tanda jadi, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju untuk
saling mengikatkan diri dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
Setelah penandatanganan perjanjian kerjasama ini, maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA sepakat akan menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) di hadapat
Notaris selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah penandatanganan perjanjian kerjasama
lahan ini yang diiringi dengan pembayaran uang muka sebesar Rp. 500.000.000 (Lima ratus juta
rupiah).
Pasal 2
Dengan dibayarkannya uang tanda jadi dan uang muka oleh PIHAK KEDUA dan telah diterima
dengan baik oleh PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA selanjutnya akan menyerahkan
semua dokumen bukti kepemilikan tanah berupa sertifikat asli, SPPT PBB tahun terakhir, foto
copy KTP berikut data–data yang diperlukan kepada pihak Notaris yang ditunjuk. Dan
memberikan ijin PIHAK KEDUA untuk:
-Mengurus proses pemecahan sertifikat tanpa proses balik nama kepada pihak lain, mengurus
perizinan bangunan sampai dengan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) atas bangunan yang akan
didirikan oleh PIHAK KEDUA diatas tanah tersebut, kemudian menawarkan dan
memasarkannya sebagai sebuah kawasan perumahan.
-Mengelola secara fisik dalam arti yang seluas-luasnya atas obyek tanah yang diperjualbelikan
tersebut, termasuk melakukan pengurugan, pembersihan lahan (land clearing) membuat pondasi
dan pagar kawasan, pondasi kaveling dan rumah contoh diatas tanah tersebut kemudian
menawarkan, memasarkan, melakukan jual beli dan menerima uang hasil penjualannya.  

Baca Berita Terkait :   Surat Pernyataan Hutang Konsumen

Pasal 4
Sedangkan sisa pembayaran yang belum dibayarkan oleh PIHAK KEDUA yaitu sejumlah Rp
4.500.000.000 (Empat milyar limaratus juta rupiah), PIHAK KEDUA berjanji akan melunasi
sisa pembayaran tersebut kepada PIHAK PERTAMA dengan tahapan sebagai berikut:
Pembayaran termin kedua sebesar Rp 1.000.000.000 (Satu milyar rupiah) enam bulan setelah
pembayaran termin pertama.
Pembayaran termin ketiga sebesar Rp 1.000.000.000 (Satu milyar rupiah) tiga bulan setelah
pembayaran termin kedua.
Pembayaran termin keempat sebesar Rp 1.000.000.000 (Satu milyar rupiah) tiga bulan setelah
pembayaran termin ketiga.
Pembayaran termin kelima sebesar Rp 1.000.000.000 (Satu milyar rupiah) tiga bulan setelah
pembayaran termin keempat.
Pembayaran termin keenam sebesar Rp 500.000.000 (Lima ratus juta rupiah) tiga bulan setelah
pembayaran termin kedua.
Dimana setiap pembayaran tersebut akan dibuatkan tanda terima (kuitansi) tersendiri sebagai
bukti pembayaran.
Pasal 5
Setiap tahapan pembayaran yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
akan dilakukan melalui transfer melalui bank …………………… dengan nomor rekening
…………………… atas nama ……………………. Bukti transfer tersebut akan disampaikan
dalam bentuk copy/duplikat kepada pihak Notaris dan PIHAK PERTAMA dan menunjukkan
bukti asli transfer dari bank yang digunakan oleh PIHAK KEDUA.
Pasal 6
PIHAK KEDUA menyanggupi dan mengikatkan diri kepada PIHAK PERTAMA dan apabila
PIHAK KEDUA membatalkan perjanjian kerjasama ini secara sepihak, maka seluruh dana yang
telah dibayarkan akan hangus dan tidak dapat diambil kembali termasuk segala sesuatu yang
telah tertanam, tumbuh, berdiri dan diatasnya tanpa kecuali di atas tanah tersebut.
PIHAK PERTAMA menyanggupi dan mengikatkan diri kepada PIHAK KEDUA dan apabila
PIHAK PERTAMA membatalkan perjanjian kerjasama ini maka PIHAK PERTAMA wajib
mengganti seluruh uang yang sudah dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA untuk mengembangkan
tanah tersebut menjadi proyek properti dan ditambah denda sebesar 50% (Lima puluh persen)
dari uang yang sudah dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA.

Baca Berita Terkait :   Surat Perjanjian Kerjasama Pembangunan Proyek dengan Pemilik
Lahan - PT

Pasal 7
PIHAK PERTAMA menjamin kepada PIHAK KEDUA bahwa PIHAK PERTAMA adalah satu-
satunya yang berhak atas bidang tanah tersebut, karena itu PIHAK PERTAMA berhak untuk
melakukan perbuatan hukum atas tanah tersebut dan menerima uang sebagaimana tersebut
diatas.
Pasal 8
PIHAK PERTAMA menjamin pula kepada PIHAK KEDUA bahwa tanah yang menjadi obyek
perjanjian ini tidak ada sengketa baik di dalam maupun di luar pengadilan dengan pihak
manapun.
PIHAK PERTAMA menjamin dan bertangungjawab penuh baik dari sisi hukum ataupun secara
materi apabila di kemudian hari tanah tersebut ada tuntutan hukum dan apabila ada kerugian
yang ditimbulkan baik secara hukum ataupun secara materi maka PIHAK PERTAMA akan
menanggung seluruh biaya dan kerugian yang ditimbulkan dengan jumlah yang ditentukan oleh
PIHAK KEDUA.
Pasal 9
Biaya pengurusan dan biaya pajak-pajak yang timbul dalam proses ini menjadi beban dan
tanggungjawab PIHAK KEDUA.
Pasal 10
PIHAK PERTAMA berjanji akan memberikan bantuan yang seluas-luasnya kepada PIHAK
KEDUA demi kelancaran pelaksanaan segala sesuatunya yang berkaitan dengan perjanjian ini.  
Pasal 11
Apabila ada hal-hal lain yang belum disepakati dalam Perjanjian Pembelian Lahan ini, maka
akan dibuatkan kesepakatan tertulis tersendiri yang merupakan satu kesatuan dengan Perjanjian
Pembelian Lahan ini.
Pasal 12
Apabila terjadi perselisihan terhadap pelaksanaan isi Perjanjian Pembelian Lahan ini maka Para
Pihak sepakat bahwa perselisihan tersebut akan diselesaikan secara i’tikad baik musyawarah
untuk mufakat. Dan apabila perselisihan tersebut tidak bisa diselesaikan dengan musyawarah
untuk mufakat maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan secara perdata melalui
Pengadilan Negeri Kabupaten Bogor.
PIHAK PIHAK PERTAMA  Meterai
KEDUA    …………………………………… 6000 ………………………………………
……….. ……..

SAKSI-SAKSI1.   ……………………………  2.   …………………………………………
……………….. …..

Anda mungkin juga menyukai