Anda di halaman 1dari 6

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA

Pada hari ini, Kamis, tanggal lima belas bulan Januari tahun dua ribu lima belas (15-01-
2015) telah disepakati Perjanjian Kerjasama Pembangunan Proyek Perumahan dengan
dihadiri para saksi yang nama-namanya akan disebutkan pada bagian akhir
kesepakatan ini, antara:
I.                    Nama                                                      : Ir. Fadli Aulia
Tempat/Tgl. Lahir                              : Jakarta, 8 Januari 1978
Alamat                                                   : Jl. Pasar Minggu Raya No. 40, Pasar Minggu,
Jaksel.
No KTP                                                   : 5678910112
Selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA.
II.                  Nama                                                     : Asriman Akhiruddin Tanjung
Tempat/Tgl. Lahir                              :  
Alamat                                                   :
No KTP                                                   : 
Selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA.
Terlebih dahulu PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menerangkan sebagai berikut:
-PIHAK PERTAMA adalah seorang investor yang biasa membiayai proyek properti dan
sudah sepakat untuk membiayai Proyek Perumahan yang akan disebut di bawah.
-PIHAK KEDUA adalah pengembang properti yang memiliki kemampuan untuk
mengerjakan dan mengelola proyek-proyek properti, mulai dari mendisain proyek,
mengurus perijinan, membangun fisik proyek dalam arti yang seluas-luasnya sampai
dengan pemasaran.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah sepakat mengadakan Perjanjian
Kerjasama Pembangunan Proyek Perumahan  dengan pasal-pasal sebagai berikut:
LOKASI, LUAS DAN HARGA
Pasal 1
Lokasi proyek adalah di Kel. Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat
seluas 7000 m2 (Tujuh ribu meter per-segi) yang merupakan tanah milik H. Soleh Bin
Naim, sebagaimana tertera dalam sertifikat sebagai berikut:
1. SHM No. 1234/Jatiasih, seluas 2000 m2, atas nama Haji Soleh Bin Naim
2. SHM No. 1235/Jatiasih, seluas 2000 m2, atas nama Haji Soleh Bin Naim
3. SHM No. 1236/Jatiasih, seluas 3000 m2, atas nama Haji Soleh Bin Naim
Pasal 2
Harga tanah disepakati Rp. 500.000,-/m2 (Limaratus ribu rupiah permeter persegi)
dengan demikian harga total tanah adalah Rp. 3.500.000.000,- (Tiga milyar lima ratus
juta rupiah).

SISTEM PELAKSANAAN PROYEK


Pasal 3
PIHAK KEDUA telah menyepakati dengan Pemilik Tanah bahwa tanah seperti tersebut
di atas akan dikelola menjadi Proyek Perumahan oleh PIHAK KEDUA dengan pola
kerjasama, dimana PIHAK KEDUA telah menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama
dengan Pemilik Tanah tanggal 7 Januari 2015 sebagaimana terlampir.
PEMBAYARAN HARGA TANAH
Pasal 4
Sistem pembayaran harga tanah kepada Pemilik Tanah adalah dengan pembayaran
uang muka sebesar 10% (Sepuluh persen) dari harga tanah atau sebesar Rp.
350.000.000,- (Tiga ratus lima puluh juta rupiah) dan sisanya sebesar Rp.
3.150.000.000,- (Tiga milyar seratus lima puluh juta rupiah) akan dibuatkan Akta
Pengakuan Hutang PT kepada Pemilik Tanah dengan kewajiban mengangsur sesuai
dengan unit terjual dengan detil seperti tercantum dalam Surat Perjanjian
Kerjasama dengan Pemilik Tanah tanggal 7 Januari 2015 terlampir.
Pasal 5
Akta Pengakuan Hutang dibuat bersamaan dengan dibuatnya Akta Jual Beli dari
Pemilik Tanah kepada PT dan setelahnya sertifikat tersebut di atas akan dibaliknama
ke atas nama PT.

TARGET DAN PEMBAGIAN LABA


Pasal 6
Dengan kemampuan mengelola proyek yang telah teruji, PIHAK KEDUA sebagai
Pengelola Proyek menargetkan laba bersih proyek sebesar +/- Rp. 3.150.000.000,-
(Lebih kurang tiga milyar seratus lima puluh juta rupiah).
Pasal 7
PIHAK KEDUA telah menyepakati dengan Pemilik Tanah bahwa pembagian laba atas
laba bersih proyek adalah 20% (Dua puluh persen) untuk Pemilik Tanah dan 80%
(Delapan puluh persen) untuk Pengelola/PIHAK KEDUA.
Laba 80% yang menjadi hak PIHAK KEDUA akan dibagikan kepada PIHAK PERTAMA
sebesar 56% (Lima puluh enam persen) dan menjadi haknya PIHAK KEDUA sebesar
24% (Dua puluh empat persen)
Dengan demikian target nominal pembagian laba adalah sebagai berikut:
PIHAK : +/- Rp. 1.764.000.000,- (Lebih kurang satu milyar tujuhratus
PERTAMA enampuluh empat juta rupiah)
: +/- Rp. 756.000.000,- (Lebih kurang tujuhratus limapuluh enam
PIHAK KEDUA : juta rupiah)
Pemilik Lahan +/- Rp. 630.000.000,- (Lebih kurang enamratus tigapuluh juta
rupiah)
PENDIRIAN BADAN USAHA
Pasal 8
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan Pemilik Tanah sepakat akan mendirikan
badan hukum Perseroan Terbatas (PT) khusus untuk melaksanakan Proyek
Perumahan ini dengan nama yang akan ditentukan kemudian dengan pembagian
saham dan organ perusahaan sebagai berikut:
-          Pembagian Saham
PIHAK PERTAMA           : 56% (Limapuluh enam persen)
PIHAK KEDUA                 : 24% (Duapuluh empat persen)
Pemilik Tanah                 : 20% (Duapuluh persen)
-   Direksi dan Komisaris
Direktur Utama              : Wakil PIHAK KEDUA
Direktur                            : Wakil PIHAK PERTAMA, Wakil Pemilik Tanah
Komisaris Utama           : Wakil Pemilik Tanah
Komisaris                          : Wakil PIHAK PERTAMA
Pasal 9
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat bahwa masing-masing menempatkan
specimen tandatangan di rekening bank yang akan dibuka. Dengan demikian specimen
tanda tangan yang berlaku adalah tandatangan Direktur Utama, Direktur, Direktur dan
Komisaris Utama.
MODAL PERSEROAN
Pasal 10
PIHAK PERTAMA berkewajiban menyetorkan modal ke perseroan sebesar Rp.
1.300.000.000,- (Satu milyar tigaratus juta rupiah).
Sebagai kompensasi terhadap keahlian pengelolaan proyek PIHAK KEDUA tidak
berkewajiban menyetorkan modal ke perseroan.
Sebagai kompensasi terhadap kepemilikan tanah Pemilik Tanah juga tidak
berkewajiban menyetorkan modal ke perseroan.
Pasal 11
Apabila modal sebesar Rp. 1.300.000.000,- (Satu milyar tigaratus juta rupiah) tidak
mencukupi untuk mengerjakan proyek maka Para Pihak sepakat akan menjaminkan
sertifikat atas nama PT ke bank atau lembaga pembiayaan lainnya.
Pasal 12
PIHAK KEDUA tidak diperbolehkan menandatangani surat berharga seperti cek, Bank
Guarantee (BG) atau dalam bentuk apapun tanpa seijin PIHAK PERTAMA.
PENGAWASAN DAN KONTROL PROYEK
Pasal 13
PIHAK PERTAMA berhak meminta informasi apapun tentang proyek kepada PIHAK
KEDUA, baik progress maupun data-data keuangan dan data-data lainnya secara
tertulis ataupun lisan. Dan PIHAK KEDUA wajib memberikan data-data yang
dibutuhkan oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 14
PIHAK PERTAMA berhak melakukan evaluasi atas pelaksanaan proyek dan
memberikan masukan kepada PIHAK KEDUA terkait pelaksanaan proyek selanjutnya.
Pasal 15
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA wajib mengawal jalannya proyek agar sesuai
dengan perencanaan, seperti kebutuhan modal, rencana penerimaan dan waktu
pelaksanaan proyek.
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 16
PIHAK PERTAMA wajib menyediakan modal kerja sebesar . 1.300.000.000,- (Satu
milyar tigaratus juta rupiah) yang disetorkan ke rekening PT.
Pasal 17
PIHAK KEDUA wajib membuat marketing plan yang menjamin penjualan dan laba
proyek sesuai dengan yang ditargetkan.
Pasal 18
PIHAK KEDUA wajib melaksanakan proyek sebaik dan seefesien mungkin sehingga
proyek terlaksana sesuai target yang ditetapkan.
Pasal 19
PIHAK KEDUA wajib mengembalikan modal yang sudah disetorkan oleh PIHAK
PERTAMA atau sebesar Rp. 1.300.000.000,- (Satu milyar tigaratus juta rupiah) dalam
jangka waktu 18 (delapan belas) bulan sejak modal tersebut masuk ke rekening PT
atau selambatnya tanggal 30 Juni 2016.
Pasal 20
PIHAK KEDUA berhak menyusun organisasi proyek sendiri tanpa campur tangan
PIHAK PERTAMA.
Pasal 21
PIHAK KEDUA berhak mengatur biaya-biaya yang dibutuhkan untuk terlaksananya
proyek sepanjang sesuai dengan yang disetujui dalam perencanaan awal.
PENJUALAN
Pasal 22
PIHAK KEDUA dalam kapasitasnya sebagai Direktur Utama PT, dalam
menandatangani Akta Jual Beli dengan konsumen harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari PIHAK PERTAMA sehingga PIHAK PERTAMA mengetahui dan mengontrol
seluruh pelapasan hak atas unit-unit rumah.
Pasal 23
Seluruh uang hasil penjualan proyek harus masuk ke rekening PT dalam waktu paling
lama 2 x 24 (Dua kali dua puluh empat) jam setelah penandatanganan Akta Jual Beli.
PEMBAGIAN LABA PROYEK
Pasal 24
Pembagian laba dilakukan di akhir proyek, yaitu segera setelah pelunasan oleh
konsumen yang membeli unit terakhir.
LAIN-LAIN
Pasal 25
Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini akan dibicarakan kemudian
dan dibuatkan perjanjian tersendiri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian Kerjasama ini. Kesepakatan akan dibuat dengan prinsip musyawarah untuk
mufakat dan saling menguntungkan.
Demikian Surat Perjanjian Kerjasama ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
menjadi pegangan Para Pihak di kemudian hari.

                    PIHAK KEDUA                                                                          PIHAK


KEDUA

…………………………………….                                                                         
…………………………………….
SAKSI-SAKSI

…………………………………….                                                                         
…………………………………….

Anda mungkin juga menyukai