PERANCANGAN KONTRAK
Oleh:
Safarni Husain
PROGRAM STUDI S1
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2019
1
MATA KULIAH : PERANCANGAN KONTRAK
SKS :3
SEMESTER :V
1. Deskripsi Praktikum
2. Manfaat Praktikum
sederhana.
2
3. Tujuan pelaksanaan praktikum
bawah tangan
yang disajikan.
4. Metode
1. Presentasi
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Latihan/Praktek
5. Asistensi
3
BAB I
PENDAHULUAN
KONTRAK
istilah overeenkomst dan contract untuk pengertian yang sama. Pengertian ini
Tirtodiningrat3.
yaitu: suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau
1
J. Satrio, Hukum Perjanjian, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992, hal. 19.
2
Ibid.
3
R.M. Suryodinigrat, Asas-asas Hukum Perikatan, Tarsito, Bandung, 1985, hal. 72.
4
Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 1996, hal. 1.
5
Ibid.
4
berjanji pada seorang lain atau dimana kedua orang itu saling berjanji untuk
Selain hal tersebut diatas, arti penting suatu kontrak antara lain:6
Untuk mengetahui perikatan apa yang dilakukan dan kapan serta dimana
Untuk mengetahui hak dan kewajiban para pihak, apa yang harus, apa yang
boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para pihak;
dan pilihan domisili hukum yang dipilih bila terjadi perselisihan antara para
pihak;
Untuk mengetahui kapan berakhirnya kontrak, atau hal-hal apa saja yang
Sebagai alat untuk memantau para pihak, apakah pihak lawan masing-
masing telah menunaikan prestasinya atau belum, atau bahkan malah telah
melakukan wanprestasi;
Sebagai alat bukti bagi para pihak, apabila terjadi perselisihan di kemudian
hari, termasuk apabila terjadi wanprestasi oleh salah satu pihak dalam
kontrak dimaksud.
6
Hasanuddin Rahman, Legal Drafting, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1998, hal. 3.
5
B. ASAS-ASAS HUKUM DALAM KONTRAK
Asas Konsensualisme
Asas-asas Hukum
dalam Kontrak
Asas Pacta Sunt Servanda
hukumnya. Sistem terbuka buku III KUH Perdata ini tercermin dari
undang-undang.
6
Menurut Sutan Remi Sjahdeini7, asas ini memberi kebebasan pada
persyaratannya;
sebagaimana tersimpul dari ketentuan Pasal 1338 (1) KUH Perdata tidaklah
berdiri sendiri. Asas tersebut berada dalam satu sistem yang utuh dan padu
b. Pasal 1335 KUH Perdata, yang melarang dibuatnya kontrak tanpa causa,
atau dibuat berdasarkan suatu causa yang palsu atau yang terlarang,
7
Sutan Remi Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang bagi Para Pihak
dalam Perjanjian Kredit Bank Indonesia, Institut Bankir Indonesia, Jakarta, 1993, hal. 47. Periksa
juga Salim H.S, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
2003, hal. 9.
8
Periksa Subekti & Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Pradnya Paramita, Jakarta,
2003, hal. 339-342.
7
c. Pasal 1337 KUH Perdata, yang menyatakan bahwa suatu sebab adalah
diperhatikan;
dalam kontrak.
2. Asas Konsensualisme
(persesuaian pendapat) kedua belah pihak. Ini terdapat dalam pasal 1320
KUH Perdata. Dalam asas ini terkandung kehendak para pihak untuk saling
terdapat di dalam pasal 1338 (1) KUH Perdata. Hal ini sedasar dengan
8
pendapat Subekti9 yang menyatakan bahwa asas konsensualisme terdapat
dalam Pasal 1320 jo. 1338 KUH Perdata. Pelanggaran terhadap ketentuan
ini akan mengakibatkan perjanjian itu tidak sah dan juga tidak mengikat
sebagai undang-undang.
kesepakatan mana yang menurut asas ini, kesepakatan tersebut telah lahir
cukup dengan adanya kata sepakat. Namun tidak serta merta asas ini
menekankan pada pemikiran bahwa para pihak dalam kontrak itu adalah
orang yang menjunjung tinggi komitmen, tanggung jawab, dan orang yang
beritikad baik.
3. Asas Daya Mengikat Kontrak atau Asas Mengikat sebagai UU (Pacta Sunt
Servanda)
dilaksanakan para pihak. Pada dasarnya janji itu mengikat (pacta sunt
9
Mariam Darus Badrulzaman et al., Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung,
2001, hal. 37.
9
kekuatan mengikat setara dengan daya berlaku dan mengikatnya undang-
dicermati dalam rumusan Pasal 1338 (1) KUH Perdata yang menyatakan
bahwa “semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
perjanjian yang dibuat secara sah (vide Pasal 1320 KUH Perdata)
legislator dan karenanya harus ditaati oleh para pihak, bahkan jika
10
Salim H.S, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2003,
hal. 10.
10
perjanjian, dengan bentuk tertentu atau tidak, dan bebas memilih undang-
undang mana yang akan dipakainya untuk perjanjian itu. Kebebasan dan
kemandirian para pihak ini tidak lain merupakan perwujudan otonomi para
atau dapat diartikan asas ini menjadi tidak ada dalam 3 hal yang diatur
diatur dalam Pasal 1338 (3) KUH Perdata, bahwa perjanjian itu harus
11
Periksa Subekti & Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Pradnya Paramita,
Jakarta, 2003, hal. 339.
12
JH. Niewenhuis, Pokok-pokok Hukum Perikatan (Terjemahan Djasadin Saragih), Surabaya, 1985,
hal. 86-107.
11
b. Adanya keadaan memaksa atau overmacht atau force majeure juga
dipenuhi oleh para pihak, bila salah satu pihak tidak memenuhi maka
keadilan”. Redelijkheid artinya rasional, dapat diterima oleh nalar dan akal
13
www.KamusBahasaIndonesia.org, diakses pada 30 Mei 2011
12
sehat, bilijkheid artinya patut dan adil, yang meliputi semua yang dapat
dirasakan dan dapat diterima nalar dengan baik, wajar dan adil, yang diukur
dengan norma-norma objektif yang bersifat tidak tertulis dan bukan berasal
Itikad baik yaitu suatu sikap batin atau kejiwaan manusia yang jujur,
terbuka dan tulus ikhlas. Sedangkan jika dihubungkan dengan pasal 1338
(3) dapat disimpulkan bahwa itikad baik harus digunakan pada saat
telah disepakati dalam kontrak yang wajib dilaksanakan oleh para pihak,
juga ketentuan yang tidak tertulis yang berfungsi sebagai penambah dari
Pengertian itikad baik dalam Pasal 1338 (3) KUH Perdata bersifat
berjalan dalam hati sanubari seorang manusia, kedua belah pihak tidak
14
Subekti, Op. cit., hal. 139.
13
C. UNSUR-UNSUR KONTRAK
1. Unsur Essensialia
Unsur esensiali merupakan unsur yang harus ada dalam suatu perjanjian,
karena tanpa adanya kesepakatan tentang hal ini, maka tidak ada kontrak.
Sebagai contoh, dalam kontrak jual beli harus ada kesepakatan mengenai
barang dan harga, karena tanpa kesepakatan mengenai barang dan harga
dalam kontrak jual beli, kontrak tersebut batal demi hukum karena tidak
2. Unsur Naturalia
15
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Raja Grafindo Perkasa, Jakarta, 2007,
hal 31-32. Periksa juga J. Satrio, Hukum Perjanjian, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992, hal. 57-58.
14
Unsur naturalia merupakan unsur yang telah diatur dalam undang-undang,
demikian dapat disimpangi oleh para pihak. Sebagai contoh, jika dalam
3. Unsur Accidentalia
Unsur aksidentalia merupakan unsur yang nanti ada atau mengikat para
selama tiga bulan berturut-turut, barang yang sudah dibeli dapat ditarik
BAB II
15
LAHIRNYA KONTRAK
Para pihak yang dimaksud disini adalah pihak-pihak yang langsung terlibat
dalam suatu kontrak. Para pihak tersebut lazimnya dibagi atas 2 kelompok,
yaitu:16
1. Perorangan/Usaha Perorangan
diwakili oleh pemiliknya yang hanya seorang – bertindak untuk dan atas
16
Hasanuddin Rahman, Op. cit., hal. 59
17
Ibid., hal. 59-60.
16
harta kekayaan usahanya, demikian sebaliknya, harta kekayaan usahanya
1. Orang yang masih dibawah umur (vide Pasal 330, 419, 1006, dan 1446
KUH Perdata);
2. Orang yang ditaruh dibawahpengampuan (vide Pasal 433, 446, 452 dan
3. Perempuan dalam status perkawinan (vide Pasal 105, 108 dan 110 KUH
Perdata).
2. Badan Usaha
17
sementara perusahaan adalah tempat dimana badan usaha itu mengelola
faktor-faktor produksi atau jenis usaha atau kegiatan dari badan usaha.
Bentuk atau jenis-jenis badan usaha yang berbadan hukum antara lain:
1) Perseroan Terbatas
18
keuntungan maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan
2) Koperasi
19
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
sosialnya;
sebagai sokogurunya;
20
2. Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan
3 (tiga) Koperasi.
3) Yayasan
18
Standar akte yayasan dapat dilihat pada buku terbitan Yayasan Kesejahteraan Dirjen Administrasi
Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia, Standar Akte Yayasan dan Undang-Undang
Yayasan, Jakarta, 2004.
21
b. Badan usaha yang tidak berbadan hukum.
19
Rudhi Prasetya, Maatschap, Firma dan Persekutuan Komanditer, Citra Aditya Bakti, Bandung,
2002, hal. 3-4.
22
hanya menantikan hasil keuntungan dari inbreng yang
sendiri.
2. Firma
Firma (Fa) adalah badan usaha yang didirikan oleh dua orang atau
akta pendirian. Dalam Firma hanya dikenal satu jenis sekutu, yaitu
20
Ibid.
23
B. SYARAT SAHNYA KONTRAK
b. Diatur diluar Pasal 1320 KUH Perdata (vide Pasal 1335, 1337, 1339 dan
1347).
keabsahan kontrak yang dibuat para pihak. Dalam pasal tersebut terdapat 4
24
1. Kesepakatan/Sepakatnya mereka yang mengikatkan diri;
dengan diri orang atau subjek yang membuat kontrak. Kedua, syarat objek
kontrak yang tidak memenuhi syarat sah sebagaimana yang diatur dalam Pasal
1320 KUH Perdata, baik syarat subjektif maupun syarat objektif akan
kontrak;
(Pasal 1320 KUH Perdata syarat 1 dan 2 ini berkaitan dengan syarat
21
Periksa Subekti & Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Pradnya Paramita,
Jakarta, 2003, hal. 341.
22
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian, Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersil,
Prenada Media Group, Jakarta, 2010, hal. 160-161.
25
3. “nietig” batal demi hukum, apabila terdapat kontrak yang tidak
tidak diperbolehkan.
(Pasal 1320 KUH Perdata syarat 3dan 4), berarti hal ini terkait dengan unsur
1. Kesepakatan
pihak lain. Pernyataan kehendak tidak harus selalu harus dinyatakan secara
tegas namun dapat dengan tingkah laku atau hal-hal lain yang mengungkapkan
kehendak para pihak dibentuk oleh dua unsur, yaitu unsur penawaran dan
penerimaan.23
dimana dengan adanya kata sepakat telah lahir kontrak. Kontrak yang lahir dari
23
Setiawan, Pokok-pokok Hukum Perikatan, Binacipta, Jakarta, 1987, hal 50.
26
kehendak yang mempunyai akibat hukum kesepakatan tersebut dapat
dibatalkan. Dalam KUH Perdata tiga hal yang dapat dijadikan alasan
kontrak.
(pembunuhan, penganiayaan);
itu dimaksudkan untuk mencapai sesuatu yang tidak dapat menjadi hak
pelakunya.
24
Agus Yudha Hernoko, Op. cit., hal. 171-172.
27
3. Penipuan atau bedrog (vide Pasal 1328 KUH Perdata)
ada penipuan bila gambaran yang keliru tentang sifat-sifat dan keadaan-
2. Kecakapan.
Kecakapan yang dimaksud dalam Pasal 1320 KUH Perdata syarat 2 adalah
mengikat diri sendiri tanpa dapat diganggu gugat. kecakapan untuk melakukan
perbuatan hukum pada person perorangan pada umumnya diukur dari standar
Dalam Pasal 1330 KUH Perdata dinyatakan, bahwa yang dimaksud dengan
25
Maksud ‘dikualifisir’ adalah: memang terdapat kesesatan salah satu pihak, namun kesesatan ini
disengaja oleh pihak lain. Jadi persamaan antara kesesatan dan penipuan adalah adanya pihak yang
sesat, sedang perbedaannya terletak pada unsur kesengajaan untuk menyesatkan pada penipuan.
28
SEMA Nomor 3 Tahun 1963 dan Pasal 31 Undang-undang Nomor 1 Tahun
Belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap duapuluh
fisiologis.
26
www.KamusBahasaIndonesia.org, diakses pada 2 Juni 2011
29
batas kecakapan, khususnya yang terkait dengan perikatan dan kontrak,
adalah buku III Pasal 1330 KUH Perdata sebagaimana yang telah
mempengaruhi kecakapan.27
Yang dimaksud dengan suatu hal atau objek tertentu dalam Pasal 1320 KUH
pernyataan yang menjadi kewajiban para pihak. Mengenai hal atau objek
tertentu ini dapat dirujuk dari substansi Pasal 1332, 1333 dan 1334 KUH
Hanya barang yang dapat diperdagangkan saja yang dapat menjadi pokok
persetujuan.
27
Ade Maman Suherman & J. Satrio, Penjelasan Hukum tentang Batasan Umur, Gramedia, Jakarta,
2010, hal. 122.
30
Suatu persetujuan harus mempunyai pokok berupa suatu barang yang
pasti, asal saja jumlah itu kemudian dapat ditentukan atau dihitung.
Barang yang baru ada pada waktu yang akan datang, dapat menjadi pokok
yang menjadi pokok persetujuan itu; hal ini tidak mengurangi ketentuan
berkontrak harus dipenuhi hal atau objek tertentu. Hal ini dimaksudkan agar
sifat dan luasnya kewajiban para pihak (prestasi para pihak) dapat dilaksanakan
Pasal 1333 KUH Perdata bahwa objek kontrak berkenaan dengan pokok
perikatan yang justru menjadi isi dari kontrak. Pokok (objek) berupa sesuatu
barang atau hal yang ditentukan jenisnya, adapun mengenai jumlahnya dapat
31
ditentukan pada waktu dibuat perjanjian. Kata ‘barang’ berasal dari kata ‘zaak’
1. Benda (barang)
2. Usaha (perusahaan)
4. Pokok persoalan
Bila dihubungkan dengan Pasal 1320 KUHPerdata, maka salah satu syarat
sahnya perjanjian adalah “hal” yang tertentu.Kata “hal” berasal dari Bahasa
persoalan (arti nomor 4), karena kata ‘Pokok Persoalan’ dapat berupa barang
atau benda dan juga dapat berupa jasa, misalnya perjanjian kerja.
Yang dimaksud dengan causa yang halal dalam Pasal 1320 KUH Perdata
syarat 4 harus dihubungkan dengan konteks Pasal 1335 dan 1337 KUH Perdata.
dimaksud dengan causa atau sebab, namun yang dimaksudkan disini menunjuk
pada adanya hubungan tujuan, yaitu apa yang menjadi tujuan para pihak untuk
28
Hasanuddin Rahman, Op. cit., hal. 7-8.
32
menutup kontrak atau apa yang hendak dicapai para pihak untuk menutup
Suatu persetujuan tanpa sebab, atau dibuat berdasarkan suatu sebab yang
hendak dicapai para pihak dalam perjanjian atau kontrak tersebut harus
undangan, ketertiban umum dan kesusilaan. Dalam Pasal 1337 KUH Perdata
ditegaskan:
Suatu sebab adalah terlarang, jika sebab itu dilarang oleh undang-undang atau
bila sebab itu bertentangan dengan kesusilaan atau dengan ketertiban umum.
b. Causanya palsu;
C. JENIS-JENIS KONTRAK
29
J. Satrio, Op. cit., hal. 321-353.
33
1. Kontrak menurut sumber hukumnya.30
c. Perjanjian obligatoir;
Jenis-jenis perjanjian ini diatur dalam Pasal 1319 KUH Perdata. Kontrak
30
Salim H.S., Hukum Kontrak, Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, 2003,
hal. 27.
31
Ibid, hal. 28.
32
Tan Thong Kie, Studi Notariat dan Serba-serbi Praktek Notaris, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,
Jakarta, 2007, hal. 402-403.
34
Perjanjian timbal balik dapat dibagi menjadi:
sebuah rumah senilai Rp. 100 juta, yang oleh pihak pembeli juga dinilai
perjanjian yang memberi kepada satu pihak suatu kewajiban utama dan
kepada pihak lain suatu imbalan yang tidak sesuai, atau setiap pihak
tersebut.
33
Ibid, hal. 405.
35
perjanjian pinjam pakai (Pasal 1740 KUH Perdata) dan perjanjian pinjam
penyerahan barang.
Jika dalam hal tersebut diatas antara para pihak tercapai suatu perjanjian
penitipan atau pinjam pakai atau pinjam pakai habis yang tidak disusul
perjanjian untuk pinjam pakai atau perjanjian untuk pinjam pakai habis
adalah bukan perjanjian riil, karena perjanjian riil baru terjadi pada
pihak lain tanpa imbalan apapun, misal: perjanjian hibah (Pasal 1666
34
Ibid, hal. 404.
36
7. Kontrak menurut bentuknya.35
a. Kontrak lisan adalah kontrak yang dibuat oleh para pihak cukup dengan
KUHPerdata).
b. Kontrak tertulis adalah kontrak yang dibuat oleh para pihak dalam
bentuk tulisan, misal perjanjian hibah yang harus dalam bentuk akta
notaris (Pasal 1682 KUHPerdata). Kontrak jenis ini dibagi 2 bentuk, yaitu
Kontrak lahir pada saat terjadinya kesepakatan tentang hal pokok atau
unsur esensiali dalam suatu kontrak.Hal pokok atau unsur esensiali adalah
unsur yang harus ada dalam suatu kontrak, karena tanpa adanya kesepakatan
1. Teori Pengiriman.
diterima oleh satu pihak dari pihak lain. Kelemahan teori ini adalah pihak
35
Salim H.S., Op. cit., hal. 28.
36
Ahmadi Miru, Op. cit., hal. 32-35.
37
yang menawarkan tidak tahu bahwa ia telah terikat dengan penawarannya
sendiri.37
2. Teori Penerimaan.
3. Teori Pengetahuan.
tersebut. Kelemahan teori ini adalah jika surat penerimaan itu meskipun
4. Teori Dugaan.
kondisi praktek dewasa ini adalah teori pengiriman dan teori penerimaan.
37
Agus Yudha Hernoko, Op. cit., hal. 169.
38
Ibid.
38
Dalam praktek dewasa ini, suatu kesepakatan yang dilakukan oleh
naskah kontrak tersebut oleh pihak yang menerima kiriman naskah kontrak
saat dan tempat lahirnya kontrak. Hal ini penting untuk menentukan kapan
para pihak mulai memikul kewajiban dan memiliki hak, serta hukum apa
yang berlaku jika terdapat perbedaan antara hukum di daerah pihak yang
E. INTERPRETASI KONTRAK
KUH Perdata. Pada dasarnya perjanjian yang dibuat oleh para pihak harus
39
Isi kontrak terutama ditentukan oleh apa yang saling diperjanjikan oleh
untuk menentukan maknanya, akan jelas terhadap apa para pihak mengikatkan
Bahasa sebagai sarana bagi para pihak untuk saling berkomunikasi, seringkali
yang tepat. Kendala tersebut antara lain terkait kata-kata atau istilah yang
lain-lain.
a. Kata-katanya jelas;
39
Salim H.S., Op. cit., hal. 44.
40
Mengenai interpretasi, KUH Perdata mengaturnya dalam Pasal 1342 sampai
3. Jika suatu janji memberikan berbagai penafsiran atau jika suatu janji dapat
itu agar dapat dilaksanakan atau pilih makna yang memungkinkan janji
4. Jika kata-kata dalam perjanjian dapat diberi arti dua macam, maka pilih
sedemikian rupa sehingga paling dekat sesuai dengan sifat perjanjian (vide
5. Jika perikatan mempunyai dua makna atau kalimat dalam perjanjian tidak
jelas bahkan tidak diatur secara tegas, maka tafsirkan menurut kebiasaan
setempat atau tempat dibuatnya perjanjian (vide Pasal 1346 KUH Perdata);
41
7. Jika antara satu klausula dengan klausula lainnya dalam suatu kontrak
orang yang meminta ditetapkannya suatu hak dan atas keuntungan orang
yang mengikatkan dirinya (vide Pasal 1349 KUH Perdata) maksudnya, jika
itu diarahkan untuk mengurangi hak pihak yang satu yang berarti pula
makna yang meluas, maka harus ditafsirkan sebatas hal-hal yang nyata-
nyata dimaksudkan para pihak pada saat membuat kontrak (vide Pasal
10. Jika dalam suatu kontrak terdapat penegasan tentang suatu hal, tidaklah
yang tidak ditegaskan dalam kontrak tersebut (vide Pasal 1351 KUH
Perdata).
42
BAB III
A. RISIKO
disebabkan oleh suatu peristiwa yang terjadi di luar kesalahan salah satu pihak
yang menimpa barang yang menjadi objek perjanjian. Singkatnya, risiko adalah
kerugian yang diderita oleh salah satu pihak, tetapi pembayaran ganti rugi
tidak dapat dibebankan kepada pihak yang lain, karena pihak lain tersebut
Dalam hal jual beli, terdapat 3 (tiga) ketentuan mengenai risiko, yaitu:41
pihak, maka barang tersebut menjadi tanggungan pembeli (vide Pasal 1460
KUH Perdata) yang menyatakan sebagai berikut: “Jika barang yang dijual
itu berupa barang yang sudah ditentukan, maka sejak saat pembelian,
40
R. Soeroso, Perjanjian di Bawah Tangan, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hal. 25
41
Ibid., hal. 25-27.
43
2. Mengenai barang yang dijual menurut berat, jumlah atau ukuran (vide
Pasal 1461 KUH Perdata), maka risiko ada pada penjual, hingga barang
ditimbang.
diserahkan (levering) oleh penjual kepada pembeli, maka risiko ada pada
penjual, yang dalam hal ini masih merupakan pemilik sah barang tersebut,
sampai pada saat barang tersebut diserahkan kepada pembeli, sehingga secara
Pengecualian untuk ketentuan yang pertama, risiko dapat saja ditanggung oleh
orang yang belum menjadi pemilik barang (Pasal 1460 KUH Perdata).
Adapun risiko dalam hal sewa menyewa, mengacu pada Pasal 1553 KUH
Perdata yang menyatakan: “Jika barang yang disewakan musnah sama sekali
dalam masa sewa karena suatu kejadian yang tak disengaja, maka persetujuan
sewa gugur demi hukum. Jika barang yang bersangkutan hanya sebagian
tetapi dalam kedua hal itu ia tidak berhak atas ganti rugi”. Catatan: yang
dimaksud dengan gugur demi hukum adalah bahwa sejak awal perjanjian sewa
menyewa tersebut dianggap tidak pernah ada atau tidak pernah lahir suatu
perikatan. Oleh karena itu, satu pihaktidak dapat menuntut apapun terhadap
44
pihak lain, dengan kata lain, tidak mempunyai akibat hukum apapun, tidak
mengikat siapapun sehingga tidak menimbulkan hak dan kewajiban (null and
void).42
B. SOMASI
Istilah ‘somasi’ atau ‘pernyataan lalai’ diatur dalam Pasal 1238 dan 1243
berutang (debitur) agar dapat memenuhi prestasi sesuai dengan isi perjanjian
yang telah disepakati keduanya. Jika seorang debitur tidak memenuhi prestasi
keadaan mora atau mora debitoris. Seseorang dikatakan mora debitoris jika
memenuhi ketentuan43:
1. Dengan surat perintah atau surat atau akta yang sejenis, sebuah
42
Ibid., hal. 26-27.
43
Tan Thong Kie, Op. cit., hal. 389-390
45
2. Berdasarkan kekuatan perikatan sendiri, yaitu apabila perikatan sendiri
atau pejabat yang berwenang untuk itu, yaitu juru sita, Badan Urusan
domisili debitur.
2. Dasar penuntutan;
prestasi).
44
Ibid., hal. 96.
45
Salim H.S., Op. cit., hal. 98
46
C. WANPRESTASI
depan sebuah kata dalam bahasa Belanda berarti sesuatu yang negatif. 46
(untuk prestasi memberikan sesuatu) dan Pasal 1239 KUH Perdata (untuk
dinyatakan lalai, tetap lalai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu
ditentukan”.
Dari isi pasal 1243 KUH Perdata tersebut di atas, debitur dinyatakan lalai,
jika:
b. Terlambat berprestasi;
(in mora stelling) dari pihak kreditur kepada debitur. Pernyataan lalai ini pada
46
Tan Thong Kie, Op. cit., hal. 385.
47
dasarnya bertujuan menetapkan tenggang waktu (yang wajar) kepada debitur
untuk memenuhi prestasinya dengan sanksi tanggung gugat atas kerugian yang
termijn);
dalam ketentuan Pasal 1267 KUH Perdata yang menyatakan bahwa: “Pihak
yang lain untuk memenuhi persetujuan, jika hal itu masih dapat dilakukan,
dan bunga”.
47
JH. Niewenhuis, Op. cit., hal. 70-71
48
Hak kreditur tersebut dapat secara mandiri diajukan maupuan
b. Ganti rugi;
ganti rugi (vide Pasal 1247 & 1248, 1235 (1) & 1236 KUH Perdata);
Wanprestasi karena kesalahan adalah akibat dari sikap debitur yang justru
48
Agus Yudha Hernoko, Op. cit., hal. 263
49
Tan Thong Kie, Op. cit., hal. 385-387
49
Seorang debitur yang harus menyerahkan barang tertentu dibebaskan
itu tidak disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian debitur atau orang
atas barang yang dibawa tamu yang menginap, yaitu kerusakan atau
Seorang peminjam barang yang musnah karena hal yang tak disangka,
50
D. GANTI RUGI
atau sudah tidak dapat diharapkan lagi, maka ganti rugi merupakan alternatif
yang dapat dipilih oleh kreditur. Dalam ketentuan Pasal 1243 KUH Perdata,
wanprestasinya debitur;
hal, yaitu:
a. Ganti rugi karena wanprestasi, diatur dalam Pasal 1243-1252 KUH Perdata;
b. Ganti rugi karena perbuatan melawan hukum, diatur dalam Pasal 1365 KUH
Perdata.
berpegang pada asas bahwa ganti rugi tersebut sedapat mungkin membuat
50
Agus Yudha Hernoko, Op. cit., hal. 264.
51
sehingga menimbulkan hak baginya untuk memperoleh ganti rugi?. Dalam hal
ini harus dikaji ada atau tidak hubungan sebab akibat antara peristiwa yang
(kerugian). Oleh karena itu, kunci keberhasilan gugatan ganti rugi terletak pada
Adapun bentuk ganti rugi yang dinyatakan dalam Pasal 1236 dan 1243 KUH
Perdata, yaitu:51
c. Sebagai pengganti atas kerugian yang diderita oleh kreditur oleh karena
a. Pengertian
Perdata Pasal 1244 yang berbunyi: “Jika ada alasan untuk itu si berutang
harus dihukum untuk mengganti biaya, kerugian, dan bunga, bila tak dapat
51
J. Satrio, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung, 1999, hal. 146-147.
52
tepatnya waktu dalam melaksanakan perikatan itu disebabkan oleh suatu
sesuatu yang diwajibkan, atau lantaran hal-hal yang sama telah melakukan
bahwa keadaan memaksa atau force majeure adalah suatu keadaan dimana
tidak terlaksananya apa yang diperjanjikan karena hal-hal yang sama sekali
tidak dapat diduga dan debitur tidak dapat berbuat apa-apa terhadap
52
Rachmat S.S. Soemadipraja, Penjelasan Hukum tentang Keadaan Memaksa, Gramedia, Jakarta,
2010, hal. 72.
53
Lihat Pasal 1244 dan 1245 KUH Perdata.
53
3. Terjadinya peristiwa tersebut menyebabkan tertunda, terhambat,
peristiwa tersebut;
Kebakaran;
Kerusuhan massa;
Perang;
Sabotase;
setempat.
54
Ibid
54
2. Peraturan Pertambangan Mineral dan Batu Bara55, ruang lingkup force
Perang;
Kerusuhan sipil;
Pemberontakan;
Epidemik;
Gempa bumi;
Banjir;
Kebakaran; dan
Blokade;
Pemogokan;
Khusus), dan
55
Pasal 113 ayat (1) huruf (a) dan (b) UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu
Bara.
55
Adapun contoh ruang lingkup force majeure yang diatur dalam
Peperangan;
Pemberontakan;
Kerusuhan sipil;
Blokade;
Sabotase;
Embargo;
Gempa bumi;
Ledakan;
Kebakaran;
merugikan;
kegiatan pengusahaan.
Gempa bumi;
Perang;
56
Angin topan;
Huru hara;
Moneter.
Bencana alam;
Banjir;
Gempa bumi;
lain:
Bencana Alam;
Banjir;
Peperangan;
1. Peristiwa alam;
2. Kebakaran;
57
Selanjutnya, secara garis besar, penyebab terjadinya force majeure
Yaitu force majeure yang disebabkan oleh keadaan alam yang tidak dapat
diduga dan dihindari oleh setiap orang karena bersifat alamiah tanpa unsur
kesengajaan. Yang termasuk dalam force majeure ini adalah banjir, tanah
longsor, gempa bumi, badai guntur, gunung meletus, topan, cuaca buruk,
yang dibenarkan oleh penguasa atau pejabat dari instansi terkait di daerah
setempat.
Yaitu force majeure yang ditimbulkan oleh situasi atau kondisi yang tidak
singkat tanpa dapat diprediksi sebelumnya, termasuk dalam hal ini antara
56
Rachmat S.S. Soemadipraja, Op. cit., hal. 87-89.
58
yang langsung mempengaruhi jalannya pekerjaan, serta keadaan darurat
Yaitu force majeure yang disebabkan oleh adanya situasi ekonomi yang
pemerintah.
Termasuk dalam hal ini adalah perdagangan efek di bursa efek yang
59
5. Force Majeure keadaan teknis yang tak terduga.
tersebut tidak dapat diduga akan terjadi sebelumnya. Termasuk dalam hal
pengusahaan.
F. SAKSI-SAKSI
pada dasarnya bila terjadi sengketa antara para pihak yang berkontrak,
tadi, saksi-saksi juga merupakan suatu alat bukti dalam perkara perdata.
Menurut Pasal 1866 KUH Perdata, alat pembuktian dalam perkara perdata,
terdiri atas:
60
5. Sumpah (Pasal 1929-1945 KUH Perdata).
Dalam pembuktian sebuah kontrak (sebagai bukti tertulis) dan bukti saksi
2. Bahwa ‘satu saksi bukanlah saksi’, sebagaimana diatur dalam Pasal 1905
“Anggota keluarga sedarah dan semenda salah satu pihak dalam garis
lurus, dianggap tidak cakap untuk menjadi saksi; begitu pula suami atau
satu pihak; 2. Dalam perkara mengenai nafkah yang harus dibayar menurut
57
Periksa Subekti & Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Pradnya Paramita,
Jakarta, 2003, hal. 477 dan 482.
58
Hasanuddin Rahman, Op. cit., hal. 139.
61
Buku Kesatu, termasuk biaya pemeliharaan dan pendidikan seorang anak
belum dewasa”.
terhadap para pihak juga dapat mengurangi risiko pemalsuan identitas para
pihak.
62
BAB IV
Berdasarkan Pasal 1381 KUH Perdata, hapusnya atau berakhirnya kontrak atau
A. PEMBAYARAN
uang’. Lalu siapa yang harus ‘membayar’?. Yang harus membayar disini adalah
Debitur; tapi pihak lain juga diperbolehkan atau diberi hak oleh undang-
59
Tan Thong Kie, Op. cit., hal. 426-427.
63
B. PENAWARAN PEMBAYARAN TUNAI DIIKUTI DENGAN PENYIMPANAN ATAU
PENITIPAN
Diatur dalam Pasal 1404-1412 KUH Perdata. Ini adalah cara yang diberikan
Ayat 2 pasal ini menyatakan “bahwa debitur yang melakukan penitipan itu
dibebaskan dan apa yang ditulis diatas berlaku sebagai pembayaran, asalkan
jawab kreditur”.
menerimanya.
60
Tan Thong Kie, Op. cit., hal. 428.
64
3. Yang ditawarkan harus sama dengan seluruh jumlah yang dapat dituntut,
ditambah dengan bunga, ongkos yang sudah dibayar dan ongkos yang
dengan perjanjian, dan apabila tidak ada perjanjian khusus tentang tempat
C. PEMBARUAN UTANG
Perdata, yaitu:61
61
Ahmadi Miru, Op. cit., hal. 99.
65
Pembaruan utang yang berupa penggantian objek kontrak dapat terjadi jika
untuk menghapuskan utang lama yang hapus karena adanya kontrak baru
tersebut.
2. Penggantian debitur.
lama.
3. Penggantian kreditur.
Terjadi jika suatu kontrak baru mengakibatkan kreditur baru ditunjuk untuk
Diatur dalam Pasal 1425-1435 KUH Perdata. Apabila dua orang saling
utang sejak saat terjadinya saling berutang sampai jumlah utang yang paling
bahkan tanpa diketahui oleh para pihak dan kedua utang saling menghentikan
satu dengan yang lain pada saat kedua utang sampai pada jumlah yang sama
besarnya (Pasal 1426 KUH Perdata). Namun apakah semua utang dapat
66
diperjumpakan?. Rupanya tidak. Syaratnya harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:62
1. Kedua utang tersebut harus berpokok pada sejumlah uang atau sejumlah
E. PERCAMPURAN UTANG
Diatur dalam Pasal 1436-1437 KUH Perdata. Dalam Pasal 1436 KUH Perdata
debitur berkumpul pada satu orang, maka terjadilah suatu percampuran utang
ada 1 perikatan yang hapus. Percampuran utang terhadap salah satu debitur
lain lebih dari jumlah yang terutang oleh debitur yang terkena percampuran
utang tsb.
62
Tan Thong Kie, Op. cit., hal. 430.
63
Ibid., hal. 430-431.
67
Ilustrasi:
Rp. 10 juta masing2 berturut-turut A Rp. 1 juta, B Rp. 2 juta, C Rp. 3 juta, D
Rp. 4 juta. D lalu menyerahkan barang kepada Z senilai Rp. 5 juta, dan D
F. PEMBEBASAN UTANG
dan tidak ada penyerahan suatu barang atau hak. Pasal 1438 KUH Perdata
tangan dengan sukarela oleh kreditur kepada debitur adalah cukup sebagai
64
Ibid., hal. 431.
68
G. MUSNAHNYA BARANG YANG TERUTANG
Diatur dalam Pasal 1444-1445 KUH Perdata. Pasal 1444 ayat 1 KUH Perdata
musnah, tak dapat diperdagangkan lagi atau hilang maka perikatan hapus”.
musnah juga meski sudah di tangan kreditur. Debitur wajib membuktikan hal
perjanjian tersebut tidak memenuhi syarat objektif dari syarat sahnya kontrak.
penipuan.
65
Ibid., hal. 432.
69
I. BERLAKUNYA SYARAT BATAL
jika kontrak yang dibuat oleh para pihak dibuat dengan syarat tangguh atau
syarat batal karena apabila kontrak tersebut dibuat dengan syarat tangguh dan
kontrak tersebut dengan sendirinya menjadi batal. Demikian pula kontrak yang
dibuat dengan syarat batal, apabila syarat batal tersebut terpenuhi, kontrak
kontrak tersebut.66
J. KEDALUWARSA
K. PEMUTUSAN KONTRAK
66
Ahmadi Miru, Op. cit., hal. 109-110.
70
kontraktual merupakan salah satu upaya bagi kreditur untuk menegakkan hak
kontraktualnya.67
lain untuk memenuhi persetujuan, jika hal itu masih dapat dilakukan, atau
Jika syarat batal tidak dinyatakan dalam persetujuan, maka hakim dengan
waktu untuk memenuhi kewajiban, tetapi jangka waktu itu tidak boleh lebih
dari satu bulan”, Pasal ini menentukan 3 (tiga) syarat untuk berhasilnya
67
Agus Yudha Hernoko, Op. cit., hal. 296.
68
Ibid., hal 301.
71
1. Harus ada persetujuan timbal balik;
kepada Pengadilan...).
diantara para pihak. Jika pada akhirnya sengketa berkembang menjadi lebih
b. Biaya mahal;
69
M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hal. 160.
72
d. Putusan pengadilan tidak menyelesaikan sengketa;
adalah melalui jalur non litigasi, yaitu melalui Alternative Dispute Resolution
a. Bersifat “informal”;
c. Biaya “murah”;
d. Penyelesaian “cepat”;
70
Undang-undang Nomor. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa
secara tegas menggunakan istilah “Alternatif Penyelesaian Sengketa”. Periksa juga Jimmy Joses
Sembiring, Cara Menyelesaikan Sengketa di Luar Pengadilan, Visi Media, Jakarta, 2011, hal. 12,
memasukkan Konsiliasi sebagai salah satu cara alternatif penyelesaian sengketa.
71
M. Yahya Harahap, Op. cit., hal. 169.
73
j. Pemenuhan secara sukarela.
1. Asas itikad baik, yaitu keinginan dari para pihak untuk menentukan
3. Asas mengikat, yaitu para pihak wajib untuk mematuhi apa yang telah
disepakati;
4. Asas kebebasan berkontrak, yaitu para pihak dapat menentukan apa saja yang
hendak diatur oleh para pihak dalam perjanjian tersebut selama tidak
dipilih;
disaksikan oleh orang lain karena hanya pihak yang bersengketa yang dapat
72
Jimmy Joses Sembiring, Cara Menyelesaikan Sengketa di Luar Pengadilan, Visi Media, Jakarta,
2011, hal. 11-12.
74
BAB V
KUHPerdata), yaitu:
1. Kesepakatan.
Ini adalah hal yang paling dibutuhkan karena merupakan tumpuan utama
lahirnya kontrak.
2. Kecakapan.
Hal ini berkaitan dengan identitas para pihak yang dicantumkan dalam
kontrak:73
atau istrinya.
c. Sebagai wali ayah atau wali ibu yang menjalankan kekuasaan orangtua
pengampuan;
73
Tan Thong Kie, Op. cit., hal. 674.
75
e. Dalam kedudukannya sebagai pengurus suatu badan hukum;
f. Sebagai kuasa dari orang lain atau badan atau perseroan (bertindak
Yaitu bahwa objek kontrak harus jelas atau secermat mungkin sehingga
Penjelasan lebih lengkap telah penulis jelaskan dalam BAB II bagian B yaitu
76
2. Penelitian awal aspek terkait
pokok saja. Mengenai kekuatan mengikat dari Mou, karena MoU hanya
merupakan suatu ikatan moral saja, maka tidak ada pengikatan juridis di
antara para pihak, sehingga tidak ada kewajiban yang bersifat memaksa
4. Negosiasi
mereka.74
74
Salim H.S., Op. cit., hal. 123-126.
77
C. ANATOMI KONTRAK
dengan mudah dimengerti oleh para pihak, sedangkan Akta Notaris memakai
notaris.
kontrak dibawah tangan. Namun untuk kontrak yang berupa akta notariil
terdiri atas:
a. Judul Akta;
b. Nomor Akta;
78
a. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan, pekerjaan,
mereka wakili;
c. Isi Akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari pihak yang
berkepentingan; dan
79
Anatomi kontrak notariil sebagai mana yang diatur dalam Undang-undang
Jabatan Notaris tersebut dapat dijadikan acuan dalam pembuatan perjanjian atau
kontrak bawah tangan, sehingga anatomi kontrak bawah tangan pada dasarnya
a. Judul;
c. Isi Akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari pihak yang
berkepentingan.
3. Bagian Penutup
JUDUL
KEPALA / PEMBUKAAN
KOMPARISI
80
ISI KONTRAK
PENUTUP
TANDA TANGAN
1. Judul perjanjian adalah nama perjanjian sesuai dengan isinya. Judul harus
perjanjian;
Contoh:
PERJANJIAN KERJA
PERJANJIAN WARALABA
2. Kepala Perjanjian memuat nama hari, tanggal, bulan, tahun, dan tempat
penandatanganan perjanjian;
Contoh:
75
R. Soeroso, Op. cit., hal. 54
81
Pada hari ini, Rabu, tanggal 27 April 2011, di Samarinda, kami yang
meliputi nama, tempat tanggal lalhir, pekerjaan, alamat para pihak, dimana
identitas resmi misalnya KTP atau SIM, KK, Akta Kelahiran (untuk anak
dibawah umur) dan Buku Nikah untuk pihak yang berstatus Suami dan/atau
memudahkan para pihak satu sama lain untuk mencari keberadaan pihak
untuk anak dibawah umur, Suami – Istri, Kuasa). Bagian ini merupakan
tersebut di copy dan dilampirkan bersama perjanjian yang dibuat oleh para
76
Hasanuddin Rahman, Op. cit., hal. 80.
82
Contoh 1:
Pekerjaan : Swasta
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama dirinya sendiri.
Contoh 2:
83
Selanjutnya disebut Pihak Kedua.
Swasta, Lahir di Bontang, 9 Agustus 1985, bertempat tinggal Jl. Mahoni No.
9, RT. 02, RW. 01, Kelurahan Citra, Kecamatan Gading, Kabupaten Kutai
(contoh diatas jika alamat suami dan istri tersebut berbeda berdasarkan
Contoh 3:
Selaku wali Ayah atau wali Ibu untuk anaknya yang masih dibawah umur
84
Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan
Dalam hal ini bertindak selaku orang tua dan menurut hukum sebagai wali
Ibu untuk mewakili anaknya yang masih dibawah umur, Ahmad Zidane,
2016.
Contoh 4:
Pekerjaan : Swasta
Dalam hal ini bertindak selaku wali pengampu untuk mewakili Siti
tinggal di Jl. Mahoni No. 9, RT. 02, RW. 01, Kelurahan Citra, Kecamatan
85
Pengadilan Negeri Sangatta, Nomor: 13/WALI/PEN/V/2016, tertanggal 14
Oktober 2016.
Contoh 5:
Bertindak selaku kuasa dari orang lain berdasarkan surat kuasa bawah
tangan
Pekerjaan : PNS
bertempat tinggal di Jl. Mangga No. 3, RT. 01 RW. 10, Kelurahan Sempaja
Contoh 6:
Bertindak selaku kuasa dari orang lain berdasarkan surat kuasa notariil
86
Nama : Sukmawati
Pekerjaan : Swasta
Dalam hal ini bertindak berdasarkan Surat Kuasa, Nomor. 90, tertanggal 12
demikian bertindak untuk dan atas nama: Maryam Nurhuda, Swasta, lahir
di Ambon, 14 Mei 1980, bertempat tinggal di Jl. Mangga No. 3, RT. 01 RW.
Samarinda.
Contoh 7:
Nama : Mulyadi
Pekerjaan : Swasta
87
Dalam hal ini bertindak sebagai ahli waris satu-satunya dari Almarhum
Samarinda Utara.
Contoh 8:
Bertindak selaku ahli waris (seluruh ahli waris secara bersama-sama atau
ditandatangani)
Pekerjaan : Swasta
Pekerjaan : Swasta
88
Pekerjaan : Swasta
Dalam hal ini kesemuanya bertindak sebagai ahli waris dari Almarhum
Samarinda Utara.
Contoh 9:
perjanjian dan hadir saat perjanjian ditandatangani, ada ahli waris yang
memberikan kuasa pada ahli waris yang lain yang hadir saat
penandatanganan perjanjian)
Pekerjaan : Swasta
89
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama dirinya sendiri dan
bertindak untuk dan atas nama: Sutan Ahmad, Swasta, lahir di Ujung
Kota Samarinda.
Pekerjaan : Swasta
Dalam hal ini kesemuanya bertindak sebagai ahli waris dari Almarhum
Samarinda Utara.
Contoh 10:
90
Pekerjaan : Swasta
Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya sebagai Direktur mewakili untuk
Notaris di Jakarta.
Contoh 11:
Pekerjaan : Swasta
91
Samarinda Utara, Kota Samarinda
Pekerjaan : Swasta
sebagai Pengurus mewakili untuk dan atas nama Yayasan ”Insan Mulia”
Menyewakan.
dari kontrak.
Contoh:
92
Kedua belah pihak terlebih dahulu memberikan pertimbangan-
Bahwa agar kegiatan usaha Pihak Pertama dapat berdaya guna dan berhasil
5. Bagian Isi adalah bagian yang memuat pasal-pasal. Yang dimaksud dengan
pasal yaitu:
1. Urutan.
2. Ketegasan.
77
Ibid., hal. 84-85.
93
Bahasa yang digunakan sedapat mungkin menghindari kata-kata yang
mengambang;
3. Keterpaduan.
antara 1 ayat dgn ayat lainnya, antara 1 kalimat dgn kalimat lainnya
dalam satu pasal harus ada keterpaduan, ada hubungan satu sama lain;
4. Kesatuan.
Satu pasal mencerminkan satu kndisi, namun satu pasal dengan pasal
5. Kelengkapan.
c. Klausul Spesifik adalah bagian yang berisi tentang hal-hal khusus sesuai
berbeda;
94
berlangsungnya atau selama masa berlakunya kontrak, seperti: domisili
6. Bagian Penutup
Setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu diingat mengenai bagian ini,
yaitu:78
masing-masing pihak.”
penandatanganan;
Contoh: ..... serta Ahmad Yani dan Ahmad Dani masing-masing sebagai
78
Ibid., hal. 91
95
Namun, untuk penempatan nama saksi pada akta dibawah tangan pada
berkontrak.
Saksi-saksi:
1. Raisa _________________
2. Isyana _________________
dalam pernikahan misalnya dalam hal ini adalah Pihak Kedua, berikut 2
96
Pihak Pertama, Pihak Kedua,
Persetujuan Istri,
Susi Susanti
Saksi-saksi:
1. Raisa _________________
2. Isyana _________________
lebih dari 1 (satu) orang (bisa jadi karena mereka berkedudukan sebagai
ahli waris, mewakili perusahaan, dll) misalnya dalam hal ini adalah
2. Chica Koeswoyo
97
3. Rinto Harahap
4. Katon Bagaskara
Saksi-saksi:
1. Raisa _________________
2. Isyana _________________
Contoh:
Pada hari ini, Selasa, 16 Desember 2011, di Samarinda, Kami yang bertanda tangan
di bawah ini :
Samarinda
98
No. KTP : 10000292765
Pekerjaan : Swasta
Samarinda
Direktur dari dan selaku demikian sah mewakili untuk dan atas nama
Nomor 11, yang dibuat dihadapan Notaris Badrul Zaman, Sarjana Hukum,
99
Selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua.
Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Sewa Menyewa dengan
PASAL 1
OBJEK SEWA
Pihak Pertama dengan ini menyewakan kepada Pihak Kedua sebuah bangunan
Rumah Toko (RUKO) yang berdiri diatas sebidang Tanah Hak Guna Bangunan
Komplek Toko dan Perkantoran Jl. Bumi Asri No. 100, RT. 01, RW. 02, Kelurahan
PASAL 2
100
MASA SEWA
Perjanjian sewa menyewa ini berlangsung untuk jangka waktu 10 tahun, terhitung
mulai tanggal 17 Maret 2011 dan akan berakhir pada tanggal 16 Maret 2021.
PASAL 3
HARGA SEWA
Perjanjian Sewa Menyewa ini disepakati oleh kedua belah pihak dengan harga Rp.
450.000.000,00 (empat ratus lima puluh juta rupiah). Jumlah mana akan dibayar
oleh Pihak Kedua secara angsuran sebanyak 3 (tiga) tahap ke BNI Cabang Univ.
Mulawarman, No. Rekening 091233 4567 atas nama: Irfan Bachdim, dengan
a. Angsuran tahap pertama akan dibayar pada tanggal 17-03-2011 sebesar Rp.
b. Angsuran tahap kedua akan dibayar pada tanggal 17-03-2012 sebesar Rp.
Jumlah uang sewa tersebut telah sama-sama disetujui oleh kedua belah pihak,
berhak menaikkan atau menurunkan jumlah uang sewa dengan dalih apapun.
PASAL 4
101
PERUNTUKAN
PASAL 5
sebaik-baiknya.
Kedua.
PASAL 6
dengan persetujuan Pihak Pertama dengan biaya ditanggung oleh Pihak Kedua
PASAL 7
102
JAMINAN
b. Pihak Pertama menjamin bahwa bangunan ruko yang disewakan tersebut tidak
c. Pihak Pertama menjamin bahwa selama perjanjian sewa menyewa ini berlaku
Pihak Kedua tidak akan mendapat gangguan dari Pihak Pertama, demikian juga
dari pihak-pihak lain yang menyatakan dan mengakui (turut) memiliki apa yang
PASAL 8
PERALIHAN SEWA
Sewa menyewa ini tidak dapat dialihkan oleh Pihak Kedua kepada pihak lain,
kecuali setelah mendapat izin tertulis terlebih dahulu dari Pihak Pertama.
PASAL 9
FORCE MAJEURE
alam, huru hara, kebakaran serta keadaan diluar kekuasaan (force majeure)
yang bukan merupakan kesalahan dari Pihak Kedua, maka Pihak Kedua
103
terbebas dari ganti rugi dan segala tuntutan Pihak Pertama atas kerusakan
tersebut.
demi hukum.
kelalaian Pihak Kedua, maka Pihka Kedua berkewajiban membayar ganti rugi
mengakibatkan rusaknya sebagian atas bangunan yang disewa dan masih layak
PASAL 10
PERPANJANGAN SEWA
Apabila Pihak Kedua bermaksud untuk memperpanjang masa sewa maka Pihak
Kedua harus memberitahukan kepada Pihak Pertama paling lambat 3 (tiga) bulan
PASAL 11
BERAKHIRNYA SEWA
104
Perjanjian sewa menyewa ini tidak akan berakhir karena meninggalnya salah satu
pihak, demikian pula dalam hal jika terhadap bangunan yang disewakan tersebut
dijual.
PASAL 12
PENYERAHAN KEMBALI
a. Pada saat perjanjian ini sebagaimana termaksud dalam pasal 2 perjanjian ini
sesuatu yang disewa ini dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan
sewa.
b. Bila perjanjian sewa menyewa ini terhenti disebabkan oleh musnah karena
kebakaran, gempa bumi atau karena sebab lainnya, dan segala sesuatu yang
disewa ini terbukti tidak layak lagi untuk ditempati maka Pihak Kedua wajib
Pertama tidak berkewajiban untuk mengembalikan sisa uang harga sewa untuk
PASAL 13
PAJAK
105
Pihak Pertama berkewajiban membayar Pajak Penghasilan (PPh) dan segala pajak
yang dikenakan terhadap bangunan tersebut berikut tanahnya (Pajak Bumi dan
PASAL 14
PENYELESAIAN SENGKETA
Jika terjadi sengketa dalam pelaksanaan perjanjian ini, maka akan diselesaikan
secara musyawarah mufakat, namun jika mufakat tidak tercapai maka para pihak
PASAL 15
KETENTUAN LAIN
a. Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam perjanjian sewa
menyewa ini akan diputuskan oleh kedua belah pihak secara musyawarah
mufakat.
Demikian Perjanjian Sewa Menyewa ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap untuk
masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan dihadiri oleh 2 (dua) orang
106
1. Raisa Adriana, Swasta, lahir di Samarinda, 20 Agustus 1978, bertempat tinggal
di Jl. Mahakam No. 11, RT. 01, RW. 12, Kelurahan Mahakam, Kecamatan
Jl. Bakti No. 12, RT. 09, RW. 07, Kelurahan Bunga Melati, Kecamatan Matahari,
Kota Samarinda.
Saksi, Saksi,
Atau:
107
Irfan Bachdim Bambang Pamungkas
Saksi-saksi:
1. Raisa _________________
2. Isyana _________________
108