Anda di halaman 1dari 13

materi

“MAZDHAB SAHABAT”
o k
p
Sri wahyuni Ruslan Rani 05220190065
m
9 S. Ahmad assegaf 05220190105
o
Nurhadiana salwah Aris Y. 05220190092
e l
k
Materi pertama

Sahabat Rasulullah
e

SAW.
Sepeninggal Rasulullah SAW banyak peristiwa dan kejadian baru yang
muncul di kalangan sahabat sehingga menuntut adanya fatwa hukum dan
penejelasan hukum syari’atnya. Segolongan di antara sahabat yang terkenal
akan ilmu dan fiqhnya akan menjawab hukum dari peristiwa atau kejadian
tersebut dengan berupa fatwa-fatwa atau pendapat-pendapat. Kemudian
pendapat atau qaul sahabat itu diriwayatkan kepada kaum muslimin dan
dipakai hujjah oleh sebagian ulama
Menurut Al-Hafidz Ibnu Hajar, ahli hadits ternama, yang dikatakan
sahabat ialah orang yang berjumpa dengan Rasulullah saw. dalam keadaan
beriman dan meninggal dalam keadaan Islam, baik lama bergaul dengan
Rasul maupun sebentar saja, baik turut berperang maupun tidak, baik dapat
melihat Rasul tetapi tidak duduk dalam satu majelis, ataupun tidak dapat
melihat Rasul karena buta.
Di antara para Sahabat Rasulullah saw. adalah para khulafaur rasyidin,
yaitu: Abu Bakar As-shiddiq, Umar bin Khaththab, Utsman bin ‘Affan,
Ali bin Abi Thalib; Abdullah bin Mas’ud, Abdullah bin Abbas, Abdullah
bin Umar, Abdullah bin Amru bin Ash, Zaid bin Tsabit, Muadz bin Jabal,
dll.
Materi kedua

Pengertian Madzhab Sahabat


Pengertian Madzhab Sahabat sendiri secara
etimologi yaitu kata madzhab merupakan sighat isim
makan dari fi’il madli zahaba yang artinya pergi.
Oleh karena itu,mazhab artinya : tempat pergi atau
jalan. Kata-kata yang semakna ialah : maslak,
thariiqah dan sabiil yang kesemuanya berarti jalan
atau cara. Madzhab sahabat yang lazimnya juga
disebut Qaul sahabat maksudnya adalah pendapat-
pendapat sahabat dalam masalah–masalah ijtihad

Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengertian


madzhab adalah jalan yang ditempuh oleh para
shahabat dalam menetapkan hukum Islam, yaitu
berdasarkan AlQur’an, As-Sunnah dan ijtihad. Jadi
Madzhab Sahabat adalah jalan yang ditempuh oleh
para shahabat dalam menetapkan hukum Islam
berdasarkan Al-Qur’an, sunnah dan hadits.
Sedangkan Qaul Sahabat ialah fatwa-fatwa yang
dikeluarkan oleh sahabat Rasulullah saw.,
menyangkut hukum masalah-masalah yang tidak
diatur dalam nash.
Materi ketiga

Dalil-dalil Mengenai Madzhab


Sahabat
 Dalil-dalil naqli
Firman Allah SWT. Yang berbunyi :

‫ض َي‬ِ َّ‫ان ر‬ ٍۙ ‫ار َوالَّ ِذي َْن ا َّت َبع ُْو ُه ْم ِب ِاحْ َس‬ ‫ص‬
َ ‫ن‬ ْ َ ‫اْل‬ ‫ا‬ ‫و‬
َ ‫ْن‬
َ ‫ي‬‫ر‬ ‫ج‬ ٰ
‫ُه‬‫م‬ ْ
‫ال‬ ‫ن‬
َ ‫م‬
ِ ‫ن‬
َ ‫و‬ْ ُ ‫ل‬‫و‬َّ َ ‫اْل‬ ‫ا‬ ‫ن‬
َ ‫و‬ ْ ُ ‫ق‬‫ب‬ِ ‫َوال‬
‫س‬
ّ ٰ
ِ ِِ ‫هّٰللا‬
ٰ ٰ ٰ ْ َ ‫اْل‬ َ َ
َ ِ‫ت تجْ ِريْ تحْ ت َها ا نه ُر خلِ ِدي َْن ِف ْي َهٓا اَ َب ًدا ۗذل‬
‫ك‬ َ ّ ٰ َ ْ
ٍ ‫ُ َعن ُه ْم َو َرض ُْوا َعن ُه َواَ َع َّد ل ُه ْم َجن‬ ْ
Artinya: ‫م‬
ُ ‫ي‬ ْ ‫ظ‬
ِ ‫ع‬
َ ْ
‫ال‬ ‫ز‬ ُ ‫و‬ْ َ
‫ف‬ ْ
‫ال‬ :
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-
orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik,
Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan
bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah, 9:100)
Kalau kita lihat dari dalil naqli yang (firman Allah dalam surat at-Taubah : 100),
sungguh Allah SWT telah memberikan apresiasi bagi orang yang mengikuti para
sahabat. Maka dapat disimpulan bahwa kita diperintahkan untuk mengikuti
petunjuk-petunjuk mereka, dan oleh karena itulah fatwa-fatwa mereka dapat juga
dijadikan hujjah.
 Dalil aqli
argumentsi yang bersifat akal atau rasional (dalil aqli) ialah:
a. Para Sahabat adalah orang-orang yang lebih dekat kepada Rasulullah saw.
dibanding orang lain, maka tentunya mereka lebih mengetahui tujuan-tujuan
syara’, karena mereka menyaksikan langsung tempat dan waktu turunnya Al-
Qur’an, mempunyai keikhlasan dan penalaran yang tinggi, ketaatan yang mutlak
kepada petunjuk-petunjuk Rasulullah saw., serta mengetahui situasi di mana nash-
nash AlQur’an diturunkan. Oleh karena itu, fatwa-fatwa mereka lebih layak untuk
diikuti.
b. Pendapat-pendapat yang dikeluarkan para Sahabat sangat mungkin sebagai bagian
dari sunnah Rasulullah saw. dengan alasan mereka sering menyebutkan hukum-
hukum yang dijelaskan oleh Rasulullah saw. Dengan kemungkinan tersebut, di
samping pendapat mereka selalu didasarkan pada Qiyas atau penalaran yang
rasional, maka pandangan mereka lebih berhak untuk diikuti, karena pandangan
tersebut kemungkinan besar berasal dari nash (hadits)
c. Jika pendapat para Sahabat didasarakan pada Qiyas, sedang para Ulama yang
hidup sesudah mereka juga nenetapkan hukum berdasarakan Qiyas yang berbeda
dengan pendapat Sahabat, maka untuk lebih berhati-hati, yang kita ikuti adalah
pendapat para Sahabat karena Rasulullah saw. bersabda : “Sebaik-baik generasi,
adalah generasiku di mana aku diutus oleh Allah dalam generasi tersebut”.
Materi ke-empat

Kehujjahan Madzhab
e Sahabat
p Pendapat Sahabat tidak menjadi hujjah atas sahabat lainnya , karena kesamaan
mereka dalam kedudukan dan kesahabatan . Oleh karena itu sahabat itu berbeda-
beda dan tidak seorangpun di antara mereka yang menganggap pendapatnya
sebagai hujjah atas sahabat lainnya.

Ulama ushul memiliki tiga pendapat, di antaranya adalah :


1. Madzhab Sahabat dapat menjadi hujjah. Pendapat ini berasal dari Imam Maliki,
Abu Bakr Ar-Razi, Abu Said sahabat Imam Abu Hanifah, begitu juga Imam
Syafi dalam Madzhab Qadimnya, termasuk juga Imam Ahmad Bin Hanbal dalam
salah satu riwayat.

2. Madzhab Sahabat secara mutlak tidak dapat menjadi hujjah/dasar hukum.


Pendapat ini berasal dari jumhur Asyariyah dan Mu’tazilah, Imam Syafi’i dalam
madzhabnya (Syafi’iyah) juga Abul Hasan Al-Kharha dari golongan Hanafiyah.

3. Ulama Hanafiyah, Imam Malik, Qaul Qadim Imam Syafi’i dan pendapat terkuat
dari Imam Ahmad Bin Hanbal, menyatakan bahwa pendapat Sahabat itu menjadi
hujjah dan apabila pendapat sahabat bertentangan dengan qiyas maka pendapat
Sahabat didahulukan.
any
questions ?
Thank You
ForYourAttention

Anda mungkin juga menyukai