Anda di halaman 1dari 19

Rabu, 20 Mei 2015

MAKALAH ETOLOGI FENOMENA KOMUNIKASI HEWAN DAN POLAPOLANYA

MAKALAH ETOLOGI
FENOMENA KOMUNIKASI HEWAN
DAN POLA-POLANYA

_________________________________________
KATA PENGANTAR
Puji syukur tak henti hentinya kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmatnya kami, dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Melalui makalah ini kami
dapat memperluas pengetahuan mengenai fenomena komunikasi hewan dan pola-polanya.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tidaklah terlepas dari peran serta
pihak pihak terkait. Atas segala bantuan dan yang diberikan penyususun mengucapkan terima
kasih yang sebesar besarnya.
Kami menyadari bahwa ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan masukan dan kritik yang membangun dari dosen yang membaca makalah ini.
Penyusun berharap hasil dari makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang
membutuhkanya. Semoga makalah ini dapat meningkatkan pemahaman kita di masa yang akan
datang Amin.

Palu, April 2015


Penyusun

DAFTAR ISI
Lampiran

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................


1.2 Rumusan Masalah....................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5

Pengertian Etologi.....................................................................
Analisis Proksimat dan Analisis Ultimat......................................
Pendekatan Pengkajian Etologi..................................................
Sejarah Etologi.........................................................................
Tingkah Laku Kelinci................................................................
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................
3.2 Saran........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Komunikasi secara biologis dapat diartikan sebagai suatu aksi atau tindakan dari suatu
organisme (sel) yang dapat merubah suatu pola tingkah laku pada organisme (sel) lain dengan
berbagai cara dan bentuk penyesuaian diri yang dilakukan oleh satu atau kedua organisme yang
bersangkutan. Bentuk penyesuaian diri yang dilakukan dapat berupa pemberian sinyal,
pemberian respon (tanggapan) ataupun keduanya, dimana hal tersebut telah terprogram secara
genetik melalui tahapan-tahapan dalam seleksi alam.
Pada dasarnya komunikasi adalah suatu bentuk interaksi atau hubungan antara satu
organisme dengan organisme yang lain. Dapat disebut tidak terjadi komunikasi apabila suatu aksi
hanya berasal dari satu organisme saja tanpa adanya tanggapan atau respon dari organisme yang
lain. Sebagai contoh, walaupun terdapat 2 organisme pada suatu area tertentu yang terdiri dari 1
organisme pemberi sinyal dan 1 organisme perespon, namun jika sinyal yang diberikan oleh
organisme pemberi sinyal tidak sampai kepada organisme perespon dalam artian organisme
tersebut tidak mengetahui adanya sinyal yang diberikan, maka dalam hal tersebut dapat
dikatakan tidak terjadi komunikasi.
Pada saat yang sama terdapat beberapa perilaku dan tindakan pada suatu mahluk hidup yang
tidak dapat disebut sebagai komunikasi. Contohnya suatu serangan dari predator tentu akan
merubah perilaku dari mangsanya, akan tetapi disana belum tentu ada atau bahkan sama sekali
tidak terjadi komunikasi antara keduanya. Contoh lainnya seperti mahluk hidup tertentu yang
berhenti ditempat untuk mengamati mahluk hidup lain yang lewat dan tidak dikenalnya dalam
jarak jauh, dimana mahluk hidup yang lewat tersebut mengubah tingkah laku mahluk hidup yang
berhenti ditempat, namun dalam hal ini mahluk hidup yang mendapatkan sinyal hanya yang
berhenti saja sedangkan yang diamati olehnya tidak merasakan adanya sinyal apapun, sehingga
dalam hal tersebut dapat juga dikatakan tidak terjadi komunikasi.
Menurut J.B.S Haldane dalam buku ini menyatakan bahwa alasan terjadinya komunikasi
pada mahluk hidup adalah beratnya efisiensi energi penuh yang harus dikeluarkan untuk
memberikan sinyal dan mendapatkan respon. Sehingga dengan terjadinya komunikasi antara
mahluk hidup, energi diperlukan untuk dijadikan sebagai sinyal menjadi lebih kecil namun
dengan kemungkinan respon yang akan didapatkannya menjadi lebih besar. Pendapat ini tentu
saja tidak dapat secara keseluruhan menggambarkan bentuk hubungan diantara seluruh mahluk
hidup. Sebagai contoh terdapat beberapa mahluk hidup yang menggeram atau menyalak satu
sama lain pada saat perluasan teritorialnya, hewan-hewan tersebut tentu dapat dikatakan

menghentikan komunikasi dan lebih condong untuk memulai pertarungan untuk perebutan
teritori tersebut. Contoh yang lain adalah suatu mahluk hidup berusaha mengangkat mahluk
hidup lain yang jatuh ke tanah, dalam hal ini mahluk hidup tersebut jelas menggunakan energi
yang besar untuk mendapatkan respon, namun mungkin inilah yang disebut dengan komunikasi
yang sebenarnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua contoh tersebut bertentangan dengan
prinsip dari J.B.S Haldane mengenai alasan dari komunikasi.
1.2
1.
2.
3.

Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan komunikasi hewan ?
Bagaimana fenomena komunikasi hewan ?
Bagaimana prinsip dan pola-pola komunikasi hewan ?

1.3
1.
2.
3.

Tujuan
Mengetahui pengertian komunikasi hewan.
Mengetahui fenomena komunikasi hewan.
Mengetahui prinsip dan pola-pola komunikasi hewan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi Hewan
Komunikasi hewan adalah semua perpindahan informasi pada bagian dari salah satu hewan
yang memiliki efek pada perilaku sekarang atau masa depan dari hewan lainnya. Kajian
mengenai komunikasi hewanterkadang disebut Zoosemiotik (didefinisikan sebagai ilmu
komunikasi sinyal atau semiosis) telah memainkan peranan penting dalam metodologi dari
etologi, sosiobiologi, dan ilmu kognisi hewan. Komunikasi hewan adalah wilayah ilmu yang
tumbuh cepat. Bahkan pada abad 21, banyak pemahaman sebelumnya yang berhubungan dengan
berbagai bidang seperti penggunaan nama simbolik personal, emosi hewan, kultur hewan,
pembelajaran, dan bahkan perilaku seksual hewan, yang lama dianggap telah cukup dipahami,
telah dirombak kembali.
Komunikasi tidak hanya terjadi pada manusia, melainkan juga terjadi pada hewan. Hanya
saja komunikasi hewan sangat sederhana, ditandai dengan tindakan tindakan bersifat refleks.
Hewan

berkomunikasi

dengan

mengandalkan

insting,

serta

bahasa

isyarat

seperti

menggonggong, menggeram, menyerang dan lain-lain. Komunikasi hewan cenderung dilandasi


penggunaan tanda alamiah. Semakin tinggi intelegensi pada hewan semakin rendah nalurinya.
Yang membedakan komunikasi antara manusia dengan hewan adalah makna. Komunikasi
manusia sarat dengan makna, komunikasi hewan tidak.

Gaya Hidup
o

Buku dan Film

Fashion

Griya

Hobi

Karir

Keluarga

Keuangan

Makan & Minum

Musik

Olahraga

Otomotif

Taman & Kebun

Iptek
o

Astronomi

Biologi

Elektronik

Geograf

Internet & Komputer

Kimia

SEO

Teknologi

Kecantikan
o

Kosmetik

Perawatan Kulit

Perawatan Rambut

Perawatan Wajah

Kesehatan
o

Bugar & Fit

Kondisi & Penyakit

Sehat Alternatif

Terapi & Obat

Ragam

Militer

Pengembangan Diri

Sejarah

Tokoh

Satwa

Sosbud
o

Budaya

Manusia

Politik

Review

Amazine.co
Online Popular Knowledge

Home

Tentang Amazine

You are here: Home / Iptek / Bagaimana Hewan Berkomunikasi? Jenis Komunikasi
pada Hewan

Bagaimana Hewan Berkomunikasi? Jenis Komunikasi pada


Hewan
Amazine.co - Online Popular Knowledge

Baca juga

Sejarah Teddy Bear: Asal-usul Boneka Beruang Teddy Bear

Fakta Antartika: 9 Tanya Jawab tentang Benua Antartika

Biograf Herodotus: Kisah Hidup Bapak Sejarah Dunia

Hidup menjadi lebih mudah dan nyaman dengan berkomunikasi .


Bahasa memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Dengan adanya bahasa, perasaan menjadi lebih mudah dan efektif untuk disampaikan.
Namun, semua ini berlaku hanya untuk manusia. Lalu bagaimana dengan hewan?
Apakah hewan juga berkomunikasi?
Jika ya, bagaimana mereka melakukannya?
Apakah mereka punya bahasa sendiri seperti layaknya manusia?

Artikel ini akan memaparkan bagaimana cara hewan berkomunikasi satu sama lain.
Penelitian menunjukkan bahwa semua spesies hewan dapat berkomunikasi satu sama lain
menggunakan beberapa media lain selain bahasa.
Berikut akan dipaparkan beberapa jenis komunikasi pada hewan.
Jenis-jenis Komunikasi Hewan

Hewan tidak memiliki kemampuan menggunakan bahasa sebagai media berkomunikasi


sebagaimana manusia.
Namun hewan punya cara lain untuk menyampaikan pesan ke sesamanya, dimana penggunaaan
bahasa tubuh adalah faktor yang paling penting.
Pesan tersebut bisa bertujuan untuk menyampaikan lokasi makanan, ajakan untuk melakukan
ritual kawin, alarm tanda bahaya, apresiasi perbuatan baik seperti membantu hewan lain dalam
situasi berbahaya, dan lainnya.
Spesies hewan yang berbeda menggunakan jenis komunikasi yang berbeda pula.
Ada dua jenis utama komunikasi pada hewan yaitu komunikasi verbal dan non verbal.
1. Komunikasi Verbal
Suara adalah salah satu jenis yang paling umum dari komunikasi verbal pada hewan. Sebagian
besar spesies menggunakannya sebagai media untuk menyampaikan pesan.
Kelelawar misalnya, hewan nokturnal yang aktif di malam hari ini menggunakan gelombang
suara untuk berkomunikasi.
Semua burung berkomunikasi melalui kicauan. Gelombang suara inilah yang mereka gunakan
untuk berkomunikasi.
Mamalia umumnya menggunakan suara untuk memanggil anggota lain dari kelompoknya.
Hewan kecil biasanya mengeluarkan suara mencicit sedangkan hewan yang lebih besar suaranya
lebih bergemuruh.
Penelitian menunjukkan bahwa hewan dengan kepala kecil dapat menghasilkan suara yang
sangat kencang dan mampu merespon suara dengan berfrekuensi tinggi.
Paus adalah contoh hewan yang menggunakan gelombang suara untuk berkomunikasi.

Mereka memiliki satu lagu paus yang akan diulangi setelah interval reguler untuk menyampaikan
bahaya, penderitaan, kebahagiaan, peringatan, dan lainnya.
Anjing dan kucing juga menggunakan berbagai suara untuk menyampaikan pesan kepada
sesamanya.
2. Komunikasi Non Verbal
Berikut adalah berbagai bentuk komunikasi non verbal hewan:
a. Ekspresi Wajah
Jenis komunikasi ini kebanyakan ditemukan pada anjing. Ketika marah, anjing akan menyeringai
dan menegakkan telinganya.
Sebaliknya saat takut, mereka akan menarik telinganya ke belakang dan membuka mulut.
Pada burung, ketika induk burung membawa makanan untuk anak-anaknya, ekspresi meminta
bisa diamati pada wajah anak-anak burung tersebut.
Simpanse menggunakan gerak bibir, pipi, dan mata untuk memberitahu perasaan mereka satu
sama lain.
b. Gerakan dan Bahasa Tubuh
Komunikasi melalui gerakan dan bahasa tubuh umum digunakan tidak hanya pada hewan,
melainkan juga manusia.
Meskipun menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, manusia menggunakan pula gerakan dan
bahasa tubuh saat berkomunikasi.
Lebah madu adalah makhluk yang menggunakan sejenis tarian sebagai cara berkomunikasi.
Beberapa lebah menari di sekitar sarang sehingga lebah lain mendapatkan sinyal dimana lokasi
sarang madu berada.
Rusa akan mengibaskan ekornya untuk memperingatkan rusa yang lain pada bahaya yang akan
datang.
Gorila menjulurkan lidahnya untuk mengekspresikan kemarahan.
Saat kucing mengarahkan telinga ke depan, ini menunjukkan keramahan dan perhatian.

Namun ketika telinganya tegak dan sedikit kebelakang, kucing tersebut berusaha
memperingatkan kucing lain akan adanya bahaya.
Jika kucing menarik tubuhnya, maka dia sedang merasa percaya diri dan siap untuk menyerang.
c. Bau dan Sinyal
Banyak hewan berkomunikasi satu sama lain melalui bau. Mereka mengeluarkan feromon untuk
menyampaikan pesan.
Serigala, rusa, dan serangga, umumnya menggunakan jenis komunikasi ini.
Bahkan amuba pun perlu berkomunikasi. Cara berkomunikasi amuba adalah dengan melepaskan
zat kimia.
Hewan menggunakan jenis komunikasi ini sebagai cara menarik pasangan untuk bereproduksi.
Oleh karena itu, komunikasi juga penting dalam proses reproduksi.
Sinyal akustik, sejenis sinyal suara biasanya dikaitkan dengan monyet vervet.
Mereka memiliki bahasa yang sebenarnya mengandung tiga kata yaitu ular, elang, dan macan
tutul, untuk memperingatkan vervet lainnya akan adanya bahaya dari masing-masing ketiga
ancaman tersebut.
Ada pula sinyal elektrik yang biasa digunakan oleh hewan air seperti hiu dan ikan lainnya.
Hewan-hewan ini memiliki electroreceptor untuk mengidentifikasi objek dan bahaya.
d. Sentuhan
Untuk mengungkapkan perasaannya, simpanse akan saling menyentuhkan tangan satu sama lain.
Simpanse pendatang baru akan meletakkan tangannya di mulut simpanse kepala untuk
mengkonfirmasi masuknya dirinya dalam komunitas tersebut.
Selanjutnya proses ini juga berlaku sebaliknya, simpanse kepala akan memberi jaminan
keselamatan bagi pendatang baru.
Simpanse bahkan memberikan pelukan dan ciuman sebagai ungkapan kasih sayang.
Kucing, badak, dan hewan lainnya saling meringkuk untuk menunjukkan kasih sayang.

Gajah saling mengaitkan belalainya sebagai bentuk komunikasi yang lebih dekat. Rusa jantan
saling mengunci tanduknya dan berkelahi untuk menunjukkan dominasi.[]

Terkait

Cara Komunikasi Antar Lumba-lumba & dengan Manusia

Binatang Pintar: Daftar 10 Hewan Paling Cerdas

6 Fakta Menarik tentang Simpanse yang Perlu Anda Ketahui

Hewan Terbesar: Mamalia, Ikan, Burung & Amfbi Terbesar

Inilah 10 Gejala Autisme pada Orang Dewasa!

Apa itu Hewan Nokturnal? Fakta & Info tentang Binatang Malam

18 Fakta Unik & Menarik tentang Kelinci yang Perlu Diketahui

Mengapa SMS Hanya Mampu Mengirim Maksimal 160 Karakter?

4 Efek Positif Terapi Musik bagi Anak dengan Autisme

30 Fakta & Informasi tentang Cheetah yang Perlu Anda Ketahui

Filed Under: Iptek, Satwa Tagged With: Cara hewan berkomunikasi, featured, gerak dan bahasa
tubuh, Komunikasi Hewan, komunikasi non verbal, komunikasi verbal

Populer

6 Cara Membuat Bibir Berwarna Merah Muda Alami

Cara Basmi Semut: 14 Resep Alami untuk Mengusir Semut

19 Penyebab Nyeri Punggung Atas dan Bahu (Tulang Belikat)

Inilah 14 Bakteri yang Menguntungkan bagi Manusia!

6 Cara Alami Mengobati Kutu Kucing Tanpa ke Dokter Hewan

Tips Aman Kunyit: 5 Efek Samping Kunyit & Cara Menghindarinya

Terkini

Karakteristik, Sejarah & Sifat Penyembuhan Batu Malachite

Malachite atau malasit, dalam Bahasa Indonesia disebut pula sebagai batu biduri [Baca...]

Berapa Lama Seseorang dapat Bertahan Terjaga Tanpa Tidur?

14 Perbedaan antara Espresso dengan Kopi Biasa

13 Sebab Anda Mengalami Mimpi Buruk & Cara Mengatasinya

18 Fakta & Sejarah Mumi Hewan Mesir Kuno

10 Fakta dan Informasi Menarik tentang Bintang Laut

Tag
hormon herbal Afrika diabetes susu kolesterol gula darah kulit featured kanker
Jepang unsur jerawat kimia sayuran Bakteri Alergi insulin madu komputer internet
alkohol Hindu Kehamilan antioksidan jantung lemak olahraga infeksi mesir kuno
protein Tips Herbal arteri yunani

www.Amazine.co - Copyright 2016

Komunikasi secara biologis dapat diartikan sebagai suatu aksi atau tindakan dari suatu organisme
(sel) yang dapat merubah suatu pola tingkah laku pada organisme (sel) lain dengan berbagai cara
dan bentuk penyesuaian diri yang dilakukan oleh satu atau kedua organisme yang bersangkutan.
Bentuk penyesuaian diri yang dilakukan dapat berupa pemberian sinyal, pemberian respon
(tanggapan) atau keduanya dimana hal tersebut telah terprogram secara genetik melalui tahapantahapan dalam seleksi alam. Pada dasarnya komunikasi adalah suatu interaksi yang terjadi antar
satu organisme dengan organisme lainnya tetapi jika tidak ada tanggapan dari salah satu
organisme maka tidak dapat dikatakan sebuah komunikasi. Jadi, dibutuhkan sebuah tanggapan
untuk dapat dikatakan sebuah komunikasi. komunikasi pada makhluk hidup terkadang
membutuhkan energi yang cukup besar sehingga dapat menghasilkan respon dari lawannya dan
setiap organisme memiliki cara yang unik serta berbeda-beda untuk berkomunikasi sesuai
dengan jenisnya. perbedaan cara berkomunikasi disetiap makhluk hidup dapat terlihat antara
manusia dan hewan, jika manusia berkomunikasi dapat menggunakan bahasa dengan kata-kata
yang dirangkai menjadi sebuah kalimat serta komunikasi non verbal yang dapat berupa saling
bertatapan dan lain sebagainya, sedangkan pada hewan dapat berupa suara-suara seperti
mengaum atau menggonggong, sengatan listrik, dan gerakan-gerakan lain yang berbeda-beda
dan masih banyak jenisnya sesuai dengan apa yang akan diekspresikan oleh hewan tersebut dan
sesuai dengan kemampuan hewan tersebut. Kesamaan antara hewan dan manusia terletak pada
manusia terletak pada emosi dan intelektual, semua hewan mempunyai tujuan hidup untuk
mencari kenikmatan dan mencegah untuk tidak kesakitan, semua hewan peduli dengan hidupnya,
serta mempertahankan dan berbagi prinsip mengenai kebijaksanaan yang tidak sejalan dengan
kekerasan atau kekasaran.
Komunikasi pada hewan dapat didefinisikan sebagai perpindahan komunikasi yang dilakukan
oleh hewan sehingga menimbulkan respon atau efek untuk hewan lainnya pada jangka panjang
atau pendek. Disiplin ilmu yang mempelajari tentang komunikasi, emosi, perilaku seksual dan
semua simbol yang digunakan oleh hewan disebut Zoosemiotik. Disiplin ilmu tersebut juga
menunjang beberapa disiplin ilmu lainnya seperti etologi yaitu merupakan ilmu yang
mempelajari tentang kebiasaan hewan.
Sinyal Terputus-putus (Discrete) dan Sinyal Bertingkat (Graded)
1. Sinyal terputus-putus merupakan suatu jenis sinyal yang sederhana dan mudah dikenali
karena hanya mengindikasikan ada atau tidak, iya atau tidak, di sini atau di sana, serta
sinonim kata yang lainnya. Bentuk discrete mengkarakterisasi sinyal komunikasi oleh
anggota dari kelompok yang saling mengenali satu sama lain dan tetap saling mengontak.
Contohnya pada nyanyian suara burung, suara panggilan pada primata, suara dengkuran
tertentu pada beberapa hewan unggulata, dan pada kunang-kunang jantan yang terbang
untuk menarik betina yang terbang rendah di atas permukaan tanah.
2. Sinyal bertingkat merupakan sinyal yang berkembang secara tertentu dan mengalami
peningkatan variasi yang didukung oleh besarnya agresivitas dan motivasi dari suatu
hewan akan tindakan yang akan dilakukan dimana pemberian sinyal dari sinyal
bertingkat ini lebih besar dan panjang. COntohnya pada lebah madu yang memberikan
sinyal dalam bentuk waggle dance, pemberian sinyal tersebut merupakan suatu cara yang
lebih kompleks dan rumit dengan terjadinya peningkatan intensitas dan durasi dari
mekanisme keseluruhan yang bergantung kepada kualitas dari sumber makanan yang
ditemukan serta bergantung keadaan cuaca diluar sarangnya.

Spesifisitas Sinyal
Sistem komunikasi dari serangga, invertebrata, dan vertebrata tingkat rendah (seperti ikan dan
katak) merupakan jenis dengan karakter stereotype. Karakteristik stereotype ini mempunyai
kemampuan bahwa setiap sinyal yang diberikan hanya terdapat satu atau sangat sedikit respon
yang ditanggapi dan tiap respon tersebut hanya dapat ditimbulkan oleh jumlah sinyal yang sangat
terbatas. Dimana perilaku sinyal dan respon yang ada mempunyai kekonstanan dan kesamaan
yang cukup dekat pada seluruh popilasi dari spesies yang sama. Contohnya pada cacing sutera
betina menarik jantannya dengan mengeluarkan cairan kompleks dari dalam tubuhnya dalam
bentuk sekresi yang disebut bombykol dimana hanya hewan jantan dari spesies cacing tersebut
saja yang akan tertarik oleh adanya sinyal sementara hewan lainnya tidak. Organisme yang tidak
bergantung pada komponen-komponen spesifik tertentu akan menimbulkan kompetisi
interspesies diantara organisme tersebut untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya.
Sinyal Ekonomi
Kebanyakan bentuk komunikasi dari hewan disampaikan melalui media display atau
penampakan visualisasi yang merupakan perilaku yang telah terspesialisasi melalui proses
evolusi untuk menyampaikan informasi tersebut dengan kata lain display tersebut merupakan
sinyal yang telah berubah dalam berbagai cara sehingga menghasilkan suatu cara yang unik
untuk memberikan sinyal tersebut. Contohnya adalah suara tanda peringatan oleh burung
penyanyi akan adanya burung elang dan rusa putih yang mengayun-ayunkan ekornya ketika ada
predator. Dari hasil penelitian mengenai jenis sinyal total yang dilakukan oleh individu suatu
hewan didapat data ikan mempunyai sedikitnya 10 jenis sinyal, monyet rhesus 37, serangga 1020, dan lainnya.
Peningkatan Informasi
Walaupun jumlah dari display yang terkatalogkan oleh ahli-ahli etologis adalah sekitar 50 untuk
tiap spesies mungkin pada kenyataannya terdapat jumlah yang lebih banyak lagi. Untuk lebih
memahami tentang komunikasi pada hewan mnungkin bergantung pada perhitungan sistematik
seperti dengan pengaturan waktu jeda atau waktu yang hilang dapat dilakukan dengan
menggunakan rasio Q/K, dengan keterangan:
Q: jumlah emisi dari sinyal yang dikeluarkan
K: Batas konsentrasi yang diterima oleh hewan untuk respon
Rasio Q/K dapat dianggap konstan, sehingga apabila Q dikurangi maka batas konsentrasi untuk
respon (K) akan naik, dengan begitu durasi yang dibutuhkan untuk menyampaikan sinyal akan
berkurang, begitu juga sebaliknya.
Metakomunikasi
Metakomunikasi merupakan suatu bentuk tindakan lain sebagai bagian dari komunikasi dimana
metakomunikasi ini merupakan salah satu bentuk khas yang dihasilkan dari berbagai sinyal
gabungan (komposit). Suatu hewan terpacu untuk melakukan metakomunikasi setelah
dipengaruhi oleh jenis sinyal yang kategorinya berbeda daripada biasanya yang dikirim secara
berulang atau terjadi dengan cepat. Altman (1962) yang pertama kali menerapkan konsep ini
kepada makhluk hidup non manusia seperti primata mengenali suatu keadaan dimana
metakomunikasi dapat terjadi. keadaan yang pertama kali terjadi adalah sinyal status. Contohnya
adalah status sinyal pada primata, dimana jantan dominan mempunyai sikap kepala tegak, ekor
berdiri, serta testikel mengarah ke bawah, sedangkan pada jantan tingkat bawah mempunyai
sikap kepala dan ekor yang menunduk serta testikel yang menghadap ke atas. Status sinyal
tersebut dapat ditemukan pada macaca dan babon. Hipotesis dari Altman menyatakan bahwa
hewan melakukan komunikasi mengenai kedudukan status mereka dan kemungkinan dia akan

menyerang atau mundur jika bertemu. Bentuk kedua dari metakomunikasi primata adalah ajakan
bermain. Cara bermain dari monyet hampir sama dengan kebanyakan mamalia lainnya, mereka
saling mencurahkan kasih sayang, mengejar, dan mengejek. Cara mengajaknya terdiri dari
melompat dan saling menatap dengan teman bermain melalui kedua atau samping lengannya
dengan menaikkan atau menurunkan kepala mereka. Pada permainan berikutnya mereka bergulat
dan saling menggigit satu dan lainnya dengan semangat. Terkadang mereka dapat terluka dengan
mudah tetapi itu jarang mereka lakukan.
Bentuk-bentuk Komunkasi
1. Gerak isyarat, merupakan bentuk komunikasi terbaik yang diketahui menampilkan bagian
tubuh khusus atau pergerakan tubuh tertentu, terkadang hal ini terjadi dengan kombinasi
sehingga terjadi pegerakan tertentu untuk meperlihatkan atau menekankan suatu bagian
tubuh tertentu.
2. Ekspresi wajah, isyarat wajah memainkan peran penting dalam komunikasi hewan.
Sebagai contoh adalah anjing yang mengekspresikan marah lewat menyeringai dan
memperlihatkan giginya, saat cemas telinga anjing akan tegak dan ketika takut telinga
mereka akan ditarik ke belakang diikuti dengan mata yang disipitkan dan
memperlihatkan sedikit gigi.
3. Tatapan mengikuti, koordinasi diantara hewan-hewan sosial dibantu dengan memonitor
orientasi kepala dan mata satu sama lain.
4. Tontonan visual aktif, beberapa sepalopoda, seperti oktopus dan cumi memiliki sel kulit
khusus (chromatophores) yang dapat merubah warna, opasitas dan refleksi kulit mereka.
Selain digunakan sebagai kamuflase, perubahan cepat pada warna kulit juga digunakan
pada saat berburu dan pada ritual perkawinan. Sebagai contoh perubahan warna pada
cumi-cumi yang mampu mengindikasikan 2 sinyal yang berbeda secara bersamaan dari
dua sisi tubuh mereka yang berlawanan.
5. Tontonan visual pasif, banyak hewan mongkomunikasikan informasi tentang diri mereka
tanpa perlu mengubah perilaku mereka. Sebagai contoh dimorfisme seksual untuk
mengkomunikasikan jenis seks dari hewan.
6. Komunikasi bioluminesensi, cara komunikasi dengan cara menghsilkan cahaya yang
terjadi pada umumnya pada vertebrata dan invertebrata laut, biasanya ada pada laut
dalam. Dua bentuk terkenal dari bioluminesensi darat adalah kunang-kunang dan cacing
kilau. Serangga lainnya, larva serangga, anelida, arachnida, dan bahkan spesies jamur
memiliki kemampuan bioluminesensi. Beberapa hewan bioluminesensi menghasilkan
cahaya dari diri sendiri sementara yang lainnya memiliki hubungan simbiotik dengan
bakteri bioluminesensi.
7. Penciuman, banyak mamalia secara khusus memiliki kelenjar yang menghasilkan bau
yang berbeda dan tahan lama dan memiliki perilaku yang berhubungan dengan
meninggalkan bau tersebut pada tempat-tempat yang telah mereka singgahi. Terkadang
substansi bau diperkenalkan lewat air kencing, tinja dan keringat. Beberapa hewan

memiliki kelenjar pada tubuh mereka yang fungsi keseluruhannya tampak untuk
menyimpan tanda-tanda bau.
8. Listrik, suatu bentuk komunikasi hewan yang jarang terjadi, biasanya terlihat pada
makhluk hidup air, terutama platipus dan echidna yang mempu melakukan resepsielektro
dan secara teori merupakan elektrokomunikasi.
Berdasarkan jenis-jenis komunikasi, suara adalah jenis komunikasi yang mudah dimengerti oleh
manusia untuk mengenali jenis hewan. Berdasarkan kemampuan mendengar hewan maka
dibedakan mejadi 3, yaitu:
1. Ultrasonik, yaitu gelombang dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz, contoh hewannya
adalah lumba-lumba yang digunakan untuk berkomunikasi dan kelelawar yang digunakan
untuk mengetahui lokasi dimana makanan berada dan agar tidak tertabrak ketika terbang
di malam hari.
2. Audiosonik, yaitu gelombang dengan frekuensi diantar 20 - 20.000 Hz, contohnya adlah
kucing dan macan. Pada rentang frekuensi ini, selain hewan tersebut manusia juga
dikategorikan sebagai makhluk hidup pada anggota gelombang audiosonik
3. Infrasonik, yaitu gelombang dengan frekuensi kurang dari 20 Hz, contoh hewan dengan
kemampuan mendengar dengan frekuensi kuran gdari 20 Hz adalah anjing dan jangkrik,
Referensi
Maran, T., D. Martinelli, and A. Turovski. 2011. Reading in Zoosemiotics. FInlandia: Walter de
Gruyter
Wilson, E. O. 1975. Sociobilogy - The New Synthesis. USA: Harvard University Press
http://en.wikipedia.org/wiki/Zoosemiotics
http://bilogi-sains.blogspot.com/2010/04/komunikasi-pada-hewan.html

Anda mungkin juga menyukai