Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

(Bioteknologi)

Disusun oleh
Kelompok I
Patriks Sitaniapessy

2014-40-030

Hestiani .W. Ngaja

2014-40-052

Yunita Talakua

2014-40-

Universitas Pattimura
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan Pendidikan MIPA
Program Studi Pendidikan Biologi
Ambon
2016

BAB I
PEMBAHASAN
1.1

Perbanyakan Tanaman dengan Stek

Perbanyakan dengan stek mudah dilakukan dan tidak memerlukan peralatan khusus dan
teknis pelaksanaan yang rumit. Dimana, perbanyakan tanaman dengan stek ini mempunyai
berbagai keunggulan seperti dapat menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan
tanaman induknya dan dengan dilakukan perbanyakan tanaman secara stek lebih cepat berbuah
dan berbunga, dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun bahan
tanaman yang tersedia terbatas atau sedikit.
Selain adanya keunggulan, perbanyakan tanaman secara stek terdapat juga kelemahan
baik secara fisiologis maupun morfologi dalam pertumbuhan tanaman yaitu perbanyakan
tanaman secara stek ini memiliki akar serabut yang dimana akar serabut pertumbuhan
tanamannya rentan yaitu sangant mudah roboh pada keadaan ikim yang kurang mendukung
seperti angin kencang, tanah selalu jenuh, dsb sehingga perakarannya dangkal, membutuhkan
tanaman induk yang lebih besar dan lebih banyak sehingga membutuhkan biaya yang banyak
dan dalam perbanyakan tanaman secara stek tingkat keberhasilanya sangat rendah.
1.2

Aspek Anatomi dan Fisiologi Stek

Beberapa fase dalam proses pembentukan akar adventif antara lain sebagai berikut:

Diferensiasi seluler yang diikuti oleh inisiasi yaitu permulaan pertumbuhan dari
sekelompok sel-sel merismatik, keadaan ini biasanya disebut dengan inisiasi akar.
Diferensiasi dari kelompok sel-sel tersebut menjadi promodia akar (bakal akar) yang
dapat dilihat.
Pertumbuhan dan pemunculan akar-akar baru yang meliputi pelebaran dari jaringan
batang, dan pembentukan hubungan vaskular dengan jaringan penghubung yang
menghubungkan batang yang distek dengan jaringan vaskular.

Menurut Winners (1975), akar adventif adalah akar yang muncul kerna adanya perlukaan,
dimana pada stek batang berasala dari sekelompok sel yang berbeda-beda untuk setiap jenis
tanaman yang kemudian kelompok sel berkembang menjadi sel merismatik.
Pada kebanyakan tanaman, inisiasi akar dan akar adventif terjadi setelah stek dibuat, yang
disebut dengan akar yang diinduksi (induced root) atau akar yang muncul karena adanya
perlukaan.
Pembentukan akar adventif dibatasi oleh faktor-faktor inherent (faktor bawaan dari tanaman)
yang tidak ditranslokasikan didalam jaringan tanaman. Namun, pembentukan akar adventif dapat
dikatakan bahwa interaksi antara faktor-faktor yang tidak bergerak (immobile) yang terletak

didalam sel yang berupa enzim-enzim tertentu dan nutrien serta faktor-faktor endogen yang
mudah ditranslokasikan yang saling berinteraksi untuk menciptakan kondisi yang favorable
untuk perakaran.
1.3

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Stek

Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa inisiasi akar dapat merangsang sintesis
protein dan roduksi RNA (Baraer, 1972). Dalam perkembangbiakan vegetaatif secara stek
memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan stek pada tanaman antara lain
sebagai berikut:

Faktor endogenus

Faktor hormon

Faktor lingkungan

Faktor dari nutrisi tanaman stok

Faktor dari food reserve

Faktor dari kemampuan memobilisasi food reserve

Tanaman induk yang dimaksud dalam melakukan proses penyetekan adalah berupa bahan tanam
yang akan digunakan untuk perbanyakan tanaman. Bahan tanam berasal dari pohon induk yang
sehat dan telah diketahui asal-usulnya, mudah dibiakkan, tahan terhadap hama dan penyakit,
produktivitas tinggi, bercabang kekar, tumbuh normal, serta memiliki perakaran yang kuat dan
rimbun.
Tanaman induk dapat berupa tanaman lokal atau tanaman yang diintroduksi yaitu tanaman
unggulan dari dalam negeri (lokal) atau dodatangkan dari luar negeri yang dilakukan oleh para
hobiss yang ingin mendapatkan pohon induk secara cepat. Selain itu, dapat juga dilakukan secara
eksplorasi atau melacak keberbagai tempat yang diduga merupakan sentra atau banyak terdapat
tanaman unggul atau tanaman unik.
Perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan perkembangbiakan vegetatif secara stek dapat
dipengaruhi faktor fisiologi tanaman yang merupakan zat tumbuh tanaman. Seperti Auksin,
Giberelin, Cytokinin, dsb.
Auksin secara spesifik aktivitasnya dapat merangsang perpanjangan sel. Auksin merupakan zat
pengatur tumbuh pertama yang diisolasi dari alam yang dikenal dengan Indole acetic acid (IAA)
yang termasuk IAA adalah 2,4 D, NAA (Naptaline acetic acid) dan precursor IAA adalah asam
amino triptopan.

Auksin dihasilkan pada jaringan meristem yang aktif seperti bud, kuncup, daun muda, dan buah
yang dimobilisasi oleh enzim IAA oksidase disamping enzim peroksidasi dan beberapa enzim
oksidase lainnya. Auksin ditransportasikan secara besipetal dan symplastik melalui floem.
Auksin dalam berbagai aktivitasnya tanaman seperti pertumbuhan batang, pembentukan akar,
membantu untuk menginduksi tunas lateral, pengaktifan sel-sel- kambium dsb. Secara alami,
auksin mempunyai kerja yang sangat kuat dan dapat memacu pembentukan akar adventif.
Zat tumbuh tanaman yang digunakan adalah giberelin yang dimana zat tumbuh tanaman ini
berbeda dengan auksin berdasarkan aktivitas fisiologisnya. GA secara khusus dan sangat spesifik
adalah perpanjangan buku (internode elongation).
Beberapa penelitian tanaman yang cukup GA, apabila kekurangan akan memberikan pengaruh
dwarfisme. GA dalam kondisi yang tidak langsung menyebabkan toksik dan pengaruh
penghambat (inhibitor).
Giberelin mempunyai fungsi regulasi sintesis asam nukleat dan kemungkinan menekan inisiasi
akar melalui interferensi dalam suatu proses. Namun dari beberapa para penelitian berpendapat
bahwa giberelin pada kosentrasi rendah giberelin dapat merangsang inisiasi akar. Giberelin yang
terutama mempunyai fungsi dari seluruh fisiologi adalag perpanjangan sel dan merangsang
aktivitas kambium.

Teknik Stek Batang


Pada dasarnya, teknik stek tanaman dari ketiga bagian tanaman yang digunakan, yaitu stek
batang, stek akar, dan stek anakan atau tunas, hanya stek batang yang paling sulit untuk
dilakukan, terutama untuk tanaman berkayu.
Berdasarkan jenis batang yang digunakan, teknik melakukan stek batang dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu stek lunak, stek setengah lunak, dan stek keras. Ketiga jenis teknik stek batang
tersebut dapat dibedakan antara lain:

Stek lunak merupakan teknik stek batang dengan menggunakan ranting atau bagian
cabang tanaman yang masih muda.

Stek setengah lunak merupakan teknik stek batang dengan menggunakan ranting atau
bagian cabang tanaman yang sudah mulai menua, ditandai dengan warna kulit yang
sudah mulai kecokelatan, dan pertumbuhannya sudah terhenti.
Stek keras adalah merupakan teknik stek batang dengan menggunakan ranting atau
bagian cabang tanaman yang sudah berumur tak kurang dari satu tahun, berukuran
sebesar pensil dan masih masih memiliki daun.

Ketiga jenis teknik stek batang tersebut dapat dilakukan dengan beberapa langkah yang harus
dikerjakan, antara lain:

Langkah pertama sebelum melakukan stek batang adalah mempersiapkan media. Media
yang digunakan adalah kompos halu dan pasir dengan perbandingan 1:1. Dapat juga
menggunakan media berupa campuran dari sebuk gergaji dan kompos dengan
perbandingan 1:1.
Media dicampur hingga rata kemudian ditempatkan pada pot atau bak yang telah diberi
lubang air dengan ketinggian tidak kurang dari 10 cm.
Media yang telah dimasukkan dalam pot atau bak kemudian disiram dengan air
secukupnya.
Untuk melakukan teknik stek lunak dan stek setengah lunak, dilakukan pada ranting atau
cabang tanaman berdiameter 0,5 cm kemudian dipotong sepanjang 10-13 cm di bawah
tangkai daun terbawah. Buang daun bagian bawah, kurang lebih setengah dari jumlah
seluruh daun.
Untuk melakukan teknik stek keras, lakukan pemotongan pada ranting atau cabang
tanaman sepanjang 20 cm. Bagian atas ranting atau cabang tanaman tersebut dipotong
pada bagian setengah lunak. Sementara itu, potongan pada bagian bawah dilakukan
sepanjang 20 cm dari potongan bagian atas. Sisakan paling sedikit tiga helai daun pada
bagian atas, sementara daun yang lebar dipotong setengahnya.
Untuk mempercepat pertumbuhan akar, oleskan Hormon Tumbuhan dalam bentuk tepung
atau cairan pada 2-3 cm pangkal stek.
Masukkan atau tanam pangkal stek tersebut ke dalam media yang telah disiapkan.
Bibit stek yang sudah ditanam disemprot air menggunakan sprayer kemudian ditutup
dengan plastik tembus sinar atau paranet.
Letakkan bibit stek tersebut di tempat teduh atau tidak terkena sinar matahari langsung.
Bila dalam waktu 1 minggu daun pucuknya masih segar, kemungkinan besar stek berhasil
dan sudah berakar.
Umur bibit stek hingga dapat dipindah tanamkan bergantung pada jenis tanamannya,
pada umumnya pada pindah tanaman dapat dilakukan setelah bibit berumur satu bulan.
Selain jenis tanaman, teknik stek keras biasanya juga lebih lama untuk dapat dilakukan
pindah tanam.

Bibit stek yang sudah siap pindah tanam dipindahkan ke dalam pot individu dan
dibiarkan tumbuh hingga cukup besar hingga dapat dipindah tanam ke lahan. Usahakan
untuk selalu menjaga media tanam bibit stek agar tidak mengalami kekeringan. Namun,
untuk menjaga kelembaban tersebut, penyiraman dilakukan jangan sampai berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai