Pendahuluan
I. Latar Belakang
Distribusi daratan dan lautan juga berperan penting dalam mempengaruhi
variasi iklim di permukaan bumi. Terutama lautan sebagaimana kita tahu bahwa 2/3
dari bumi adalah lautan, maka laut selama ini merupakan pengatur rezim iklim bumi.
Dapat kita ketahui perbedaan lautan dan daratan antara lain:
Daratan tersusun oleh partikel-partikel padat maka dari itu daratan lebih cepat
panas namun kemampuan menyinpan panas terbatas. Jadi, daratan cepat panas juga
cepat dingin. Sehingga pada siang hari daratan suhunya lebih panas dibandingkan
lautan, namun sebaliknya pada malam hari. Pada malam hari daratan lebih dingin
suhunya dibandingkan dengam lautan sehingga tekanan udara di atas daratan lebih
tinggi di banding lautan.
Lautan tersusun atas partikel-partikel cair yang mengakibatkan bila lautan
terkena sinar matahari, panas yang di terima akan disebarkan ke lingkungan sekitarnya.
Jadi, lautan lambat panas namun lambat pula melepaskan panas. Laut juga berperan
dalam membawa panas dari ekuator ke daerah lintang sedang dan daerah lintang tinggi
(kutub). Sebagaimana kita ketahui, intensitas cahaya matahari yang diterima daerah
lintang sedang dan daerah lintang tinggi lebih sedikit dibandingkan dengan daerah
equator yang mana penyebaran panas di bantu oleh air laut.
II. Tujuan
a. Mengetahui konsep daratan dan lautan.
b. Mengetahui apa pengaruh daratan dan lautan terhadap variasi iklim di permukaan
bumi.
c. Mengetahui apa keterkaitan antara intensitas cahaya matahari terhadap daratan dan
lautan.
BAB II
Daratan adalah bagian permukaan bumi yang secara tetap (permanen) tidak
tertutupi oleh air laut. Istilah darat digunakan secara lebih umum, sedangkan "daratan"
digunakan dengan batasan geografis. Permukaan bumi yang tertutupi oleh air lainnya,
seperti sungai, rawa, atau danau, merupakan bagian dari daratan, tetapi secara umum tidak
disebut sebagai darat. Daratan merupakan tempat hidup (habitat) bagi kebanyakan
tumbuhan dan bagi banyak hewan yang bergantung secara langsung maupun tidak
langsung darinya.
Bentuk permukaan daratan juga tidak datar saja tetapi memiliki relief yang
merupakan bentuk tinggi rendahnya permukaan bumi, baik berupa tonjolan, dataran, atau
cekungan. Relief daratan permukaan bumi terbentuk karena adanya proses proses geologi
yang meliputi aktivitas tektonik (diastropisme), vulkanisme, dan seisme. Secara garis
besar, relief daratan Indonesia dapat dibedakan atas daerah pantai, dataran rendah, dan
dataran tinggi atau daerah pegunungan.
Daerah pantai adalah daerah yang letaknya ditepi laut dimana sejauh air pasang
masih bisa mencapai daratan.
Dataran rendah adalah bentuk muka bumi yang relatif datar dan letaknya di
daerah yang rendah memiliki ketinggian kurang dari 600 meter di atas permukaan
laut. Ciri-cirinya daerahnya datar, ketersediaan air cukup.
Dataran Tinggi adalah bentuk muka bumi yang relatif datar yang letaknya di
daerah yang tinggi, yaitu memiliki ketinggian antara 700-800 meter di atas
permukaan laut. Ciri-ciri daerah ini beriklim sejuk, area pertaniannya dibuat
berteras, cadangan air cukup.
Pegunungan merupakan deretan atau rangkaian gunung yang menjulang tinggi
dibandingkan daerah sekitarnya. Pegunungan memiliki ketinggian lebih dari 500 m
di atas permukaan laut. Ciri-cirinya adalah cadangan air tanah yang tersedia sedikit,
topografi bergelombang.
Indonesia banyak memiliki gunung dan pegunungan, hal ini dikarenakan Indonesia
dilintasi oleh dua jalur pegunungan muda, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania.
1. Tanah gambut adalah tanah yang berasal dari bahan organik yang selalu tergenang
air (rawa) dan kekurangan unsur hara, sirkulasi udara tidak lancar, proses
penghancuran tidak sempurna, kurang baik untuk pertanian.
2. Tanah mergel adalah tanah campuran dari batuan kapur, pasir, dan tanah liat yang
dikarenakan hujan yang tidak merata.
3. Tanah kapur (renzina) adalah tanah yang terbentuk dari bahan induk kapur yang
mengalami laterisasi lemah.
4. Tanah endapan atau tanah aluvial adalah tanah yang terbentuk karena
pengendapan batuan induk dan telah mengalami proses pelarutan air dan
merupakan tanah subur.
5. Tanah terrarosa adalah tanah hasil pelapukan batuan kapur dan merupakan daerah
pertanian yang subur.
6. Tanah humus adalah tanah hasil pelapukan tumbuhan (bahan organik), berwarna
hitam, sangat subur, cocok untuk pertanian.
7. Tanah vulkanis adalah tanah hasil pelapukan bahan padat dan bahan cair yang
dikeluarkan gunung berapi. Jenis tanah ini sangat subur dan cocok untuk pertanian.
8. Tanah padzol adalah tanah yang terjadi karena temperatur dan curah hujan yang
tinggi, sifatnya mudah basah, dan subur jika terkena air. Jenis tanah ini berwarna
kuning keabu-abuan dan cocok untuk perkebunan. Banyak terdapat di pegunungan
tinggi.
9. Tanah laterit adalah tanah yang terbentuk karena temperatur dan curah hujan yang
tinggi namun jenis tanah ini kurang.
10. Tanah pasir adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan sedimen dan tidak
berstruktur. Jenis tanah ini kurang baik untuk pertanian karena sedikit mengandung
bahan organik.
Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga
karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat
bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan, udara memuai.
Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi,
tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke
tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke
tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara
panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi.
Letak tempat
Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis
khatulistiwa.
Tinggi tempat
Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini
disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di
permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya
memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan
ini semakin kecil.
Waktu
Angin darat
Angin laut
Angin laut
Angin laut (sea breeze) adalah udara yang bergerak dari lautan ke daratan
yang terjadi pada siang hari, saat matahari mulai memancarkan panasnya. Daratan
yang merupakan benda padat dapat menyerap panas matahari jauh lebih cepat
daripada lautan yang merupakan benda cair. Dikarenakan kapasitas panas yang
lebih besar pada air daripada daratan, sinar matahari memanasi darat lebih cepat
daripada laut. Ketika suhu permukaan daratan meningkat, udara di atas permukaan
darat meningkat pula akibat konduksi. Tekanan udara di atas daratan menjadi lebih
rendah karena panas, sedangkan tekanan udara di lautan cenderung masih lebih
tinggi. Akibatnya terjadi perubahan tekanan dan aliran udara dari lautan yang lebih
tinggi ke daratan yang lebih rendah.
Angin darat
Angin darat (land breeze) adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah
laut yang umumnya terjadi pada saat malam hari. Daratan yang lebih cepat
menyerap panas matahari akan melepaskan panas itu dengan lebih cepat pula.
Maka, suhu diatas daratan segera menjadi lebih dingin bila dibandingkan dengan
suhu diatas lautan sehingga muncul perbedaan tekanan yang berlawanan karena
tekanan udara di atas lautan yang lebih panas itu menjadi lebih rendah daripada
daratan, sehingga terjadilah aliran udara dari darat ke laut yang disebut dengan
angin darat.
Angin lembah
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak
gunung yang biasa terjadi pada siang hari.
Angin gunung
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah
gunung yang terjadi pada malam hari.
Angin Fohn
Angin Fohn atau angin jatuh adalah angin yang bertiup pada suatu wilayah
dengan temperatur yang berbeda. Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung
bersifat panas dan kering biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat
menimbulkan korban. Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang
terkena angin ini bisa turun daya tahan tubuhnya terhadap serangan penyakit.
Angin Muson
Angin Muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3
bulan). Biasanya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan
setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.
Pada bulan Oktober – April, matahari berada pada belahan bumi selatan,
sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua
Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi)
sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan
ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia. Pada bulan April-
Oktober, matahari berada di belahan bumi utara, sehingga benua Asia lebih panas
daripada benua Australia. Akibatnya, di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara
rendah, sedangkan di Australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang
menyebabkan terjadinya angin dari Australia menuju Asia.
Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba
(peralihan), yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau,
dan musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan.
Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu udara terasa panas, arah angin tidak teratur
dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat. Angin muson
dibagi menjadi 2, yaitu Muson Barat atau dikenal dengan Angin Musim Barat dan
Muson Timur atau dikenal dengan Angin Musim Timur
Angin Musim Barat
adalah angin yang mengalir dari Benua Asia (musim dingin) ke
Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang banyak
di Indonesia bagian Barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat
yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra yang
dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia.
Angin Musim Timur
adalah angin yang mengalir dari Benua Australia (musim dingin) ke
Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan (kemarau) di Indonesia
bagian Timur karena angin melewati celah- celah sempit dan berbagai
gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria).
B. LAUTAN
Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang
menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air
yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan
berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut.
Laut memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya
karena di dalam dan di atas laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat kita
manfaatkan diantaranya yaitu :
a. Tempat rekreasi dan hiburan
b. Tempat hidup sumber makanan kita
c. Pembangkit listrik tenaga ombak, pasang surut, angin, dsb.
d. Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput laut, dsb.
e. Tempat barang tambang berada
f. Salah satu sumber air minum (desalinasi)
g. Sebagai jalur transportasi air
h. Sebagai tempat cadangan air bumi
i. Sebagai objek riset penelitian dan pendidikan.
Jenis-Jenis Laut :
1. Jenis/Macam Laut Berdasarkan Sebab Terjadinya :
a. Laut Ingresi : Adalah laut yang terjadi karena penurunan dasar laut dengan
kedalaman 200 meter lebih. Contoh : Laut Flores (5.140 m), Laut Banda (7.440 m),
dan Laut Sulawesi (5.590 m).
b. Laut Transgresi : Adalah laut yang terjadi karena terjadi peninggian permukaan air
laut yang memiliki kedalaman kurang dari 200 meter. Contoh : Laut Jawa, Selat
Karimata, Laut Cina Selatan, dan Laut Arafuru.
c. Laut Regresi : Adalah laut yang ada karena proses sedimentasi lumpur daratan yang
masuk ke laut akibat erosi daratan. Contoh : Laut Jawa.
Secara vertikal zona afotik pada kawasan pelagis dapat juga dibagi beberapa zona yaitu:
a. Zona mesopelagis merupakan bagian teratas zona afotik hingga kedalaman isoterm
10 C yang terletak pada kedalaman 700 – 1000m.
b. Zona batipelagis merupakan daerah yang terletak pada kedalaman dimana suhu
perairan berkisar antara 10oC dan 4oC atau pada kedalaman antara 700-1.000
meter dan 2000m – 4000 meter.
c. Zona abisal pelagis merupakan daerah diatas daratan pasang surut laut yang
mencapai kedalaman 6000 meter.
d. Zona hadal pelagis, zona yang merupakan perairan terbuka dari palung laut dengan
kedalaman 6.000 – 10.000 meter.
Luas wilayah laut Indonesia sekitar 5.176.800 km2. Ini berarti luas wilayah laut
Indonesia lebih dari dua setengah kali luas daratannya. Sesuai dengan Hukum Laut
Internasional yang telah disepakati oleh PBB tahun 1982.
Laut Teritorial, Batas Landas Kontinen, dan Zona Ekonomi Eksklusif
a. Laut Teritorial
Terhitung mulai dari garis terluar pulau terluar hingga 12 mil ke laut lepas
(22.224 m) serta laut yang berada di antara pulau-pulau sebuah negara kepulauan
juga wilayah udara yang terdapat di atas laut tersebut sehingga sebuah negara
berkuasa penuh atas apapun yang berada di dalamnya.
Unsur-Unsur Iklim
1. Suhu
Suhu mempunyai arti yang penting karena suhu menentukan kecepatan reaksi-
reaksi dan kegiatan kimia dalam kehidupan. Perubahan suhu udara pada satu tempat
dengan tempat lainnya bergantung pada ketinggian tempat dan letak lintang. Perbedaan
suhu karena perbedaan ketinggian jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan perubahan
suhu karena perbedaan letak lintang. Semakin tinggi suatu tempat, maka suhu udara
semakin rendah. Setiap ketinggian 100 m, suhu berubah sekitar 0,5°C–1°C. Tumbuhan dan
hewan sangat bergantung pada suhu. Tumbuhan dan hewan memiliki perbedaan adaptasi
terhadap keadaan suhu. Ada tumbuhan dan hewan yang menyukai habitat yang panas da
nada pula yang dingin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah
adalah:
1.Lama penyinaran matahari.
2.Sudut datang sinar matahari.
3.Relief permukaan bumi.
4.Banyak sedikitnya awan.
5.Perbedaan letak lintang.
2. Kelembaban Udara
Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudra (sumber yang
utama). Sumber lainnya berasal dari danau-danau, sungai-sungai, tumbuh-tumbuhan, dan
sebagainya. Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang dapat dikandungnya. Hal
ini berarti makin lembablah udara tersebut. Alat untuk mengukur kelembaban udara
dinamakan hygrometer atau psychrometer.
3. Curah Hujan
Endapan (presipitasi) didefinisikan sebagai bentuk air cair dan padat (es) yang jatuh
ke permukaan bumi. Meskipun kabut, embun, dan embun beku (frost) dapat berperan
dalam alih kebasahan (moisture) dari atmosfer ke permukaan bumi, unsure tersebut tidak
ditinjau sebagai endapan. Bentuk endapan adalah hujan, gerimis, salju, dan batu es hujan
(hail). Hujan adalah bentuk endapan yang sering dijumpai, dan di Indonesia yang
dimaksud dengan endapan adalah curah hujan. Curah hujan merupakan unsur iklim yang
sangat penting bagi kehidupan di bumi. Di daerah tropis hujannya lebih lebat dari pada di
daerah lintang tinggi.
4. Tekanan Atmosfer
Kepadatan udara tidak sepadat tanah dan air. Namun udarapun mempunyai berat
dan tekanan. Besar atau kecilnya tekanan udara, dapat diukur dengan menggunakan
barometer. Tekanan udara semakin rendah apabila semakin tinggi dari permukaan laut.
Satuan ukuran tekanan udara adalah milibar (mb). Jadi perbedaan suhu akan menyebabkan
perbedaan tekanan udara. Daerah yang banyak menerima panas matahari, udaranya akan
mengembang dan naik. Oleh karena itu, daerah tersebut bertekanan udara rendah. Ditempat
lain terdapat tekanan udara tinggi sehingga terjadilah gerakan udara dari daerah bertekanan
tinggi ke daerah bertekanan udara rendah yang dinamakan angin.
5. Angin
Angin ialah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara bergerak
daritekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin merupakan gerak
akibat/penyeimbang di dalam kumpulan partikel-partikel udara. Apabila sebagian partikel-
partikel tersebut menerima energi sehingga geraknya semakin cepat - keregangan
meningkat dan berat jenis berkurang yang menyebabkan pergolakan volume udara tersebut
terhadap partikel yang lain.
6. Embun dan Kabut
Embun terjadi dari kondensasi pada permukaan tanah terutama pada waktu malam
hari saat tanah menjadi dingin akibat radiasi yang hilang. Kadang-kadang angin laut
membawa sejumlah uap air pada siang hari yang kemudian mengembun pada waktu
malam yang dingin.
Kabut terbentuk di dalam udara dekat permukaan bumi. Kabut terbentuk melalui
pendinginan udara oleh sentuhan dan percampuran atau melalui penjenuhan udara oleh
penambahan kadar air. Jika udara dekat permukaan bumi mencapai titik embun, maka
kabut diperkirakan akan terjadi.
Dalam mendistribusikan air antar wilayah di permukaan bumi, peran atmosfer ini
terlihat dalam siklus hidrologi. Tanpa adanya atmosfer yang mampu menampung uap air,
maka seluruh air di permukaan bumi hanya akan mengumpul pada tempat yang paling
rendah. Sungai-sungai akan kering, seluruh air tanah akan merembes ke laut, sehingga air
hanya akan mengumpul di samudera dan laut saja. Pendistribusian air oleh atmosfer ini
memberikan peluang bagi semua mahluk hidup untuk tumbuh dan berkembang di seluruh
permukaan bumi. Berdasarkan perbedaan suhu vertikal, atmosfer bumi dapat dibagi
menjadi lima lapisan, yaitu :
a. Troposfer
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling bawah, berada antara
permukaan bumi sampai pada ketinggian 8 km. Pada lapisan ini suhu udara akan
menurun dengan bertambahnya ketinggian. Setiap kenaikan 100 meter
temperaturnya turun turun 0,5 ⁰C. Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer
yang paling penting, karena berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang
merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk hidup termasuk manusia. Di dalam
lapisan ini berlangsung semua hal yang berhubungan dengan iklim. Walaupun
troposfer hanya menempati sebagian kecil saja dari atmosfer dalam, akan tetapi,
90% dari semua masa atmosfer berkumpul pada lapisan ini. Di lapisan inilah
terbentuknya awan, jatuhnya hujan, salju, hujan es dan lain-lain. Troposfer terbagi
lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :
1. Lapisan Udara Dasar
2. Lapisan Udara Bawah
3. Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar)
4. Lapisan Udara Tropopouse
b. Stratosfer
Merupakan bagian atmosfer yang berada di atas lapisan troposfer sampai
pada ketinggian 50 – 60 km. Pada lapisan stratosfer, suhu akan semakin meningkat
dengan meningkatnya ketinggian. Suhu pada bagian atas stratosfer hampir sama
dengan suhu pada permukaan bumi. Dengan demikian, profil suhu pada lapisan
stratosfer ini merupakan kebalikan dari lapisan troposfer. Ciri penting dari lapisan
stratosfer adalah keberadaan lapisan ozon yang berguna untuk menyerap radiasi
ultraviolet, sehingga sebagian besar tidak akan mencapai permukaan bumi.
c. Mesosfer
Mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 – 70 km. Suhu di
lapisan ini akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian. Berada di atas
mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian sekitar 650
km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering
juda disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksigen
atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya
akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada
lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkatnya
ketinggian.
d. Lapisan Termosfer
Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada
ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh
karenanya lapisan ini sering juda disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan
terpecah menjadi oksigen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan
gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan
meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan
meningkaknya ketinggian.
e. Ekosfer atau atmosfer luar
Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini,
kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada
dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang
masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi
bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut
magnetopause.
Daratan tidak mempunyai kapasitas yang sarna seperti air dalam menyimpan panas.
Akibatnya daratan akan lebih cepat bereaksi untuk menjadi panas ketika menerima radiasi
rnatahari dibandingkan dengan lautan. Sebaliknya, daratan akan lebih cepat pula menjadi
dingin daripada lautan pada waktu tidak ada insolation. Akibatnya di daratan terdapat
perbedaan suhu yang amat besar bila bandingkan dengan yang terjadi di lautan. Suhu di
lautan paling rendah terletak pada titik bekunya di daerah kutub sarnpai maksimum sekitar
42°C di daerah perairan dangkal. Sedangkan kisaran suhu di daerah daratan yang pernah
dimonitor adalah yang paling rendah -68°C di Siberia pada tahun 1982 dan yang paling
tinggi 58°C di Libya pada tahun 1922. Udara cenderung mengalir dari daerah-daerah yang
bertekanan atmosfer tinggi ke ternpat -tempat yang bertekanan atmosfer rendah.
Pada garis besamya. siklus air (hydrologic cycle) terjadi secara seirnbang, tetapi
kadang-kadang terdapat juga adanya perbedaan yang begitu besar antara penguapan dan
curah hujan yang terjadi pada beberapa tempat tertentu di dunia. Penguapan cenderung
sangat tinggi pada daerah-daerah yang mempunyai suhu tinggi, angin kuat dan kelembaban
yang rendah. Daerah subtropik merupakan daerah yang langsung menerima insolation
tanpa terlindung oleh adanya awan. Daerah tersebut merupakan daerah yang mernpunyai.
angin yang kuat dan mempunyai nilai kelernbaban yang rendah. Oleh karena itu daerah ini
merupakan wilayah yang mempunyai curah hujan yang rendah.
BAB III
Penutup
I. Kesimpulan
Laut, daratan, dan atmosfer keduanya sama-sama mendistribusikan panas dan
mengatur iklim. Interaksi antara laut, daratan, dan atmosfer secara umum terbagi
menjadi dua cara yaitu fisik dan kimiawi. Dalam interaksi antara laut dan atmosfer
terjadi proses pemindahan energi dan masa melalui radiasi. Gas-gas yang ada di
permukaan mengabsorbsi energi radiasi karena gas-gas tersebut menyerap energi
matahari pada panjang gelombang khusus dan hasilnya adalah peningkatan dari suhu
atmosfer dan laut
Dalam proses ini terjadi pelepasan uap air yang menjadi bagian dari gas
rumah kaca ke atmosfer. Dalam proses ini laut menjadi sumber karbon. Fitoplankton
sebagai produsen utama di laut membutuhkan CO2 dalam proses fotosintesis. Tanpa
adanya fotosintesis di laut, konsentrasi CO2 di udara akan terus meningkat. Baik
sebagai penyimpan karbon maupun penghasil karbon, laut telah menjadi korban dalam
perubahan iklim. Kenaikan suhu muka laut berdampak besar terhadap ekosistem laut.
Yang paling banyak menjadi perhatian saat ini adalah terjadinya coral bleaching,
perubahan arus laut, peningkatan kadar keasaman laut dan kenaikan muka air laut.
II. Saran
Agar kita dapat lebih menjaga kestabilan daratan dan lautan mengingat akan
pentingnya peran daratan dan lautan terhadap iklim permukaan bumi.
Mempertahankan keseimbangan ekosistem dan biota yang ada di dalamnya demi
kepentingan bersama dan masa depan anak cucu kelak.
DAFTAR PUSTAKA
http://aditgeoholic.blogspot.com/2011/05/zona-laut-kepulauan.html
www.ahmad-nur-huda.blogspot.com06/04/2009
http://cuacajateng.com
http://carapedia.com/pengertian_angin_laut_angin_darat_info938.htm
http://haryoteguhd.blogspot.com/2012/05/pengertian-laut-jenis-laut-menurut.html
Klimatologi.htm
http:/marduta.worpress.com
www.oraganisasi.perpusatakaan-online-Indonesia.com
http://peri-laut.blogspot.com/2011/10/pengaruh-ketinggian-tempat-terhadap.html
http://sakdi25.wordpress.com/2010/02/25/lapisan-atmosfer-bumi-dan-fungsinya/
http://tugasgeografi.wordpress.com/2011/05/01/laut/