b. Monsun
Pada dasarnya monsun disebabkan oleh efek pemanasan yang
berbeda antara benua dan lautan di sekitarnya yang berubah secara
musiman. Pada saat musim panas, suhu benua menjadi tinggi dan massa
jenisnya menjadi kecil akibatnya tekanan permukaan oleh udara juga
mengecil maka udara akan mengalir dari lautan ke benua yang merupakan
pusat tekanan rendah. Sebaliknya pada musim dingin suhu di benua rendah
sehingga massa jenisnya cukup besar dan menimbulkan tekanan permukaan
yang cukup tinggi oleh karena itu benua menjadi pusat tekanan tinggi
sehingga udara mengalir dari benua ke lautan. Angin atau sirkulasi semacam
ini disebut angin monsun atau yang disingkat monsun. Menurut Khromov
daerah monsun adalah daerah tempat arah angin yang berkuasa berbalik
arah paling sedikit 120 derajat antara bulan januari dan juli. Ramage
menyempurnakan definisi tersebut di atas dengan menambah beberapa
kriteria seperti kecepatannya harus melebihi 3 meter tiap detik.
Terdapat lima daerah monsun yaitu Monsun Asia Timur dan Tenggara,
Monsun Asia selatan, Monsun Australia Utara, Monsun Afrika Timur dan
Monsun Afrika Barat.
c. Angin Lokal
Angin lokal adalah angin yang bertiup di suatu daerah terbatas,
kurang dari 100 km dan disebabkan oleh kondisi lokal atau angin yang
untuk beberapa lama memperoleh ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh
kondisi lokal. Angin lokal di Indonesia dapat dibagi menjadi dua yaitu angin
gunung dan angin lembah juga angin darat dan angin laut.
c) Angin Fohn
Angin ini timbul di bagian bawah atau dibagian belakang gunung
dan disebabkan oleh udara yang dipaksa secara mekanik menaiki dan
melewati puncak dan kemudian menuruni lereng bagian belakang
gunung.
d) Gelombang Lee
Gelombang lee merupakan gelombang yang disebabkan oleh udara
yang stabil akan berusah kembali lagi ke ketinggian semula setelah
mengalami pengangkatan dan melewati puncak atau punggung barisan
gunung. Gelombang lee dapat ditandai dengan adanya awan lentikularis
di sekitar pegunungan.
http://www.eumetrain.org/public/marko/gravity_waves/navmenu.php?t
ab=4&page=1.0.0
d. Siklon Tropis
Siklon tropis adalah sistem awan yang berputar dan teratur, badai
petir yang berasal dari perairan tropis atau subtropis dengan pusat tekanan
rendah. Siklon tropis berputar berlawanan arah jarum jam di belahan bumi
utara. Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km. Siklon
tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu
permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 °C. Angin kencang yang berputar
di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam. Secara
teknis, siklon tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal
yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat.
Salah satu syarat akan terbentuk siklon jika ada gangguan dari luar yaitu adanya
thunderstorm, thunderstorm terbentuk di daerah tropis tepatnya di daerah
konvergensi, ciri-ciri thunderstorm yaitu terjadinya hujan lebat dan disertai petir
dan kilat. Thunderstorm harus terjadi di laut, agar terjadi thunderstorm dilaut
ada beberapa hal penting yang harus dimiliki yaitu:
Fenomena siklon tropis ini sangat berpengaruh kepada cuaca dan fenomena ini
tidak akan berhenti jika supply panas laten selalu ada. Hal ini hanya akan terhenti
jika mengalami hal-hal berikut:
https://public.wmo.int/en/About-us/FAQs/faqs-tropical-cyclone
e. Siklus Karbon Lokal
Total net karbon di atmosfer adalah tetap yaitu 120 GtC per tahun.
Laut berfungsi untuk menyerap karbon yang diemisikan ke atmosfer yang
berasal dari aktifitas manusia dan alam. Laut mampu menyimpan kelebihan
karbon sebesar 0.2 GtC per tahun dengan penyerapan sebesar kurang lebih
2 GtC per tahun. Setiap wilayah lautan memiliki kemampuan penyerapan
yang berbeda seperti gambar di bawah ini.