Anda di halaman 1dari 94

PROBLEMATIKA GURU PAUD

Studi Kasus Di Taman Kanak-kanak Rizani Putra


Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi

SKRIPSI

DESWITA
TRA.151751

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIADINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
PROBLEMATIKA GURU PAUD
Studi Kasus Di Taman Kanak-kanak Rizani Putra
Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Islam Anak Usia Dini ( SI )

DESWITA
TRA.151751

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIADINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
PERSEMBAHAN

Dengan Nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyanyang Dengan
rasa Syukur dan bahagia kupersembahkan Skripsi ini untuk Ayahanda Zulbaidi,
Ibunda Endriana, Eva susilawati dan sumardi ( kakak) dan juga adikku tercinta
Rifqi ahyat dengan selalu memperjuangkan hidupku dengan penuh kesabaran,
cinta dan kasih sayang, sebagai bukti dan rasa banggaku. Selalu ada do‟a agar
beliau diberikan kesehatan. Umur panjang dan terutama selalu ta‟at beribadah
pada Allah SWT. Dengan didikan dan pengorbanan yang tak terhingga kepadaku.
Sehingga aku bisa menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua, berguna
bagi Agama, bangsa dan terlebih mampu dalam menjalani kehidupan di
masyarakat. Dan juga untuk almarhum gedeh dan almarhumah nyai yang juga
selalu ikut mendo‟akan agar selalu dipermudah segala urusan dan diperlancar
dalam segala urusan.

Untuk kakak-kakakku yang sudah menjadi motivasi bagiku, ku ucapkan


terima kasih yang tak terhingga atas segala yang telah diberikan dan perjalanan
hidupku dan untuk keluargaku yang kucintai dan kusayangi seumur hidupku juga
untuk sahabat-sahabat seperjuanganku yang selalu mendukung dan memotivasi,
memberi arahan serta masukan sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dan
semoga Allah memberikan berkah dan ridho-nya. Amin..
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah


SWT, tuhan yang maha „alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang
diajarkannya. Dengan segala sifat kesempurnaan-nya. Zat yang mengatur segala
apa yang didunia dengan kekuasaan-nya. Dan zat yang telah menganugerahkan
kepada manusia akal pikiran dan memahami tanda-tanda kekuasaan-Nya. Dialah
Allah yang tak pernah lepas pengawasannya terhadap apa yang dilakukan manusia
dan kepada-Nya kita mempertanggung jawabkan setiap apa yang kita kerjakan.

Shalawat dan salam telah tercurahkan kepada junjungan Alam Nabi besar
Muhammad SAW. Untuk segala keluarga serta para sahabat beliau yang
senantiasa istiqomah dalamm perjuangan islam. Semoga kita mmenjadi hamba-
hamba pilihan laksana mereka.

Alhamdulilah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini dengan


segala pengorbanan dan rintangan lahir batin telah dapat penulis lalui. Tak ada
penggambaran lain yang dapat penulis utarakan selain ucapan syukur yang tiada
tara pada Allah SWT karena hanya atas ridha dan pertolongan-Nya lah penulis
dapat melalui semua ini. Penyusun skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang tulus dan ikhlas kepada:

1. Bapak Dr..H.Hadri Hasan MA, Selaku Rektor Universitas Islam


Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi
2. Ibu Dra.Hj.Armida,M,Pd.I Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan
3. Ibu Dra.Umil Muhsinin, M.Pd Selaku Ketua Jurusan Prodi Pendidikan
Islam Anak Usia Dini
4. Dosen pembimbingan I Dra. Hj.Huda, M.Pd dan Dosen Pembimbing II
Achmad Fadlan, M.Pd.I atas bimbingan arahan dan motivasi yang
telah diberikan.
ABSTRAK

Nama : Deswita

Jurusan/prodi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Judul : Problematika Guru PAUD Di Taman Kanak-kanak Rizani Putra


Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi

Skripsi ini membahas tentang Problematika Guru PAUD Di Taman Kanak-kanak


Rizani Putra Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi. Problematika sering terjadi
manakala pembelajaran berlangsung, tidak hanya dari guru tetapi juga faktor dari
siswa. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apa saja
Problematika Guru PAUD, Upaya apa saja dalam mengatasi problematika dan
bagaimana proses pembelajaran.

Pendekatan ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif sebagai bentuk


memberi jawaban atas permasalahan yang telah di uraikan karena sifatnya
menggunakan pendekatan analisis deskriptif dengan menggunakan teknik
pengumpulan data melalui observasi,wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kurangnya kreatifitas guru dalam
Proses Belajar mengajar pada anak, kurangnya sarana dan prasarana dan cara
mengatasi problematika pembelajaran tersebut dengan solusi yang dilakukan guru
dalam memberi kegiatan ekstrakurikuler.

Kata Kunci : Problematika, Guru


ABSTRACT

Name : Deswita

Study Program: Education Islamic Early Childhood

Fittle : Problematic Teacher Auditor in Taman Kanak-kanak Rizani Putra


Mendalo Beautiful District Muaro Jambi

This thesis discusses the problematic of teacher PAUD in rizani putra


kindergarten beautiful muaro jambi district. Problems often occur when learning
takes place not only from the teaher but also from students, while the problems
formulation in this study is what the teachers problem are. Any effort to overcome
problems and how the learning process.

This approach uses descriptive qualitative approach as a form of giving answers


to the problems described because it uses a descriptive analysis approach using
data collection techniques through observation, interviews, and documentation.

The results of this study can be concluded that lack of teacher creativity in the
teaching and learning process in children, lack of facilities and infrastructure and
how to overcome the learning problems with the solutions made by the teaher in
giving extracurricular activities.

Keywords : problems,and teachers


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
NOTA DINAS ................................................................................................. ii
PENGESAHAN ............................................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................. iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................ v
MOTTO .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
ABSTRACK .................................................................................................. ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Fokus Penelitian .............................................................................. 6
C. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 8
A. Kajian teoretik ................................................................................. 8
1. Pengertian Problematika ............................................................. 8
2. Macam-macam Problematika ..................................................... 8
3. Pengertian Guru .......................................................................... 11
4. Peran Guru .................................................................................. 12
5. Tugas dan Tanggung Jawab Guru .............................................. 13
6. Syarat-syarat Guru ...................................................................... 19
7. Kompetensi Guru ........................................................................ 20
B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 25
A. Pendekatan Penelitian ...................................................................... 25
B. Setting dan Subjek Penelitian .......................................................... 26
1. Setting Penelitian ........................................................................ 26
2. Subjek Penelitian ........................................................................ 26
C. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 26
1. Jenis Data .................................................................................... 26
2. Sumber Data ............................................................................... 27
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 28
1. Metode Observasi ....................................................................... 28
2. Metode Wawancara .................................................................... 29
3. Metode Dokumentasi .................................................................. 39
E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 30
F. Uji Keabsahan Data ......................................................................... 31
G. Rencana Waktu Penelitian ............................................................... 34
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 37
A. Temuan Umum ................................................................................. 37
B. Temuan Khusus dan Pembahasan .................................................... 48

BAB V PENUTUP .................................................................................... 59


A. Kesimpulan ....................................................................................... 59
B. Saran ................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran : 1 Instrumen Pengumpulan Data

Lampiran : 2 Foto Dokumentasi Riset


DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 4.1 Photo Gedung Sekolah. .................................................. 38
Gambar 4.2 Dokumentasi Riset ............................................................. 70
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran : 1 Instrumen Pengumpulan Data

Lampiran : 2 Foto Dokumentasi Riset


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dinyatakan


bahwa guru wajib memiliki kualifikasi, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Kulifikasi akademik diperoleh melalui pendidik tinggi
program sarjana dan diploma empat. Sedangkan kompetensi yang harus
dimiliki guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui profesi.
dan Dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen, dalam pasal 1, dinyatakan bahwa guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. ( Helmawati, 2016, hal:34)
Pendidikan merupakan sebuah sistem yang mengandung aspek visi, misi,
tujuan, kurikulum, bahan ajar, pendidik, peserta didik, sarana prasarana, dan
lingkungan. Di antara kedelapan aspek tersebut satu sama lainnya tidak bisa di
pisahkan. Karena aspek tersebut saling berkaitan sehingga membentuk satu
sistem. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dunia
pendidikan adalah aspek pendidik atau guru. (Martinis Yamin, 2013:5). Perlu
diketahui bahwa Guru PAUD ialah karakteristik khas yang dimiliki oleh anak-
anak usia dini, baik yang menyangkut tugas-tugas perkembangan maupun
dimensi-dimensi perkembangannya, yaitu yang terkait dengan perkembangan
intelektual, sosial, emosional, moral, agama, disiplin, bahasa dan fisik/motorik.
Guru PAUD bertugas mengembangkan dimensi-dimensi perkembangan anak
tersebut secara optimal. (Suyadi, 2013:165)
Guru adalah pendidik professional dengan tugas-tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. perlu diketahui bahwa guru
PAUD ialah karakteristik khas yang dimiliki oleh anak-anak usia dini, baik
yang menyangkut tugas-tugas perkembangan maupun dimensi-dimensi
perkembangannya, yaitu yang berkaitan dengan perkembangan intelektual
(kognitif), sosial, emosional, moral, agama, disiplin, bahasa, dan Fisik/motorik.
Guru PAUD bertugas mengembangkan dimensi-dimensi Perkembangan anak
tersebut secara optimal. (Suyadi, 2013, hal:161)
Guru adalah pendidik professional, karenanya secara implisit ia telah
merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab
pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua. Orang tua terkala
menyerahkan anaknya kesekolah berarti sekaligus melimpahkan sebagian
tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru. Hal itu pun menunjukkan
pula bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada
sembarangan guru, karena tidak sembarang orang dapat menjadi guru.
(Helmawati, 2016, hal:33)
Guru merupakan pendidik pendamping orang tua, guru seperti yang
uraikan sebelumnya memiliki pengertian yang luas dan sempit. Untuk bahasan
selanjutnya yang akan dibahas adalah guru dalam ruang lingkup yang sempit,
yaitu guru sebagai pendidik dilembaga pendidikan formal (sekolah)
dilingkungan dikdasmen (Pendidikan dasar menengah) dan sebab selanjutnya
yaitu pembahasan guru pada pendidikan anak usia dini. Helmawati (2014)
menguraikan bahwa disekolah, pendidik merupakan orang tua kedua setelah
orang tua yang ikut bertanggung jawab terhadap perkembangan potensi anak
didik dan pertumbuhan kemanusiaannya. Pendidikan anak secara keseluruhan
tidak mungkin dapat dipikul sendiri oleh orang tua, terlebih perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini berkembang dengan pesat.
Berbeda dengan zaman dahulu, dimana kehidupan masih sangat sederhan dan
belum ada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam kehidupan
zaman dahulu yang masih primitive, cukup hanya orang tua saja yang
membesarkan dan mendidik anak.

Guru yang profesional ( kreatif ) dapat mengubah suasana yang


menggairahkan, karena membangun motivasi, menjalin rasa simpati dan saling
pengertian, membangun keriangan dan ketakjuban, mendorong pengambilan
resiko, membangun rasa saling memiliki, menampilkan keteladanan, media
belajar, lingkungan sekitar kelas, penataan meja-kursi belajar. (Idris, 2014: 46)
Kompetensi guru Sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 Undang-
Undang Guru dan Dosen, bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Adapun macam-macam
kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai tenaga pendidik profesional
adalah: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi professional. Selain peran yang melekat pada guru, mereka juga
mempunyai tugas dan tanggung jawab. Sebagaimana dipahami bahwa guru
merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan yang sangat
berpengaruh dalam menentukan keberhasilan tujuan pendidikan. Sardiman
(2005:93).
Sebagai Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi
bimbingan atau bantuan kepada anak didik (siswa) dalam perkembangan
jasmani dan rohaninya agar siswa mencapai kedewasaannya, mampu
melaksanakan sebagai makhluk Tuhan di muka bumi, sebagai makhluk sosial,
dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri. Istilah pendidik dipakai di
lingkungan formal, informal maupun non-formal, sedangkan guru seringkali
dipakai di lingkungan pendidikan formal. Sebagai orang yang bertanggung
jawab atas keseluruhan proses pendidikan di sekolah, maka guru harus mampu
menciptakan situasi untuk pendidikan, yaitu keadaan di mana tindakan-
tindakan pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan hasil yang
memuaskan. Selain itu, tanggung jawab guru sebagai pendidik yang paling
berat adalah sebagai contoh (tauladan) bagi siswanya, baik di sekolah maupun
di luar sekolah.
Untuk menjadi seorang guru yang dapat membantu anak didik menjadi
manusia seutuhnya (berilmu, beriman, beramal) serta mendapatkan kebahagian
dunia dan akhirat sesungguhnya tidaklah ringan. Artinya ada syarat-syarat yang
harus dipenuhi. Dalam UU Guru Dosen pasal 8, menyatakan bahwa guru wajib
memiliki kualifikasi. Sebagai pembimbing Pengertian guru dalam arti lebih
luas dalam melaksanakan tugasnya tidak hanya sekedar penyampai
pengetahuan kepada siswa, tetapi juga mempunyai peranan sebagai
pembimbing yang harus dapat membantu dan memahami siswa. Sehingga
dengan demikian, berhasil tidaknya seorang guru dapat dilihat dalam
kemampuannya melaksanakan proses belajar mengajar yang sebaik-baiknya
serta semua siswa dapat mencapai tujuan yang telah diharapkan.
Sebagai pembimbing, guru dalam menyampaikan materi harus disesuaikan
dengan keadaan psikologi anak. Dalam hal ini, pembimbing juga dituntut untuk
memahami pribadi siswa secara mendalam juga terhadap faktor-faktor
pembentuknya. Kenyataan siswa yang beraneka ragam latar belakang
menjadikan guru harus lebih sabar dan konsisten dalam membimbing siswanya
dalam belajar. Selain itu, guru harus berusaha semaksimal mungkin
menimbulkan semangat anak agar tidak merasa bosan terhadap guru dan materi
yang diberikan.

Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu


problematik yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa
Indonesia, problem berarti hal yang belum dapat dipecahkan, yang
menimbulkan masalah, permasalahan, situasi yang dapat didefinisikan sebagai
suatu kesulitan yang perlu dipecahkan, diatasi atau disesuaikan (Sutan Rajasa,
2002: 499). Problematika guru Secara umum adalah problem yang dialami
oleh para guru dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu problem yang
berasal dari diri guru yang bersangkutan dan problem yang berasal dari dalam
diri guru lazim disebut problem internal, sedangkan yang berasal dari luar
disebut problem eksternal.
Berdasarkan hasil pengamatan awal (Grand Tour) peneliti yang dilakukan
selama satu bulan tepatnya pada tanggal 22 April-22 Mei 2018 di temukan di
Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi
beberapa guru kualitasnya kurang. Guru yang tamatan Sarjana sudah
menerapkan pembelajaran dengan professional, hal ini sudah sewajarnya
dimiliki oleh seorang guru untuk mengetahui dan memahami kompetensi
sebagai seorang guru. Kompetensi guru menjadi modal penting didalam
pengelolaan pendidikan dan pengajaran yang begitu banyak macamnya. Cara
guru yang mengajar mampu berinteraksi, berkomunikasi baik dengan anak
yang ada di Taman Kanak-kanak Rizani Putra serta gurunya juga mampu
melaksanakan bimbingan dan penyuluhan/sosialisasi kepada orang tua serta
guru sudah melaksanakan administrasi disekolah. Tak luput juga guru sudah
menjalankan penelitian sederhana sebagai keperluan pengajaran, menguasai
landasan pendidikan, memahami bahan pengajar, dan mengevaluasi hasil
proses belajar mengajar yang telah dijalankan. Sedangkan Guru yang tidak
tamatan sarjana (Guru pendamping) cara mengajarnya masih canggung, atau
gurunya masih belum banyak memahami materi, dan proses mengajarnya
masih menggunakan metode yang lama. Dan guru tidak memiliki persiapan
ketika masuk kelas, maksudnya guru yang tamatan Sarjana cara mengajarnya
berbeda dengan Guru yang tidak tamatan sarjana ( Guru pendamping).

Guru yang tamatan Sarjana cara mengajarnya ada perbedaan dengan


Guru yang tidak tamatan Sarjana. Yaitu Guru yang tamatan Sarjana banyak
menguasai materi, menguasai lagu-lagu untuk anak agar pengajaran tidak
terlihat bosan dan dapat mengoperasikan kelas dengan baik agar anak tidak
rebut, banyak memahami permainan, karena sesungguhnya anak usia dini
masih terbawa dunia bermain, jadi guru harus bisa mengkombinasikan antara
materi pembelajaran dan permainan, karena guru sudah mempersiapkan sangat
matang sebelum memasuki kelas untuk mengajar.
Fakta diatas menunjukkan lemahnya kualitas guru dalam Proses belajar
mengajar, belum menguasai materi, belum mengevaluasi hasil proses belajar
mengajar. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik mengangkat judul
penelitian tentang “Problematika Guru PAUD Di Taman Kanak-kanak
Rizani Putra Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi”

B. Fokus dan Sub Fokus


Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti
memfokuskan pada Problematika Guru PAUD di Taman Kanak-kanak
Rizani Putra Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi.

C. Rumusan masalah
Berdasarkan fokus penelitian yang dikemukan, maka dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembelajaran?
2. Upaya apa saja dalam mengatasi prolematika Guru PAUD?
3. Apa saja problematika Guru PAUD anak usia dini?

D. Tujuan dan Kegunaan penelitian


1. Tujuan penelitian

berdasarkan rumusan pertanyaan penelitian, maka tujuan


penelitian yaitu:

a. Ingin mengetahui bagaimana proses pembelajaran.


b. Ingin mengetahui apa saja upaya dalam mengatasi problematika
Guru PAUD.
c. Ingin mengatahui bagaimana problematika Guru PAUD anak usia
dini.
2. Kegunaan penelitian
a. Kegunaan teoretis

Penelitian ini dilakukan agar temuan-temuan dan pembahasan


hasil penelitian dapat menjadi konstribusi dalam problematika Guru
PAUD. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapkan pula dapat
menjadi salah satu landasan ilmiah dalam memecahkan persoalan
serupa dengan problematika Guru PAUD.

b. Kegunaan praktis

Setelah penelitian ini dilakukan temuan-temuan dan pembahasan


hasil penelitian dapat menjadi pedoman dalam memahami, upaya,
kendala,dan fakta.

1. peneliti

bagi peneliti, penelitian ini berguna untu menambah pengalaman,


pengetahuan, serta wawasan mengenai problematika Guru PAUD dan
salah satu untu menyelesaikan sarjana strata satu (SI) dalam bidang
pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
STS Jambi.

2. Guru

Bagi Guru, penelitian ini berguna untuk menjadi salah satu sarana
untuk mengevaluasi dan memberikan pengajaran bagi anak dalam
bermain sambil belajar untuk meningkatan proses belajar.

3. Siswa

Bagi siswa, penelitian ini dapat menjadi salah satu kegiatan yang
menyenangkan karena melatih anak untuk bekerjasama, melatih anak
untuk memiliki rasa empati dan simpati, meningkatkan bahasa, serta
dapat mengembangkan motorik pada anak.
4. Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah Kabupaten
Muaro Jambi

bagi sekolah, penelitian berguna untuk meningkatkan kualifikasi


Guru PAUD dalam proses belajar mengajar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik
1. Pengertian Problematika Guru PAUD
Guru PAUD tidaklah mudah, banyak sekali tantangan yang harus
dihadapi, pekerjaan yang banyak rasa tanggung jawab pada perkembangan
anak usia dini sangat menguras tenaga dan pikiran yang sangat melelahkan.
Menghadapi anak usia dini tidak semudah membalikan telapak tangan, tidak
segampang menghadapi anak kelas tinggi. Mereka sangat memerlukan
totalitas perhatian dari sang guru, anak-anak membutuhkan pendamping
ketika proses pembelajaran dan anak membutuhkan sentuhan halus seorang
guru.
Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu
problematik yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa
Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan, yang
menimbulkan masalah, permasalaha, situasi yang dapat didefinisikan sebagai
suatu kesulitan yang perlu dipecahkan, diatasi atau disesuaikan (Sutan Rajasa,
2002: 499)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, problematika mempunyai
arti. masih menimbulkan masalah, hal yang masih belum dapat dipecahkan
permasalahan. Sedangkan Syukir (1983:65), menyatakan bahwa problematika
adalah suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang diharapkan
dapat diselesaikan atau dapat diperlukan atau dengan kata lain dapat
mengurangi kesenjangan itu. Uraian pendapat tentang problematika adalah
berbagai persoalan-persoalan sulit yang dihadapi dalam proses
pemberdayaan, baik yang datang dari individu (faktor internal) maupun
dalam upaya pemberdayaan SDM atau guru dalam dunia pendidikan.
2. Macam-macam problematika
Secara umum problem yang dialami oleh para guru dapat dibagi
menjadi 2 kelompok besar, yaitu problem yang berasal dari diri guru yang
bersangkutan dan problem yang berasal dari dalam diri guru lazim disebut
problem internal, sedangkan yang berasal dari luar disebut problem eksternal.
a. Problem internal
Menurut Nana Sudjana (1998: 41), bahwa problem internal yang
dialami oleh guru pada umumnya berkisar pada kompetensi profesional
yang dimilikinya, baik bidang kognitif seperti penguasaan bahan/materi,
bidang sikap seperti mencintai profesinya (kompetensi kepribadian) dan
bidang perilaku seperti keterampilan mengajar, menilai hasil belajar siswa
(kompetensi pedagogis) dan lain-lain.
1). Menguasai bahan/materi
Menguasai materi harus dimulai dengan merancang dan
menyiapkan bahan ajar/materi pelajaran yang merupakan faktor penting
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari guru kepada anak
didiknya. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik,
rancangan dan penyiapan bahan ajar harus cermat, baik dan sistematis.
Rancangan atau persiapan bahan ajar/materi pelajaran berfungsi sebagai
pemberi arah pelaksanaa pembelajaran sehingga proses belajar mengajar
dapat terarah dan efektif. Namun hendaknya dalam merancang dan
menyiapkan bahan ajar disertai pula dengan gagasan/ide dan perilaku
guru yang kreatif, dengan memperhatikan segenap hal yang terkandung
dalam makna belajar peserta didik (Iskandar Agung, 2010: 54).
2). Mencintai profesi keguruan
Bertolak dari kompetensi guru yang harus dimiliki oleh guru dan
adanya keinginan kuat untuk menjadi seorang guru yang baik, persoalan
profesi guru di sekolah terus menarik untuk dibicarakan, didiskusikan,
dan menuntut untuk dipecahkan, karena masih banyak guru yang punya
anggapan bahwa mengajar hanyalah pekerjaan sambilan, padahal guru
merupakan faktor dominan dalam pendidikan formal pada umumnya
karena bagi siswa, guru sering dijadikan teladan dan tokoh panutan.
Untuk itu guru seyogyanya memiliki perilaku dan kemampuan yang
memadai dalam mengembangkan peserta didik secara utuh. Peran guru
adalah perilaku yang diharapkan (expected behavior) oleh masyarakat
dari seseorang karena status yang disandangnya. Status yang tinggi
membuat seorang guru mengharuskan tampilnya perilaku yang
terhormat dari penyandangnya. Menurut Tilaar (2002: 296), dewasa ini
masyarakat tetap memgharapkan perilaku yang paling baik dan
terhormat dari seorang guru.

3). Keterampilan mengajar


Guru harus memiliki beberapa komponen keterampilan mengajar
agar proses pembelajaran dapat tercapai, di antaranya yaitu 10
kompetensi guru yang merupakan profil kemampuan dasar bagi seorang
guru. Adapun 10 kompetensi guru tersebut menurut Depdikbud (dalam
Mulyasa, 2006: 4-5), meliputi:

a. Menguasai bahan,
b. Mengelola program belajar mengajar,
c. Mengelola kelas,
d. Penggunaan media atau sumber,
e. Mengelola interaksi belajar mengajar,
f. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran,
g. Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan,
h. Mengenal menyelenggarakan administrasi sekolah
i. Memahami prinsipprinsip
j. Menafsirkan hasil penelitian pendidikan guru untuk keperluan
pengajaran.
4). Menilai hasil belajar siswa
Evaluasi diadakan bukan hanya ingin mengetahui tingkat
kemajuan yang telah dicapai siswa saja, melainkan ingin mengetahui
sejauh mana tingkat pengetahuan siswa atau peserta didik yang telah
dicapai. Menurut (Syaiful Bahri Djamarah 2005: 20) evaluasi adalah
suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang sejauh
mana kerberhasilan anak didik dalam belajar dan keberhasilan guru
dalam mengajar. Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh guru dengan
memakai instrument penggali data seperti tes perbuatan, tes tertulis dan
tes lisan.
b. Problem eksternal
Problem eksternal yaitu problem yang berasal dari luar diri guru itu
sendiri. Menurut Nana Sudjana (1998: 42-43) mengemukakan bahwa
kualitas pengajaran juga ditentukan oleh karakteristik kelas dan
karakteristik sekolah.
1. Karakteristik kelas seperti besarnya kelas, suasana belajar,
fasilitas dan sumber belajar yang tersedia.
2. Karakteristik sekolah yang dimaksud misalnya disiplin
sekolah, perpustakaan yang ada di sekolah memberikan
perasaan yang nyaman, bersih, rapi dan teratur.

3. Pengertian guru
Guru adalah pendidik professional dengan tugas-tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal,pendidikan dasar,dan pendidikan menengah. perlu
diketahui bahwa Guru PAUD ialah karakteristik khas yang dimiliki oleh
anak-anak usia dini, baik yang menyangkut tugas-tugas perkembangan
maupun dimensi-dimensi perkembangannya, yaitu yang berkaitan dengan
perkembangan intelektual, sosial, emosional, moral, agama, disiplin,
bahasa, dan fisik/motorik. Guru PAUD bertugas mengembangkan
dimensi-dimensi perkembangan anak tersebut secara optimal. (Suyadi,
2013:161)
Guru adalah pendidik professional, karenanya secara implisit ia
telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab
pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua. Orang tua terkala
menyerahkan anaknya kesekolah berarti sekaligus melimpahkan sebagian
tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru. Hal itu pun
menunjukkan pula bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya
kepada sembarangan guru, karena tidak sembarang orang dapat menjadi
guru. (Helmawati, 2016, hal:33)

Guru merupakan pendidik pendamping orang tua, guru seperti


yang uraikan sebelumnya memiliki pengertian yang luas dan sempit.
Untuk bahasan selanjutnya yang akan dibahas adalah guru dalam ruang
lingkup yang sempit, yaitu guru sebagai pendidik dilembaga pendidikan
formal (sekolah) dilingkungan dikdasmen (Pendidikan dasar menengah)
dan sebab selanjutnya yaitu pembahasan guru pada pendidikan anak usia
dini. (Helmawati, 2016:31)
Menjadi guru adalah pekerjaan yang mulia. Ia bertanggung jawab
tidak hanya menjadikan para anak manusia pandai di bidang ilmu
pengetahuan,tetapi juga bermoral baik dalam kehidupan ini. Seorang anak
manusia yang pada mulanya tidak mengerti apa-apa, dihadapan seorang
guru di didik untuk memahami kehidupan secara lebih baik. jelas sekali
bahwa manusia hidup didunia ini membutuhkan pendidikan. Karena tanpa
pendidikan hidup manusia tidak akan teratur bahkan bisa merusak sistem
kehidupan di dunia. (Idris, 2014:37)

4. Peran guru
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Peserta
didik memerlukan peran seorang guru untuk membantunya dalam proses
perkembangan dan pengoptimalan bakat dan kemampuan yang dimiliki
peserta didik. Tanpa adanya seorang guru, mustahil seorang peserta didik
dapat mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Hal ini berdasar pada
pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang selalu memerlukan
bantuan orang lain untuk mencukupi semua kebutuhannya. (Mulyasa,
2007:37) mengidentifikasikan sedikitnya sembilan belas peran guru dalam
pembelajaran. Kedelapan belas peran guru dalam pembelajaran yaitu:

a. Guru sebagai pendidik,


b. Pengajar,
c. Pembimbing,
d. Pelatih,
e. Penasehat,
f. Pembaharu (innovator),
g. Model dan teladan,
h. Pribadi,
i. Peneliti,
j. Pendorong kreativitas,
k. Pembangkit pandangan,
l. Pekerja rutin, pemindah kemah,
m. Pembawa cerita,
n. Aktor,
o. Emansivator,
p. Evaluator,
q. Pengawet, dan
r. Sebagai kulminator.

Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa guru juga harus


bersikap sebagai pengayom, berkasih sayang terhadap murid-murid
dan hendaknya memperlakukan mereka seperti anaknya sendiri. Dan
harus mengontrol keseimbangan perkembangan keilmuan (akal) dan
akhlak . (Idris, 2014:41)
merupakan seorang pemimpin yang mempunyai peran dan
fungsi teramat besar dalam mempengaruhi prestasi belajar anak didik.
Oleh karena itu diperlukan pemikiran kreatif dan inovatif dari guru
agar dapat mewujudkan perang dan fungsinya itu secara efektif.

5. Tugas dan tanggung jawab guru


Tugas dan tanggung jawab guru dalam pengembangan profesi
menurut (Udin Syaefudin S.2009:32 ), terdiri atas enam peran, yakni guru
sebagai pengajar, pembimbing, administrator kelas, pengembangan
kurikulum, pengembangan profesi, dan membina hubungan dengan
masyarakat. Kaitannya dengan tugas guru sebagai pembimbing, guru
hendaknya mampu memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya. Tugas ini merupakan aspek mendidik sebab
bukan hanya berkenaan dengan penyampaian ilmu pengetahuan, melaikan
juga menyangkut pembinaan kepribadian dan pembentukan nilai-nilai para
siswa.
Berdasarkan PP.No. 27 Tahun 1990 Pasal 14 ayat 1 dan 2 bahwa
ada dua pihak yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan proses
pembelajaran di Taman Kanak-kanak, yakni guru dan anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan tertentu. Guru Taman Kanak-kanak adalah
penanggung jawab, langsung penyelenggaraan pendidikan di Taman
Kanak-kanak, sedangkan anggota masyarakat sifatnya hanya membantu.
Pelaksanaan pembelajaran pada anak usia dini, seorang guru
memiliki tugas dan tanggung jawab pembelajaran yang dilakukan dengan
bermain yang memerhatikan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
kontekstual dan berpusat pada anak untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan keleluasan bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis anak.
proses interaktif merupakan proses pembelajaran yang mengutamakan
interaksi antara anak dan anak, anak dan pendidik, serta anak dan
lingkungannya. Proses pembelajaran juga perlu dilakukan dalam suasana
bebas dan nyaman untuk mencapai tujuan pembelajaran. anak juga perlu
belajar mengetahui tuntutan lingkungan alam dan social-budaya. Hal
tersebut juga sejalan dengan PP No.32 Tahun 2013 pasal 19 bahwasannya
proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik, serta pikologis peserta didik. (Ahmad Susanto,
2017:66 )
Selain peran yang melekat pada guru, mereka juga mempunyai tugas
dan tanggung jawab. Sebagaimana dipahami bahwa guru merupakan salah
satu komponen penting dalam pendidikan yang sangat berpengaruh dalam
menentukan keberhasilan tujuan pendidikan. ( Sardiman, 2005: 93).
Karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul
sebagai tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang
tua. Orang tua tatkala menyerahkan anaknya kesekolah berarti sekaligus
melimpahkan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru.
Hal itu pun menunjukkan pula bahwa orang tua tidak mungkin
menyerahkan anaknya kepada sembarang guru, karena tidak sembarang
orang dapat menjadi guru. ( Helmawati, 2016:33 )
karena besarnya tanggung jawab terhadap anak didiknya, hujan dan
panas bukanlah menjadi penghalang bagi guru untuk selalu hadiri tengah-
tengah anak didiknya. Guru tidak pernah memusuhi anak didiknya
meskipunsuatu ketika ada anak yang berbuat kuarang sopan pada orang
lain. Bukan dengan sabardan bijaksana guru memberikan nasihat
bagaimana cara bertingkah laku yang sopan pada orang lain. ( Syaiful
Bahri Djamarah, 2014:28 ).
Dengan demikian tugas dan tanggung jawab guru dalam belajar
mengajar dalam proses pendidikan yaitu:
a. Sebagai pendidik
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh panutan, dan identifikasi
bagi para peserta didik dan lingkungan. Oleh karena itu, guru harus
mempunyai standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung
jawab, kebiwaan, kemandirian, dan kedisiplinan. Guru harus memahami
berbagai nilai, norma moral dan sosial, serta berusaha untuk berperilaku
sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung
jawab terhadap tindakannya dalam proses pembelajaran disekolah. guru
dalam tugasnya sebagai pendidik harus berani mengambil keputusan
secara mandiri berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan
kompetensi, serta bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik dan
lingkungan. (Hamzah B Uno, Nina lamatenggo, 2016:3).
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi
bimbingan atau bantuan kepada anak didik (siswa) dalam perkembangan
jasmani dan rohaninya agar siswa mencapai kedewasaannya, mampu
melaksanakan sebagai makhluk Tuhan di muka bumi, sebagai makhluk
sosial, dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri. Istilah pendidik
dipakai di lingkungan formal, informal maupun non-formal, sedangkan
guru seringkali dipakai di lingkungan pendidikan formal. Sebagai orang
yang bertanggung jawab atas keseluruhan proses pendidikan di sekolah,
maka guru harus mampu menciptakan situasi untuk pendidikan, yaitu
keadaan di mana tindakan-tindakan pendidikan dapat berlangsung dengan
baik dan hasil yang memuaskan. Selain itu, tanggung jawab guru sebagai
pendidik yang paling berat adalah sebagai contoh (tauladan) bagi
siswanya, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
b. Sebagai pembimbing

Guru sebagai pembimbing dapat diibaratkan sebagai pembimbing


perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang
bertanggung jawab, sebagai pembimbing guru harus merumuskan tujuan
secara jelas, meneetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus
ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancarannya
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semua kegiatan
yang dilakukan oleh guru harus berdasarkan kerja sama yang baik antara
guru dengan peserta didik. Guru memilki hak dan tanggung jawab dalam
setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakannya. (Hamzah B
Uno,2016:4)
Pengertian guru dalam arti lebih luas dalam melaksanakan tugasnya
tidak hanya sekedar penyampai pengetahuan kepada siswa, tetapi juga
mempunyai peranan sebagai pembimbing yang harus dapat membantu dan
memahami siswa. Sehingga dengan demikian, berhasil tidaknya seorang
guru dapat dilihat dalam kemampuannya melaksanakan proses belajar
mengajar yang sebaik-baiknya serta semua siswa dapat mencapai tujuan
yang telah diharapkan. Sebagai pembimbing, guru dalam menyampaikan
materi harus disesuaikan dengan keadaan psikologi anak. Dalam hal ini,
pembimbing juga dituntut untuk memahami pribadi siswa secara
mendalam juga terhadap faktor-faktor pembentuknya. Kenyataan siswa
yang beraneka ragam latar belakang menjadikan guru harus lebih sabar
dan konsisten dalam membimbing siswanya dalam belajar. Selain itu, guru
harus berusaha semaksimal mungkin menimbulkan semangat anak agar
tidak merasa bosan terhadap guru dan materi yang diberikan.
c. Sebagai pengajar

Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk


mempelajari sesautu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi,
dan memahami materi standar yang dipelajari. Guru sebagai pengajar
harus terus mengikuti perkembangan teknologi sehingga apa yang
disampaikan kepada peserta didik merupakan hal-hal yang terus
diperbarui.

d. Sebagai pengarah

Guru adalah seorang pengarah bagi peserta didik bahkan bagi orang
tua. Sebagai pengarah guru harus mampu mengajarkan peserta didik dalam
memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi, mengarahkan peserta
didik dalam mengambil suatu keputusan, dan menemukan jati dirinya.
Guru juga dituntut untuk mengarahkan peserta didik dalam
mengembangkan potensi dirinya sehingga peserta didik dapat membangun
karakter yang baik bagi dirinya dalam menghadapi kehidupan nyata di
masyarakat.

e. Sebagai pelatih

Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan


keterampilan, baik intelektual maupun motorik sehingga menuntut guru
untuk bertindak sebagai pelatih. Guru bertugas melatih peserta didik dalam
pembentukan kompetensi dasar sesuai dengan potensi masing-masing
peserta didik. Selain harus memerhatikan kompetensi dasar dan materi
standar, pelatihan yang dilakukan juga harus mampu memerhatikan
perbedaan individual peserta didik dan lingkungannya. Untuk itu, guru
harus memilki pengetahuan yang banyak, meskipun tidak mencakup
semua hal secara sempurna.

f. Sebagai penilai

Penilaian atau evaluasi merupakan aspek pembelajaran yang paling


kompleks karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta
variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks
yang tidak mungkin dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Tidak ada
pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian merupakan proses
menetapkan kualitas hasil belajar. Atau proses untuk menentukan tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik. Sebagai suatu proses,
penilaian dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dan dengan teknikyang
sesuai, baik tes nontes, teknik apapun yang dipilih, penilaian harus
dilakukan dengan prosedur yang jelas meliputi tiga tahap, yaitu persiapan,
pelaksanaan, dan tindak lanjut.

Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa


dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.
Dengan evaluasi, guru dapat mengetahui tingkat kemajuan, perubahan
tingkah laku siswa (baik secara kuantitatif maupun kualitatif) sebagai hasil
proses belajar mengajar yang melibatkan dirinya selaku pembimbing dan
pembantu dalam kegiatan belajar. Pelaksanaan evaluasi harus bersifat
kontinyu setiap selesai pembelajaran, sehingga guru dapat memperbaiki
sistem pembelajaran. Terhadap siswa yang belum berhasil, seorang guru
bertanggung jawab untuk membantu. Dalam hal ini guru dituntut untuk
mampu berkomunikasi mengenai kendala yang dihadapi, memberikan
motivasi, dan mungkin solusi pada setiap siswa untuk dapat mencapai
prestasi belajar secara optimal (Muhibbin Syah, 2000:141).

6. Syarat-syarat guru
Untuk menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang,
seperti yang dibayangkan sebagai orang, dengan modal penguasaan materi
dan menyampaikannya kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat
dikatagori sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional, karena guru
yang profesional, mereka harus memiliki berbagai keterampilan,
kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan
lain sebagainya. Martnis yamin, 2013:5).

dapat membantu anak didik menjadi manusia seutuhnya (berilmu,


beriman, beramal) serta mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat
sesungguhnya tidaklah ringan. Artinya ada syarat-syarat yang harus
dipenuhi. Dalam UU Guru Dosen pasal 8, menyatakan bahwa guru wajib
memiliki kualifikasi:

a. Akademik
b. Kompetensi
c. Sertifikat pendidik
d. Sehat jasmani dan rohani
e. Kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

7. Kompetensi guru
Sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 Undang-Undang Guru dan
Dosen, bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Adapun macam-macam
kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai tenaga pendidik profesional
adalah:

a. Kompetensi pedagogik
Adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
dimaksud dengan guru sebagai agen pembelajara (learning agent)
adalah peran guru antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu,
perekayasa pembelajaran, dan memberi inspirasi belajar bagi peserta
didik. Dan suatu kompetensi yang dapat mencerminkan kemampuan
mengajar seorang guru. Untuk dapat mengajar dengan baik maka yang
bersangkutan harus menguasai teori dan praktek pedagogik dengan baik.
Misalnya memahami karakter peserta didik, dapat menjelaskan materi
pelajaran dengan baik, mampu memberikan evaluasi terhadap apa yang
sudah diajarkan, juga mengembangkan potensi yang dimiliki peserta
didik. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam
pengelolaan peserta didik yang meliputi:
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
sosial, kultral, emosional dan intlektual.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang
pengembangan yang mendidik.
4. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
5. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang
mendidik.
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar.
9. Memanfatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran

b. Kompetensi kepribadian
Yaitu kemampuan seseorang dengan pribadi yang mantap,
berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta mampu menjadi teladan
bagi peserta didik. Akhlak bagi seorang guru sangatlah penting. Guru
sebagaimana orang tua akan selalu menjadi suri talada, anak akan
selalu meniru atau mencontoh apa yang dilakukan pendidiknya. Jika
guru memiliki akhlak mulia dalam mendidik anak, maka anak-anak
akan meniru atau mencontoh sifat gurunya itu. Dan kompetensi
kepribaian adalah suatu kompetensi yang mencerminkan kepribadian
seorang guru terkait dengan profesinya. Dalam hal kepribadian ini
seorang guru hendaknya memiliki sifat dewasa, berwibawa, berakhlak
mulia, cerdas, dan dapat diteladani masyarakat utamanya anak didik.
Tanpa memiliki sifat seperti ini boleh jadi kompetensi guru layak
dipertanyakan. Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan
kepribadian yang meliputi:

1. Bertindak sesuai dengan norma agama, sosial dan kebudayaan


nasional Indonesia.
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur dan berakhlak
mulia dan teladan terhadap peserta didik dan masyarakat.
3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif dan
bijaksana.
4. Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi, rasa
bangga menjadi guru dan percaya diri.
5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru
c. Kompetensi sosial
yaitu kompetensi guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat luas. Misalnya, berkomunikasi
lisan dan tulisan, menggunakan teknologi komunikasi dan informasi
secara fungsional. Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik
sebagai bagian di masyarakat di antaranya; guru, di mata masyarakat
dan siswanya merupakan panutan yang dicontoh dan teladan dalam
kehidupan sehari-hari.
g. Kompetensi profesional
Merupakan kemampuan seseorang terhadap penguasaan
pekerjaan atau profesi yang ditekuninya. Bagi guru kompetensi
professional berarti kemampuan terhadap penguasaan meteri pelajaran
secara luas dan mendalam. Kemampuan itu dapat ditunjukan pada saat
melamar dengan ijazah. Dan kompetensi professional yaitu kemampuan
guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
Kompetensi profesional juga dapat berarti kewenangan dan kemampuan
guru dalam menjalankan profesinya. Adapun yang termasuk komponen
kompetensi profesional (Muhibbin Syah, 2000: 229-230).
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar, mata
pelajaran yang diampu.
3. Mengembangkan professional secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan refleksi.
4. Memanfaatkan teknologi dan informasi dengan baik.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian relevan merupakan penelitian yang hampir serupa atau sudah


dilakukan oleh peneliti lain dengan masalah yang diteliti oleh sebab itu
dikemukan beberapa penelitian lain yang pernah dilakukan berikut ini:

1. Pada jurnal: Nono Hery Yeonanto (2005), mengadakan penelitian


dengan judul “ Problematika Guru dalam pelaksanaan kurikulum
berbasis kompetensi ( Studi kasus Guru sekolah dasar di kota
Surabaya)” Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Guru
memiliki pemahaman yang cukup baik tentang KBK, adanya faktor
pendukung dalam pelaksanaan KBK antara lain: a. kreatifitas guru
dalam mengajar, b. kemampuan guru , c. penguasaan materi yang baik.
persamaan jurnal ini dengan peneliti yaitu ditemukan masalah yang
yaitu kreatifitas guru dalam mengajar dan penguasaian materi. Namun
ada perbedaan juranal ini dengan yang akan teliti oleh peneliti pada
bagian setting penelitian dan tempat penelitian.

2. Jurnal: Suprapto (2009), dengan penelitian berjudul” Problematika


kompetensi penulisan karya ilmiah Guru SMP I curup rejang lebong
Bengkulu”. Penelitian bertujuan untuk mencari kesulitan-kesulitan yang
dihadapi oleh guru-guru SMP I curup dalam menyusun karya ilmiah
dalam pendidikan. Problematika penulisan karya ilmiah dipilih sebagai
focus perhatian penelitian karena didalam pengembangan profesi
keguruan penyusunan karya ilmiah dirasakan sebagai beban yang cukup
memberatkan bagi para guru dampaknya adalah pembinaan. Persama
jurnal ini dengan peneliti yaitu adanya wawancara, dokumentasi,
pengumpulan data dan analisis data. Namun, adanya perbeda dengan
yang akan diteliti oleh peneliti pada bagian tempat penelitian dan
setting penelitian.

3. Selanjutnya jurnal: Muhammad Solichun, dengan penelitiannya


berjudul “ Problematika pembelajaran bahasa arab: di MTs Negeri
susukan dan MTs Terpadu AL-Mustaqim Timpik Kecamatan susukan
kabupaten semarang”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
pelaksanaan pembelajaran di MTs Negeri susukan dan MTs terpadu al-
mustaqim timpik, mengungkapkan problematika pembelajaran bahsa
arab dalam mengatasi problematika pembelajaran bahasa arab. Adapun
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Persamaan jurnal ini dengan peneliti yaitu ditemukan
masalah yang sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif.
Perbedaan jurnal ini dengan yang akan diteliti oleh peneliti pada bagian
tempat.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah pendekatan


kualitatif deskriptif. Kualitatif deskriptif merupakan salah satu dari jenis
penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kejadian atau fakta,
keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian
berlangsung dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi. Penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi. Dalam penelitian kuantitatif, pengumpulan data tidak dipandu
oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat
penelitian dilapangan. Oleh karena ini analisis data dilakukan bersifat
induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dan kemudian dapat
dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori (Sugiyono,2014,hal:23)
Selain itu Bogdan dan Taylor (1975: 5) mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan
individu tersebut secara holistik (Lexy Moleong, 2013, hal. 4)

Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat


deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna
(perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Penelitian
dengan judul “Problematika Guru PAUD Di Taman Kanak-kanak Rizani
Putra Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi ” ini menggunakan
penelitian kualitatif.

B. Setting dan Subjek Penelitian


1. Setting penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat dan waktu penelitian
sebagai berikut:
a. Tempat Penelitian
Peneliti ini dilakukan Di Taman Kanak-kanak Rizani Putra
Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi. Pemilihan tempat tersebut
sebagai tempat penelitian berdasarkan atas pemikiran bahwa fokus
permasalahan penelitian ini.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini di lakukan pada tahun 2019/2020 yaitu dimulai
dari bulan Apil-Mei 2019.
2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian kualitatif merupakan pihak-pihak yang


dijadikan sebagai sampel atau sasaran dalam sebuah penelitian.
Dimana subjek penelitian ini memberikan tanggapan dan informasi
yang terkait dengan data yang dibutuhkan oleh peneliti. (Sugiono,
2018 hal 292)

Subjek penelitian ini terdiri dari guru, orang tua dan anak yang
ada di Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah Kabupaten
Muaro Jambi.
C. Jenis dan Sumber Data Penelitian

1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


data primer dan data sekunder.

a. Data primer
Data primer adalah data yang langsung di ambil oleh
peneliti tanpa campur tangan orang lain yaitu peneliti langsung
mendapatkan data dari objek yang akan di teliti (Sugiyono, 2014,
hal 62).
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung, minsalnya
lewat orang lain atau di dapatkan lewat dokumen (Sugiyono, 2014,
hal. 62). Data ini diperoleh melalui dokmentasi di Taman Kanak-
kanak Rizani Putra Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi dan
data yang termasuk dalam data sekunder yaitu:

1. Sejarah Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah


Kabupaten Muaro Jambi

2. Struktur Organisasi Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo


Indah Kabupaten Muaro Jambi.

2. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah kata-kata, peristiwa,
dan dokumentasi. Dalam penelitian ini sumber data yang di
dapatkan yaitu pencatatan yang dilakukan peneliti melalui observasi
dan wawancara (catatan dilapangan) dan sumber data adalah
dimana data diperoleh (Sugiono,2013 hal 15).
Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu:
c. Kepala sekolah Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo
Indah Kabupaten Muaro Jambi
d. Guru yang mengajar di Taman Kanak-kanak Rizani Putra
Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dapat dikelompokkan ke dalam
dua katagori. Yaitu teknik yang bersifat interaktif dan noninteraktif.
Teknik interaktif terdiri dari wawancara dan pengamatan berperan serta,
sedangkan noninteraktif terdiri dari pengamatan tak berperan serta,
sumber data penelitian adalah manusia dengan perilakunya, peristtiwa,
arsip dan dokumen ( Matja, 2007, hal 52 ).
Teknik pengumpulan data yaitu bagaimana cara peneliti
mengumpulkan data,dan disini peneliti mengunakan teknik
pengumpulan yaitu dengan cara observasi,wawancara,dan dokumentasi.
Berikut ini dipaparkan masing-masing teknik tersebut
1. Teknik observasi
Poerwandi (1998) berpendapat bahwa observasi merupakan
metode yang paling dasar dan paling tua, karena dengan cara-cara
tertentu kita selalu terlibat dalam proses mengamati. Istilah
observasi diarahkan pada kegiatan memerhatikan secara akurat
mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan
hubungan aspek dalam fenomena tersebut. Observasi selalu
menjadi bagian dalam penelitian dapat berlangsung dalam
konteks eksperimental maupun dalam konteks alamiah. Observasi
dalam rangka penelitian kualitatif harus dalam konteks alamiah.
Teknik observasi ini adalah dimana peneliti melakukan
pengamatan langsung dilakukan terhadap objek penelitian. Yang
berkaitan dengan fokus penelitian ditunjukkan kepada Guru.
Observasi ini berguna untuk mendapatkan informasi secara akurat
melalui pengamatan langsung oleh peneliti, peneliti berperan
langsung dalam observasi dimana peneliti mempersiapkan
pertanyaan-pertanyaan yang akan diamati.
2. Teknik wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada
suatu masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawab lisan,
dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik
(Kartono, 1980, hal 171). Denzin dan Lincoln 1994 : 335
mengemukakan wawancara merupakan suatu percakapan seni
tanya jawab dan mendengarkan. Ini bukan merupakan suatu alat
yang netral pewawancara menciptakan situasi tanya jawab yang
nyata Dalam situasi ini jawaban-jawaban diberikan. Wawancara
menghasilkan pemahaman yang terbentuk oleh situasi
berdasarkan peristiwa-peristiwa interasional yang khusus.
Robinson, 2000 menyatakan bahwa wawancara tidak
berstruktur dengan suatu tujuan yang biasanya mengutamakan
perekaman dan transkrip kata Perkata dan penggunaan suatu
pedoman wawancara dari bada susunan pertanyaan yang kaku.
Teknik yang dilakukan dengan cara ini peneliti melakukan kontak
langsung melakukan tatap muka antara interviewer dengan
interviewee dengan tanya jawab, sehingga mendapatkan
informasi. Wawancara di tunjukkan kepada Guru.
Adapun data yang diperoleh dari wawancara antara lain:
a. Bagaimana proses pembelajaran?
b. Upaya apa saja dalam mengatasi problematika Guru PAUD?
c. Apa saja problematika Guru PAUD anak usia dini?
3. Metode Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian sosial untuk menelusuri data
historis. Teknik dokumen jarang digunakan dalam penelitian
kualitatif, pada masa kini menjadi salah satu bagian dari teknik
penelitian kualitatif. Hal ini disebabkan oleh adanya kesadaran dan
pemahaman baru yang berkembang dipara peneliti bahwa banyak
sekali data yang tersimpan dalam bentuk dokumen yang berbentuk
gambar dokumentasi, sumber data lewat dokumen menjadi
pelengkap proses penelitian kualitatif (Bungin, 2005, hal 122).
Dokumentasi yang berupa pengumpulan data bersumber dari
dokumen tertulis seperti gambar berguna untuk melengkapi data
yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah pencarian atau pelacakan pola-pola. Analisis
data kualitatif adalah pengujian sistematik dari sesuatu yang untuk
menetapkan bagian-bagiannya, hubungan antar kajian, dan hubungannya
terhadap keseluruhan artinya semua analisis data kualitatif akan
mencakup penelusuran data, melalui catatan-catatan (pengalaman
lapangan) untuk menemukan pola-pola yang dikaji peneliti ( Matja, 2007
hal 210 ).
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis data. Pelaksanaan analisis ini berlangsung selama
pengumpulan data dan setelah pengumpulan data. Berikut ini langkah
yang dilakukan dalam analisis data yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-
hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari
tema dan polanya. Data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran lebih jelas dan memudahkan untuk melakukan
pengumpulan data (Sugiyono, 2014, hal: 92).
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah penuangan sekumpulan informasi
tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan data. penyajian data digunakan untuk
meningkatkan pemahaman kasus dan sebagai acuan mengambil
tindakan berdasarkan pemahaman dan analisis sajian data. Data
penelitian ini disajiakan dalam bentuk uraian yang didukung
dengan jaringan kerja ( imam gunawan, 2015, hal: 211).
3. Kesimpulan / verifikasi
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut
Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi,
kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kegiatan
verifikasi di perlukan untuk membuat kesimpulan menjadi
kredibel, artinya terpercaya yang dapat teruji dengan bukti dan
catatan lapangan melalui metode pengumpulan data yang
digunakan.
F. Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data adalah upaya peneliti untuk memberikan
jaminan data yang diperoleh terpercaya kebenarannya (valid) Dalam
penelitian kualitatif bermacam cara untuk menguji keabsahan data yaitu
uji Kredibilitas,uji transferability, uji depenability, uji comfirmability.
Masing-masing uji tersebut memiliki konsep pengujian yang berbeda.
Dalam penelitian menggunakan uji kredibilitas data sebagai alat uji
keabsahan data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji
kredibilitas (kepercayaan terhadap data) data sebagai alat uji keabsahan
data.
1. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan dimana peneliti harus kembali ke
lapangan untuk melakukan pengamatan dan wawancara dengan
sumber data yang pernah ditemui atau sumber data baru. Dengan
perpanjangan pengamatan ini bearti hubungan peneliti dengan nara
sumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab ( tidak ada
jarak lagi ), saling terbuka saling mempercayai sehingga tidak ada
informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk raport,
maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian dimana kehadiran
peneliti tidak lagi menganggu perilaku yang dipelajari.( sugiyono,
2014, hal, 123)
Perpanjangan pengamatan yang dilakukan peneliti guna untuk
menguatkan data yang diperoleh pada tahap awal. Dan peneliti juga
harus mengecek kembali apakah data yang diberikan pada tahap
awal sudah benar atau tidak, jika peneliti menemukan ada data
yang tidak benar ketika di cek dengan sumber yang asli maka
peneliti harus melakukan pengamatan dan wawancara mendalam
sehingga diperoleh data yang pasti akan kebenarannya.
2. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan bearti melakukan pengamatan
secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut
maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara
pasti dan sistematis. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan
ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku
maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait
dengan temuan yang diteliti.
3.Triangulasi
Triangulasi mencari dengan cepat pengujian data yang sudah
ada dalam memperkuat tafsir dan meningkatkan kebijakan, serta
program yang berbasis pada bukti yang telah tersedia. Triangulasi
adalah suatu pendekatan analisa data yang mensintesa data dari
berbagai sumber (Bachri,2010,hal.55)
Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
cara memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu sendiri, untuk
keperluan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi
sumber, teknik, dan waktu.(imam gunawan, 2015, hal 219).
a.Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber adalah menggali kebenaran informasi
tertentu melalui berbagai sumber memperoleh data. Dalam
triangulasi dengan perbedaan-perbedaan tersebut. Sebuah
straregi kunci harus mengolongkan masing-masing kelompok
bahwa peneliti sedang “mengevaluasi”. Kemudian yakin pada
sejumlah orang untuk dibandingkan dari masing-masing
kelompok dalam evaluasi tersebut. Dengan demikian, triangulasi
sumber berarti membandingkan (pengecekan ulang) informasi
yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya
membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara
membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang
dikatakan secara pribadi, membandingan hasil wawancara
dengan dokumen (Rahardjo, 2010, hal 219).
b.Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik adalah upaya pengecekan data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. teknik dilakukan
pengecekan data dengan teknik yang berbeda untuk menarik
kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara
pandang (iman gunawan, 2015, hal 222).
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara pengecekan data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda, misalnya data diperoleh dengan wawancara,
lalu dicek dengan observasi, dokumentasi atau kuesioner. Bila
dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan
data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih
lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk
memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semua
benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda (Sugiyono, 2014, hal:
127)
c.Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu adalah pengecekan data dengan cara
pengumpulan data melalui observasi dan wawancara pada waktu
yang berbeda. Perbedaan waktu dalam melakukan pengumpulan data
dapat memberikan hasil berbeda terhadap sumber yang sama dapat
berbeda dengan wawancara yang dilakukan pada siang atau sore hari.
Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh kesegaran fisik.untuk itu dalam
rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik
lain dalam waktu atau situasi yang berbeda (sugiyono, 2014 hal:127).

G. Rencana Waktu Penelitian


Rencana waktu penelitian akan dilakukan selama selama satu bulan
Rencana waktu ini masih bersifat tentatif, artinya dapat berubah
berdasarkan situasi dan kondisi secara tentatif, artinya dapat berubah
berdasarkan situasi dan kondisi secara teknis administratif maupun kondisi
dilapangan. Berikut ini dapat diberikan uraian tahap-tahap yang dilakukan
selama penelitian dilaksanakan.
Tabel 3.1
Rencana Waktu dan Tahap Penelitian
No Kegiatan Bulan

Desember Februari April Mei-Juni Juli Agustus September Oktober


-Januari -maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

1 Pengajuan √
dan
pengesahan
judul
2 Penyusuna √ √ √ √ √ √ √ √ √
n
propoposal
3 Seminar √ √
proposal
4 Perbaikan √ √
hasil
seminar
proposal
5 Pengurusan √ V
dan
penerbitan
izin
penelitian
6 Pengumpul √ √
an data di
lapangan
7 Analisis √
dan
penyusuna
n laporan
penelitian
8 Seminar √
hasil/ujian
skripsi
9 Perbaikan √
hasil ujian
skripsi
10 Pengesaha √
n
hasil ujian
oleh
tim penguji
11 Pengganda √
an
dan
laporan
penyerahan
hasil
BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. TEMUAN UMUM

1. Sejarah Singkat Taman Kanak-kanak Rizani Putra


Sejarah Taman Kanak-kanak pertama kali belum ada namanya
taman kanak-kanak, pada tahap ke tahap bahwa berdasarkan hasil
verifikasi kepala unit pelayanan pendidikan kecamatan Jambi Luar
Kota, kepala yayasan/lembaga tersebut diatas dapat diberikan izin
operasional penyelenggaraan sekolah Taman Kanak-kanak. Bahwa izin
operasional penyelenggaraan sekolah Taman Kanak-kanak dapat
diberikan dalam batas ketentuan hukum dan perundang-undangan yang
berlaku.
Memberi izin operasional penyelenggaraan Sekolah Taman
Kanak-kanak kepada:
Nama Yayasan/lembaga : Taman Kanak-kanak Rizani Putra
Jenis Yayasan/Lembaga : Taman Kanak-kanak
Alamat : Kota kampus RT. Komp. BTN Arza Griya
Mandiri 1 Blok B No.12
Desa : Mendalo Darat
Kecamatan : Jambi Luar Kota
Kabupaten : Muaro Jambi
Kepala sekolah : PESRI YENNI

(Sumber: Dokumentasi TU Taman Kanak-kanak Rizani


Putra Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

2. Visi, Misi, dan Tujuan


a. Visi
Cerdas, Kreatif, Beriman, dan Mandiri
b. Misi
1. Meningkatkan mutu pendidikan dengan guru yang professional
2. Menciptakan suasana yang menyenangkan dengan prinsip”
beriman sambil belajar, belajar sambil bermain”
3. Menumbuhkan kecintaan terhadap ajaran agama yang diantur.
4. Menumbuhkan kembangkan sifat kreatif kepada anak serta
berani menghadapi tantangan.

c. Tujuan

1. Meningkatkan kualitas lulusan Taman Kanak-kanak Rizani Putra


Mendalo agar mampu bersaing dan menyesuaikan diri serta
mandiri

2. Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dan pengajaran kepada


anak didik.
3. Meningkatkan kualitas pendidikan Taman Kanak-kanak Rizani
Putra Mendalo dengan mengikuti kegiatan-kegiatan
pelatihan/KKG/IGTKI

4. Meningkatkan kinerja setiap personil Taman Kanak-kanak Rizani


Putra Mendalo menjadi lebih baik lagi.

5. Mengembangkan kreatifitas anak sesuai kemampuan, bakat serta


minatnya.

6. Meningkatkan pendidikan dibidang moral, sosial budaya dan


agama.

3. Struktur Organisasi

Struktur adalah suatu susunan personil yang bergabung dalam suatu


organisasi, melalui struktur maka dapat dilihat tugas, wewenang dan
bidang kerja yang ada dalam organisasi tersebut. Struktur juga dapat
membentuk skema yang menunjukkan gambaran dalam bidang masing-
masing personil. Dengan adanya struktur organisasi tersebut akan
memudahkan pimpinan mengadakan pengawasan, koordinasikan.

Sedangkan organisasi tanapa struktur sulit untuk melaksanakan


aktifitas dalam melakukan kegiatan program kerja dan tujuan organisasi.
Sekolah merupakan suatu organisasi yang mempunyai visi dan misi, oleh
karena itu dibutuhkan struktur dimana setiap bagian pada struktur itu
mempunyai fungsi dan sosialisasi kerja sehingga sekolah terorganisasi
dengan baik.
Struktur Organisasi Taman Kanak-kanak Rizani Putra

Mendalo Indah Kec.Jambi Luar Kota kab. Muaro Jambi

Ketua Yayasan

Pesri Yenni S.Pd

PENGELOLA
Siti Hajar,S.Pd

Guru Kelompok A Guru Kelompok B


Nur‟Aini Nila Dwi Putri

ANAK DIDIK

Tabel 4:1

(Sumber: Dokumentasi bagian TU Taman Kanak-kanak Rizani Putra)


4. Tata Tertib Taman Kanak-kanak Rizani Putra

a. Guru

1. Hari senin setiap guru diwajibkan hadir disekolah paling lambat jam
07:00, jam 07:30 upacara

Hari selasa sampai sabtu setiap guru diwajibkan hadir disekolah


paling lambat 07:15 an meninggalkan sekolah jam 11:30 wib.

2. Guru yang berhalangan hadir dikarenakan sakit dan keperluan yang


mendadak wajib membertahu kepada kepala sekolah.

3.Tidak meninggalkan kelas saat proses pembelajaran berlangsung.

4. Mengisi daftar hadir.

5. Membuat perangkat mengajar Prota, Promes, RPPM, RPPH.

6. Berpakaian seragam sesuai dengan ketentuan yayasan.

b. Siswa
1. Hari senin setiap siswa wajib kesekolah paling lambat 15 menit sebelum.
Upacara dimulai
Hari selasa sampai sabtu wajib hadir disekolah paling lambat 15 menit
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dan meninggalkan sekolah pukul
10:30 untuk hari senin sampai kamis dan hari jum‟at sampai sabtu pukul
09:30.

2. Berpakaian rapi, bersepatu dan berkaos kaki dengan ketentuan seragam.

a. Hari senin sampai selasa memakai baju seragam putih-hijau memakai topi

b. Hari rabu sampai kamis memakai seragam batik.

c. hari jum‟at memakai seragam muslim putih dan bagi laki-laki memakai
peci putih dan perempuan memakai jilbab putih polos.
d. hari sabtu memakai seragam olahraga.

3. Membawa makanan dan minuman dari rumah.

4. Apabila berhalangan hadir harus memberitahu lewat surat/telpon.

5. Keadaan Guru dan Siswa

a. Keadaan Guru

Majelis guru merupakan tenaga edukatif yaitu tenaga sekaligus sebagai


pendidikan merupakan sumber informasi bagi siswa, karena guru merupakan
salah satu komponen penting dalam kegaiatan belajar mengajar. Guru
bukanlah hanya bertugas menstransfer ilmu saja kepada siswa, melainkan
sebagai fasilitator.

Guru harus mampu memotivasi siswa supaya siswa lebih tertarik dengan
pelajaran yang disampaikan. Sedangkan staf tata usaha dan pegawai lainnya
mengambil peran yang sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan.
Urusan-urusan yang berkaitan dengan keuletan staf.

Guru mempunyai peranan yang besar dalam keberhasilan siswanya dan


tanggung jawab alam proses pembelajaran disekolah. Keberhasilan guru
mengajar tergantung dari sejauh mana guru tersebut melaksnakan peranan dan
tanggung jawabnya. Untuk saat ini guru Taman Kanak-kanak Rizani Putra
Mendalo Indah kabupaten muaro jambi berjumalah 4 orang dengan kelas 2
ruangan, kepala Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah kabupaten
muaro jambi saat ini adalah Siti Hajar,S.Pd berikut wawancara dengan ibu Siti
Hajar.

“Ada 4 orang guru termasuk saya, dan perangkat sekolah sekretaris,


bendaraha, tata usaha, dan operator masih dikelola oleh guru,yang mana
seharusnya memang ada yang mengemban sendiri tugas tersebut, jadi di
Taman Kanak-kanak ini masih kurangnya staf untuk adminitrasi sekolah”
Tabel 4:2 Data Guru Taman Kanak-Kanak Rizani Putra

No Nama/NIP L/P Tempat/tanggal ijazah Status/dpk/ GOL


lahir
Honda/swasta
1 Pesri yenni P Sungai peneuh D II PNS III d
3 juli 1968 PGTK K.Tk
2 Siti Hajar P Pijoan 29 D II SWASTA Guru
maret 1983 PGTK
3 Nur‟Aini P Padang 28 SMA II a
agustus 19969 Guru
4 Nila Dwi P Jambi 16 SMA II b
Putri februari 1985 Guru

Sumber: Dokumentasi Bagian TU Taman Kanak-kanak


Rizani Putra Mendalo Indah

b. keadaan siswa

Jumlah keseluruhan siswa Taman Kanak-kanak Rizani Putra kabupaten


Muaro Jambi berjumlah 26 orang siswa, masing-masing kelas A 14 siswa, B
12 siswa. Yang mana laki-laki berjumlah 14 orang dan siswa perempuan
berjumlah 12.

Tabel 4.3 Daftar nama siswa kelas A dan kelas B Taman Kanak-kanak
Rizani Putra

No NAMA L/P NO INDUK


1 Arif muda daulay L 033
2 Adya arrazie adiyanto L 034
3 Sintia P 035
4 Aditya rahman L 036
5 Merisa putra P 037
6 Indah angraini P 038
7 Alpin putra L 039
8 Rina sapitri P 040
9 Zahra andriani P 041
10 Caca fitriani P 042
11 Rendi saputra L 043
12 Zaib saputra L 044
13 Andre pratama daulay L 045
14 Rijoni ardiansyah L 046
15 Ade wira Samuel L 047
16 Ade fathul rasyid L 048
17 Billy dwi putra L 049
18 Daffa praduta L 050
19 Marzella zuita P 051
20 Tia renata P 052
21 Melisa saputriana P 053
22 Sintia dwi putrid P 054
23 Angga alfifari L 055
24 Diny marsandi P 056
25 Morga alal huda L 057
26 Sindyrah manias P 058

Tabel 4.3

(Sumber Dokumentasi bagian TU)


6. sarana dan prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk mencapai tujuan,


alat memperlancar kegiatan atau proses belajar atau alat-alat maupun fasilitas
yang digunakan untuk menunjang tercapainya pendidikan. Sarana meerupakan
tempat berlangsungnya pembelajaran, saran dapat membantu proses
pembelajaran agar berjalan deengan baik dan juga memberikan motivasi kepada
siswa untuk belajar.

Berdasarkan pengamatan penelitian di Taman Kanak-kanak Rizani Putra


kabupaten muaro jambi memiliki 3 ruangan. Adapun sarana dapat menunjang
berlangsung proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak Rizani Putra.

No Sarana
Jumlah Baik kurang

1 Ruang kepala 1 1 0

2 Ruang guru 0 0 0

3 Ruang belajar 2 2 0

4 Meja guru 2 2 0

5 Meja belajar siswa 40 37 3

6 Kursi guru 2 2 0

7 Kursi siswa 40 0 0
8 Papan tulis 2 0 0

9 Ayunan 1 0 0

10 Jungkat jungkit 1 0 0

11 Perosotan 1 0 0

12 Buku bacaan/panduan 20 20 0
guru
13 Kamar mandi/WC guru 1 1 0

14 Kamar mandi/WC 1 1 0
murid
(Sumber: Dokumentasi Bagian TU Taman Kanak-kanak Rizani Putra)

Tabel 4.4

Tabel 4.5 Ruangan/Bangunan Fisik Taman Kanak-kanak Rizani Putra


Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi

No Ruangan Bantuan Jumlah

APBN APBD DLL


1 Ruangan belajar
teori

2 Ruangan kepsek

3 Ruangan guru
4 Ruangan
TU/kantor

(Sumber Dokumentasi Bagian TU).

Berdasarkan tabel diatas dapat dketahui bahwa jumlah sarana dan


prasarana yang dimilki oleh Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah
Kabupaten Muaro Jambi masih kurang memadai. Tanpa sarana dan prasarana
yang lengkap maka tujuan pendidikan yang hendak di inginkan tidak akan
terlaksana dengan baik. akan tetapi Taman Kanak-kanak Rizani Putra
Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi masih berusaha untuk melengkapi
sarana dan prasarana menjadi lebih baik dan nyaman, aman dan dalam
pembelajaran terlaksana dengan baik.

Tabel 4.6 Dana Bantuan Alat Bermain Edukatif Taman Kanak-kanak


Rizani Putra

NO URAIAN VOLUME SATUAN JUMLAH(Rp)


(Rp)
1 Pengadaan alat bermain
dalam ruangan (60 %)
a.Mencocok 2 Set
b. Papan alur 4 Set
c.Sliding kar 4set
d.Puzzel buah 5 set
e.Puzzel hewan 5 set
f.Papan panel 1 set
g.Balok bangunan 2 set
h.Lempar gelang 4 set
i.Bola tangan kemarga 1 set
j.Topeng wajah 4 set
k.Lemari penyimpanan 1 set
APE
Jumlah
II Pengadaan APE Luar
ruangan (40%)
a.Ayunan x gorong- 1 paket
gorong 1 peket
b.Tangga majemuk x 1
Jumlah
Jumlah total I+II

(Sumber: Dokumentasi bagian TU)

B. Temuan Khusus
Berdasarkan penelitian secara umum terkait dengan problematika
Guru PAUD Di Taman kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah
Kabupaten Muaro Jambi telah berjalan dengan baik dan dirasakan
manfaatnya oleh Guru dan Siswa.
1. Apa saja problematika Guru PAUD
Penelitian dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Rizani Putra
Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi peneliti melakukan penelitian
tentang Problematika Guru PAUD di Taman Kanak-kanak Rizani
Putra Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi. Selama melakukan
penelitian kepada kepala sekolah dan guru-guru yang mengajar di
Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah Kabupaten Muaro
Jambi, penelitia melakukan penelitian melalui observasi dan
wawancara kepada responden.
Mengenai problematika Guru PAUD Indonesia dari hasil analisa
terhadap kebijakan dan fakta yang terjadi dilapangan.
a. Tenaga pengajar
Tenaga pengajar (Guru) merupakan komponen kunci
keberhasilan pendidikan, karena tenaga pengajarlah yang langsung
berhadapan dengan peserta didik, sehingga diperlukan tenaga
pendidikan yang professional yang benar-benar memahami bagaimana
cara mengajar anak usia dini, bukan hanya sebagai ajang coba-coba
dalam menangani anak usia dini. Peneliti melakukan wawancara yang
dilakukan dengan kepala Taman Kanak-Kanak Rizani Putra Mendalo
Indah Kabupaten Muaro Jambi Ibu Siti hajar berikut hasil
wawancaranya:
“guru pengajar di taman kanak-kanak rizani putra ini sebetulnya
kurang, baik dari segi jumlahnya maupun dari segi kualitasnya. Untuk
mengisi jam pelajaran di 3 kelas ssetiap hari bergantian karena guru
ada yang memilki tugas ditempat (sekolah) lain. Oleh karena itu, untuk
mengisi kekosongan guru, saya kadang harus mengajar 2 kelas
sekaligus". ( wawancara kepala sekolah,22,23, april 2019).

b. Lembaga PAUD

Kesadaran masyarakat akan pentingnya PAUD semakin


meningkat, hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya berdiri
lembaga PAUD baik diperdesaan maupun diperkotaan. Peningkatan
jumlah lembaga PAUD tidak diimbangi dengan ketersediaan fasilitas
dan jumlah lulusan SI PG-PAUD sehinggga lembaga PAUD
menggunakan untuk menyelenggarakan PAUD.
Sehubungan dengan hal ini peneliti juga melakukan wawancara
kepada Nur‟aini selaku Guru kelas Taman Kanak-kanak Rizani Putra
Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi sebagai objek penelitian:
“ terkait guru yang kurang, kami tidak dapat berbuat banyak karena
peminat menjadi guru di taman kanak-kanak rizani putra mungkin saja
kurang karena kemampuan pengelola untuk insentif yang memadai
belum terlaksana. Jadi guru yang bertahan adalah guru belum punya
pekerjaaan lain dan guru yang sudah terakreditasi dengan mendapat
tunjangan sertifikat dari pemerintah”.(wawancara kepala sekolah ibu
siti hajar)
kita menggunakan tenaga pengajar seadanya, Guru PAUD yang
kita ambil dari lulusan SMA, atau SI yang tidak sesuai dengan
bidangnya masing-masing, dan juga fasilitas, sarana dan prasarana
yang sangat minim
Kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas guru sudah banyak
dilakukan diantaranya dengan pelatihan dan workshop baik yang
diselenggarakan ditingkat regional maupun nasional yang diselenggarakan
oleh dinas pendidikan dan kementerian agama serta perguruan tinggi yang
mempunyai program studi pendidikan Guru PAUD, walaupun masih dirasa
kurang memadai dengan jumlah Guru PAUD yang ada.

2. Upaya apa saja dalam mengatasi problematika

Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang


studi yang sesuai dengan kemampuannya, tetapi juga menjadi pendidik. Tugas
utama seorang guru adalah membelajarkan siswa, ini berarti bahwa bila guru
bertindak mengajar, maka diharapkan anak mampu belajar. Namun
adakalanya didalam kegiatan belajar mengajar dilembaga PAUD sering di
temukannya masalah-masalah tersebut. Masalah-masalah tersebut dipengaruhi
oleh faktor internal ( yang berasal dari dalam diri sendiri ) dan juga faktor
eksternal ( yang berasal dari luar ).

Masalah-masalah yang dialami oleh anak apa bila tidak segera diatasi
tentunya akan menghambat proses belajar anak dan akan berdampak pada
pencapaian tujuan dari belajar tersebut. Anak akan berhasil dalam proses
apabila anak itu tidak mempunyai masalah yang dapat memperangaruh proses
belajarnya. Jika terdapat anak yang mempunyai masalah dan permasalahan
anak tersebut tidak segera ditemukan solusinya.

Tujuan pendidikan yang hendak dicapai pemerintah Indonesia adalah


mencerdaskan kehidupan bangsa, keberhasilan pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Menyediakan tempat untuk belajar yaitu sekolah, untuk itu, sebagai seorang
guru atau pun pendidik kita harus mengetahui kondisi anak agar tercapai
proses pembelajaran yang baik dan kondusif.
Adapun upaya dalam mengatasi problematika Guru PAUD yaitu sebagai
berikut:

a. Guru yang belum memiliki kualifikasi akademik SI/D IV cukup besar


yaitu sebanyak 63,1 %

masalah yang ini kebanyakan berada dilingkup sekolah dasar,


kemarin pemerintah mewajibkan semua guru disemua jenjang pendidikan
harus memiliki kualifikasi akademik SI. dan sampai saat ini memang
masih banyak sekali guru SD yang belum berijazah SI dan begitu pula
dengan guru TK/PAUD.

Solusi untuk masalah ini yaitu pemerintah harus benar-benar


mendorong serta memotivasi guru-guru yang belum SI untuk melanjutkan
kuliah lagi seperti pemberian beasiswa bagi guru yang melakukan study
lanjut dan harus memberikan sanski yang tegas bagi guru-guru yang sulit
diatur seperti pemberentian pemberian tunjangan sampai pemberentian
tugas kalau suah benar-benar keterlaluan.
b. banyak guru berkompetensi rendah

Masalah ini yang menurut ibu siti hajar selaku kepala sekolah
benar-benar subtansial, yaitu bagaimana kualitas pendidikan bisa baik
kalau gurunya saja berkompetensi rendah. Padahal guru memegang
peranan yang pokok dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

“solusi untuk permasalahan ini, pemerintah membuat program


pendidikan dan pelatihan profesi Guru serta kompetensi Guru untuk
mengatasi permasalahn kualitas Guru.

Adapun upaya yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengatasi


masalah dalam proses pembelajaran yaitu:

a. melakukan pendekatan terhadap anak


b. pencarian data tentang masalah yaitu dengan berkomunikasi dengan
orang tua dan wali kelas
c. melakukan konsultasi secara pribadi dengan adanya upaya mengurangi
masalah-masalah yang ada.

3. bagaimana proses pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses kegaiatan belajar mengajar yang juga


berperan dalam menentukan keberhasilan belajar anak. dari proses
pembelajaran akan terjadi sebuah kegiatan timbale balik antara guru dengan
anak menuju tujuan yang lebih baik. proses pembelajaran adalah proses yang
didalam terdapat kegiatan interaksi antara guru dan anak. Dalam proses
pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak
terpisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling
menunjang agar hasil belajar dapat secara optimal.

Pada saat melakukan observasi dalam proses belajar mengajar saya


melaksanakan observasi dari pagi hari sampai pembelajaran selesai atau
sampai waktu pulang, pada pagi hari anak-anak mulai memasuki pintu
sekolah, anak-anak silih berganti berdatangan yang mana anak diantar oleh
orang tua nya, terlihat guru disini tidak menyambut anak di depan gerbang,
yang mana seharusnya dilakukan oleh seorang guru, demi membina nilai
agama dan moral anak-anak, ketika datang anak-anak dibiasakan untuk
memberi salam kepada orang yang lebih tua. Setelah anak-anak datang, anak-
anak dipersilahkan masu kekelas masing-masing untuk mengaji atau membaca
juz amma didampingan oleh guru-guru yang bertugas mengajar dikelas
tersebut.

Bagaimana menurut ibu Nur‟aini proses pembelajaran yang pernah


diajarkan kepada anak.

“ Proses belajar mengajar inilah yang membedakan taman kanak-


kanak rizani putra dengan RA/PAUD lainnya kami selalu
mengutamakan program agama untuk bekal anak-anak menuju
pendidikan selanjutnya, selain orangtua syang berperan penting
dalam pendidikan agama anaknya, juga lingkungan sekolah yang
mendorong kegiatan tersebut” (wawancara ibu dwi, rabu, jum‟at
1, 2,3 Mei 2019).

Juga ditambahkan oleh ibu nur‟aini selaku guru sebagai berikut:

“Program agaa inilah yang menjadi minat bagi orang tua untuk
memasukin anak-anak nya ke Taman kanak-kanak Rizani Putra ini,
selain anak mendapatkan ilmu pengetahuan juga mendapatkan ilmu
agama, yang seharusnya sudah ditanamkan sejak dini”.

Berdasarkan hasil observasi peniliti dilapangan dapat disimpulkan


bahwa proses pembelajaran adalah segala upaya bersama antara guru untuk
mengelolah informasi, dengan harapan pengetahuan yang diberikan
bermanfaat menjadi landasan belajar yang berkelanjutan, serta diharapkan
adanya perubahan-perubahan yang lebih baik untuk mencapai suatu
peningkatan yang positif yag ditandai dengan perubahan tingkah laku individu
demi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efesien.
a. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen


pembelajaran yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam kegiatan
belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

“ Materi pembelajaran atau sering disebut materi pokok adalah


pokok-pokok materi pembelajaran yang harus dipelajar sebagai
sarana pencapaian kompetensi dasar dan yang akan di nilai dengan
menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan
indicator ketercapaian kompetensi” (wawancara, 6,7 Mei 2019).
Menurut saya mengatakan “ materi pembelajaran merupakan suatu
yang disajikan guru untuk diolah dan kemudian dipahami oleh anak,
dalam pencapaian tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan”

Berdasarkan wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa materi


pembelajaran merupakan isi yang akan diberikan kepaa anak pada proses
pembelajaran yang akan mengarahkan anak kepada tujuan yang akan
dicapai dalam pembelajaran.

b. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan komponen yang diperlukan oleh


guru setelah menentukan materi pembelajaran. berbagai macam metode
dapat digunakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan pembelajaran
itu. Oleh karena itu dalam proses kegiatan bermusik di pembelajaran
music, metode sangat dibutuhkan untuk mempermudah pelaksanaan
kegiatan untuk mencapai apa yang menjadi tujuan pembelajaran musik.
sebelum metode itu diaplikasikan, terlebih dahulu harus dipahami arti dari
metode itu sendiri. Definisi tentang metode sangat bermacam-macam
namun pada dasarnya memiliki makna yang sama, diantaranya definisi
metode yang dikemukakan adalah cara yang digunakan pada saat
berlangsungnya pengajaran dengan mengatur sebaik-baiknya materi yang
disampaikan agar memperoleh pembelajaran yang terencana untuk
mencapai tujuan. Pendapat lain mengungkapkan metode adalah ”cara yang
didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan, makin tepat
metodenya diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut.

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan


oleh pendidik dalam berlangsungnya hubungan interaksi antara guru
dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran, akan mempengaruhi
serta hasil pembelajaran.
“ Metode pembelajaran musik adalah cara yang ditempuh untuk
mencapai suatu pembelajaran musik secara bertahap menurut
tingkat urutan yang logis. Metode pembelajaran musik ini
didasarkan atas tahapan tingkat urutan kegiatan belajar musik.
Urutan kegiatan musik harus mungkin tahapan syarat tingkat
materi pembelajaran musik. Metode yang digunakan seorang guru
musik akan sangat tergantung pada pandangan tentang sifat dan
hakikat musik itu sendiri, sifat dan hakikat belajar, serta sifat dan
hak pembelajaran musik”

c. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran sebenarannya adalah untuk memperoleh


pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan intelektual
dan rangsangan keingintahuan serta memotivasi kemampuan mereka.
Tujuan pembelajaran dibagi menjadi tiga katagori yaitu: kognitif
(kemampuan intelektual), efektif (perkembangan moral). Dan
psikomotorik (keterampilan). Hal ini diperkuat oleh pendapat Blomm yang
membagi tiga katagori dalam tujuan pembelajaran yaitu: kognitif, afektif,
dan psikomotorik.

Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individu mengenal


dunia sekitar yang meliputi perkembangan intelektual. Tujuan afektif
mengenai perkemabangan sikap, perasaan, nilai-nilai yang disebut juga
perkembangan moral.sedangkan tujuan psikomotorik adalah menyangkut
perkembangan keterampilan yang mengandung unsur-unsur motorik
sehingga anak mengalami perkembangan yang maju dan positif.

Tujuan pembelajaran di dalamnya terdapat tingkah laku dan


kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki anak setelah menyelesaikan
kegiatan belajar dalam proses pengajaran. Oleh karena itu, tujuan
pembelajaran yang dibuat oleh guru haruslah bermanfaat bagi anak dan
sesuai dengan karakteristik dapat tercapai secara optimal.

Berdasarkan hasil observasi dilapangan, maka dapat disimpulkan


bahwa tujuan pembelajaran adalah sebagai upaya membekali diri anak
dengan kemampuan-kemampuan yang bersifat pengalaman, pemahaman
moral dan keterampilan sehingga mengalami perkembangan positif.

d. Komponen-komponen pembelajaran

Proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar apabila tidak


didukung dengan komponen-komponen dalam pembelajaran, karena
antara proses pembelajaran dengan komponen pembelajaran saling
berkaitan dan membutuhkan. Komponen dalam pembelajaran sangat
penting keberadaannya karena dengan pembelajaran diharapkan perilaku
anak akan berubah kearah yang positif dan diharapkan dengan adanya
proses belajar mengajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri
anak.

keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran merupakan indikator


pelaksanaan kurikulum yang telah dibuat oleh lembaga bimbingan belajar,
sehinggga dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk menciptakan
suasana belajar yang kondusif sehingga memungkinkan dan mendorong
anak untuk mengembangkan segala kreatifitasnya engan bantuan guru.
Peranan guru disini sangatlah penting, yaitu guru harus menyiapkan
materi dan metode pembelajaran, serta guru juga harus mengetahui dan
memahami keadaan anak untuk kelancaran pembelajaran.

Adapun komponen yang mempengaruhi berjalannya suatu proses


pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar terdapat beberapa
komponen pembelajaran yang saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya yaitu: guru, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, evaluasi pembelajaran. beberapa komponen pembelajaran
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Guru

Guru merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh


pada proses pembelajaran, karena guru memegang peranan yang
sangat penting antara lain menyiapkan materi, menyampaikan meteri,
serta mengatur semua kegiatan belajar mengajar dalam proses
pembelajaran. dalam proses pembelajaran, peran seorang guru
diperlukan untuk memberikan pembelajaran dan mengatur serta
membentuk anak yang berpotensi. Menurut Ibu Siti Hajar dan
diungkapkan bahwa guru adalah “ komponen manusiawi dalam proses
belajar mengajar yang ikut sertakan dalam usaha pembentukan suasana
proses belajar belajar yang menyenangkan bagi anak usia dini.

Pendapat hampir serupa juga disebutkan oleh Ibu Dwi


menyatakan bahwa dalam suatu proses belajar mengajar, anak
memerlukan sosok guru sebagai suatu sumber bahan dalam
menyampaikan materi serta sejumlah ilmu pengetahuan serta tumbuh
kembangnya pendidikan anak usia dini.

Dari hasil observasi peneliti dilapangan, dapat disimpulkan


bahwa guru merupakan salah satu komponen yang sangat berperanan
penting dalam proses pembelajaran, karena guru memegang peranan
yang sangat berpengaruh antara lain menyiapkan materi,
menyampaikan materi, serta bertanggung jawab dan mengatur semua
kegiatan belajar mengajar dalam proses pembelajaran.

2. Anak

Komponen lain juga berpengaruh terhadap jalannya suatu


kegiatan belajar mengajar adalah anak atau biasa juga disebut dengan
peserta didik. Anak sebagai individu adalah orang yang tidak
bergantung pada orang lain dalam arti bebas menentukan sendiri dan
tidak dipaksa dari luar, maka daripada itu dalam pendidikan anak harus
kehadiran sebagai pribadi yang unik dan individual. Setiap anak
memilki karakteristik individual yang khas dan terus berkembang
meliputi perkembangan emosional, moral, intelektual dan sosial.
Perkembangan ini berpengaruh terhadap kemampuan anak sebagai
subjek pendidikan.

Dari hasil observasi peneliti dilapangan, dapat disimpulan bahwa


anak adalah peserta didik dengan pribadi unik yang menjadi subjek
pendidikan. Keunikan anak terlihat dari segi perkembangan emosional,
moral, intelektual dan sosial harus diakui dalam proses pendidikan.
Karena itu, anak adalah subjek aktif, bukan objek pendidikan.

e. Evaluasi pembelajaran

Komponen yang terakhir pada bagian proses pembelajaran adalah


evaluasi. Evaluasi menurut pendapat ibu Nur‟Aini mengatakan:

“Evaluasi merupakan bahan untuk mengukur tercapainya proses


interaksi, dengan mengadakan evaluasi dapat mengontrol hasil belajar
anak dan mengontrol ketepatan suatu metode yang digunakan oleh
guru sehingga pencapaian tujuan pembelajaran dapat dioptimalkan”
(wawancara, 20,22 Mei 2019).

Pendapat yang hampir sama juga dengan pendapat yang dikemukan


oleh ibu Dwi bahwa evaluasi bertujuan untuk mleihat atau mengatur
belajar anak dalam hal penguasaan materi yang telah dipelajari sesuai
dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Dari hasil observasi peneliti dilapangan maka dapat disimpulkan


bahwa maksud dan tujuan evaluasi pembelajaran adalah suatu kegiatan
penilaian untuk mengukur dan mengetahui pencapai atau tidak tercapainya
tujuan pembelajaran serta ketepatan suatu metode yang digunakan oleh
guru terhadap anak. maka daripada itu, diharapkan evaluasi sangat
berpengaruh pada kemajuan kemampuan anak untuk lebih baik.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu tentang temuan penelitian
penulis terhadap problematika Guru PAUD di Taman Kanak-kanak Rizani
Putra Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Problematika guru PAUD adalah Kebijakan pemerintah dalam
meningkatkan kualitas guru sudah banyak dilakukan diantaranya
dengan pelatihan dan workshop baik yang diselenggarakan ditingkat
regional maupun nasional yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan
dan kementerian agama serta perguruan tinggi yang mempunyai
program studi pendidikan Guru PAUD, walaupun masih dirasa kurang
memadai dengan jumlah Guru PAUD yang ada.
2. Upaya mengatasi problematika yaitu Masalah-masalah yang dialami
oleh anak apa bila tidak segera diatasi tentunya akan menghambat
proses belajar anak dan akan berdampak pada pencapaian tujuan dari
belajar tersebut. Anak akan berhasil dalam proses apabila anak itu
tidak mempunyai masalah yang dapat memperangaruh proses
belajarnya. Jika terdapat anak yang mempunyai masalah dan
permasalahan anak tersebut tidak segera ditemukan solusinya.
3. Bagaimana proses pembelajaran adalah Pembelajaran merupakan
proses kegaiatan belajar mengajar yang juga berperan dalam
menentukan keberhasilan belajar anak. dari proses pembelajaran akan
terjadi sebuah kegiatan timbale balik antara guru dengan anak menuju
tujuan yang lebih baik. proses pembelajaran adalah proses yang
didalam terdapat kegiatan interaksi antara guru dan anak. Dalam
proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang
tidak terpisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin
interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar dapat secara
optimal. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar
mengajar menyangkut kegiatan tenaga pendidik, kegiatan peserta
didik, pola dan proses interaksi tenaga pendidik dan peserta didik dan
sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar dalam kerangka
keterlaksanakan program pendidikan.
B. Kritik dan saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disajikan,
maka selanjutnya peneliti menyampaikan saran-saran yang kiranya dapat
memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait atas penelitian ini.
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk kepala sekolah

Supaya ibu bisa menambahkan sarana dan prasarana untuk


meningkatkan proses belajar mengajar

2. Bagi Guru

Para guru-guru senantiasa meningkatkan profesinya dan


mengefektifkan penggunaan metode mengajar demi tercapainya tujuan
pembelajaran pada anak.

3. Bagi siswa

Anak-anak harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh


materi/pelajaran yang disampaikan oleh ibu guru.
C. Kata Penutup

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahkan


rahmat an hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini dengan Judul Problematika Guru PAUD
Di Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah Kabupaten Muaro
Jambi.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua pembimbing


yang telah membimbing penulis dalam penyempurnakan Skripsi ini.
Segala kritik, saran yang membangun untuk menyempurnakan Skripsi ini.
Penulis harapkan dan pada akhirnya semoga Skripsi ini bermanfaat bagi
penulis khususnya bagi pembaca. Amin.
DAFTAR PUSTAKA

Agung, Iskandar, 2010. Meningkatkan kreativitas pembelajaran bagi


guru, Jakarta:

Ahmad Susanto 2017, Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Bumi Aksara

Bestari buana murni 2014. Mengembangkan profesionalitas guru, upaya


meningatkan kompetensi dan profesionalisme kinerja guru,
Jakarta:Media Pustaka

Helmawati, 2016. Pendidikan Sebagai Model. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Hamzah B.Uno, Nina Lamatenggo 2018, Tugas Guru dalam Pembelajaran,


Jakarta: Bumi Aksara

Idris, 2014. Menjadi pendidik yang menyenangkan: Jakarta timur

Maulida ulfah, 2013. Konsep Dasar Paud. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Martinis Yamin, 2013. Professional guru dan implementasi: Jakarta

Pontoh, Widya P. 2013, Peranan Komunikasi Interpersonal Guru Dalam


Meningkatkan Pengetahuan Anak,, Jurnal “ Acta Diurna, Volume
1. Nomor 1.

Rica, P Lia & Priyanto, Dian Eka, 2017. Manajemen Pendidikan Karakter
AUD, Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Volume 2,
No.1
Syaiful Bahri Djamarah. 2014. Guru dan anak didik dalam interaktif
edukatif. Jakarta:

Suyadi, 2013. Konsep Dasar Paud. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana. 1998. Cara belajar siswa aktif dalam proses belajar
mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sugiono, 2014. Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabet


INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA ( IPD)

PENELITIAN KUALITATIF

Judul : Problematika Guru PAUD di Taman Kanak-kanak Rizani Putra


Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi

A. Observasi

Tekhnik pengumpulan data dilakukan menjangkau data-data yang di


mungkinkan untuk di amati secara mendalam dengan tehnik observasi
tersebut, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Pengamatan langsung ke lapangan


2. Pengamatan ke lokasi
3. Mengamati lingkungan sekolah
4. Mengamati suasana proses belajar mengajar
5. Mengamatai situasi dan kondisi hubungan antara guru dan siswa.

B. Wawancara
Wawancara bersama Guru di Taman Kanak-Kanak Rizani Putra
Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi luar kota.
1. Bagaimana sejarah berdirinya Taman Kanak-kanak Rizani Putra
Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi?
2. Bagaimana kondisi sarana prasarana/fasilitas yang ada di sekolah?
3. Bagaimana kondisi dan jumlah tenaga guru sampai saat ini?
4. Bagaimana dukungan masyarakatan terhadap keberadaan sekolah?
5. Bagaimana keadaan siswa setiap tahunnya meningkat atau menurut?
C. DOKUMENTASI
Hal-hal yang di teliti dalam dokumentasi antara lain :
1. Sejarah Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah Kabupaten
Muaro Jambi
2. Visi, Misi dan Tujuan
3. Struktur Organisasi di Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo
Indah Kabupaten Muaro Jambi
4. Jumlah dan keadaan Guru
5. Jumlah Siswa
6. Jumlah dan keadaan sarana dan prasarana Taman Kanak-kanak Rizani
Putra Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi
LEMBAR INSTRUMEN WAWANCARA

PROBLEMATIKA GURU PAUD STUDI KASUS DI TAMAN KANAK-


KANAK RIZANI PUTRA MENDALO INDAH KABUPATEN

MUARO JAMBI

Hari/Tanggal :

Informan : Siti Hajar

Jabatan : Kepala Taman Kanak-kanak Rizani Putra Mendalo Indah


Kabupten Muaro Jambi

NO PERTANYAAN
1. Sebagai Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak Rizani Putra menurut ibu
apa saja upaya dalam mengatasi problematika guru paud?

2. Bagaimana bentuk penilaian yang guru berikan kepada siswa dalam


proses pembelajaran?

3. Menurut ibu apa saja problematika Guru PAUD?

4 Apakah dari pihak orang tua murid sering mengadakan konsultasi


dengan pihak Taman Kanak-kanak Rizani Putra?

5 Meode-meode apa saja yan guru gunakan dalam proses pembelajaran


Di Taman Kanak-kanak Rizani Putra?
6 Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam proses
pembelajaran?
7 Bagaimana sejarah dan latar belakang berdirinya Taman Kanak-kanak
Rizani Putra?

8 Bagaimana kondisi sarana dan prasarana yang disekolah?

9 Bagaimana dukungan masyarakat terhadap keadaan dilingkungan


sekolah?
LEMBAR INSTRUMEN WAWANCARA

PROBLEMATIKA GURU PAUD STUDI KASUS DI TAMAN KANAK-


KANAK RIZANI PUTRA MENDALO INDAH KABUPATEN

MUARO JAMBI

Hari/Tanggal :

Informan : Nur‟aini

Jabatan : Guru Kelas A Taman Kanak-kanak Rizani Putra

NO PERTANYAAN
1 Apa saja Problematika Guru PAUD?

2 Upaya apa saja yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi


problematika Guru PAUD?

3 Sudah berapa lama proses pembelajaran Di Taman Kanak-kanak


Rizani Putra dilaksanakan?

4 Bagaimana sistem pembelajaran dan metode apa yang digunakan


oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran?
5 Apakah selama ibu mengajar diTaman Kanak-kanak Rizani Putra
mendapat kesulitan dalam proses pembelajaran?

6 Berapa kali proses pembelajaran dilaksanakan?


LEMBAR INSTRUMEN WAWANCARA

PROBLEMATIKA GURU PAUD STUDI KASUS DI TAMAN KANAK-


KANAK RIZANI PUTRA MENDALO INDAH KABUPATEN

MUARO JAMBI

Hari/Tanggal :

Informan : Nila Dwi Putri

Jabatan : Guru Kelas B Taman Kanak-kanak Rizani Putra

NO PERTANYAAN
1 Apa saja Problematika Guru PAUD?

2 Upaya apa saja yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi


problematika Guru PAUD?

3 Sudah berapa lama proses pembelajaran Di Taman Kanak-kanak


Rizani Putra dilaksanakan?

4 Bagaimana sistem pembelajaran dan metode apa yang digunakan


oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran?
5 Apakah selama ibu mengajar di Taman Kanak-kanak Rizani Putra
mendapat kesulitan dalam proses pembelajaran?

6 Berapa kali proses pembelajaran dilaksanakan?

7 Bagaimana tanggapan ibu dalam mengatasi Problematika Guru


PAUD?
LAMPIRAN

Lokasi sekolah Taman Kanak-kanak Rizani Putra

Wawancara dengan kepala sekolah


Guru menyampaikan proses pembelajaran.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CIRRICULUM VITAE)

Nama : DESWITA
JenisKelamin : Perempuan
Tempat/TglLahir : Pulau Panjang /02 Desember
1996
Nama Ayah : Zulbaidi
NamaIbu : Endriana
AnakKe : Anak ke-2 dari 3 bersaudara
Alamat : Teluk Keloyang, Desa Pulau
Panjang,Kab.Tebo, Kec.Tebo
Ulu.
Pekerjaan : Mahasiswa UIN STS Jambi
Alamat E-Mail : Desielpira02@gmail.com

No Kontak : 082348108217
PendidikanFormal :
1. SDN 65/VIII Pulau Panjang Tamat : Tahun 2009
2. MTs.N Pulau Temiang Tamat : Tahun 2012
3. MAN Pulau Temiang Tamat : Tahun 2015
PengalamanOrganisasi : 1. Anggota Osis Tahun 2011/2012.
2. HimpunanMahasiswaJurusan
(HMJ)PIAUD Tahun 2016/2017.

Motto Hidup : Barang siapa bersungguh-sungguh pasti akan


berhasil.

Anda mungkin juga menyukai