Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA REPUBLIK


INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan


Kewarganegaraan yang diampu oleh :

Dr.H. Muzakkir,M.pd.i.

Kelompok 1 :

1. Indriani Muslima Jufri (105401112620)


2. Fauziah Jalil (105401111920)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Bismlillahirrohmanirrohim

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dan dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara Republik Indonesia”
dengan sebaik-baiknya.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu nilai tugas kelompok yang di tugaskan
oleh Bapak selaku dosen matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam penyusunan makalah
ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu, sehingga
makalah ini dapat tersusun, baik secara materil maupun moril.

Penulis menyadari dengan penuh kerendahan hati, bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis memohon maaf bila ada kata-kata yang kurang pantas
dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR ISI

oleh L Ariestino · 2017


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap warga Negara
Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila sebagai dasar
Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain
pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara disertai sanksi-sanksi hukum. Sedangkan pengamalan
Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-hari tidak disertai
sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya setiap manusia Indonesia terikat dengan
cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang
tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang barlaku di Indonesia.Jadi, jelaslah bagi kita bahwa
mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat
imperatif memaksa. Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan hidup
dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat.

Negara Indonesia adalah negara hukum yang menganut sistem demokrasi, yang artinya pemegang
kekuasaan atau kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat namun tetapdalam koridor hukum.Hal ini
tertuang pada pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang
menyatakan bahwa “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar”. Dalam pasal ini kita dapat melihat bahwa demokrasi itu sendiri dapat diartikan sebagai
pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat dalam tertib perundang - undangan.Oleh karena itu, dalam
Negara demokrasi seperti Indonesia menghendaki atau menuntut pertanggung jawaban dari yang
memerintah.Sehingga dalam pelaksanaannya, pemerintah yang berjalan secara demokratis tidak boleh
melanggar hak-hak asasi perorangan atau kelompok atau melainkan harus melindungi hak asasi
tersebut.
Setiap warga Negara Indonesia mempunyai kebebasan untuk menyampaikan usulan dan aspirasinya
yang bertujuan untuk membangun dan memajukan bangsa dan negara.Hal ini dapat ditemukan dalam
Pasal 28 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.“Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran 2 dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undangundang”. Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, kemerdekaan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat merupakan hak asasi manusia
yang harus dilaksanakan untuk memperkuat semangat kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang demokratis.Hak untuk berserikat dan berkumpul ini kemudian diwujudkan dalam
pembentukan Partai Politik sebagai salah satu pilar demokrasi dalam sistem politik Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pancasila

1. Pengertian Pancasila

Pancasila secara etimologis berasal dari bahasa Sansakerta, “Panca” yang artinya adalah lima,
dan “Syla” yang berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila juga merupakan buah pikiran,
musyawarah, dan mufakat yang dilakukan para tokoh penting pada masa perjuangan kemerdekaan.
Dalam pancasila, ada lima sila atau pedoman yang perlu diketahui.

Sekalipun terjadi perubahan isi dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa
tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati bersama
sebagai hari lahirnya Pancasila.

Berikut adalah lima sila Pancasila yang tercantum pada alinea ke-4 dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945:

1) Ketuhanan yang Maha Esa

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab

3) Persatuan Indonesia

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Fungsi dan kedudukan Pancasila

Berikut ini adalah beberapa fungsi dan kedudukan Pancasila bagi negara kesatuan Republik Indonesia.[5]

Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia: sebagai nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat bangsa
Indonesia melalui penjabaran instrumental sebagai acuan hidup yang merupakan cita-cita yang ingin
dicapai serta sesuai dengan napas jiwa bangsa Indonesia dan karena Pancasila lahir bersama dengan
lahirnya bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia: merupakan bentuk peran dalam menunjukan adanya
kepribadian bangsa Indonesia yang dapat di bedakan dengan bangsa lain, yaitu sikap mental, tingkah
laku, dan amal perbuatan bangsa Indonesia

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia: merupakan kristalisasi pengalaman hidup dalam
sejarah bangsa Indonesia yang telah membentuk sikap, watak, perilaku, tata nilai norma, dan etika yang
telah melahirkan pandangan hidup.

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia: untuk mengatur tatanan kehidupan bangsa Indonesia dan
negara Indonesia, yang mengatur semua pelaksanaan sistem ketatanegaraan Indonesia sesuai Pancasila.

Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum bagi negara Republik Indonesia:[6] sebagai segala
sumber hukum di negara Indonesia karena segala kehidupan negara Indonesia berdasarkan Pancasila,
itu juga harus berlandaskan hukum. Semua tindakan kekuasaan dalam masyarakat harus berlandaskan
hukum.

Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu mendirikan negara: karena pada waktu
mendirikan negara Pancasila adalah perjanjian luhur yang disepakati oleh para pendiri negara untuk
dilaksanakan, pelihara, dan dilestarikan.

Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia: karena dalam Pancasila, mengandung cita-cita
dan tujuan negara Indonesia adalah menjadikan Pancasila sebagai patokan atau landasan pemersatu
bangsa.

Pada tanggal 1 Maret 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, yang
diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat. Dalam pidato
pembukaannya, dr. Radjiman antara lain mengajukan pertanyaan kepada anggota-anggota Sidang, "Apa
dasar Negara Indonesia yang akan kita bentuk ini?"[1]

Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan pribadi
yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu:

Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945. Yamin merumuskan lima
dasar sebagai berikut:

Perikebangsaan

Perikemanusiaan

Periketuhanan

Perikerakyatan
Kesejahteraan rakyat

Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan
hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia. Mohammad Hatta dalam memoarnya
meragukan pidato Yamin tersebut.[2]

Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato spontannya yang
kemudian dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila".[3] Soekarno mengemukakan dasar-dasar sebagai
berikut: Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme, Kemanusiaan atau internasionalisme, Mufakat atau
Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan yang berkebudayaan.

Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:

“Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan,


lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang
teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar
itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi”

Sebelum sidang pertama itu berakhir, dibentuk suatu Panitia Kecil untuk merumuskan kembali Pancasila
sebagai dasar Negara berdasarkan pidato yang diucapkan Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Kemudian
menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk memproklamasikan Indonesia Merdeka. Dari Panitia Kecil
itu dipilih 9 orang yang dikenal dengan Panitia Sembilan, untuk menyelenggarakan tugas itu. Rencana
mereka itu disetujui pada tanggal 22 Juni 1945 yang kemudian diberi nama Piagam Jakarta.

Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen
penetapannya ialah:

 Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni 1945

 Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 - tanggal 18 Agustus 1945

 Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27 Desember 1949

 Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15 Agustus 1950

 Rumusan Kelima: Rumusan Pertama menjiwai Rumusan Kedua dan merupakan suatu rangkaian
kesatuan dengan Konstitusi (merujuk Dekret Presiden 5 Juli 1959)

Presiden Joko Widodo pada tanggal 1 Juni 2016 telah menandatangani Keputusan Presiden (Keppres)
Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila sekaligus menetapkannya sebagai hari libur nasional
yang berlaku mulai tahun 2017.[4]

Hari Kesaktian Pancasila


Artikel utama: Hari Kesaktian Pancasila

Pada tanggal 30 September 1965, terjadi insiden yang dinamakan Gerakan 30 September (G30S). Insiden
ini sendiri masih menjadi perdebatan di tengah lingkungan akademisi mengenai siapa penggiatnya dan
apa motif di belakangnya. Akan tetapi, otoritas militer dan kelompok keagamaan terbesar saat itu
menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan usaha PKI mengubah unsur Pancasila menjadi
ideologi komunis, untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia, dan membenarkan peristiwa
Pembantaian di Indonesia 1965–1966.

Pada hari itu, enam jenderal dan satu kapten serta berberapa orang lainnya dibunuh oleh oknum-oknum
yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta. Gejolak yang timbul akibat G30S sendiri pada
akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia. Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan
30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan
sebagai Hari Kesaktian Pancasila. UU

Pengertian Ideologi

Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan, pengertian.Kata kerja Yunani oida =
mengetahui, melihat dengan budi. Kata “logi” yang berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya
pengetahuan. Jadi Ideologimempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan
tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian
sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan cita-cita.Dalam perkembangannya terdapat
pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan
oleh Destutt de Tracyseorang Perancis pada tahun 1796.

Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu program yang diharapkan dapat membawa
perubahan institusionaldalam masyarakat Perancis.

Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandanganhidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan
golongan atau kelas sosialtertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi.

Gunawan Setiardjo mengemukakan bahwa ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia
danseluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.

Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua pengertian Ideologi yaitu Ideologi secara fungsional
danIdeologi secara struktural.

Ideologi secara fungsional diartikan seperangkatgagasan tentang kebaikan bersama atau tentang
masyarakat dan negara yangdianggap paling baik. Ideologi secara fungsional ini digolongkan menjadi
duatipe, yaitu Ideologi yang doktriner dan Ideologi yang pragmatis. Ideologi yangdoktriner bilamana
ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi itudirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya
diawasi secara ketat olehaparat partai atau aparat pemerintah. Sebagai contohnya adalah
komunisme.Sedangkan Ideologi yang pragmatis, apabila ajaran-ajaran yang terkandung didalam Ideologi
tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci

Ideologi berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari 2 kata, idea dan logos. Idea berarti ide, gagasan,
buah pikir, atau konsep. Sedangkan logos berarti hasil pemikiran. Jadi berdasarkan bahasa, ideologi
adalah ilmu yang mencakup ilmu kajian asal mula, juga hakikat buah pikir atau gagasan.

Ideologi juga disebut a system of ideas yang akan mengatur seluruh hasil pemikiran tentang kehidupan,
lalu melengkapinya dengan berbagai sarana juga kebijakan serta strategi, dimana tujuan yang ingin
dicapai disesuaikan dengan kenyataan nilai-nilai yang ada dalam filsafat yang menjadi sumbernya.

Berarti dapat disimpulkan bahwa ideologi merupakan hasil pemikiran yang isinya mencakup nilai-nilai
tertentu demi mencapai sebuah tujuan tertentu yang ingin dicapai. Ideologi disebut juga sebagai
identitas dari sebuah negara. Karena ideologi sebenarnya memiliki fungsi yang sangat penting untuk
sebuah negara, dimana ideologi digunakan sebagai sebuah hal yang memperkuat identitas sebuah
masyarakat negara.

Notonegoro sebagaimana dikutip oleh Kaelan mengemukakan, bahwaIdeologi negara dalam arti cita-cita
negara atau cita-cita yang menjadi dasar bagisuatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa
yang bersangkutan padahakikatnya merupakan asas kerokhanian yang antara lain memiliki ciri:

1) Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dankenegaraan;

2) Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman hidup, pegangan hidup yang
dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikankepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan
dipertahankan dengankesediaan berkorban.

Pengertian Dasar Negara

Dasar Negara adalah landasan kehidupan bernegara. Setiap negara harus mempunyai landasan dalam
melaksanakan kehidupan bernegaranya. Dasar negara bagi suatu negara merupakan suatu dasar untuk
mengatur penyelenggaraan negara.Dasar negara bagi suatu negara merupakan sesuatu yang amat
penting. Negara tanpa dasar negara berarti negara tersebut tidak memiliki pedoman
dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, maka akibatnya negara tersebut tidak memiliki arah dan
tujuan yang jelas, sehingga memudahkan munculnya kekacauan. Dasar Negara sebagai pedoman hidup
bernegara mencakup cita-cita negara, tujuan negara, norma bernegara. Nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara menjadikan setiap tingkah laku dan setiap pengambilan keputusan para penyelenggara
negara dan pelaksana pemerintahan harus selalu berpedoman pada Pancasila, dan tetap memelihara
budi pekerti kemanusiaan yang luhur serta memegang teguh cita-cita moral bangsa.
Pancasila sebagai sumber nilai menunjukkan identitas bangsa Indonesia yang memiliki nilai-nilai
kemanusiaan yang luhur, hal ini menandakan bahwa dengan Pancasila bangsa Indonesia menolak segala
bentuk penindasan, penjajahan dari satu bangsa terhadap bangsa yang lain. Bangsa Indonesia menolak
segala bentuk kekerasan dari manusia satu terhadap manusia lainnya, dikarenakan Pancasila sebagai
sumber nilai merupakan cita-cita moral luhur yang meliputi suasanakejiwaan dan watak dari bangsa
Indonesia. 

Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber acuan dalam menyusun etikakehidupan berbangsa bagi seluruh
rakyat Indonesia, maka Pancasila juga sebagai paradigm pembangunan, maksudnya sebagai kerangka
pikir, sumber nilai,orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan
perubahan serta proses dalam suatu bidang tertentu. Pancasila sebagai paradigma pembangunan
mempunyai arti bahwa Pancasila sebagai sumber nilai, sebagaidasar, arah dan tujuan dari proses
pembangunan. Untuk itu segala aspek dalam pembangunan nasional harus mendasarkan pada hakikat
nilai-nilai sila-silaPancasila dengan mewujudkan peningkatan harkat dan martabat manusia
secarakonsisten berdasarkan pada nilai-nilai hakikat kodrat manusia.

.Pancasila mengarahkan pembanguna agar selalu dilaksanakan demikesejahteraan umat manusia


dengan rasa nasionalisme, kebesaran bangsa dankeluhuran bangsa sebagai bagian dari umat manusia di
dunia. Pembangunandisegala bidang selalu mendasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Di bidang Politik
misalnya, Pancasila menjadi landasan bagi pembangunan politik, dan dalam prakteknya menghindarkan
praktek-praktek politik tak bermoral dan tak bermartabat sebagai bangsa yang memiliki cita-cita moral
dan budi pekerti yangluhur. Segala tindakan sewenang- wenang penguasa terhadap rakyat,
penyalahgunaan kekuasaan dan pengambilan kebijaksanaan yang diskriminatif dari penguasa untuk
kepentingan pribadi dan kelompoknya merupakan praktek- praktek politik yang bertentangan dengan
nilai-nilai Pancasila. Demikian jugasikap-sikap saling menghujat, menghalalkan segala cara dengan
mengadu dombarakyat, memfitnah, menghasut dan memprovokasi rakyat untuk melakukantindakan
anarkhis demi kepuasan diri merupakan tindakan dari bangsa yangrendah martabat kemanusiaannya
yang tidak mencerminkan jati diri bangsaIndonesia yang ber-Pancasila.Di bidang Hukum demikian haln

Dalam perumusan Pancasila sebagai ideologi negara merupakan proses yang panjang, berbagai
penafsiran filosofis serta ideologis dilakukan agar mencapai nilai-nilai yang kita kenal hingga sekarang.
Buku berjudul Pancasila oleh Prof. Drs. H. Achmad Fauzi DH.M.A akan membantu Grameds memahami
lebih dalam mengenai Pancasila sebagai ideologi nasional.

Pancasila sendiri memiliki beberapa kedudukan dalam kehidupan bernegara masyarakat Indonesia,
yaitu:

Sebagai jiwa bangsa Indonesia


Sebagai ciri dari pribadi bangsa Indonesia

Sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia

Sebagai dasar negara

Sebagai sumber dari dari segala hukum

Sebagai perjanjian yang luhur ketika negara Indonesia didirikan

Sebagai tujuan atau cita-cita bangsa

Kedudukan ini jelas menyatakan bahwa Pancasila merupakan pedoman bagi masyarakat Indonesia
dalam menjalankan aktivitas kehidupan bernegara. Pancasila adalah petunjuk

dalam kehidupan bernegara bagi masyarakat. Layaknya arah yang tidak pasti dari kapal tanpa kompas,
demikian juga negara akan tanpa arah bila tidak ada Pancasila.

Peran Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Peran Pancasila sebagai ideologi negara memberi bimbingan kepada masyarakat Indonesia dalam
menentukan sikap dan tingkah laku. Nilai-nilai yang terkandung dalam kelima asas Pancasila dijadikan
patokan aturan oleh bangsa ini dalam berbuat di kehidupan bermasyarakat serta bernegara.

Kedudukan nilai-nilai yang terkandung dalam kelima asas Pancasila adalah sebagai aturan tentang
moral, oleh karena itu pelaksanaannya juga harus berdasarkan pada keyakinan dan kesadaran
penggunanya.

Apabila aturan Pancasila sebagai ideologi negara dilanggar, maka hukumannya adalah berupa sanksi
moral dan sosial. Mereka yang melanggar dan tidak berpedoman pada nilai-nilai Pancasila tidak akan
terkena sanksi hukum. Ada baiknya mereka merasa malu dengan segala sikap dan tingkah lakunya yang
melanggar norma Pancasila.

Pancasila sebagai ideologi negara berarti Pancasila dijadikan pedoman oleh masyarakat Indonesia dalam
menjalankan kehidupannya. Nilai-nilai yang terkandung dalam kelima asas Pancasila menjadi landasan
masyarakat dalam bersosialisasi, kehidupan beragama, hak asasi manusia, dan bekerja sama.

Adapun makna Pancasila sebagai ideologi negara adalah sebagai berikut ini:

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dijadikan acuan dalam mencapai cita-cita yang berkaitan
dengan aktivitas kehidupan bernegara.
Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila adalah nilai yang berupa kesepakatan bersama, dan menjadi sarana
pemersatu bangsa.

Pancasila sebagai ideologi negara sekaligus menjadi tujuan atau cita-cita terwujudnya kehidupan
bernegara tertuang dalam ketetapan MPR tentang visi Indonesia di masa depan, yaitu:

Visi ideal, merupakan cita-cita luhur bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam UUD 1945.

Visi antara, merupakan visi bangsa Indonesia hingga tahun 2020.

Visi lima tahunan, seperti yang telah tercantum dalam GBHN.

Mewujudkan Pancasila sebagai cita-cita bangsa Indonesia, berarti sekaligus menciptakan bangsa yang
taat beragama, penuh kemanusiaan, demokratis, penuh persatuan, adil serta sejahtera.

Pancasila dijadikan sebagai dasar negara Indonesia karena sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia sendiri,
demikian menurut Teguh Prasetyo dan Arie Purnomosidi dalam Membangun Hukum Berdasarkan
Pancasila, seperti dikutip dari buku Memahami Pancasila karya Fais Yonas Bo'a dan Sri Handayani RW.

Pancasila sebagai dasar negara mempunyai pengertian sebagaimana dimaksud pada Pembukaan UUD
1945 alinea 4. Dalam buku Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara karya Ronto, Pancasila sebagai
dasar negara juga memiliki sejumlah makna.

Makna Pancasila sebagai dasar negara

1. Sebagai dasar menata negara yang merdeka dan berdaulat

2. Sebagai dasar mengatur penyelenggaraan aparatur negara yang bersih dan berwibawa. Sehingga akan
tercapai tujuan nasional yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4

3. Sebagai dasar, arah, dan petunjuk aktivitas perikehidupan bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-
hari

Apa Fungsi dan Peran Pancasila sebagai Dasar Negara?

Dalam buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Perguruan Tinggi karangan Sarinah dkk.,
Pancasila sebagai dasar negara digunakan untuk mengatur semua tatanan kehidupan bangsa dan negara
Indonesia.
Artinya, segala yang berkaitan dengan penyelenggaraan ketatanegaraan RI harus berlandaskan pada
Pancasila. Selain itu, artinya juga seluruh peraturan yang berlaku di Indonesia harus berlandaskan
Pancasila.

Pancasila sebagai dasar negara juga berarti bahwa Pancasila adalah dasar dalam mengatur pelaksanaan
pemerintahan. Dalam ketetapan MPR No. III/MPR/2000, Pancasila adalah 'sumber hukum dasar
nasional'.

5 fungsi Pancasila sebagai dasar negara

1. Sumber segala sumber hukum atau sumber tertib hukum di Indonesia. Sehingga, Pancasila adalah
asas kerohanian tertib hukum di Indonesia

2. Suasana kebatinan atau geistlichenhinterground dari undang-undang dasar

3. Cita-cita hukum bagi hukum dasar negara

4. Norma-norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan pemerintah maupun
penyelenggara negara lain memegang teguh cita-cita rakyat yang luhur

5. Sumber semangat bagi UUD 1945, penyelenggara negara, serta pelaksana pemerintahan. Melalui
Ketetapan Nomor XVIIV MPR/1998, kedudukan Pancasila sebagai dasar negara RI telah dikembalikan.

Pancasila sebagai dasar negara digunakan untuk mengatur segala tatanan kehidupan banhsa Indonesia
dan mengatur penyelenggaraan negara. Pancasila dijadikan sebagai dasar negara karena memang sesuai
dengan jiwa bangsa Indonesia.

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah ini,
tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau
referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para
pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca
M Ivan Ariful Fathoni Makalah Pancasila Sebagai Ideologi https://id.scribd.com/doc/71637813/Makalah-
Pancasila-Sebagai-Ideologi

Arti dan Makna Pancasila Sebagai Ideologi Negara https://www.gramedia.com/literasi/makna-pancasila-


sebagai-ideologi-negara/

Novia Aisya Mengapa Pancasila Dijadikan Dasar Negara Indonesia? Ini Alasannya
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5720940/mengapa-pancasila-dijadikan-dasar-negara-
indonesia-ini-alasannya

Hddty. 2021. Pancasila. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pancasila

Anda mungkin juga menyukai