Disusun Oleh :
Kelompok 6
Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas
karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya kami bisa menyelesaikan
makalah berjudul “PANCASILA SEBAGAI SISTEM FALSAFAT” dengan baik dan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Nurjaman, M.Pd selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan tugas ini kepada kami serta memberi saran yang sangat
bermanfaat, dengan ini kami bisa mengetahui dan mengerti arti Pancasila sebagai Sistem
Falsafat. Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini dengan baik.
Kami sangat berharap agar makalah ini memberi banyak manfaat bagi para pembaca
sehingga mereka pun bisa mengetahui dan memenuhi isi dari materi ini.
Kami juga sangat mengharapkan masukan, kritikan serta saran dari semua pihak agar
makalah ini bisa menjadi lebih sempurna
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat.................................................................... 3
2.2 Filsafat Pancasila...................................................................... 5
2.3 Hakikat Sila-sila Pancasila....................................................... 6
2.4 Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental.............................` 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Pengertian filsafat secara material maka dipandang perlu untuk membahas terlebih
dahulu makna dan arti istilah “filsafat”. Pada umumnya para filsuf maupun para ahli
filsafat mempunyai tinjauan yang senada dalam mengartikan istilah filsafat, maupun
secara harfiah mempunyai perbedaan. Istilah “filsafat” dalam bahas Indonesia
mempunyai pandangan “falsafah” dalam kata Arab. Sedangkan menurut kata inggris
“philosophy”, kata latin “philosophy”, kata belanda “Philosophie” kata jerman
“Philosophier”, kata perancis “Philosphie” yang kesemuanya itu diterjemahkan dalam
kata Indonesia “filsafat”. “Philosophia” ini adalah kata belanda yang merupakan hasil dari
kegiatan “Philosophien”. Sebagai kata kerjanya. Sedangkan kegiatan ini dilakukan oleh
philosophos atau filsuf sebagai subjek yang berfilsafat.
Istilah “filsafat” berasal dari Bahasa Yunani, bangsa yunanilah yang mula-mula
berfilsafat seperti lazimnya dipahami orang sampai sekarang. Kata ini bersifat majemuk,
berasal dari kata “philos” yang berarti “sahabat” dan kata “Sophia” yang berarti
pengetahuan yang bijaksana (wished) dalam Bahasa. Atau wisdom kata inggris, dan
hikmat menurut kata arab, Maka Philosophia menurut artinya katanyaberarti cinta pada
pegetahuan yang bijaksana, oleh karena itu mengusahakannya. (Gazalba, 1977). Jadi
terdapat sedikit perbedaan artinya, disatu pihak menyatakan bahwa filsafat merupaan
bentuk majemuk dari “Philein” an Sophos ( Nasution, 1973) di lain pihak filsafat
dinyatakan dalam bentuk majemuk dari “Philos” dan “ Sophia” (Gazalba.1977), namun
secara semantic mengandung makna yang sama.
Filsafat merupakan sebuah studi yang membahas segala fenomena yang ada dalam
kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan skeptis dengan mendalami sebab-
sebab terdala, lalu dijabarkan secara teoritis dan mendasar.
Selain pengertian di atas dalam pengertiannya filsafat dibagi menjadi dua yaitu, secara
etimologis dan terminologis.
Secara etimologis, istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu “philosophia” yang
terdiri dari kata “philien” yang berarti cinta dan “Sophia” yang berarti kebijaksanaan, Jadi
bisa kita artikan bahwa filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan atau love of wisdom
dalam arti yang sedalam-dalamnya. Adapun secara terminologis terdapat beberapa
pengertian dari filsafat itu sendiri yang akan dijabarkan sebagai berikut :
1. Upaya spekulatif (rasional) untuk menyajikan suatu pandangan sistematik dan
lengkap tentang realitas secara keseluruhan
2. Upaya untuk melukiskan realitas akhir dan dasar secara nyata
3. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuannya seperti
sumbernya, hakikatnya, keabsahannya serta nilainya.
4. Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-pernyataan
yang diajukan oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan
5. Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu kita melihat apa yang kita katakan
dan untuk mengatakan apa yang kita lihat.
Selain itu definisi dari filsafat banyak dicetuskan oleh para ahli filsafat atau filsuf
seperti Cicero yang berpendapat bahwa filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni” atau
“the mother of all the art” beliau juga mendefinisikan filsafat sebagai art vitae yang
berarti seni kehidupan.
Filsafat memiliki bidang bahasa yang sangat luas yaitu segala sesuatu baik yang
bersifat kongkrit maupun yang bersifat abstrak. maka untuk mengetahui lingkup
pengertian filsafat, terlebih dahulu perlu dipahami objek material dan formal ilmu filsafat
sebagai berikut.
1. Objek Material Filsafat
Pembahasan filsafat yang meliputi segala sesuatu baik yang bersifat material
kongkrit seperti, manusia alam, benda, binatang dan lain sebagainya, maupun
sesuatu yang ersifat abstrak misalnya nilai, ide-ide, idiologi, moral, pandangan
hidup dan lain sebagainya.
2. Objek Formal Filsafat
Cara memandang seorang penelitian terhadap objek material tersebut, suatu
objek material tertentu dapat ditinjau dari berbagai macam sudut pandang yang
berbeda. Berdasarkan objek material dan formal ilmu filsafat tersebut maka
lingkup pengertian filsafat menjadi sangat luas.
1. Filsafat sebagai produk,
2. Filsafat sebagai suatu proses.
2.2 FILSAFAT PANCASILA
Filsafat sangat berarti bagi kehidupan pribadi manusia dan banyak orang. Filsafat
sebagai ilmu telah lama dikembangkan oleh para pemikir di berbagai belahan dunia.
Apabila seseorang memahami filsafat sesuai dengan tujuan dan cita-cita masing-masing
individu, maka hal itu dapat membantu kematangan dan kebijaksanaan seseorang.
Terlebih untuk seorang mahasiswa, salah satu filsafat yang cocok untuk dipahami adalah
filsafat pancasila.
Pancasila digunakan sebagai falsafah dan ideologi Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Sebagai salah satu pedoman bernegara, sudah seharusnya pada masyarakarat
dan seseorang yang mengaku sebagai warga negara Indonesia memahami tentang
pengertian filsafat pancasila.
Terdapat berbagai jenis filsafat, salah satunya juga terdapat filsafat pancasila.
Beberapa ahli mengatakan bahwa filsafat ini merupakan bagian dari filsafat timur yang
berdasar dari ketuhanan dan keagamaan (theisme-religius). Sebaliknya, sebagian orang di
negara barat percaya pada Tuhan tetapi tidak menganut agama tertentu. Filsafat pancasila
hadir sebagai jati diri luhur yang membedakan bangsa Indonesia dengan negara lainnya.
Filsafat pancasila adalah hasil pemikiran yang paling mendalam dan dianggap telah
dipercaya serta diyakni sebagai suatu kesatuan dari norma dan nilai yang paling dianggap
benar, adil, bijaksana, paling baik dan paling sesuai dengan kaidah didirikannya Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila sebagai falsafah dapat diartikan sebagai
pandangan hidup dalam kegiatan praktis.
Filsafat pancasila berarti mempunyai fungsi dan peranan untuk manusia sebagai
pedoman dan pegangan dalam sikap dan tingkah laku sebagai bentuk perbuatan dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara untuk bangsa
Indonesia. Pada hakikatnya pancasila memiliki sistem nilai yang di dapat dari pengertian
nilai-nilai dasar luhur kebudayaan bangsa Indonesia. Dari unsur-unsur kebudayaan
tersebut berakar dan mengalir sehingga membuat secara keseluruhan menjadi terpadu
menjadi kebudayaan bangsa Indonesia. Hal inilah yang menjadi hasil dari renungan jiwa
mendalam yang dilakukan oleh para tokoh pendiri bangsa (Founding Father) bangsa
Indonesia dan merumuskannya ke dalam suatu sistem dasar negara, dari situlah muncul
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.3 HAKIAT SILA-SILA PANCASILA
3. PERSATUAN INDONESIA
Persatuan berasal dari kata “satu” yang berarti utuh tidak terpecah belah.
persatuan berarti bersatunya bermacam corak yang beraneka ragam menjadi satu
kebulatan. Indonesia mengandung dua makna yaitu makna geograpis dan makna
bangsa dalam arti politis. Jadi persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang
mendiami wilayah Indonesia. Bangsa yang mendiami wilayah Indonesia bersatu
karena didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah Negara yang
merdeka dan berdaulat, persatuan Indonesia merupakan faktor yang dinamis dalam
kehidupan bangsa Indonesia bertujuan memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi.
Persatuan Indonesia adalah perwujudan dari paham kebangsaan Indonesia yang
dijiwai oleh sila ke-1 dan ke-2. Nasionalisme Indonesia mengatasi paham golongan,
suku bangsa, sebaliknya membina tumbuhnya persatuan dan kesatuan sebagai satu
bangsa yang padu tidak terpecah belah oleh sebab apapun. Hakekat pengertian itu
sesuai dengan pembukaan UUD1945 alinea ke empat dan pasal-pasal 1,32,35,dan 36
UUD 1945.
Dalam lingkup nasional realisasi keadilan diwujudkan dalam tiga segi (keadilan
segitiga) yaitu:
1. Keadilan distributif, yaitu hubungan keadilan antara Negara dengan warganya.
Negara wajib memenuhi keadilan terhadap warganya yaitu wajib membagi-
bagikan terhadap warganya apa yang telah menjadi haknya.
2. Keadilan bertaat (legal), yaitu hubungan keadilan antara warga Negara
terhadap Negara.
3. Keadilan komulatif, yaitu keadilan antara warga Negara yang satu dengan yang
lainnya, atau dengan perkataan lain hubungan keadilan antara warga Negara.
Dalam kedudukannya sebagai sumber nilai, Pancasila mengandung berbagai nilai
yang dijadikan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung
dalm Pancasila tersusun secara hierarkis piramidal yang bulat dan utuh serta saling
menjiwai. (Kokon,2007:23)
Pancasila mengandung nilai subjektif maupun objektif. Nilai-nilai subjektif artinya
nilai-nilai tersebut merupakan hasil pemikiran bangsa Indonesia sendiri sepanjang
sejarahnya. Nilai-nilai Pancasila yang bersifat subjektif tersebut adalah sebagai berikut:
1. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sebagai hasil penilaian dan
hasil pemikiran bangsa Indonesia.
2. Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup, pegangan hidup,pedoman
hidup, petunjuk hidup bangsa Indonesia.
3. Nilai-nilai Pancasila mengandung tujuh nilai kerohanian, yaitu kebenaran,
keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis dan religius yang
perwujudannya sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Di samping itu, Pancasila juga mengandung nilai objektif, yakni nilai yang diakui
kebenaran dan keadilannya oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Nilai-nilai objektif yang
terkandung dalam Pancasila adalah sebagai berikut:
1. Rumusan sila-sila Pancasila menunjukkan adanya sifat universal.
2. Nilai-nilai Pancasila terkait dengan hidup kemanusiaan yang mutlak (manusia
dengan Tuhan,antara manusia dengan sesamanya,dan antara manusia dengan
lingkungannya).
3. Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 menurut ilmu hukum memenuhi
hukum syarat sebagai pokok kaidah negara yang fundamental, tidak dapat
diberikan oleh setiap orang atau badan. Dengan demikian nilai-nilai pancasila
akan tetap ada sepanjang masa.
4. Pembukaan UUD 1945 (yang memuat jiwa Pancasila) secara hukum tidak
dapat diubah oleh siapapun termasuk MPR hasil Pemilu. Mengubah
Pembukaan UUD 1945 berarti membubarkan Negara
5. Indonesia. Dengan demikian Pancasila tetap ada.
6. Pembukaan UUD 1945 yang mengandung makna tidak dapat diubah (tetap)
karena kemerdekaan (yang didalamnya mengandung Pancasila) merupakan
karunia Tuhan.(Kokon,2007:23)
Hakikat Pancasila Dasar Negara Indonesia adalah Pancasila yang telah dirumuskan
oleh para founding fathers (para pendiri bangsa Indonesia, antara lain Soekarno, Hatta, M.
Yamin). Secara Etimologi, Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu "Panca berarti
lima" dan “Syila berarti dasar, batu, sendi, alas” serta “Syila berarti aturan, tingkah laku
yang baik”. Jadi, Pancasila adalah 5 (lima) dasar tentang kesusilaan/5 (lima) ajaran
tentang tingkah laku. Pancasila merupakan salah satu istilah yang terdapat dalam buku
Sutasoma harangin Empu Tantular dari Kerajaan Majapahit (Heri Herdiawanto dan
Jumanto, 2010:18)
Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa dan negara republik Indonesia,
terbagi sebagai berikut :
1. Dasar filosofis
Pancasila sebagai dasar filsasfat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa
Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis,
fundamental dan menyeluruh, Maka sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan
yang bulat dan utuh, hierarkhis dan sistematis. Dalam pengertian inilah maka sila-sila
Pancasila merupakan suatu system filsafat. Konsekuensinya kelima sila bukan
terpisah-pisah dan memiliki makna sendiri-sendiri, melainkan memiliki esensi serta
makna yang utuh. Nilai nilai Pancasila bersifat Objektif dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri sebenarnya hakikat maknanya
yang terdalam menunjukan adanya sifat-sifat yang umum universal dan
abstrak, karena merupakan suatu nilai.
2. Inti nilai-nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan
bangsa Indonesia dan mungkin juga ada bangsa lain baik dalam adat
kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan maupun dalam kehidupan keagamaan.
3. Pancasila yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945, menurut ilmu
hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah yang fundamental negara
sehingga merupakan suatu sumber hukum positif di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kita susun. Sebagai mahasiswa kita harus
mengembangkan ilmu yang kita peroleh dan mencari kebenaran ilmu itu semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua, akhir kata saya menyadari bahwa makalah ini
bukanlah proses akhir, tetapi merupakan langkah awal yang masih banyak
memerlukan perbaikan. Karena itu saya sangat mengharapkan tanggapan, saran dan
kritik yang membangun demi sempurnanya makalah saya yang selanjutnya. atas
perhatiannya kami sampaikan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA