PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
Masa nifas disebut juga masa post partum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan
plasenta keluar dari rahim sampai enam minggu berikutnya, serta pulihnya kembali organ-
organ kandungan (Suherni, 2009) Salah satu diantara macam infeksi pada ibu nifas adalah
infeksi payudara. Dengan jumlah angka kejadian sekitar 30 -40% (WHO, 2002). Infeksi ini
terjadi akibat kurang perawatan sewaktu hamil dan kurangnya perhatian tenaga medis tentang
perawatan payudara yang dapat berakibat mastitis. Mastitis adalah infeksi dan peradangan
pada mammae terutama pada primipara yang infeksi terjadi melalui luka pada putting susu.
Biasanya muncul gejala pada ibu demam, payudara bengkak, kemerahan dan terasa nyeri
(Wiknjosastro, 2006).
Apabila mastitis tidak segera diobati akan menyebabkan abses payudara yang bisa pecah
kepermukaan kulit dan bisa menimbulkan borok yang besar, maka luka pada putting
payudara harus segera diobati karena dapat menghambat produksi ASI (Suherni, 2009).
Peran yang sangat penting yaitu untuk bayi bisa memberi kekebalan tubuh, serta sangat baik
untuk pertumbuhan dan perkembangan dan peran untuk ibu bisa mencegah terjadinya infeksi
payudara (Atiningsih, 2003).
Menurut Varney (2007), penanganan mastitis dilakukan dengan seseringnya menyusui dan
mengosongkan payudara, memakai bra dengan penyangga tetapi tidak terlalu sempit, jangan
menggunakan bra dengan kawat di bawahnya, perhatian yang cermat untuk mencuci tangan
dan merawat payudara, pengompresan dengan air hangat pada area yang efektif pada saat
menyusui untuk memfasilitasi aliran susu.
Mengingat pentingnya pemberian ASI, maka perlu adanya perhatian dalam proses laktasi
agar terlaksana dengan benar. Sehubungan dengan hal tersebut telah ditetapkan dengan
Kepmenkes RI. No. 450/MENKES/IV/2004 tentang pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara
eksklusif pada bayi Indonesia (Eny, 2004).
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian mastitis
2. Tanda dan gejala mastitis
3. Penyebab terjadinya mastitis
4. Penatalaksanaan mastitis
5. Pencegahan terjadinya mastitis
1.3 Tujuan
2. Tujuan Dokumentasi
Adapun tujuan dari dokumentasi kebidanan adalah sebagai sarana komunikasi,sarana tanggung
jawab dan tanggung gugat, informasi statistik, sarana pendidikan, sumber data penelitian, jaminan
kualitas pelayanan kesehatan, sumber data,perencanaan asuhan kebidanan berkelanjutan.
3. Manfaat Dokumentasi
1. Ditinjau dari aspek administrasi, dokumentasi bermanfaat sebagai sebuah catatan, karena berkas
tersebut mengandung nilai identitas, tanggal masuk dan keluar serta data askes.
2. Ditinjau dari aspek hukum, dokumentasi bermanfaat sebagai alat pembuktian yang sah. Isi sebuah
berkas menyangkut adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dalam rangka
menegakkan hukum dan menyediakan bahan bukti selama proses pengadilan berlangsung.
3. Ditinjau dari aspek pendidikan, suatu berkas catatan bermanfaat untuk mendukung kegiatan
pembelajaran. Isi dari berkas dokumentasi menyangkut data / informasi tentang kronologis
perkembangan pelayanan yang telah diberikan kepada pasien.
4. Ditinjau dari aspek penelitian, dokumentasi bermanfaat sebagai penyedian data untuk keperluan
penelitian. Data / informasi yang tercantum dalam sebuah berkas, dapat dipergunakan untuk
keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
5. Ditinjau dari aspek ekonomi, suatu berkas bermanfaat untuk mendokumentasikan besarnya dana
yang harus dikeluarkan, sehingga mengurangi terjadinya pemborosan. Isi dari sebuah berkas dapat
dijadikan bahan untuk menetapkan pembayaran pelayanan di sebuah institusi pelayanan
kesehatan. Tanpa adanya bukti pencatatan sebuah tindakan, maka pembayaran atas tindakan
tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan.
6. Ditinjau dari aspek manajemen, catatan yang lengkap dan disimpan dengan baik menunjukkan
adanya manajemen data yang baik juga.
1. Masa Nifas
a. Pengertian Nifas
puerperium) adalah :
1) Uterus
Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari
ke 7 – 14 pasca persalinan.
d) Lochea Alba
Proses ini dikenal dengan istilah inisiasi menyusu dini, dimana ASI
baru akan keluar setelah ari-ari atau plasenta lepas. Plasenta
mengandung hormon penghambat prolaktin (hormon plasenta)
yang menghambat pembentukan ASI. Setelah plasenta lepas,
hormon plasenta tersebut tidak diproduksi lagi, sehingga susu pun
keluar. Umumnya ASI keluar 2 – 3 hari setelah melahirkan
(Saleha, 2009).
Perawatan dan hal-hal yang terjadi selama nifas adalah :
a. Pengertian Mastitis
g. Pencegahan Mastitis
I. Deskripsi Jurnal
A. Komponen Deskripsi Jurnal
1. Tujuan penelitian
2. Metode penelitian
3. Hasil penelitian
4. Kesimpulan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh secara bersama-sama umur, paritas,
pekerjaan, riwayat mastitis sebelumnya terhadap kejadian mastitis.
2. Metode penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah observasionaldengan pendekatan case control.
Sampelnya adalah ibu nifas yang mengalami mastitis sebanyak 45 orang dan yang tidak
mengalami mastitis sebanyak 45 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakansimple random sampling. Analisis bivariate menggunakan uji chi square
dananalisis multivariate menggunakan regresi logistik.
3. Hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar usia ibu nifas berisiko sebanyak 87,7% ,
paritas berisiko sebanyak 57,8% , pekerjaan tidak berisiko sebanyak54,4% dan riwayat mastitis
berisiko sebanyak 55,6%. Ada hubungan antara usia, paritas dan riwayat mastitis dengan
kejadian mastitis dan tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan kejadian mastitis di RSUD
Margono Soekarjo Purwokerto. Ada pengaruh secara bersama-sama antara usia, paritas dan
riwayat mastitis dengan kejadian mastitis di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto.
4. Kesimpulan penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 90 ibu nifas di RSUD Margono Soekarjo
Purwokerto tahun 2012-2013 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ibu nifas di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo tahun 2012-2013 sebagian besar termasuk
dalam kategori usia berisiko, paritas berisiko, pekerjaan tidak berisiko dan riwayat mastitis
berisiko. 50 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 40-52
2. Ada hubungan usiadengan kejadian mastitis pada ibu nifas di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekardjo tahun 2012-2013.
3. Ada hubungan paritas dengan kejadian mastitis pada ibu nifas di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekardjo tahun 2012-2013.
4. Tidak Ada hubungan pekerjaan dengan kejadian mastitis pada ibu nifas di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekardjo tahun 2012-2013.
5. Ada hubungan antara riwayat mastitis sebelumnya dengan kejadian mastitis pada ibu nifas di
RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo tahun 2012- 2013.
Telaah Jurnal
1. Judul
Pada judul jurnal sudah spesifik dan efektif.
2. Nama penulis
Penulis jurnal ini adalah Tri Anasari 1) , Sumarni 2)
3. Abstrak
Pada jurnal sudah mengikuti kaidah penulisan abstak yang baik dan benar. Tetapi pada abstrak
hanya mengandung sedikit informasi mengenai pengaruh umur dan patitas lainnya terhadap
kejadia mastitis.
4. Isi
Pada jurnal sudah mencakup beberapa hal, yaitu : pengaruh secara bersama-sama umur, paritas,
pekerjaan, riwayat mastitis sebelumnya terhadap kejadian mastitis.
5. Daftar pustaka
Pada jurnal, daftar pustaka yang dipaparkan sangat lengkap dan jelas, jadi jurnal ini bisa
meyakinkan bagi pembacanya
I. Deskripsi Jurnal
A. Komponen Deskripsi Jurnal
1. Tujuan penelitian
2. Metode penelitian
3. Hasil penelitian
4. Kesimpulan penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara teknik
menyusui dan risiko terjadinya mastitis di Desa Kemuning Kecamatan Arjasa
Jember
2. Metode penelitian
Desain penelitian adalah survey analitik dengan metode cross sectional.
Responden adalah ibu menyusui yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Desa
Kemuning. Teknik sampling menggunakan total sampling dengan 57 responden.
Instrumen penelitian berupa lembar pengamatan teknik menyusui dan kuesioner
risiko terjadinya mastitis.
3. Hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukkan 36 responden (63,2%) memiliki teknik menyusui
dalam kategori cukup dan 26 responden (45,6%) mengalami risiko sedang
terjadinya mastitis.Hasil uji chi square menggunakan CI=95% menunjukkan p
value=0,005 (p value.
4. Kesimpulan penelitian
Terdapat hubungan teknik menyusui dengan risiko terjadinya mastitis pada ibu
menyusui di Desa Kemuning Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Bidan dapat
memberikan pendidikan kesehatan berupa pelatihan dan demonstrasi teknik
menyusui, perawatan payudara yang benar, dan pemeriksaan payudara mandiri
untuk mendeteksi masalah payudara. Penelitian selanjutnya dapat berupa
penelitian mengenai pemberian perlakuan misalnya pelatihan teknik menyusui
dengan metode tertentu terhadap kemampuan teknik menyusui ibu, dan menggali
lebih dalam faktorfaktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
mastitis.
Telaah Jurnal
1. Judul
Pada judul jurnal sudah spesifik dan efektif.
2. Nama penulis
Penulis jurnal ini adalah Armita Iriyana Hasanah, Ratna Sari Hardiani, Latifa Aini Susumaningrum .
3. Abstrak
Pada jurnal sudah mengikuti kaidah penulisan abstak yang baik dan benar. Tetapi pada abstrak
hanya mengandung sedikit informasi mengenai pengaruh teknik menyusui terhadap kejadian
mastitis.
4. Isi
Pada jurnal sudah mencakup beberapa hal, yaitu : pengaruh secara bersama-sama umur, paritas,
pekerjaan, riwayat mastitis sebelumnya terhadap kejadian mastitis.
5. Daftar pustaka
Pada jurnal, daftar pustaka yang dipaparkan sangat lengkap dan jelas, jadi jurnal ini bisa
meyakinkan bagi pembacanya
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Salah satu diantara macam infeksi pada ibu nifas adalah infeksi payudara. Mastitis adalah infeksi dan
peradangan pada mammae terutama pada primipara yang terjadi melalui luka pada putting susu. Gejala
pada ibu demam, payudara bengkak, kemerahan dan terasa nyeri. Kalau mastitis tidak segera ditangani
akan terjadi abses payudara.
4.1. Saran
3. Bagi Institusi
a. Kesehatan (RB)
Diharapkan lebih meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan
khususnya pada ibu nifas dengan cara melakukan kunjungan rumah
ibu nifas.
b. Pendidikan
Agar lebih menambah bahan bacaan atau referensi dalam
penatalaksanaan kasus nifas dengan mastitis.
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani, A. (2009). Asuhan pada ibu dalam masa nifas (postpartum). Jakarta: TIM.
Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.