Anda di halaman 1dari 2

Vaksin COVID-19 yang dikembangkan laboratorium Institut Penelitian Ilmiah Epidemiologi dan

Mikrobiologi Gamaleya, Moskow, Rusia, 6 Agustus 2020. Menurut Presiden Rusia Vladimir Putin
pada 11 Agustus 2020, negaranya telah mendaftarkan vaksin COVID-19 pertama di dunia.
(Xinhua/RDIF)

Bola.com, Jakarta – Vaksin COVID-19 akan beredar di masyarakat pada Desember 2020. Namun,
sejauh ini belum ada data mengenai tingkat keamanan penggunaan vaksin COVID-19 terhadap ibu
hamil dan menyusui.

Dua vaksin yang siap didistribusikan ke masyarakat pada akhir tahun ini adalah Pfizer-BioNTech dan
Moderna. Wakil Presiden American College of Obstetricians and Gynecologists, Dr. Christopher
Zahn, mengaku belum bisa memastikan tingkat keamanan penggunaan vaksin COVID-19 terhadap
ibu hamil dan menyusui.

BACA JUGA

40 Kata-Kata Inspirasi Tetap Fokus, Jadi Kunci Kesuksesan

40 Kata-Kata Inspiratif agar Lebih Sabar, Sarat Makna dan Menguatkan

Lirik Lagu Me To You, You To Me – Mido and Falasol

Advertisement

Penyebabnya adalah ibu hamil dan menyusui tidak dilibatkan dalam pengembangan vaksin COVID-
19. Hal ini tentu saja membuat tingkat keamanan penggunaan vaksin COVID-19 kepada ibu hamil
dan menyusui dipertanyakan.

“Tidak ada jawaban sederhana untuk pertanyaan apakah orang hamil atau orang yang sedang
mempertimbangkan untuk hamil harus meminum vaksin COVID-19. Terutama karena sampai saat ini
belum ada vaksin yang disetujui,” kata Christopher Zahn seperti dikutip HuffPost, Sabtu (5/12/2020).

“Ketika vaksin tersedia secara luas, sayangnya kami tidak memiliki data tentang keamanan pada
invidu hamil dan menyusui. Sebab, mereka tidak dilibatkan pada penelitian uji klinis Fase 2 dan Fase
3 untuk semua vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan,” tegas Christopher Zahn.

Ibu hamil dan menyusui yang ingin menggunakan vaksin COVID-19 diharapkan untuk berkonsultasi
ke dokter kandungan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui efek samping terhadap perkembangan
janin dan bayi.
“Orang yang sedang hamil atau mempertimbangkan untuk hamil perlu melakukan konsultasi dengan
dokter kandungan/ginekolog,” tegas Zahn.

Anda mungkin juga menyukai