Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 3 A

SKENARIO 1 : KEHAMILAN PERTAMAKU

Tutor : Miftah Irramah, M. biomed

Kelompok :4

Ketua : Rike Mahdayanti (1910332004)

Sekretaris Meja : Viorika Marsafa Putri (1910333011)

Sekretaris Papan : Dita Dwi Amanda (1910332007)

Anggota : Lulisa Desrama Tasya (1910331010)

Etri Wanesti (1910333002)

Nadia Riski Anisa (1910333013)

Nur Avivah (1910331001)

Nixy Claudia A (1910332003)

Windhy Lathifah Arief (1910333008)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020/2021
STEP 1 : TERMINOLOGI

1. G1P0A0

Kode ketika berbicara tentang wanita dan kehamilan. G berarti gravida. Jumlah kehamilan. P
berarti para. Jumlah bayi yang lahir setelah 20 minggu. A artinya aborta. Jumlah bayi yang
dilahirkan sebelum 20 minggu. Beberapa mengembangkannya menjadi GTPAL dengan G
menjadi jumlah kehamilan, persalinan cukup bulan, P kelahiran prematur, aborsi yang
diinduksi atau keguguran dan L hidup anak.
2. Standar 10 T

Sebuah standar didalam antenatal care yang berisi petunjuk pemeriksaan.

3. TFU (Tinggi Fundus Uteri)

Jarak antara simpisis pubis dan fundus uteri yang dilakukan pada minggu ke-12 sampai
minggu ke-14 kehamilan.

4. Women Center Care

Istilah yang digunakan untuk filosofi asuhan kebidanan meternitas yang prioritas nya ada
keinginan dan kebutuhan perempuan.

5. Media Lembar Balik

Salah satu media yang digunakan dalam promosi kesehatan terhadap klien denagn cara tatap
muka langsung.
STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH

1. Menapa Ny. Srikandi mengeluhkan sakit kepala, mual, muntah dipagi hari?
2. Apa saja yang dibutuhkan oleh ibu hamil pada masa kehamilan?
3. Mengapa Ny. Srikandi sering buang air kecil di malam hari?
4. Mengapa bidan melakukan pemeriksaan dengan standar 10 T?
5. Bagauimana prinsip Women Center Care?
6. Mengapa pada kasus NY. Srikandi TFU nya belum dapat teraba?
7. Bagaimana pentingnya asam folat dan zat besi pada masa kehamilan?
8. Bagaiaman penagruh dukungan keluarga terhadap kondisi ibu hamil?
9. Bagaimana tanda-tanda kehamilan normal?
10. Bagaiaman cara mengatasi kasus yang terjadi pada Ny, Srikandi?
11. Bagaiaman peran dan wewenang bidan dalam asuhan kehmaila?
12. Apa saja informasi gizi yang dibutuhkan ibu hamil pada setiap trimesternya?
13. Bagaimana cara memberikan informasi melalui media lembar balik dan berapa tambahan
nutrisi yang dibutuhkan ib u hamil setiap trimesternya?
14. Mengapa bidan menyaranakan ibu hamil untuk makan sering tapi sedikit dibandingkan
makan jarang dengan porsi banayak?
STEP 3 : HIPOTESA

1. Keluhan pusing, mual dan muntah dipagi hari yang dialami ny.srikandi merupakan hal
yang wajar karena ia sedang hamil usia 7 minggu yang mana itu merupakan kehamilan
pada trimester awal. Mual saat hamil biasanya dialami saat usia kandungan masih
dalam trimester pertama kehamilan. Umumnya, wanita mengalami rasa mual karena
peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) yang menandakan bahwa
plasenta berkembang di dalam tubuh. Ini merupakan hal yang umum dialami dan
biasanya baru mereda pada usia kehamilan 14–20 minggu. Selain itu, rasa mual tersebut
juga bisa disebabakan karena adanya peningkatan hormone esterogen. Pusing yang
dialami ny.srikandi bisa juga disebabkan karena perubahan hormone. Perubahan
hormon pada tubuh selama kehamilan dapat membuat dinding pembuluh darah
menjadi rileks dan melebar sehingga memicu  tekanan darah turun. Hal ini bisa
menyebabkan ibu hamil pusing, terutama saat bangun dari posisi tidur.

2. Nutrisi yang biasanya dubutuhkan oleh Ibu hamil yaitu


a. Kalori / Energi
b. Karbohidrat
c. Protein dan Asam amino
d. Lemak
e. Vitamin
f. Mineral
g. Kalsium
h. Zat besi

3. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan ibu hamil lebih sering buang air kecil. Salah
satunya adalah perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan. Perubahan hormon ini
membuat aliran darah dan cairan ke ginjal menjadi lebih cepat, sehingga membuat ibu
hamil jadi lebih sering pipis. Pada trimester pertama, rahim yang terletak di belakang
kandung kemih mulai membesar. Kandung kemih akan mengalami penekanan sehingga
tidak dapat menyimpan urine dalam jumlah banyak. selain itu, jumlah darah yang
bersirkulasi dalam tubuh ibu meningkat pesat dibandingkan sebelum hamil. Ginjal pun
akan bekerja keras menyaring darah tersebut, dan kelebihannya akan dikeluarkan melalui
urine
4. Antenatal care adalah istilah kesehatan yang mengacu pada program pelayanan kesehatan
ibu hamil oleh tenaga profesional. Setiap program antenatal care telah disesuaikan
dengan standar yang ditetapkan dalam buku pedoman petugas rumah sakit dan
puskesmas setempat.
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan ibu hamil merupakan salah satu dari
beberapa pemeriksaan yang dilakukan dalam temu antenatal, terutama pada pertemuan
pertama. Tujuan pengukuran ini adalah untuk memantau perkembangan tubuh ibu hamil.
2. Periksa tekanan darah
Sama seperti pengukuran berat badan dan tinggi badan, pemeriksaan tekanan darah
merupakan hal yang wajib dilakukan oleh dokter kandungan saat antenatal care. Bahkan,
pengukuran tekanan darah rutin dilakukan setiap pemeriksaan antenatal.
3. Periksa tinggi fundus uteri (puncak rahim)
Dokter akan memeriksa fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan Moms. Tinggi
puncak rahim dalam cm seharusnya berbanding lurus dengan usia kehamilan. Ukuran
puncak rahim dianggap normal apabila sesuai dengan tabel ukuran fundus uteri dengan
toleransi perbedaan ukuran 1-2 cm.
4. Skrining status imunisasi tetanusdan pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT)
Sebelum imunisasi tetanus toksoid, kita harus terlebih dahulu menjalani skrining. Tujuan
skrining tersebut adalah untuk mengetahui dosis dan status imunisasi tetanus toksoid
yang telah diperoleh sebelumnya. Imunisasi tetanus toksoid cukup efektif jika dilakukan
minimal dua kali dengan jarak antar imunisasi empat minggu.
5. Minum tablet zat besi
Dokter akan meresepkan zat besi untuk konsumsi setiap hari selama kehamilan. Jangna
mengonsumsi tablet zat besi ini bersama denagn kopi atau teh karena dapat mengganggu
penyerapan zat besi ke dalam tubuh.
6. Tetapkan status gizi
Untuk mendeteksi kekurangan gizi saat hamil sejak dini, dokter akan melakukan
pengukuran status gizi. Risiko si Kecil lahir dengan berat badan rendah meningkat
apabila kekurangan gizi saat hamil.
7. Tes laboratorium
Selama pemeriksaan antenatal, dokter akan mengambil sampel dari tubuh Moms untuk
keperluan tes laboratorium baik tes rutin maupun khusus. Pemeriksaan laboratorium
tersebut meliputi setidaknya pemeriksaan golongan darah dan rhesus, pemeriksaan kadar
hemoglobin, tes HIV dan penyakit menular seksual lainnya, serta rapid test untuk
malaria.
8. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
Pemeriksaan denyut jantung biasanya dilakukan saat usia kehamilan memasuki 16
minggu. Tujuan dari pemeriksaan janin dan denyut jantung janin adalah untuk memantau,
mendeteksi, dan menghindari faktor risiko kematian prenatal yang disebabkan oleh
infeksi, gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan hipoksia.
9. Tatalaksana kasus
Ketika menjalani antenatal care, kita berhak mendapatkan fasilitas kesehatan yang
memadai. Apabila hasil tes menunjukkan bahwa kehamilannya berisiko tinggi, pihak
rumah sakit akan menawarkan untuk segera mendapatkan tatalaksana kasus.
10. Temu wicara persiapan rujukan
Setiap kali kunjungan antenatal, kita berhak untuk berkonsultasi kepada pihak dokter.
Temu wicara ini dapat membantu untuk menentukan perencanaan kehamilan, pencegahan
komplikasi kehamilan, dan persalinan.

5. Women Centered Care adalah istilah yang digunakan untuk filosofi asuhan maternitas
yang memberi prioritas pada keinginan dan kebutuhan pengguna, dan menekankan
pentingnya informed choice, kontinuitas perawatan, keterlibatan pengguna, efektivitas
klinis, respon dan aksesibilitas. Dalam hal ini Bidan difokuskan memberikan dukungan
pada wanita dalam upaya memperoleh status yang sama di masyarakat untuk memilih
dan memutuskan perawatan kesehatan dirinya.
Women Center Care ini sangat sesuai dengan keinginan ICM (International
Confederation Of Midwifery) yang tertuang dalam VISI nya, yaitu :
1. Bidan memberikan asuhan pada wanita yang membutuhkan askeb.
2. Bidan mempunyai otonomi sebagai pemberi asuhan yang menghargai kerjasama team
dalam memberikan asuhan untuk seluruh kebutuhan wanita dan keluarga.
3. Bidan memegang kunci dalam menentukan asuhan dimasa mendatang termasuk
pelayanan kesehatan utama pada komunitas untuk seluruh wanita dan keluarga.
4. Bidan bekerjasama dengan wanita dalam memberikan asuhan sesuai dengan harapan
wanita.

6. Pada usia kehamilan sekitar 8 minggu, janin dalam kandungan berukuran kurang lebih
sebesar kacang tanah dan tinggi fundus uteri (bagian atas rahim) masih belum teraba
karena tertutup oleh tulang panggul. Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan maka
bagian atas rahim tersebut akan membesar pula hingga berada di atas dari tulang panggul
dan dapat teraba dari luar yaitu pada kisaran > 12 minggu.
Namun apabila usia kehamilan sudah mencapai 8 bulan tentu saja tinggi puncak rahim
(TFU/Tinggi Fundus Uteri) sudah dapat teraba dengan lebih mudah yaitu sekitar
pertengahan antara pusar dan ujung bawah tulang dada (processuss xiphoideus).

7. Asam folat merupakan salah satu nutrisi penting dalam pembentukan sel otak bayi.
Suplemen prenatal (masa sebelum kelahiran) dengan asam folat, penting bagi kecerdasan
Si bayi meski dalam kandungan. Temuan ahli dalam Journal of American Medical
Association mengatakan, ibu yang mengonsumsi asam folat empat minggu sebelum
kehamilan dan delapan minggu setelah kehamilan, bisa meminimalkan risiko autis pada
bayi sebanyak 40 persen. Selain hal di atas, manfaat asam folat bisa mencegah
keguguran, mencegah anemia, hingga menurunkan risiko preeklamsia.

zat besi merupakan nutrisi untuk trimester pertama kehamilan yang tidak boleh
dilupakan. makanan kaya zat besi bertujuan untuk mencegah terjadinya anemia..Anemia
bisa memicu berbagai masalah bagi janin, salah satunya kelahiran prematur. Anemia
membuat sel darah merah atau hemoglobin menurun. Kondisi ini ujung-ujungnya bisa
menyebabkan peningkatan volume plasma dan mengakibatkan kontraksi pada
rahim.Selain itu, zat besi juga bermanfaat untuk membawa darah yang kaya akan oksigen
pada bayi di dalam kandungan. kekurangan zat besi juga bisa berdampak negatif pada IQ
anak kelak. selain asam folat, zat besi termasuk yang berperan penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan otak janin.
Zat besi dan asam folat ini merupakan kebutuhan dasar bagi ibu hamil.

8. Seluruh anggota keluarga harus turut ambil bagian mendukung si ibu hamil agar lebih
siap menjadi orangtua kelak. Dukungan yang bisa dilakukan keluarga di antaranya adalah
sering mengunjungi atau menjenguk ibu hamil, memberi support dan berbagi
pengalaman, mendukung secara fisik dan mental, Selain itu, mendoakan keselamatan ibu
dan bayi saat bertemu juga bisa memberi dukungan moril yang sangat besar.

9. Beberapa tanda kehamilan normal :

1. Morning sickness

Morning sickness adalah keluhan mual dan muntah yang dialami oleh banyak ibu hamil.
Tanda kehamilan normal ini biasanya muncul pada usia kehamilan 4–12 minggu. Meski
disebut morning sickness, keluhan ini juga bisa dirasakan pada siang atau malam hari.

Untuk meredakan mual saat hamil, Bumil bisa mengonsumsi makanan dengan porsi
sedikit namun lebih sering atau mencoba minum teh jahe. Karena morning sickness bisa
membuat Bumil lebih sensitif terhadap aroma makanan, hindarilah konsumsi makanan
yang pedas, berlemak, atau berbau tajam.

Bila mual dan muntah yang dialami cukup parah atau berlangsung sepanjang hari hingga
membuat Bumil tidak bisa mengonsumsi makanan apa pun, segeralah konsultasikan ke
dokter kandungan. Kondisi tersebut bisa jadi disebabkan oleh hipermemesis gravidarum
yang perlu segera ditangani oleh dokter.

2. Perdarahan

Perdarahan dari vagina dalam jumlah sedikit merupakan salah satu tanda awal kehamilan
normal. Perdarahan ini terjadi karena bakal janin (embrio) telah menempel pada dinding
rahim. Munculnya tanda kehamilan ini dapat disertai dengan kram ringan dan terkadang
menyerupai gejala menstruasi.
Meski begitu, Bumil tetap perlu waspada dan memeriksakan diri ke dokter jika
perdarahan yang muncul sangat banyak, disertai nyeri atau kram berat, atau jika
perdarahan keluar beserta gumpalan atau jaringan. Bumil juga perlu waspada jika
perdarahan tersebut muncul setelah terjatuh atau mengalami benturan pada perut.

3. Kram

Kram merupakan tanda kehamilan normal yang biasanya dialami ibu hamil di awal
kehamilan. Kram yang muncul selama hamil umumnya tidak jauh berbeda dengan yang
dirasakan saat menstruasi.

Namun, kondisi ini juga bisa jadi tanda adanya masalah pada kehamilan jika kram terasa
berat atau semakin parah dan disertai kontraksi yang terjadi setiap 5–20  menit sekali.

4. Keputihan

Keputihan selama kehamilan yang tidak mengganggu dan tidak terasa nyeri atau gatal
adalah salah satu tanda kehamilan normal. Keputihan ini merupakan cara alami tubuh ibu
hamil untuk melindungi dan menjaga jalan lahir dari infeksi.

Akan tetapi, Bumil perlu waspada jika keputihan selama kehamilan tampak berwarna
kekuningan atau kehijauan, berbau tidak sedap, atau muncul beserta gejala lain, seperti
vagina gatal atau nyeri, nyeri saat berkemih atau berhubungan intim, dan demam.
Keputihan dengan ciri-ciri tersebut bisa jadi disebabkan oleh infeksi.

5. Kenaikan berat badan

Tanda kehamilan normal lainnya adalah berat badan yang naik secara bertahap. Selama
hamil, peningkatan berat badan yang normal dan sehat adalah sekitar 1–2 kg di trimester
pertama kehamilan dan 2–2,5 kg di trimester selanjutnya.
10. Mulailah mempersiapkan mental dan fisik dalam menghadapi proses persalinan.
Menghindari perubahan suhu yang ekstrim seperti terlalu panas atau terlalu dingin,
karena pembuluh darah agak sedikit lebih peka. Sebaiknya mengonsumsi makanan yang
banyak serat seperti buah dan sayur serta perbanyak minum, makanan bernutrisi sedikit
namun sering. Ibu cenderung lebih sensitif karena kondisi tubuh yang mudah capek dan
lelah.Sebaiknya ibu hamil tidak menahan rasa ingin buang air kecil dan tidak banyak
minum air putih di malam hari Ibu bisa mengurangi tekanan pada kandung kemih
dengan cara tidur dalam posisi miring pada malam hari.

11. Beberapa dari tanggung jawab bidan ini adalah:


1. Menjaga agar pengetahuanya tetap up to data, terus mengembangkan pengetahuan,
keterampilan kemahiranya agar bertambah luas serta mencakup semua aspek dari peran
seorang bidan.
2. Mengenali batas-batas pengetahuan, keterampilan pribadinya dan tidak berupaya
melampaui wewenangnya dalam praktek kliniknya.
3. Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari
keputusan tersebut.
4. Berkomunikasi dengan pekerja kesehatan profesional lainnya dengan rasa hormat dan
martabat.
5. Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit pendukung
untuk memastikan sistem perujukan yang optimal.
6. Kegiatan membantu mutu, yang bisa mencakup penilaian sejawat, pendidikan yang
berkesinambungan, kaji ulang kasus-kasus dan audit maternal/perinatal.
7. Bekerja sama dengan masyarakat dimana ia berpraktek meningkatkan akses mutu
asuhan kesehatan.
8. Menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan status wanita serta kondisi hidup
mereka serta menghilangkan praktek-praktek Kultur yang sudah terbukti merugikan
kaum wanita.

12. Kebutuhan Gizi Trimester Pertama Pada usia kehamilan 1-12 minggu ini, calon ibu
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kalori yang mencapai 200 kilo kalori (kkal) per
hari. Pasalnya, di masa ini janin berkembang pesat sehingga butuh kecukupan energi.
Calon ibu disarankan mengonsumsi sumber karbohidrat seperti nasi, roti, mie, pasta,
ditambah dengan daging, ikan, sayuran, buah, serta susu dan produk olahannya.
Umumnya memasuki minggu kelima, calon ibu mengalami morning sickness berupa
mual dan muntah. Agar kebutuhan asupan makanan bergizi tetap pernuhi, pastikan
mengonsumsi makanan dengan porsi yang sedikit tapi sering. Selain itu, sajikan makanan
dengan kondisi hangat dan segar. Selanjutnya, pada minggu ke-7 kebutuhan kalsium
perlu diperhatikan demi menunjang pembentukan tulang kerangka tubuh janin yang
sedang berlangsung. Asupan kalsium yang dibutuhkan sebanyak 1000 miligram per hari
bisa diperoleh dari keju, yoghurt dan susu.

Kebutuhan Gizi Trimester Kedua Pada usia kehamilan minggu ke 13-28 ini, kebutuhan
gizi semakin meningkat seiring banyaknya kemajuan dan perkembangan janin dan calon
ibu. Pada usia ini, diharapkan calon ibu menambah asupan sekitar 300 kalori per hari
untuk tambahan energi yang dibutuhkan untuk tumbuh-kembang janin. Upayakan
mengonsumsi camilan yang sehat 3-4 kali sehari dengan porsi sedang. Hindari kafein,
misalnya kopi, karena dapat mengganggu perkembangan sistem saraf pusat janin yang
sedang berkembang. Pada minggu ke-17, umumnya calon ibu mengalami sembelit.
Cegah hal ini denagn makan sayur dan buah. Begitu juga pastikan minum setidaknya 8
gelas per hari untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh yang meningkat. Di masa ini,
jantung jantung dan sistem peredaran darah janin sedang berkembang sehingga pastikan
asupan zat besi dan vitamin C untuk mengoptimalkan pembentukan sel darah merah baru.
Caranya dengan mengonsumsi kuning telur, ayam, daging, bayam dan lainnya.

Kebutuhan Gizi Trimester Ketiga Calon ibu perlu mendapat energi yang mencukupi
terutama untuk persiapan melahirkan. Asupan nutrisi berkualitas akan menjamin ibu tak
mengalami kekurangan gizi. Pastikan kebutuhan kalori terpenuhi dengan konsumsi
karbohidrat dan lemak yang memadai. Misalnya, karbohidrat didapat dari serelia (padi-
padian) dan produk olahannya, kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian dan susu.
Lemak didapat dari mentega, susu, telur, daging berlemak, alpukat dan minyak nabati.
13. Bidan memberikan informasi seperti perubahan yang terjadi pada ibu selama masa
kehamilan dengan berupa gambar dan lainnya. Bidan juga memberikan informasi
kebutuhan gizi dan nutrisi yang perlu dipenuhi selama masa kehamilan. Bidan juga
melakukan promosi kesehatan melalu lembar balik. Yang nanti akan dibagikan kepada
ibu hamil. Hal itu bertujuan agar ibu hamil siap terhadap kehamilannya

14. Untuk mengurangi mual muntah di awal kehamilan ini, makanlah dalam jumlah sedikit
tapi sering, agar Mama tetap dapat mencukupi kebutuhan nutrisinya. Jangan makan
dalam porsi besar karena hanya akan membuat Mama bertambah mual.
Sebaiknya banyak mengonsumsi buah dan sayuran, serta makanan tinggi karbohidrat dan
protein karena dapat membantu mengatasi rasa mual. Hindari makanan berlemak,
berminyak, dan pedas karena akan memperburuk rasa mual. Bila perlu, Mama dapat
meminta dokter meresepkan vitamin B6 yang efektif mengurangi rasa mual di awal
kehamilan
SKEMA

Safety Ibu Hamil Sejarah Asuhan Kehamilan Ruang Lingkup Asuhan Kehamilan

Konseling

Asuhan Kehamilan
Peran Bidan
Refocusing

Konsep Women Center Care


Etika dan Kewenangan Bidan
Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
Nutrisi Ibu Hamil

Pengaruh etnik, Budaya, Implementai


Kepercayaan terhadap Nutrisi
Perubahan fisiologis yang
Ibu Hamil
mempengaruhi kebutuhan Skrining
nutrsisi

LEARNING OBJECTIVE
1. Mahasiswa mampu menjelaskan sejarah asuah kehamilan

2. Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup asuahan kebidan


3. Mahasiswa mampu menjelaskan peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan

4. Mahasiswa mampu menjelaskan nutrisi pada ibu hamil (kebutuhan dasar, iplementasi, skrining)

5. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep women center care

6. Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan fisiologis yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ibu
hamil

7. Mahasiswa mampu menjelaskan safety ibu hamil

8. Mahasiswa mampu menjelaskan refocusing asuhan kehamilan

9. Mahasiswa mampu menjelaskan etika dan kewenangan bidan dalam asuahan kehamilan

10. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh budaya, etnik, dan kepercayaan pada nutrisi yang
mempengaruhi kehamila

1. Mahasiswa mampu menjelaskan sejarah asuah kehamilan

Sejarah asuhan kehamilan sejalan dengan perkembangan dunia kebidanan. Dimana dunia
menyadari bahwa persalinan akan berjalan lancar apabila adanya peningkatan
pelayanan antenatal care.

Booming terjadi pada tahun 1980-an seiring dengan munculnya safe motherhood, yaitu upaya
untuk meneyelamatkan wanita agar kehamilan dan persalinannya dapat dinilai dengan sehat dan
aman, serta menghasilkan bayi yang sehat, yang bertujuan utnuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian ibu hamil, bersalin, nifas, serta menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
baru lahir.

Di Indonesia, asuhan pada ibu hamil sudah dilakukan sejak jaman dahulu dilakukan oleh dukun
bayi, di rumah sakit, dan pendidikan kebidanan. Pada zaman Jepang pengawasan menurun
dikarenakan situasi yang terjadi pada jaman itu. Setelah peran kemerdekaan, asuhan pada ibu
hamil mengalami kemajuan yang pesat. Oleh pemerintah adanya program KIA dan BKIA
menjadi prioritas tinggi keberadaanya ke pelosok daerah. Sehingga meningkatkan asuhan pada
ibu hamil. Sejak tahun 1995, adanya program bidan desa juga dalam rangka meningkatkan
asuhan. Dalam pelaksanaannya asuhan kehamilan selalu mengikuti perubahan zaman dan
tuntunan masyarakat

Dalam sejarah manusia terdapat peradaban-peradaban diantaranya di Yunani dan di


Romawi, di Tiongkok dan India, di mana praktek kedokteran sudah mencapai tingkat tinggi.
Pada tahun 460 sampai 377 sebelum Masehi, Hippocrates dianggap sebagai Bapak Ilmu
Kedokteran.
Pada masa itu pertolongan pada wanita hamil dam melahirkan sepenuhnya diserahkan
kepada wanita-wanita penolong persalinan, yang umumnya tidak mempunyai pengetahuan
tentang kebidanan kecuali yang hidup pada zaman Romawi dan Yunani. Pertolongan berdasar
pada pengalaman, kepercayaan yang diperoleh dari penolong-penolong terdahulu.
Kemudian lahirlah para dokter pria yang walaupun tidak melakukan praktek kebidanan,
tetapi menaruh perhatian besar terhadap fisiologi dan patologi kehamilan dan persalinan.
Termasuk diantaranya Hipocrates, Soranus, Rufus, Galenus dan Celsus (Wiknjosastro
2002,hal.5).
Selanjutnya Wiknjosastro (2002,hal.5-7) menjelaskan bahwa pada tahun 1513
Eucharius Roeslin menerbitkan buku pelajaran untuk penolong persalinan yang berjudul “Der
Schwangern Frauen Und Hebammen Rosengarten”.
Pada tahun 1598 dibuka sekolah bidan pertama di Munchener Gebaranstalt, kemudian
diikuti sekolah di hotel Dieu di Paris dan Gebaranstalt des Burgerspitals di Strassburg.  
Pada tahun 1837 Thomas Bull  membuat buku pertama yang khusus membahas
penanganan wanita hamil. Pada tahun 1878 Pinard  menulis tentang bahaya kelainan letak
janin  dan menganjurkan pemeriksaan wanita hamil untuk mengetahui letak janin dalam uterus.
Selanjutnya pada tahun 1895 beliau memberitahukan adanya rumah di Paris untuk merawat
wanita hamil  yang terlantar , dan menerangkan bahwa bayi-bayi yang dilahirkan oleh wanita-
wanita ini  umumnya lebih besar dari bayi wanita-wanita yang bekerja terus sampai persalinan
mulai.
Jean Lubumen dari Perancis menemukan stetoskop pada tahun 1819, dan pertama mendengar
DJJ tahun 1920.
John Braxton Hicks dari Inggris tahun 1872 menggambarkan kontraksi uterus selama
kehamilan yang dikenal dengan kontrksi Braxton-Hicks. Di Inggris ( Edinburg) dalam tahun
1899 disediakan tempat untuk merawat wanita hamil pada The Royal Maternity
Hospital.Dr.Ballentyne adalah dokter yang berjasa  dalam menganjurkan pro maternity hospital
untuk wanita hamil yang memerlukan perawatan.
Selanjutnya di Amerika serikat (BOSTON) dilangsungkan usaha baru, dimana anggota-
anggota Intructive Nursing Association mengadakan kunjungan rumah secara rutin pada wanita-
wanita hamil. Akhirnya pada tahun 1911 didirikan klinik antenatal di Boston Lying-in Hospital
untuk pemeriksaan dan penanggulangan wanita hamil. Prakarsa ini dicontoh oleh Negara-negara
lain, dan kini klinik antenatal sudah tersebar di seluruh dunia. Salah satunya adalah Negara
Belanda.
Adapun Pelayanan - Pelayanan yang Dilaksanakan oleh Belanda, yaitu :
a.         Pelayanan Antenatal
Bidan Belanda lebih berhak praktek mandiri daripada perawat. Bidan mempunyai ijin resmi
untuk praktek dan menyediakan layanan kepada wanita dengan resiko rendah, meliputi antenatal,
intrapartum dan postnatal. Untuk memperbaiki pelayanan kebidanan dan ahli kebidanan dan
untuk meningkatakan kerjasama antar bidan dan ahli kebidanan dibentuklah dafatar indikasi oleh
kelompok kecil yang berhubungan dengan pelayanan maternal di Belanda.
b.         Pelayanan Intrapartum
Pelayanan intrapartum dimulai dari waktu bidan dipanggil sampai satu jam setelah lahirnya
plasenta dan membrannya. Bidan mempunyai kemampuan untuk melakukan episiotomi tapi
tidak diijinkan menggunakan alat kedokteran. Biasanya bidan menjahit luka perineum atau
episiotomi, untuk luka yang parah dirujuk ke Ahli Kebidanan.
c.         Pelayanan Postpartum
Di Kebidanan Belanda, pelayanan post natal dimulai setelah.
Pada tahun 1988, persalinan di negara Belanda 80% telah ditolong oleh bidan, hanya 20%
persalinan di RS. Pelayanan kebidanan dilakukan pada community – normal, bidan sudah
mempunyai indefendensi yuang jelas. Kondisi kesehatan ibu dan anak pun semakin baik, bidan
mempunyai tanggung jawab yakni melindungi dan memfasilitasi proses alami, menyeleksi kapan
wanitya perlu intervensi, yang menghindari teknologi dan pertolongan dokter yang tidak penting.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup asuahan kebidan

 Ruang lingkup asuhan kebidanan

A. Filosofi Asuhan Kehamilan

Filosofi adalah pernyataan mengenai keyakinan dan nilai/value yang dimiliki yang berpengaruh
terhadap perilaku seseorang/kelompok. Filosofi asuhan kehamilan menggambarkan keyakinan
yang dianut oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan asuhan
kebidanan pada klien selama masa kehamilan. Dalam filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan
beberapa keyakinan yang akan mewarnai asuhan itu.

1.Kehamilan merupakan proses yang alamiah

2.Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of care)

3.Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta keluarga (family centered)

4.Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperoleh
pengetahuan/pengalaman yang berhubungan dengan kehamilannya

B. Ruang Lingkup Asuhan Kehamilan

Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi asuhan kehamilan normal dan identifikasi kehamilan
dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan resiko tinggi dan mencegah adanya
komplikasi kehamilan

Keterampilan Dasar :
1. Mengumpulkan data riwayat kesehatan

2. Melakukan pemeriksaan fisik

3. Menilai keadaan janin

4. Menghitung usia kehamilan

5. Mengkaji status nutrisi

6. Mengkaji kenaikan berat badan

7. Memberikan penyuluhan

8. Penatalaksaan pada anemia ringan, abortus imminen, dan pre-eklampsi ringan

9. Memberikan imunisasi

Keterampilan tambahan :

1. Menggunakan doppler

2. Memberikan pengobatan

3. Melaksanakan long life skill (LLS) dalam manajemen pascaaborsi

C. Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan

1. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat.

Sebagai bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang membantu serta
melindungi proses kehamilan & kelahiran normal adalah yang paling sesuai bagi sebagian besar
wanita.

2. Pemberdayaan

Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan. Oleh karena itu, bidan harus
memberdayakan ibu (dan keluarga) dengan meningkatkan pengetahuan & pengalaman mereka
melalui pendidikan kesehatan agar dapat merawat dan menolong diri sendiri pada kondisi
tertentu.

3. Otonomi.
Pengambil keputusan adalah ibu & keluarga. Untuk dapat mengambil suatu keputusan
mereka memerlukan informasi. Bidan harus memberikan informasi yang akurat tentang resiko
dan manfaat dari semua prosedur, sebelum mereka memutuskan untuk menyetujuinya.

4. Tidak membahayakan

5. Tanggung jawab

Asuhan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu, analisa, dan pertimbangan yang
matang. Akibat yang timbul dari tindakan yang dilakukan menjadi tanggungan bidan.

D. Tujuan Asuhan Kehamilan

Tujuan utama ANC adalah menurunakn/mencegah kesakitan dan kematian maternal dan
perinatal. Adapun tujuan khususnya adalah :
1.  Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu & perkembangan bayi yang
normal.
2.    Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan penatalaksanaan yang
diperlukan.
3.   Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka mempersiapkan ibu dan
keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan
adanya komplikasi.

Secara khusus, pengawasan antenatal bertujuan:

a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan,
persalinan dan nifas

b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan dan kala nifas

c. Memberi nasihat dan petunjuk berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi
dan aspek keluarga berencana

d. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan perkembangan bayi
yang normal.
e. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka mempersiapkan
ibu dan keluarga secara fisik, emosional dan logis untuk menghadapi kelahiran serta
kemungkinan adanya komplikasi.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan
kehamilan

A. Peran Bidan

Peran bidan dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran sebagai pelaksana, pengelola,
pendidik, dan peneliti.

1. Peran Sebagai Pelaksana

Sebagai pelaksana, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi, dan
tugas ketergantungan.

 Tugas mandiri

Tugas-tugas mandiri bidan, yaitu:

1. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan,


mencakup:
2. Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien
3. Menentukan diagnosis
4. Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi.
5. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
6. Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.
7. Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan.
8. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan/tindakan.
9. Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal, mencakup:
10. Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil.
11. Menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien.
12. Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan prioritas masalah.
13. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun
14. Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien.
15. Membuat rencana tindak lanjut asuhan yang telah diberikan bersama klien.
16. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien,
17. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang telah diberikan.

 Tugas Kolaborasi

Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu:

 Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi


kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga. mencakup:

1. Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan kondisi kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.
2. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas kegawat daruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi.
3. Merencanakan tindakan sesuai dengan prioriras kegawatdaruratan dan hasil kolaborasi
serta berkerjasama dengan klien.
4. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan dengan melibatkan klien.
5. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan.
6. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
7. Membuat pencatatan dan pelaporan.

 Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama
pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi, mencakup:

1. Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.
2. Menentukam diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan faktor risiko serta keadaan
kegawatdaruratan pada kasus risiko tinggi.
3. Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama sesuai dengn prioritas
4. Melaksanalkan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil dengan risiko tinggi dan memberi
pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
5. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.
6. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
7. Membuat pencatatan dan pelaporan.

 Tugas ketergantungan

Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu:

 Menerapkan manajamen kebidanan ,pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi
keterlibatan klien dan keluarga, mencakup:

1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan yang memerlukan tindakan di luar lingkup


kewenangan bidan dan memerlukan rujukan.
2. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas serta sumbersumber dan fasilitas untuk
kebmuuhan intervensi lebih lanjut bersama klien/keluarga.
3. Merujuk klien uncuk keperluan iintervensi lebih lanjut kepada petugas/institusi pelayanan
kesehaatan yang berwenang dengan dokumentasi yang lengkap
4. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan
incervensi.

 Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan dengan
risiko tinggi serta kegawatdaruratan, mencakup:

1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.


2. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.
3. Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan.
4. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.
5. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/institusi pelayanan
kesehatan yang berwenang.
6. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan
intervensi.
7. Peran Sebagai Pengelola

B. Tugas Bidan

Tugas pokok bidan merupakan tugas utama yang harus dijalankan oleh seorang bidan. Tugas
pokok tersebut berkaitan dengan ruang lingkup bidan dalam mengerjakan tugasnya sehari-hari.
Dimana tugas pokok bidan yang dikerjakan mencerminkan kompetensi yang dimiliki oleh bidan
tersebut. Berikut adalah tugas pokok bidan yang antara lain adalah

1. Melaksanakan asuhan kebidanan kepada ibu hamil (antenatal care)


2. Melakukan asuhan persalinan fisiologi kepada ibu bersalin (postnatal care)
3. Menyelenggarakan pelayan terhadap bayi baru lahir (kunjungan neonatal care)
4. Mengupayakan kerjasama kemitraan dengan dukun bersalin diwilayah kerja puskesmas
5. Memberikan edukasi melalui penyuluhan kesehatan reproduksi dan kebidanan
6. Melaksanakan pelayanan keluarga berencana (KB) kepada wanita usia subur
7. Melakukan pelacakan keluarga berencana (KB) kepada wanita usia subur
8. Mengupayakan diskusi Audit Maternal Perinatal (AMP) bila ada kematian ibu dan bayi
9. Melaksanakan mekanisme pencatatan dan pelaporan terpadu

Tugas pokok bidan harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab agar terhindar dari
kesalahan dalam melakukan tugas pokok bidan tersebut.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan nutrisi pada ibu hamil (kebutuhan dasar, iplementasi,
skrining)

A. Nutrisi

Kalori. Selama kehamilan konsumsi kalori haruslah bertambah dikisaran 300-400 kkal
perharinya. Kalori yang di dapat haruslah berasal dari sumber makanan yang bervariasi, dimana
pola makan 4 sehat 5 sempurna harus sebagai acuannya. Baiknya, 55% kalori di peroleh dari
umbi-umbian serta nasi sebagi sumber karbohidrat, lemak baik nabati maupun hewani sebanyak
35%, 10% dari protein dan sayuran serta buahan bisa melengkapi.
Asama Folat. Janin sangat membutuhkan asam folat dalam jumlah banyak guna pembentukan sel
dan sistem syaraf. Selama trimester pertama janin akan membutuhkan tambahan asam folat
sebanyak 400 mikrogram per harinya. Jika janin mengalami kekurangan akan asam folat, maka
hal ini akan membuat perkembangan janin menjadi tidak sempurna dan dapat membuat janin
terlahir dengan kelainan seperti mengalami anenchephaly (tanpa batok kepala), mengalami bibir
sumbing dan menderita spina bifda (kondisi dimana tulang belakang tidak tersambung).

Protein. Selain menjadi sumber bagi kalori dan zat pembangun, pembentukan darah dan sel
merupakan salah satu fungsi protein. Protein dibutuhkan oleh ibu hamil dengan jumlah sekitar 60
gram setiap harinya atau 10 gram lebih banyak dari biasanya.

Kalsium berfungsi dalam pertumbuhan dan pembentukan gigi dan tulang janin. Dengan ada
kalsium yang cukup selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar dari penyakit osteoporosis.
Kenapa hal ini bisa terjadi? karena jika ibu hamil tidak memiliki kalsium yang cukup, maka
kebutuhan janin akan kalsium akan diambil dari tulang ibunya. Susu dan produk olahan lainnya
merupakan sumber kalsium yang baik, selain kalsium, susu memiliki kandungan vitamin lain
yang dibutuhkan ibu hamil, seerti vitamin A, Vitamin D, Vitamin B2 vitamin B3 dan vitamin C.
Selain dari susu, kacang-kacangan dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga.

Vitamin A. Sangat bermanfaat bagi pemeliharaan fungsi mata, pertumbuhan tulang dan kulit.
Selain itu vitamin A juga berfungsi sebagai imunitas dan pertumbuhan janin. Namun meskiun
vitamin A sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, namun jangan samapi berlebih dalam
mengkonsumsinya, karena jika ibu hamil mengalami kelebihan vitamin A hal ini dapat membuat
janin terganggu pertumbuhannya.

Zat Besi. Berfungsi di dalam pembentukan darah terutama membentuk sel darah merah
hemoglobin dan mengurangi resiko ibu hamil terkena anemia. Zat besi akan diperlukan pada saat
kehamilan memasuki usia 20 minggu. Kebutuhan akan zat besi sebanyak 30 mg per harinya. Zat
besi dapat diperoleh pada hati, daging atau ikan.
Vitamin C. Tubuh ibu hamil memerlukan vitamin C guna menyerap zat besi. Selain itu vitamin
C sangat baik guna kesehatan gusi dan gigi. Fungsi lain dari vitamin C adalah melindungi
jaringan dari organ tubuh dari bberbagai macam kerusakan serta memberikan otak berupa sinyal
kimia, hal terjadi karena vitamin C banyak mengandung antioksidan.

Vitamin D. Dapat meneyerap kalsium sehingga sangat bermanfaat dalam pembentukan dan
pertumbuhan tulang bayi. Vitamin D dapat di dapat dari sumber makanan, susu, kuning telur
atau hati ikan.

2.      Oksigen
Ibu hamil membutuhkan udara yang bersih bebas dari polusi. Kebutuhan Oksigen Bagi Ibu
Selama Kehamilan Trimester I, II, dan III. Oksigen (O2) merupakan kunci segala kehidupan.
Kita bisa hidup beberapa hari tanpa makanan dan air, tetapi tidak dapat hidup selama 4 menit
saja tanpa oksigen. Bahkan sel-sel otak kita akan mati bila dalam waktu 15 detik tanpa adanya
oksigen. Setiap sel didalam tubuh manusia membutuhkan oksigen, untuk membelah, untuk
bertumbuh dan untuk sel tetap hidup. Pada dasarnya, kebutuhan oksigen pada manusia adalah
sama, termasuk pada wanita yang sedang mengandung/hamil. Betapa pentingnya oksigen bagi
kehidupan menjadikan oksigen tersebut menjadi perhatian khusus terlebih pada ibu hamil. Hal
ini dikarenakan keadaan ibu hamil harus lebih ketat diperhatikan segala sesuatu yang
dikonsumsinya, agar tidak mengganggu dan merusak kondisi janin. Pada ibu hamil, kebutuhan
oksigen meningkat dari 500 ml menjadi 700 ml dan ini relatif sama dari trimester I, II dan III.
Hal ini merupakan hal yang wajar, karena konsumsi oksigen pada ibu hamil meningkat seiring
dengan bertambahnya kebutuhan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya. Oksigen yang
dimaksud dalam pembahasan ini adalah oksigen yang sehat dan termasuk dalam kriteria oksigen
yang baik.
Adapun kriteria oksigen yang baik dan dibutuhkan oleh ibu hamil adalah sebagai berikut :
a.       Bersih dan Segar
Kriteria oksigen ini bisa didapatkan pada tempat yang bersih dan asri. Oleh karena itu, ibu yang
sedang hamil dianjurkan untuk berolah raga pada pagi hari ( jalan pagi), hal ini dimaksudkan
agar konsumsi oksigen yang masih bersih dan segar dapat berlangsung. Oksigen kotor yang
didapatkan sebelumnya bertukar dengan oksigen yang segar dan bersih.
b.      Tidak Berpolusi dan Kotor
Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor menjadikan semakin rentannya oksigen
yang kita hirup mengandung zat yang berbahaya buat tubuh, mulai dari udara yang mengandung
timbel sampai yang mengandung residu. Polusi udara dapat menimbulkan gangguan kesehatan
pada manusia melalui berbagai cara, antara lain dengan merangsang timbulnya atau sebagai
faktor pencetus sejumlah penyakit. Kelompok yang terkena terutama bayi, orang tua dan
golongan berpenghasilan rendah biasanya tinggal di kota-kota besar dengan kondisi perumahan
dan lingkungan yang buruk. Hal inilah yang menjadi alasan kenapa seorang ibu hamil dianjurkan
untuk menghindari tempat yang berpolusi, agar tidak menghirup oksigen yang telah tercemar
yang dapat mengganggu perkembangan janin didalam rahimnya.
c.       Tidak Bau
Adapun alasan kenapa seorang ibu hamil tidak diperbolehkan menghirup udara yang berbau
dikarenakan indera penciuman seorang ibu hamil semakin sensitif yang tidak tahan terhadap bau
yang kuat. Si ibu hamil akan muntah karena tidak tahan menghirup oksigen yang berbau.
Apabila berlanjut dapat mengganggu kondisi kesehatannya dan janin yang dikandungnya. Untuk
itu seorang ibu hamil harus menghindari tempat keramaian yang memiliki kualitas oksigen yang
buruk, seperti terminal, ataupun ruangan yangsering digunakan untuk merokok.

3.      Personal Hygiene


Kebersihan badan mengurangi infeksi, puting susu harus dibersihakan kalau terbasahi oleh
kolostrum. Perawatan gigi harus dilakukan karena gig yang bersih menjamin pencernaan yang
sempurna.
Personal hygine yang perlu diperhatikan
a.       Perawatan rambut
b.      Perawatan gigi
c.       Mandi untuk menjaga kebersihan kulit,mencegah infeksi
d.      Perawatan payudara
e.       Perawatan vulva danan vagi

Manfaat Personal Hygiene Dan Aktivitas Pada Ibu Hamil


a.       Dengan mandi dan membersihkan badan, ibu akan mengurangi kemungkinan adanya kuman
yang masuk selama ibu hamil. Hal ini mengurangi terjadinya infeksi, khususnya sesudah
melahirkan.
b.      Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan.
a)      Saat ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di-huknah untuk mengeluarkan feses.
b)      Bulu kemaluan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang dekat anus yang akan
dibersihkan, karena hal tersebut akan mempermudah penjahitan jika ibu ternyata diepisiotomi.
c)      Selama menunggu persalinan tiba, ibu diperbolehkan untuk berjalan-jalan di sekitar kamar
bersalin.
d)     Ibu boleh minum dan makan makanan ringan, disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan
yang berbau menyengat seperti petai dan jengkol.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam personal hygiene pada ibu hamil adalah dimulai
dari kebersihan rambut dan kulit kepala, kebersihan payudara, kebersihan pakaian, kebersihan
vulva, kebesihan kuku tangan dan kaki.
a.       Kebersihan Rambut & Kulit Kepala
b.      Kebersihan Gigi dan Mulut
c.       Kebersihan Payudara
d.      Kebersihan Vulva

5. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep women center care

Women Centered Care adalah istilah yang digunakan untuk filosofi asuhan maternitas yang
memberi prioritas pada keinginan dan kebutuhan pengguna, dan menekankan pentingnya
informed choice, kontinuitas perawatan, keterlibatan pengguna, efektivitas klinis, respon dan
aksesibilitas. Dalam hal ini Bidan difokuskan memberikan dukungan pada wanita dalam upaya
memperoleh status yang sama di masyarakat untuk memilih dan memutuskan perawatan
kesehatan dirinya.
Women Centered Care harus mencakup:
1. Sebuah filosofi yang menegaskan kekuatan perempuan itu sendiri, kekuatan dan keterampilan,
dan komitmen untuk mempromosikan persalinan fisiologis dan kelahiran.
2. Kebidanan yang dipimpin perawatan kehamilan normal, kelahiran dan periode pascanatal.
3. Layanan yang direncanakan dan disediakan dekat dengan perempuan dan masyarakat di mana
mereka tinggal atau bekerja.
4. Terintegrasi perawatan di batas-batas sektor akut dan primer.
5. Sebuah perspektif kesehatan masyarakat, yang mempertimbangkan faktor sosial dan
lingkungan yang lebih luas, berkomitmen sumber daya untuk perawatan kesehatan preventif, dan
bertujuan untuk mengurangi kesenjangan kesehatan dan sosial.
6. Maximised kontinuitas perawatan dan perawat, dengan satu-ke-satu perawatan kebidanan
selama persalinan.
7. Fokus pada kehamilan dan persalinan sebagai awal dari kehidupan keluarga, bukan hanya
sebagai episode klinis terisolasi, dengan memperhitungkan penuh makna dan nilai-nilai setiap
wanita membawa pengalamannya keibuan.
8. Pendanaan struktur dan komitmen yang mengakui hasil seumur hidup kesehatan ibu dan bayi.
9. Keterlibatan pengguna yang melampaui tokenistik, untuk mengembangkan kemitraan yang
nyata antara wanita dan bidan.
10. Keluarga-berpusat perawatan yang memfasilitasi pengembangan percaya diri, orangtua yang
efektif.
11. Memperkuat kepemimpinan kebidanan, dalam rangka untuk mempromosikan keunggulan
profesional dan memaksimalkan kontribusi pelayanan maternitas ke agenda kesehatan
masyarakat yang lebih luas.

Dalam praktik kebidanan, “Women Centered Care” adalah sebuah konsep yang
menyiratkan hal berikut:
• Perawatan yang berfokus pada kebutuhan wanita yang unik, harapan dan aspirasi wanita
tersebut daripada kebutuhan lembaga-lembaga atau profesi yang terlibat.
• Memperhatikan hak-hak perempuan untuk menentukan nasib sendiri dalam hal pilihan, kontrol
dan kontinuitas perawatan dalam bidang kebidanan.
• Meliputi kebutuhan janin, bayi, atau keluarga wanita itu, orang lain yang signifikan, seperti
yang diidentifikasi dan dipercaya oleh wanita tersebut.
• Melibatkan peran serta masyarakat, melalui semua tahap mulai dari kehamilan, persalinan, dan
setelah kelahiran bayi.
• Melibatkan kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya bila diperlukan.
• ‘Holistik’ dalam hal menangani masalah sosial wanita, emosional, fisik, psikologis, kebutuhan
spritual dan budaya.

BENTUK WOMEN CENTER CARE

Bentuk-bentuk women Center Care di Indonesia merupakan progam untuk menurunkan


angka kematian ibu yang merujuk pada progam sedunia yang didukung oleh WHO yaitu:
A. Safe Motherhood
Safe motherhood adalah kemampuan wanita untuk dapat hamil dan melahirkan secara
aman dan sehat. Awal dari progam safe motherhood adalah sebuah usaha menyeluruh yang
bertujuan untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan pada wanita dan bayi khususnya
di negara berkembang. Progam ini dimulai tahun 1987. Menurut laporan WHO dan Bank
Dunia pada tahun 1997, wanita Indonesia memiliki resiko tinggi pada kematian maternal
yaitu 450 kematian ibu per 100000 kelahiran hidup.
B. The Mother Friendly Movement Tahun 1996 yang diterjemahkan sebagai Gerakan Sayang
Ibu (GSI)
Gerakan sayang Ibu merupakan gerakan percepatan penurunan angka kematian ibu yang
dilakukan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan
kesadaran dan kepedulian dalam upaya integral dan sinergis. Gerakan Sayang Ibu (GSI)
mempromosikan kegiatan yang berkaitan dengan kecamatan sayang ibu dan Rumah Sakit
sayang ibu untuk mencegah 3 keterlambatan:
• Keterlambatan ditingkat keluarga dalam mengenali tanda bahaya dan membuat keputusan
untuk mencari pertolongan.
• Keterlambatan dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan.
• Keterlambatan difasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pertolongan yang
dibutuhkan

Women Center Care ini sangat sesuai dengan keinginan ICM (International
Confederation Of Midwifery) yang tertuang dalam VISI nya, yaitu :
1. Bidan memberikan asuhan pada wanita yang membutuhkan askeb.
2. Bidan mempunyai otonomi sebagai pemberi asuhan yang menghargai kerjasama team dalam
memberikan asuhan untuk seluruh kebutuhan wanita dan keluarga.
3. Bidan memegang kunci dalam menentukan asuhan dimasa mendatang termasuk pelayanan
kesehatan utama pada komunitas untuk seluruh wanita dan keluarga.
4. Bidan bekerjasama dengan wanita dalam memberikan asuhan sesuai dengan harapan wanita

PENERAPAN WOMEN CENTER CARE


Untuk dapat memberikan Care atau Asuhan yang baik terhadap wanita, bidan harus menerapkan
hal-hal berikut ini :
1. Lakukan Intervensi Minimal
2. Memberikan asuhan yang komprehensif
3. Memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan
4. Melakukan segala tindakan yang Sesuai dengan standar, wewenang, otonomi dan kompetensi
5. Memberikan Informed Content
6. Memberikan asuhan yang Aman, nyaman, logis dan berkualitas
7. Menerapkan Asuhan Sayang Ibu

6. Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan fisiologis yang mempengaruhi kebutuhan


nutrisi ibu hamil

Perubahan Fisiologis Pada Trimester I


a) Morning Sickness, mual dan muntah
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak awal kehamilan.
Mual muntah diusia muda disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat
terjadi setiap saat. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14 mingggu kehamilan.
b)   Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, ini terjadi karena peningkatan hormon kehamilan
yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada
jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.
c) Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim yang membesar
dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul
kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
d) Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan hormon progesteron
yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja kurang efisien.
e) Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal kehamilan karena adanya
peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk/tidur ke
posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit
kepala/pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun
emosional..
f) Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di bagian perut bawah
atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap. Hal ini
sering terjadi karena adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan
pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
h) Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang kancing rok/celana
panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim
telah berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen
yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron yang menyebabkan tubuh
menahan air.

·           Perubahan Fisiologis pada Trimester II


a)         Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati rongga panggul.
Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian
teratas rahim sejajar dengan puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada
kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.
b)        Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah biasa dan normal
karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu
hamil akan terasa kembung dan membuat tidak nyaman.
c)           Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama kehamilan, karena
meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan juga pengaruh hormonal yang
menyebabkan rileksasi otot saluran cerna sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
d)        Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan rambut tumbuh lebih
banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak
perlu khawatir dengan rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi
lahir.
e)           Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian bawah seperti
ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena perenggangan ligamentum dan otot
untuk menahan rahim yang semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan
bersifat tidak menetap.
f)         Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester kedua, karena ketika
rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah
menurun.
g)        Hidung dan Gusi berdarah
Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh termasuk ke daerah hidung
dan gusi selama masa kehamilan akan menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut
dan lunak. Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa berdarah ketika menyikat gigi. Keluhan ini
akan hilang setelah melahirkan.
h)                   Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit yang menyebabkan
warna kulit lebih gelap. Timbul garis kecoklatan mulai dari pusar ke arah bawah yang disebut
linea nigra. Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan. Tanda ini dapat
menjadi petunjuk kurangnya vitamin folat.
i)          Payudara membesar
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut
kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil
akan timbul disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit.
j)          Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40% wanita hamil
mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang menyebabkan tubuh menahan cairan.
Pada trimester kedua akan tampak sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada
kaki bagian bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada posisi
duduk atau berdiri yang terlalu lama.

·       Perubahan Fisiologis pada Trimester III


a)    Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena meningkatnya beban berat dari
bayi dalam kandungan Anda yang dapat memengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan
tekanan ke arah tulang belakang.
b)    Konstipasi/Sembelit
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang membesar kearah usus
selain perubahan hormon progesteron.
c)    Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke paru-paru, pada
kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh
adanya tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah diafragma (yang membatasi perut
dan dada).
d)   Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin menekan kandungan
kencing ibu hamil
e)    Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah panggul dan
vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina.
Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang akan
memperburuk varises.
f)                       Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang ringan, tidak
teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
g)        Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan tekanan pada daerah
kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut
edema, yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
h)        Kram pada kaki
Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau karena kekurangan kalsium
(Suririnah, 2008)

7. Mahasiswa mampu menjelaskan safety ibu hamil

Langkah-langkah asuhan kehamilan yang aman dan nyaman

1) Ciptakan rasa percaya dengan menyepa ibu dan keluarga seramah mungkin dan
membuatnya merasa nyaman.

2) Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan cara menerapkan prinsip mendengarkan


efektif.

3) Melakukan anamnesa secara lengkap, terutama riwayat kesehatan ibu.

4) Melakukan pemeriksaan seperlunya.

5) Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana seperti pemeriksaan hemoglobin.

6) Membantu ibu dan keluarga mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan tindakan


darurat.

7) Memberikan konseling sesuai kebutuhan.

8) Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman di rumah.

9) Memberikan nasihat kepada ibu untuk mencari pertolongan apabila ada tanda-tanda
bahaya seperti perdarahan pervagina, sakit kepala lebih dari biasanya dan gangguan penglihatan.

8. Mahasiswa mampu menjelaskan refocusing asuhan kehamilan

Definisi Refocusing Asuhan Kebidanan Kehamilan


Refocusing berasal dari kata refocused yang artinya perbarui. Refocusing asuhan adalah
asuhan kehamilan yang diberikan pada ibu hamil dengan hal-hal yang terfokus pada kebutuhan
ibu.
Fokus asuhan kehamilan adalah memfokuskan kembali asuhan yang terbukti bermanfaat
sehingga bisa menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir

Isi refocusing ANC


Penolong yang terampil/terlatih harus selalu tersedia untuk :
a.        Membantu setiap ibu hamil dan keluarganya membuat perencanaan persalinan, petugas
kesehatan yang terampil, tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang baik selama hamil,
perlengkapan esensial untuk ibu dan bayi. Penolong persalinan yang terampil menjamin asuhan
normal yang aman sehingga mencegah komplikasi yang mengancam jiwa serta dapat segera
mengenali masalah dan merespon dengan tepat.
b.      Membantu setiap ibu hamil dan keluarganya mempersiapkan diri menghadapi komplikasi 
(deteksi dini, menentukan orang yang akan membuat keputusan, dana kegawatdaruratan,
komunikasi, transportasi, donor darah,) pada setiap kunjungan. Melakukan skrining/penapisan
kondisi-kondisi yang memerlukan persalinan di RS (riwayat SC, IUFD, dsb). Ibu yang sudah
tahu kalau ia mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di RS akan berada di RS saat
persalinan, sehingga kematian karena penundaan keputusan, keputusan yang kurang tepat, atau
hambatan dalam hal jangkauan akan dapat dicegah.
c.       Mendeteksi dan menangani komplikasi (pre eklamsia, perdarahan pervaginam, anemia berat,
penyakit menular seksual, tuberkulosis, malaria, dsb).

d.      Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan letak/presentasi abnormal
setelah usia kehamilan 36 minggu. Ibu yang memerlukan kelahiran operatif akan mempunyai
jangkauan pada penolong yang terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
e.       Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian BBL karena tetanus.
f.       Memberikan suplementasi zat besi & asam folat. Umumnya anemia ringan yang terjadi pada
bumil adalah anemia defisiensi zat besi & asam folat.
g.      Untuk populasi tertentu:
1.1   Profilaksis cacing tambang (penanganan presumtif) untuk menurunkan insidens anemia berat,
1.2  Pencegahan/ terapi preventif malaria untuk  menurunkan resiko terkena malaria di daerah
endemik
1.3  Suplementasi yodium
1.4   Suplementasi vitamin A

9. Mahasiswa mampu menjelaskan etika dan kewenangan bidan dalam asuahan kehamilan

Etika Dalam Asuhan Kehamilan


Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan issu utama diberbagai tempat. Hal tersebut
membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan ibu dan keluarga. Bidan harus berpartisipasi
dalam memberikan pelayanan kepada ibu sejak konseling, prakonsepsi, skreming antenatal,
layanan intrapartum, perawatan intensive pada neonatal dan pengakhiran kehamilan,
Kode etik suatu profesi adalah norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi
yang bersangkutan di dalam melaksanakan tugas profesinya. Norma yang berisi petunjuk yang
harus dijalankan profesi, larangan, tingkah laku, dalam menjalankan tugasnya.Sikap etis
professional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya termasuk dalam mengambil
keputusan dalam merespon situasi yang muncul dalam asuhan
Etika diartikan "sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan dalam hidup
manusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehandak dengan didasari pikiran
yang jernih dengan pertimbangan perasaan".
Etik ialah suatu cabang ilmu filsafat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa etik adalah
disiplin yang mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan manusia.
Etika merupakan bagian filosofis yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah, dan penyelesaiannya baik atau tidak (Jones,
1994)
Sedangkan dalam konteks lain secara luas dinyatakan bahwa:
Etik adalah aplikasi dari proses & teori filsafat moral terhadap kenyataan yg sebenarnya.
Hal ini berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar & konsep yg membimbing makhluk hidup
dalam berpikir & bertindak serta menekankan nilai-nilai mereka.(Shirley R Jones- Ethics in
Midwifery)

Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan


1.      Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien
Misalnya : Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Secara harfiah, otonomi daerah berasal dari kata
otonomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi berasal dari kata autos dan namos. Autos
berarti sendiri dan namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga dapat dikatakan sebagai
kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus
rumah tangga sendiri. Sedangkan daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
batas-batas wilayah.
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai implementasi
tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan yang
lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan
menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerahnya masing-masing.

2.      Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yg
merugikan/membahayakan orang lain. Contohnya seperti bidan diatur dalam etika memberikan
asuhan pelayanan sesuai standar asuhan dan dalam melakukan asuhan telah di atur dalam standar
dan menerapka etika dalam asuhannya.
3.      Menjaga rahasia setiap individu
Misalnya : dalam melaksanakan pelayanannya bidan memang wajib melakukan pengakuan
menjaga privacy pasien yang berdasarkan perturan yang di tetapkan dalam standar.
4.      Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya
Arinya bidan di tutut bukan hanya pemberi pelayanan kesehatan melainkan memberikan asuhan
dan pendidikan, contonya seperti konseling baik itu pada orang dewasa mau pun anak-anak
untuk meberikan pendidikan yang sesuai etika.
5.      Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa
alasannya etika itu adalah norma yang mengatur tindakan baik atau buruknya menurut yang telah
di terapkan pemerintas dan terlintaskan dalam hubunggan eratnya dengan religi contohnya
jangan berbuat curang karena akan mengrugikan diri sendri dan orang lain.
6.      Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu
7.      Menghasilkan tindakan yg benar
Cotonya seperti melakukan asuhan pelayanan yang bermutu sesuai standar.
8.      Mendapatkan informasi tentang hal yg sebenarnya
Contohnya seperti 58 langkah asuhan persalinan normal
9.      Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk, benar atau
salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
10.  Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak
Contohnya seperti meninjau suatu permasalahan kemungkin sebab akibat yang terjadi jika
tindakan itu di ambil.
11.  Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
Contonya seperti bersikap ramah, sopan santun di tempat tenaga kesehatan.
12.  Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
Contohnya bidan sebagai pengelola Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan.
bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat,sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat
setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat, Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan
kebidanan di lingkungan unit kerjanya.
13.  Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di dalam
organisasi profesi
14.  Mengatur sikap, tindak tunduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa
disebut kode etik profesi.

Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 ayat (1) huruf a, Bidan berwenang:

1. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa sebelum hamil


2. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa kehamilan normal
3. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa persalinan dan menolong persalinan normal
4. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa nifas;melakukan pertolongan pertama
kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin, nifas, dan rujukan
5. melakukan deteksi dini kasus risiko dan komplikasi pada masa kehamilan, masa persalinan,
pascapersalinan, masa nifas, serta asuhan pascakeguguran dan dilanjutkan dengan rujukan.

Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 ayat (1) huruf b, Bidan berwenang:

1. memberikan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah
2. memberikan imunisasi sesuai program Pemerintah Pusat
melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita, dan anak prasekolah serta deteksi
dini kasus penyulit, gangguan tumbuh kembang, dan rujukan
3. dan memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada bayi baru lahir dilanjutkan
dengan rujukan

10. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh budaya, etnik, dan kepercayaan pada
nutrisi yang mempengaruhi kehamilan

Permasalahan yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi. Permasalahan
gizi pada ibu hamil di Indonesia tidak terlepas dari faktor budaya setempat. Hal ini disebabkan
karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan.
Kepercayaan bahwa ibu hamil dan post partum pantang mengkonsumsi makanan tertentu
menyebabkan kondisi ibu post partum kehilangan zat gizi yang berkualitas. Sementara, kegiatan
mereka sehari-hari tidak berkurang ditambah lagi dengan pantangan-pantangan terhadap
beberapa makanan yang sebenamya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan
berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Kemiskinan masyarakat akan berdampak
pada penurunan pengetahuan dan informasi, dengan kondisi ini keluarga, khususnya ibu akan
mengalami resiko kekurangan gizi, menderita anemia dan akan melahirkan bayi berat badan lahir
rendah. Tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di
daerah pedesaan. Dapat dikatakan bahwa persoalan pantangan atau tabu dalam mengkonsumsi
makanan tertentu terdapat secara universal di seluruh dunia. Pantangan atau tabu adalah suatu
larangan untuk mengkonsumsi jenis makanan tertentu, karena terdapat ancaman bahaya terhadap
barang siapa yang melanggarnya. Dalam ancaman bahaya ini terdapat kesan magis, yaitu danya
kekuatan superpower yang berbau mistik yang akan menghukum orang-orang yang melanggar
pantangan atau tabu tersebut. Tampaknya berbagai pantangan atau tabu pada mulanya
dimaksudkan untuk melindungi kesehatan anak-anak dan ibunya, tetapi tujuan ini bahkan ada
yang berakibat sebaliknya, yaitu merugikan kondisi gizi dan kesehatan.

Secara universal adat atau kepercayaan tentang makanan yang terkait dengan tabu ada di seluruh
negara, baik di negara yang teknologinya sudah maju maupun di negara berkembang. Di
Meksiko seorang wanita hamil dan setelah melahirkan dilarang makan makanan yang bersifat
“dingin”. Masyarakat Cina Amerika menganut teori “Yin” dan “Yang” sehingga wanita yang
baru melahirkan harus dilindungi dari angin dan dilarang makan makanan dan minuman yang
bersifat dingin, dan minum obat. Di beberapa negara berkembang umumnya ditemukan larangan
atau pantangan tertentu bagi wanita hamil Di Indonesia wanita hamil dan setelah melahirkan
dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele, keong, daun lembayung, buah pare,
nanas, gula merah, dan makanan yang digoreng dengan minyak (Afiyah Sri Harnany, 2006: 45).

Di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan
mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang
banyak. Sementara di salah satu daerah di Jawa Barat, ibu yang kehamilannya memasuki 8-9
bulan sengaja harus mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah
dilahirkann. Budaya pantang pada ibu hamil sebenarnya justru merugikan kesehatan ibu hamil
dan janin yang dikandungnya. Misalnya ibu hamil dilarang makan telur dan daging, padahal telur
dan daging justru sangat diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil dan janin.
Berbagai pantangan tersebut akhirnya menyebabkan ibu hamil kekurangan gizi seperti anemia
dan kurang energi kronis (KEK). Dampaknya, ibu mengalami pendarahan pada saat persalinan
dan bayi yang dilahirkan memiliki berat badan rendah (BBLR) yaitu bayi lahir dengan berat
kurang dari 2.5 kg. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi.

Anda mungkin juga menyukai