pasar tersebut tidak tersedia lagi produk subtitusi yang potensial, dan
terdapatnya kemampuan pelaku pasar tersebut untuk menerapkan harga produk
tersebut yang lebih tinggi, tanpa mengikuti hukum persaingan pasar atau hukum
tentang permintaan dan penawaran pasar.
Adapun kriteria yang digunakan untuk membuktikan ada atau tidaknya monopoli
yang dilarang tersebut didasarkan pada:
a) Produk barang, jasa, atau barang dan jasa tersebut belum ada penggantinya
(substitusinya);
b) Pelaku usaha lain sulit atau tidak dapat masuk ke dalam persaingan terhadap
produk barang, jasa, atau barang dan jasa yang sama (barrier to entry);
c) Pelaku usaha lain tersebut adalah pelaku usaha yang mempunyai kemampuan
bersaing yang signifikan dalam pasar yang bersangkutan;
d) Satu pelaku usaha atau satu kelompok usaha telah menguasai lebih dari 50%
pangsa pasar dari suatu jenis produk barang atau jasa tertentu.
Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam
menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang
dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat
persaingan usaha.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat (Undang-Undang Anti Monopoli) merupakan dasar
kebijakan persaingan usaha di Indonesia. Undang-Undang Anti Monopoli memiliki
sistem pengaturan yang khas dalam menyikapi hubungan persaingan usaha dan
usaha kecil.