Anda di halaman 1dari 9

WALI KOTA PEMATANGSIANTAR

PROVINSI SUMATERA UTARA

INSTRUKSI WALI KOTA PEMATANGSIANTAR


NOMOR: 3 TAHUN 2021
TENTANG

PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT LEVEL 4 CORONA


VIRUS DISEASE 2019 DI KOTA PEMATANGSIANTAR

WALI KOTA PEMATANGSIANTAR,

Menindaklanjuti Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2021 tentang


Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4 Corona Virus Disease
2019 di Wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua
dan înstruksi Gubernur Sumatera Utara Nomor: 188.54/36/INST/2021 tanggal
23 Agustus 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level
4 Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Sumatera Utara, berkenaan dengan hal

tersebut diinstruksikan:

Kepada 1.Pimpinan SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota

Pematangsiantar;
2. Direktur BUMD se-Kota Pematangsiantar;

3. Direktur Rumah Sakit Umum se-Kota Pematangsiantar;

4. Camat dan Lurah se-Kota Pematangsiantar

5. Pelaku Usaha se-Kota Pematangsiantar;

6. Seluruh Masyarakat se-Kota Pematangsiantar.

Untuk
KESATU Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level
4 Corona Vinus Disease 2019 di Kota Pematangsiantar,
dilakukan dengan menerapkan kegiatan sebagai berikut:
1. Camat dan lurah mengoptimalkan posko penanganan
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di tingkat
kecamatan dan kelurahan;
2. Pelaksanaan Kegiatan belajar mengajar di satuan
pendidikan dilakukan:
a. melalui pembelajaran jarak jauh (daring); dan
b. maksimal 25% (dua puluh lima persen) pendidik
dan/atau tenaga kependidikan pada masing-masing
lembaga Pendidikan, dapat melakukan kegiatan
persiapan teknis (simulasi) asesmen nasional pada
tanggal 24 Agustus 2021 sampai dengan 2 September
2021;
3. Pelaksanaan kegiatan di tempat kerja/perkantoran di
berlakukan 100% (seratus persen) untuk pelayanan
publik dan untuk administrasi diberlakukan 25% (dua
puluh lima persen) staf dengan menerapkan protokol
kesehatan yang ketat;
4. Pelaksanaan kegiatan pada sektor non esensial di
berlakukan 100% (seratus persen) Work From Home
(WFH);
5. Pelaksanaan kegiatan pada sektor esensial seperti
a. keuangan dan perbankan hanya seperti asuransi,
bank, pegadaian, dana pensiun, dan lembaga
pembiayaan yang berorientasi pada pelayanan fisik
dengan pelanggan (customer) dapat beroperasi dengan
ketentuan dengan kapasitas maksimal 50% (lima
puluh persen) staf untuk lokasi yang berkaitan dengan
pelayanan kepada masyarakat, serta 25% (dua puluh
lima persen) untuk pelayanan administrasi
perkantoran guna mendukung operasional,
b. pasar modal yang berorientasi
pada pelayanan dengan
pelanggan (customer) dan berjalannya operasional
pasar modal secara baik, teknologi informasi dan
komunikasi meliputi operator seluler, data center,
internet, pos, media terkait dengan penyebaran
informasi kepada masyarakat dan perhotelan non
penanganan karantina dapat beroperasi dengan
ketentuan kapasitas maksimal 50% (lima puluh
persen) staf;
C. industri orientasi ekspor dan industri penunjang
ekspor, dimana pihak perusahaan harus
menunjukkan bukti contoh dokumen Pemberitahuan
Ekspor Barang (PEB) selama 12 (dua belas) bulan
terakhir atau dokumen lain yang menunjukkan
rencana ekspor dan wajib memiliki izin operasional
dan mobilitas kegiatan industri (1OMKI) dapat
beroperasi 100% (seratus persen) dengan
penerapan
protokol kesehatan secara lebih ketat, namun apabila
ditemukan klaster penyebaran Covid-19 maka industri
bersangkutan ditutup selama 5 (lima) hari;
6. Pelaksanaan kegiatan pada sektor Kritikal
seperti:
a. kesehatan, keamanan dan ketertiban masyarakat
dapat beroperasi 100% (seratus persen) staf tanpa ada
pengecualian dan melakukan penerapan protokol
kesehatan yang ketat.
b. penanganan
bencana, energi, logistik, transportasi
dan distribusi terutama untuk kebutuhan
pokok
masyarakat, makanan dan minuman serta
penunjangnya termasuk untuk ternak/hewan
peliharaan, pupuk dan petrokimia, semen dan
bahan
bangunan, objek vital nasional, proyek strategis
nasional, konstruksi (infrastruktur publik), utilitas
dasar (listrik, air dan pengelolaan sampah) dapat
beroperasi 100% (seratus persen) maksimal staf,
hanya pada fasilitas produksi/konstruksi/pelayanan
kepada masyarakat dan untuk pelayanan administrasi
perkantoran guna mendukung operasional, di
berlakukan maksimal 25% (dua puluh lima persen)
staf;
7. Pasar tradisional yang menjual sembako sehari-hari
diperbolehkan untuk buka seperti biasa dengan protokol
kesehatan yang ketat dan berakhir pukul 17.00 WIB dan
terhadap Pasar tradisional:
a. Akan dilakukan pendataan terhadap para pedagang;
b. Dilakukan penyemprotan desinfektan 6 hari sekali
c. Apabila ditemukan terdapat pedagang yang terpapar
COVID-19 maka akan dilakukan Swab Antigen
terhadap pedagang yang lain sesuai mekanisme
penanganan dan pencegahan penyebaran CoVID-19.

d. Melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dan


akan di awasi pelaksanaannya oleh Satuan Tugas
penanganan COVID-19.

8. Pasar tradisional yang menjual selain kebutuhan pokok


sehari-hari bisa buka dengan kapasitas maksimal 50%
(lima puluh persen) sampai dengan pukul 16.00 WIB;
9. Pedagang kaki lima, toko kelontong, agen/outlet voucher,
barbershop/pangkas rambut, laundry, pedagang asongan,
pasar loak, pasar burung/unggas, pasar basah, pasar
batik, bengkel kecil, cucian kenderaan, dan lain-lainnya
sejenis dizinkan buka dengan protokol kesehatan ketat
sampai dengan pukul 20.00 WIB;
10. Supermarket dan pasar swalayan yang menjual
kebutuhan sehari-hari beroperasi mulai pukul 10.00 WIB
sampai pukul 20.00 WIB dengan kapasitas pengunjung
50% (lima puluh persen);
11. Apotik, toko obat, praktek dokter, Rumah sakit dan
optikal yang melayani pemeriksaan kesehatan mata dapat
buka selama 24 jam;
12. Pelaksanaan kegiatan makan/minum ditempat umum
a. warung makan/warteg, pedagang kaki lima, lapak
jajanan dan sejenisnya yang memiliki tempat usaha
diruang terbuka dizinkan buka dengan protokol
kesehatan ketat sampai pukul 21.00 WIB;
b. restoran/rumah makan dan kafe dengan skala kecil,
sedang dan besar baik yang berada pada lokasi
tersendiri maupun yang berlokasi pada pusat
perbelanjaan/ mall dapat melayani makan
ditempat/ dine in dengan kapasitas 25% (dua puluh
lima persen), 2 (dua) orang per meja dan menerima
makanan dibawa pulang/ delivery/take away sampai
pukul 20.00 WIB dengan penerapan protokol kesehatan
secara lebih ketat;
13. Kegiatan pada pusat perbelanjaan/ mall/pusat
perdagangan diizinkan beroperasi 50% (lima puluh
persen) dengan jam operasional dari pukul 10.00 WIB
sampai dengan pukul 20.00 WIB dengan menggunakan
aplikasi peduli lindungi dan protokol kesehatan yang lebih
ketat;
14. Pelaksanaan kegiatan konstruksi untuk infrastruktur
publik (tempat konstruksi dan lokasi proyek) dapat
beroperasi 100%% (seratus persen) dengan penerapan
protokol kesehatan secara lebih ketat;
15. Tempat ibadah (mesjid, mushollah, gereja, pura, dan
vihara serta tempat ibadah lainnya yang difungsikan
sebagai tempat ibadah), dapat mengadakan kegiatan
peribadatan/keagamaan berjamaah dengan pengaturan
kapasitas maksimal 25% (dua puluh lima persen) atau
maksimal 30 (tiga puluh) orang sampai 50 (lima puluh)
orang, namun lebih dioptimalkan pelaksanaan
peribadatan ibadah di rumah dengan mermperhatikan
pengaturan teknis dari kementerian agama,
16. Fasilitas umum, (area publik, taman umum, tempat
wisata umum dan area publik lainnya) di tutup untuk
sementara;
17. Taman Hewan dapat berfungsi dengan kapasitas
pengunjung 50% (lima puluh persen) yang beroperasi
mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB dengan
penerapan protokol kesehatan yang ketat dan akan
diawasi oleh Petugas;
18. Kegiatan seni, budaya, dan sosial kemasyarakatan (lokasi
seni, budaya, dan kegiatan sosial yang dapat
menimbulkan keramaian dan kerumunan) ditutup untuk
sementara;
19 giatan olahraga/pertandingan olahraga diperbolehkan,
antara lain:
a. diselenggarakan oleh pemerintah tanpa penonton atau
suporter dengan penerapan protokol kesehatan yang
ketat;
b. olahraga mandiri/individual dengan menggunakan
penerapan protokol kesehatan yang ketat.
20. Transportasi umum (kendaraan umum, angkutan massal,
taksi (konvensional dan online) dan kendaraan
sewa/rental, diberlakukan dengan pengaturan kapasitas
maksimal 70% (tujuh puluh persen) dengan menerapkan
protokol kesehatan secara lebih ketat;
21. Kegiatan resepsi pernikahan, hajatan dan sejenisnya
ditiadakan;
22. Mengizinkan acara dukacita, dengan protokol:
a.
wajib mendapatkan persetujuan
COVID-19 Kota Pematangsiantar,
tertulis dari Satgas
b. memastikan pengunjung/tamu/undangan:
dalam kondisi sehat (suhu badan normal, tidak
batuk/pilek);
memakai masker dan dapat ditambah face shield dan
sarung tangan,
melakukan cuci tangan menggunakan sabun (hand
sanitizer) secara rutin;

tidak berkerumun dan menerapkan penjagaan jarak


(physical distancing).
c. jenazah disemayamkan di rumah duka paling lama 2 x
24 jam,
d. pelaksanaan acara adat agar dipersingkat, paling lama
selesai pukul 13.00 wib;
e. bagi kasus suspek/probable/ terkonfirmasi positif
COVID-19 protokol pemakaman mempedomani
ketentuan pemulasaraan jenazah COVID-19;
f. pelaksanaan kegiatan dilarang menutup prasarana
umum seperti jalan raya dan trotoar;

g. pembatasan kapasitas sebesar 25% (dua puluh lima


persen) dari kapasitas tempat yang tersedia,
h. bersedia dikenakan sanksi berupa
penghentian/pembubaran kegiatan dan/atau sanksi
hukum yang berlaku bila pelaksanaan tidak memenuhi
ketentuan yang diwajibkan.
23. Pelaksanaan kegiatan rapat, seminar dan pertemuan
luring (lokasi rapat/seminar/hotel/ convention hall yang
tidak bisa ditunda dizinkan dengan pembatasan
kapasitas sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari
kapasitas tempat yang tersedia,
24. Kegiatan operasional untuk tempat hiburan (klab malam,
diskotik, pub/musik hidup, karoke umum dan keluarga,
bar/rumah minum, griya pijat, spa, bola gelinding, bola
sodok, mandi uap, seluncur dan area permainan
ketangkasan dan lain-lain) ditutup;
25. Pelaku perjalanan domestik yang menggunakan mobil
pribadi, sepeda motor dan transportasi umum jarak jauh
(bis, kapal laut dan kereta api) harus:
a. menunjukkan kartu vaksin (minimal vaksin dosis
pertama);
b. menunjukkan antigen (h-1) untuk moda transportasi
mobil pribadi, sepeda motor, bis, kereta api dan kapal1
laut;
c. ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan
huruf b hanya berlaku untuk kedatangan dan
keberangkatan dari dan kewilayah yang ditetapkan
sebagai PPKM Level 4 serta tidak berlaku untuk
transportasi dalam wilayah aglomerasi; dan
d. untuk sopir kendaraan logistik dan transportasi barang
lainnya dikecualikan dari ketentuan memiliki kartu
vaksin.
26. Tetap memakai masker dengan benar dan konsisten saat
melaksanakan kegiatan diluar rumah serta tidak
diizinkan face shield tanpa menggunakan masker.
27. Mengoptimalkan posko sekretariat Satgas COVID-19
selama 24 jam oleh personil Satuan Polisi Pamong Praja,
Unsur TNI/Polri, Denpom sampai Tingkat Kecamatan dan
Kelurahan;
28. Warga dengan status suspek/probable/konfirmasi COVID-
19 agar melakukan isolasi di rumah sakit/
bangunan/gedung yang difungsikan sebagai tempat
isolasi.
KEDUA Kepala Dinas Kesehatan mengupayakan permintaan vaksin
baik dari pemerintah dan/atau Pemerintah provinsi sesuai
kebutuhan dan melaksanakan vaksinasi sesuai target yang
telah ditetapkan.
KETIGA Melaksanakan pengetatan aktivitas dan edukasi dilakukan
dengan prinsip sebagai berikut:
1. COVID-19 paling menular pada kondisi tertutup,
pertemuan-pertemuan panjang (lebih dari 15 menit),
interaksi jarak dekat, keramaian, aktivitas dengan
bernapas kuat misalnya bernyanyi, berbicara dan tertawa
dan tidak memakai masker seperti pada saat makan
bersama,
2. Penggunaan masker dengan benar dan konsisten adalah
protokol kesehatan paling minimal yang harus ditetapkan;
3. Mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizr secara
berulang terutama setelah menyentuh benda yang
disentuh orang lain (seperti gagang pintu atau pegangan
tangga), menyentuh daerah wajah dengan tangan perlu
dihindari;
4. Jenis masker yang baik akan lebih melindungi,
penggunaan masker sebanyak 2 (dua) lapis merupakan
pilihan yang baik. Masker sebaiknya perlu diganti setelah
digunakan (>4 (lebih dari empat) jam);

5. Penerapan protokol kesehatan dilakukan dengan


mempertimbangkan kesehatan dilakukan dengan
mempertimbangkan jarak interaksi, durasi, dan faktor
ventilasi udara untuk meminimalisir risiko penularan
dalam beraktivitas;

6. Pertimbangan jarak dapat diterapkan sebagai berikut;

1) Beraktivitas dari rumah saja dan berinteraksi hanya


dengan orang-orang yang tinggal serumah;
2) Jika harus meninggalkan rumah, maka harus selalu
mengupayakan jarak minimal 2 (dua) meter dalam
berinteraksi dengan orang lain.
Mengurangi/menghindari kontak dengan orang lain
yang tidak tinggal serumah; dan

3) Mensosialisasikan berbagai petunjuk visual di


tempat umum terkait pencegahan dan penanganan
COVID-19.
7. Pertimbangan durasi dapat diterapkan sebagai berikut:

1) Jika harus berinteraksi dengan orang lain atau


menghindari suatu kegiatan, dilakukan dengan durasi
yang singkat untuk mengurangi risiko penularan: dan

2) Dalam perkantoran dan situasi berkegiatan lainnya,


penjadwalam dan rotasi dapat membantu untuk
mengurangi durasi interaksi.

8. Pertimbangan ventilasi dapat diterapkan sebagai


berikut:

1) Berkegiatan di luar ruangan memiliki risiko penularan


yang jauh lebih rendah dibandingkan di dalam
ruangan; dan

2) Ruangan harus selalu diupayakan untuk memiliki


ventilasi udara yang baik, membuka pintu, jendela
dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penularan.
Dalam kondisi pintu atau jendela tidak dapat dibuka,
maka air purifier dengan high efficiency Particulate Air
(HEPA) filter dapat digunakan dalam ruangan.

9. Dalam kondisi penularan sudah meluas di komunitas,


maka intervensi yang lebih ketat dengan membatasi
mobilitas masyarakat secara signifikan perlu dilakukan;

10. Penguatan 3T (testing, tracing, treatment) perlu dilakukan


sesuai dengan pedoman pemerintah.

11. Upaya percepatan vaksinasi harus terus dilakukan untuk


melindungi sebanyak mungkin orang dan upaya ini
dilakukan untuk menurunkan laju penularan serta
mengutamakan keselamatan mereka yang rentan untuk
meninggal (seperti lansia, orang dengan komorbid)
mengingat kapasitas Kesehatan yang terbatas dan
dampak jangka Panjang dari infeksi COVID-19; dan
12. Memantau dan mengawasi ketersedian obat, alat
Kesehatan dan bahan medis lainnya seperti oksigen yang8
sangat dibutuhkan dalam penanganan pasien COVID-19
sesuai harga yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

KEEMPAT : Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan agar


mewajibkan pusat perbelanjaan, swalayan/ mall agar
pengunjung telah memiliki aplikasi peduli lindungi untuk
menjadi salah satu syarat beroperasinya tempat usaha
tersebut.
KELIMA :Direktur Rumah Sakit Umum se-Kota
Pematangsiantar
untuk
memastikan fasilitas pelayanan cOVID-19 sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan Kementerian Kesehatan.
KEENAM : Direksi PD.Pasar Horas Jaya agar dapat melaksanakan
protokol kesehatan COVID-19 dipasar yang dikelolanya.
KETUJUH : Kepala SKPD Teknis dan Kecamatan agar dapat mengajukan
Rencana Kebutuhan Belanja dalam rangka penanganan
COVID-19 dengan pembebanan anggaran langsung pada
Belanja Tidak Terduga (BTT).
KEDELAPAN Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak agar mempercepat proses penyaluran
bantuan sosial dan jaring pengaman sosial dengan data yang
valid, serta melakukan sinkronisasi bantuan sosial yangg
berasal dari pusat dengan bantuan sosial yang bersumber
dari APBD.

KESEMBILAN : Dalam upaya mencegah dan menghindari kerumunan


diberbagai lokasi di wilayah Kota Pematangsiantar dilakukan
penegakan hukum protokol kesehatan yang melibatkan
Satuan Polisi Pamong Praja, Kepolisian Republik Indonesia,
Tentara Nasional Indonesia, Kejaksaan dan Pengadilan
Negeri.
KESEPULUH Kepala SKPD yang melaksanakan urusan kesehatan,
ketertiban umum, perhubungan, kebencanaan dan SKPD
terkait lainnya melakukan koordinasi dengan TNI/Polri dan
pemerintah provinsi Sumatera Utara/Pemerintah pusat dan
instansi lainnya dalam mengantisipasi dan pelaksanaan
penanganan COVID-19 di Kota Pematangsiantar.
KESEBELAS a. untuk Pelaku usaha, restoran, pusat perbelanjaan,
transportasi umum yang tidak melaksanakan ketentuan
sebagaimana diatur dalam instruksi ini dikenakan
sanksi administratif sampai dengan penutupan usaha
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. setiap orang dapat dikenakan sanksi bagi yang
melakukan pelanggaran dalam rangka pengendalian
wabah penyakit menular berdasarkan:
1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 212
sampai dengan Pasal 218;
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang
Wabah Penyakit Menular;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan;
4. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara
Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penegakan Disiplin
dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Dalam
Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19 di Provinsi Sumatera
Utara,
5. Peraturan Wali Kota Pematangsiantar Nomor 19
Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 di Kota
Pematangsiantar;
6. Ketentuan Peraturan Perundang-undangan lainnya
yang terkait.
KEDUABELAS : Instruksi WaliKota ini mulai berlaku pada tanggal 24
Agustus 2021 sampai dengan tanggal 6 September 2021.

Dikeluarkan di Pematangsiantar
pada tanggal 24 AGUSTU.S 2021

aL HOTREMATANGSIANTAR,

E Y A H , SE, MM

Tembusan Yth
1. Gubernur Sumatera Utara di Medan;
2. Ketua DPRD Kota Pematangsiantar;
3. Forkopimda Kota Pematangsiantar;
4. Kepala Pelaksana BPBD Kota Pematangsiantar.

Anda mungkin juga menyukai