UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 2022 1. Jelaskan kearifan lokal Budaya Melayu, dan hal yang berkaitan dengan nya Jawab : Kearifan lokal sendiri memiliki arti berupa budaya dari suatu masyarakat yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat itu sendiri, kearifan lokal ini bersifat turun menurun dari satu generasi ke generasi lagi melalui cerita dari mulut ke mulut. Masyarakat melayu banyak tersebar di berbagai daerah di Indonesia bahkan ada juga beberapa negara luar yang memiliki masyarakat melayu didalam negaranya. Masyarakat melayu mempunyai kearifan lokal baik dari segi norma, etika, kepercayaan, adat istiadat dan juga hukum adat. a. Filosofi Kearifan Lokal Melayu Kearifan lokal ini menyatu dalam sistem norma dan budaya yang diekspresikan dalam sistem budaya dan sistem sosialnya dan ditransmisikan melalui berbagai cerita- cerita berupa mitos, legenda, babad, suluk, tembang, hikayat, lontarak, dan lain sebagainya. Pada masyarakat Melayu Riau, salah satunya terdapat di dalam Tunjuk Ajar Melayu. b. Tunjuk Ajar, Puisi, dan Pantun Melayu Tunjuk Ajar Melayu adalah kumpulan nasehat orang tua/ulama bagi siswa termasuk sila Melayu dalam hubungannya dengan Tuhan, kemanusiaan, alam dan dirinya sendiri. c. Pakaian Riau adalah salah satu provinsi di pulau Sumatera, dan banyak dari penduduknya yang beragama Islam memegang nilai-nilai luhur Melayu. Ciri-ciri pakaian adat Melayu Riau, yaitu: Corak khas pakaiannya memakai sarung dan rok yang lebar karena menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, Bajunya berkerah tinggi dan longgar, Pakaian akan terlihat lebih elegan dan bersinar. d. Bangunan Dari referensi buku Rumah Melayu, bentuk rumah Melayu dibagi menjadi dua antara lain bentuk persegi panjang dan bentuk limas. Susunan Rumah: Tiang Tiang rumah dibuat dari kayu terbaik, kuat, dan tahan menahan beban berat bangunan rumah. Ada beberapa jenis tiang yaitu tiang seri, tiang panjang, tiang serambi, tiang tongkat, tiang gantung, dan tiang tambah atau tiang penyokong yang menjadi bentuk susunan rumah adat melayu. e. Kesenian Menurut sejarah, naskah sastra Melayu sudah ada sejak abad ke-14. Pantun merupakan jenis sastra melayu yang masih banyak dijumpai dalam acara-acara adat melayu. Ada juga hikayat yang bisa dikatakan biografi versi melayu, Selain itu ada gurindam, seloka, syair, talibun, dan karmina. Musik Melayu merupakan musik tradisional khas di wilayah Pantai Timur Sumatera dan Semenanjung Malaysia, di mana permainan rebana, petikan gambus, pukulan gong, dan alunan serunai mendominasi. f. Arkeologi Jejak arkeologis nenek moyang Melayu dapat ditelusuri melalui tinggalan- tinggalan fisik berupa kerangka tulang-belulang manusia serta hasil budayanya di masa silam. g. Adat istiadat dan kebudayaan melayu Ada beberapa macam tradisi budaya melayu,yaitu Berpantun, Tradisi berkapur sirih, Memiliki Nama Panggilan Khusus, Tradisi perkawinan yang terkesan sangat rumit dan terlalu sakral, Tradisi pakaian melayu, dan Tradisi Kematian dimana warga suku Melayu yang datang melayat biasanya membawa bawaan berupa beras dan makanan pokok lainnya. Selain itu juga ada yang datang langsung membaca Al-Quran, khususnya surat Yasin, di samping mayat.
2. jelaskan dinamika Islam di Indonesia; masuk, kolonialisme, dan kemerdekaan
Jawab : Sebelum Islam datang ke Indonesia dalam abad XIII, kerajaan-kerajaan banyak yang susunan pemerintahannya, dan corak masyarakatnya di pengaruhi Hinduisme dan Budhisme. Ada perbedaan antara pendapat lama dan pendapat baru. Pendapat lama sepakat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad ke13 M dan pendapat baru menyatakan bahwa Islam masuk pertama kali ke Indonesia pada abad ke-7 M. Namun yang pasti, hampir semua ahli sejarah menyatakan bahwa daerah Indonesia yang mula-mula dimasuki Islam adalah daerah Aceh. Samudera Pasai merupakan kesultanan Islam pertama di Indonesia. Letak kesultanan ini di Aceh Utara. Sultan pertama Samudera Pasai adalah Malikush Shaleh.Letak Samudera Pasai sangat strategis sebagai pusat pelayaran dan perdagangan di Nusantara. Banyak pedagang muslim dari Arab, Cina dan India datang untuk berdagang dan menyebarkan Islam. 1) Islam di Indonesia fase Kolonialisme (Kolonial Jepang dan Belanda) a. Islam di Indonesia fase Kolonialisme Belanda Selama tiga setengah abad Belanda menjajah wilayah Nusantara, berbagai macam kebijakan dan pendekatan telah dilakukan oleh Belanda dalam wilayah jajahannya, yang umumnya kebijakan mereka merugikan masyarakat secara umum. Awal mula bangsa Belanda datang ke Nusantara hanya untuk tujuan berdagang, tetapi karena kekayaan alam Nusantara yang sangat banyak maka tujuan utama tadi berubah untuk menguasai wilayah Nusantara dan menanamkan pengaruh di Nusantara. Pada masa kolonial Belanda pendidikan Islam di sebut juga dengan bumiputera, karena yang memasuki pendidikan islam seluruhnya orang pribumi indonesia. Pendidikan islam pada masa penjajahan Belanda ada tiga macam,yaitu: Sistem pendidikan peralihan Hindu Islam, Sistem pendidikan surau (langgar), Sistem pendidikan pesantren. b. Islam di Indonesia fase Kolonialisme Jepang Sistem pendidikan Belanda yang selama ini berkembang di Indonesia, semuanya diganti oleh bangsa Jepang sesuai dengan sisitem pendidikan yang berorientasi kepada kepentingan perang. Adapun karakteristik sistem pendidikan Jepang adalah sebagai berikut: Dihapusnya Dualisme Pendidikan. Pada masa Belanda terdapat dua jenis pengajaran, yaitu pengajaran kolonial dan pengajaran bumi putera, oleh jepang diganti diganti sisitem seperti itu di hilangkan. Berubahnya Tujuan Pendidikan. Tujuan pendidikan adalah untuk menyedian tenaga cuma-cuma (romusha) dan prajurit- prajurit untuk membantu peperangan bagi kepentingan Jepang. Proses Pembelajaran Diganti Kegiatan Yang Tidak Ada Kaitan dengan Pendidikan. Proses pembelajaran disekolah diganti dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan di sekolah antara lain: Mengumpulkan batu,pasir untuk kepentingan perang Membersihkan bengkel- bengkel dan asrama militer Pendidikan pada masa jepang sangat memprihatinkan. Kondisi pendidikan pada masa pemerintahan jepang bahkan lebih buruk dari pada pendidikan pada masa penjajahan belanda. Sebagai gambarannya dapat dilihat dari segi kuantitatif trend nya mengalami kemunduran (sekolah, murid,dan guru). 2) Islam di Indonesia Fase Kemerdekaan (Orde Lama, Orde Baru, Orde Reformasi). a. Orde Lama Perkembangan Islam pada masa orde lama, (masa berlakunya UUD 1945, Konstitusi RIS 1949 dan UUDS 1950) berada pada tingkat pengaktualisasian ajaran agama untuk dijadikan sebuah dasar dalam bernegara. Sehingga pergolakan ideologi antara golongan muslim dan golongan nasionalis saling tarik ulur untuk memperjuangkan berlakunya rumusan ideologi masing-masing. Sedangkan pada masa demokrasi terpimpin (1959 - 1966) golongan Islam mendapat tekanan melalui dominasi peranan golongan komunis yang membonceng kepada pemerintah. b. Orde Baru Munculnya orde baru dianggap sebagai kemenangan bagi umat Islam karena ada andil dalam pembentukannya. Sehingga umat Islam menarah banyak harapan pada pemerintah, khususnya kesempatan untuk berkiprah di bidang poiitik. Awal 1970-an merupakan periode penting bagi perkembangan Islam di Indonesia. Menjelang diadakannya pemilihan umum pertama pada masa orde baru, Nurcholis Madjid sebagai intelektual menggagas perlunya pembaraan pemikiran dalam Islam. Di samping perkembangan pemikiran keislaman oleh cendikiawan Muslim di Lingkungan Islam seperti di IAIN, pesantren, organisasi Islam, corak pemikiran di IAIN mulai pertengahan 1980-an sampai dengan pertengahan 1990-an, menjadi salah satu kiblat perkembangan pemikiran Islam di Indonesia. c. Orde Reformasi Runtuhnya Orde baru pada 21 Mei 1998, bersamaan dengan munculnya berbagai gerakan sosial. Isu Piagam Jakarta dan tuntutan untuk memperbesar peran syariah dalam negara kembali muncul ke permukaan. Menyusul lengsernya rezim Soeharto, muncul kembali seputar hubungan Islam, negara, masyarakat serta peran Islam dalam Indonesia Baru. Banyak partai Islam seperti PPP dan Partai Bulan Bintang (PBB) yang beipartisipasi dalam Pemilu 1999, kembali mengusung isu Piagam Jakarta dalam sidang Tahunan MPR. Selama periode ini pula sejumlah daerah di Indonesia menuntut penerapan syaiiat Islam secara formal. 3. Jelaskan dinamika Islam di Thailand Jawab : Thailand merupakan sebuah negara dengan mayoritas penduduknya menganut agama Budha aliran Theravada. Bagian utara yang dikenal dengan kerajaan Thai merupakan penganut agama Hindu terbesar, sementara di Selatan penganut agama Islam. Muslim di Thailand sekitar 15 persen, dibandingkan penganut Budha, sekitar 80 persen. Mayoritas Muslim tinggal di Selatan Thailand, sekitar 1,5 juta jiwa, atau 80 persen dari total penduduk, khususnya di Pattani, Yala dan Narathiwat. Mengenai Proses Islamisasi di wilayah Thailand, diperkirakan terjadi dikalangan penduduk secara intensif terjadi pada abad ke-12 hingga abad ke-15. Dimana Syekh Said dari Kampong Pasai memiliki peranan yang cukup penting dalam Proses Islamisasi Kerajaan Patani yang berikutnya berubah menjadi Kesultanan Patani. Penyebaran Islam di Pattani melalui perdagangan yang dilakukan oleh pedagang-pedagang Islam yang saat itu berkunjung kenegara-negara yang sudah bekerjasama. Minoritas Muslim Thailand merasa tidak senang dengan intervensi pemerintah yang sangat dalam terhadap kehidupan keagamaan dan sosial budaya mereka. Hal ini memperteguh gerakan-gerakan separatis Muslim yang gigih melakukan perang gerilya melawan pemerintah Muangthai. Kaum separatis ini menginginkan kemerdekaan, meskipun sebagian lebih menyukai suatu perserikatan dengan Malaysia. Dengan demikian, tujuan pertama gerakan minoritas Muslim ini adalah membebaskan Melayu- Muslim Patani dari kekuasaan Muangtahi dan bersatu dengan negara Malaysia. Tetapi setelah melihat tujuan ini sulit untuk dicapai, maka tujuan perjuangan mereka diubah, yaitu untuk mendapatkan otonomi dibidang politik dan kebudayaan dengan harapan dapat menegakkan agama Islam di dalam masyarakat Melayu Muslim Patani.
4. Jelaskan dinamika Islam di Singapura
Jawab : Singapura merupakan Negara yang termasuk kawasan yang minoritas umat Islamnya. Proses Islamisasi yang terjadi di Singapura tidak bisa dilepaskan dari keberadaan etnis Melayu yang mendiami pulau itu. Namun persoalan yang sejak permulaan dirasakan dalam perkembangan komunitas Muslim Singapura adalah kurangnya pemimpin tradisional pribumi. Hal ini kemudian berpengaruh terhadap kepentingan-kepentingan mereka ketika berhadapan dengan pemerintah, kolonial Inggris, yang memiliki prioritas tersendiri. Sebagai penduduk minoritas, masyarakat Melayu muslim di Singapura perlu menonjolkan ciri-ciri progresif dan punya wawasan model masyarakat contoh (qudwah hasanah) untuk mewujudkan pemikiran Islam berciri khusus dalam konteks ke- Singapura-an. Hal ini penting agar masyarakat mengerti hakikat kontekstual (al- waqi‟iyah) namun tidak jauh dari kerangka umum ajaran Islam. Selain itu penting juga untuk memegang prinsip kesederhanaan (al-wasathiyah) dalam pengamalan yang selaras dengan ciri khas masyarakat rantau Melayu Nusantara. Sebagai upaya merealisasikan wawasan tersebut, Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS) sebagai penanggung jawab pembinaan dan pengembangan umat muslim di Singapura mencoba merumuskan agenda dakwah, kepimpinan, dan pendidikan dalam konteks ke- Singapura-an.
1) Gambaran Umum Hukum Islam di Singapura :
a. Perkawinan di Singapura Dalam pelaksanaan pernikahan di Singapura warga negara Singapura yang beragama Islam wajib menikah dengan yang beragama Islam, sebagai mana dijelaskan dalam pasal 89 AMLA, yang berbunyi: “The provisions of this Part shall apply only to marriages, both of the parties to which profess the Muslim religion and which are solemnized in accordance with the Muslim law.” b. Perceraian di Singapura Secara Umum Untuk kepentingan administrative, AMLA meminta agar melaporkan setiap talak yang dijatuhkan dalam jangka waktu seminggu untuk dicatat. Pasangan tersebut juga diharuskan untuk mengisi lembaran yang sudah ditentukan. AMLA juga menyebutkan bahwa pengadilan agama harus meyakinkan diri sendiri sebelum dicatatnya perceraian. Bagian ini menuntut pembentukan suatu unit penasihat di dalam pengadilan agama yang berfungsi untuk memberikan nasihat dalam masalah perselisihan rumah tangga. Setelah unit tersebut dibentuk, mereka mampu menyelesaikan dan membuat rujuk sekitar 40 persen pasangan yang kalau tidak ditolong, memutuskan cerai. 5. Jelaskan dinamika Islam di burma Jawab : Negara Myanmar lebih dikenal dengan sebutan Burma atau Birma merupakan negara terbesar kedua di ASEAN setelah Indonesia. Kedatangan Islam ke Negara Myanmar melalui beberapa jalur. Para pedagang Arab menetap di garis pantai Negara Myanmar selama abad 1 tahun Hijriah (sekitar abad VII Masehi). Agama Islam sudah sejak lama ada di Myanmar, yaitu sejak abad ke-9 dan mempunyai peran penting dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi di Myanmar. Terdapat beberapa catatan terkait diskriminasi dan ekstrimisme terhadap minoritas muslim Arakan. Diantaranya yaitu rakyat Myanmar menganggap bahwa penduduk Arakan bukanlah penduduk asli Burma, melainkan pendatang dari Bangladesh yang tidak mendapatkan tempat baik secara politik dan hukum. Sejak tahun 1982, undang-undang Myanmar menyatakan bahwa etnis Rohingya bukan merupakan warga negara Myanmar melainkan imigran ilegal dari Bangladesh dan keturunannya. Disamping itu, Islam dianggap oleh sebagian besar penganut Buddha sebagai agama teroris dan penghambat kemajuan terutama pasca terjadinya peristiwa World Trade Center (WTC) di Amerika Serikat pada 9 September 2001. Masyarakat Myanmar mengklaim bahwa agama resmi negara adalah agama Buddha. Budaya dan ajaran Buddha harus diikuti oleh segenap rakyat tanpa terkecuali. Penekanan semacam ini sering di tolak kelompok muslim yang berujung pada terjadinya konflik akut selama bertahun-tahun.