Anda di halaman 1dari 4

UTS_ Muhammad Afif Fathoni_53010200051

Pendahuluan

Sejarah sering dikaitkan dengan peristiwa fenomena terkini, yang dibahas


dalam sejarah memang dua hal itu dengan segala dinamikanya, termasuk kebudayaan.
Manusia dengan keberagamanya sebagai subjek dalam kajian sejarah, dengan
berbagai produk budaya dihasilkan sepanjang peradaban. Bisa dibilang sejarah
kebudayaan menjadi identitas diantara kelompok manusia, menjadi faktor pembentuk
mereka sebagai aktor dalam perannya sebagai manusia.

“ The 100 : A Rangking of most influental person in The world” karya


MIchael H Hart menepatkan posisi Muhammad SAW diurutan pertama sebagai
peguasa arab di ururtan pertama, dengan ajaran islam yang orisinalitasnya terjaga dan
berkembang ke seluruh penjuru dunia, diteruskan oleh para pengikutnya. Nusantara
pada abad-7, disinyalir telah terjamah oleh ajaran ini melalui jalur ekspedisi laut,
tepatnya di pesisir sumatra barat (teori arab). seiring berjalannya waktu, islam
berkembang cukup masif di abad 15, dengan didirikannya kerajaan yang mengikuti
corak pemerintahan islam dari timur, Budaya lokal tak luput dari pengaruh islam,
dimana ritual dan keseharian masyarakatnya tersisip nilai nilai ajaran islam,
masyarakatnya sendiri pun welcome dengan para misionaris islam dengan metode
metode nya yang unik nan solutif dalam pemecahan masalah yang melanda di
daerahnya.

Namun, duo narasi diatas belum sepenuhnya menjawab permasalahan yang


diajukan di soal UTS Sejarah Kebudayaaan Islam Indonesia, paradigma kebudayaan
islam llebih kompleks dari sebatas ritual religi. Nilai, norma, dan struktur sosial
terislamisasi, di praktekkan dalam berbagai dinamika kebudayaan masyarakat yang
hingga kini 80% nan penduduk beragama islam, mayoritas pemeluk agama tersebesar
di indonesia.

Masalah

1. Mengapa dibutuhkan paradigma kebudayaan Islam dalam kajian sejarah?


Jelaskan pula hal ini dengan :
a. Wujud Kebudayaan;
b. Pusat Perkembangan Kebudayaan Islam;
c. Historiografi di Indonesia pada masa awal perkembangan Islam.
2. Apakah yang dimaksud dengan sejarah kebudayaan Islam? Jelaskan secara
ringkas dan lengkapilah jawaban anda dengan contoh kajian /tulisan dari
makalah anda dan atau yang telah didiskusikan !
3. Jelaskan tipologi pola pertemuan budaya ketika Islam datang (ditinjau dari
proses Islamisasi dan pembentukan negara) !
4. Faktor apa saja yang mengakibatkan corak di beberapa daerah (seperti di
Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Bali) memiliki karakteristik budaya Islam yang
berbeda-beda ?

1. Paradigma Kebudayaan Islam dalam Kajian sejarah

Islam dengan pengaruhnya pada peradaban, tentunya cukup untuk dijadikan


kajian sejarah. Berasal dari budaya arab yang keras dengan nuansa konflik antar suku,
peperangan, membawa ajakan damai dan segar ditengah cuaca panas ekstrim gurun
pasir. Berdiri kokoh diantara dua superpower dunia saat itu (persia & romawi),
menjadi ancaman yang diperhitungkan yang sebelumnya hanya mereka anggap
sebagai bar bar, dengan kehadiran seorang revolusioner, menimbulkan goncangan
hebat pada stabilitas dan arah baru peradaban. Selain itu, Madinah/Yatsrib dengan
kebijakan toleransi antar umat beragama berkemabng subur, lebih luasnya islam
mengajarkan paket lengkap mengenai pandangan, prinsip hidup, yang dapat
diterapkan dalam berbagai situasi, sehingga saya pikir paket lengkap tentang hidup
cukup untuk memikat manusia sejak 14 abad lalu, dimana dunia di landa arus
perkembangan tak terbendung, seiring bersamaan tercatatnya data data sejarah dalam
berbagai bentuk termasuk dalam kebudayaan masyarakat.

Meski begitu, tidak dapat dipungkiri konflik kepentingan, berkem mewarnai


perjalanannya, menjadi cukup renyah untuk dikaji, dan pola persebaran nya di setiap
wilayah pastinya berbeda pula. Disinilah serunya untuk dipelajari, bukan bermaksud
untuk mengambil keuntungan dari konflik tapi untuk tujuan akademik. Sejarah
mempelajari berbagai sudut pandang sehingga kita dapat menemukan fleksibilitas
ajaran islam.

Pola persebaran di wilayah yang berbeda memiliki orientasi dan interpretasi


yang berbeda, berkaitan dengan wilayah yang dituju, seperti Ummayah 2 di
Andalusia, Pattani di thailand, Mataram islam di Indonesia, dan komunitas muslim
yang tersebar di berbagai wilayah lain. Hal ini memperkaya kajian mengenai sejarah
kebudayaan islam, tentunya sampai sekarag pun banyak aspek yang bisa di teliti, dari
alasan alasan tersebut

Islam di Nusantara memiliki beragam corak, disebabkan oleh adanya


kekayaan budaya yang ada di indonesia. Historigrafi pada masa awal islam indonesia,
ditemukan dalam kitab kitab silsilah raja raja. Catatan perjalnan Cheng Ho, Ibnu
Batutah menjadi informasi penting awal datangnya islam diindonesia.

Historigrafi pada masa awal islam, dapat ditemukan di setiap wilayah


kerajaaan berkembang. Di sumatra ada Hikayat Raja Raja Pasai, di jawa ada “Nagara
Kertagama”. Slain dari erajaan, ada “serat Centhini” tntang keseharian. Dokumen
dokumen kolonial juga membahas mengenai kebudayaan Islam, seperti jurnal jurnal
VOC, reportase di koran batavia milik kolonial. Laporan laporan residen residen di
daerah kekuasaan nya.Tak lupa, kitab kitab karya pendakwah, juga catatan dari
kerajaan kerajaan muslim di berbagai wilayah di indonesia.
Dalam konteks analis….. ( ahh skip lah)

2. Sejarah Keudayaan islam dan Komunitas Muslim Pagayaman, Buleleng, Bali

Sejarah adalah topik masa lampau dengan berbagai dinamika nya, termasuk
kebudayaan. Kebudayaan sendiri adalah setiap produk peradaban suatu komunal yang
disepakati, berjalan, berkembang bersamaan dengan pelaku. Menemukan unsur islam
di kebudayaan indonesia cukup banyak, di Pulau Bali pun, kami mndapati sebuah
perkampungan muslim, di payaman, bali. kebudayaan islam disana ada pada setiap
unsur kehidupan masyarakat. Berikut beberapa kutipan makalah kelompok 2
(19/10/23).

“Awal mula terbentuknya komunitas Islam Pegayaman berkaitan dengan Raja


Buleleng yang bernama Ki Barak Panji Sakti. Pada tahun 1648, Kerajaan Buleleng
bersekutu dengan Kerajaan Mataram untuk menguasai Blambangan. Persekutuan dari
dua Kerajaan tersebut membuahkan hasil yang bagus. Sebagai balas jasa, mataram
memberi hadiah berupa seratus orang prajurit dan seekor gajah. Keseratus prajurit ini
merupakan kelompok Islam pertama yang datang ke Bali Utara. Prajurit yang
beragama Islam ini kemudian ditugaskan untuk membantu mempertahankan
kedaulatan raja yang saat ini disebut Banjar Jawa. Prajurit-prajurit tersebut
menjalankan tugasnya dengan baik. Sehingga mereka diberi hadiah berupa tanah di
perbatasan selatan Kerajaan Buleleng. Mereka dibebaskan membuka lahan di wilayah
yang dikenal sebagai Alas Gatep. Mereka kemudian mendapatkan tugas baru sebagai
tameng Kerajaan Buleleng dari sisi selatan. Pemukiman para prajurit inilah yang kini
dikenal sebagai Desa Pegayaman, desa dengan penduduknya mayoritas muslim”

“Dalam aspek religi, komunitas Islam Pegayaman juga menunjukkan


penyerapan unsur budaya Bali. Dalam praktek keagamaan, terdapat juga pengaruh
budaya Bali yang terlihat dalam perayaan hari-hari besar Islam seperti Idul Fitri, Idul
Adha, dan Maulid Nabi.”
“Dua bentuk seni khas Pegayaman adalah seni hadrah dan bordah. Seni hadrah
melibatkan gerakan tarian yang dilakukan oleh sekelompok prajurit sambil mereka
menyanyikan ayat-ayat yang diambil dari kitab Al Berzanji.”

3. Tipologi pertemuan islam dengan budaya lokal.

Islamisasi di daerah pesisir, dipengaruhi oleh perdagangan jalur laut, mereka


mendirikan perkampungan, seiring banyaknya pedegang mereka mendirikan
perkampungan. Dari situ terjadi interaksi dengan penduduk lokal, berbau, dan jalur
perkawinan antara pendatang muslim dengan penduduk lokal. Seperti yang terjadi di
pesisi sumatra barat.

Dakwah masuk ke pemerintahan lokal, ketika raja raja menerima ajaran islam,
mereka juga mengadopsi sistem pemerintahan dari timur. Nusantara kala tu, ketika
orang berpengaruh seperti pemimpin wilayah, rakyatnya cenderung akan mengikuti
agama yang dianut rajanya, dan mensupport dakwah para ulama, seperti kasus
sebagian walisongo yang diberi wilayah oleh penguasa dan mendirikan pusat
pendidikan islam.

Selain penguasa yang memeluk ajaran islam, di jawa abad 16 -18 kesultanan
demak murni dibangun dengan landasan dan struktur islami, dapat dilihat dari
pembangunan pusat pemerintahan. Selain demak ada kesultana pajang, dan matarram
islam.

4. Ragam corak budaya islam di Nusantara

Penyebab keragamannya tentunya dapat diamati sekilas dari banyaknya ragam


etnis, bahasa, budaya di setiap wilayah, orientasi aspek lokal dalam praktik
keagamaan, membentuk keunikan tersendiri. Tradisi serta adat istiadat yang sudah ada
sebelum datangnya islam (pra islam), berpengaruh pada cara islam beradaptasi
dengan nilai nilai dan tradisi, terbukti lebih efektif daripada mengubah yang sudah
ada.
Faktor geografis juga berpengaruh, dapat dilihat perbedaan antara budaya
muslim di pesisir dan daerah pegunungan. pesisir yang ada di jalur perdagangan
internasional lebih mmudah berbaur dengan budaya berasal dari pedagang muslim. Di
banding dengan daerah pegunungan, yang memiliki dasar dasar nilai, norma tradisi
yang sudah terpatri, sehingga pendakwah mengkreasikan cara baru tentang bagaimana
islam dapat berbaur dalam tradisi dan menggeser nilai nilai yang tidak senada dengan
ajaran islam.
Perubahan sosial seiring waktu, juga mempengaruhi bagaimana norma islam
berkembang, atau terdistorsi, bahkan dimodifikasi. Bisa dilihat dari munculnya kaum
abangan Minangkabau, juga aliran kejawwn di Jawa.

Anda mungkin juga menyukai