2. Mengapa pakaian adat melayu identik dengan warna hijau lumut, kuning,
merah darah hingga hitam? Mengapa tidak semua orang melayu memakai
warna pakaian adat yang sama? Apa hal yang mendasarinya? (Tania)
JB: Filosofi warna dalam pakaian adat Melayu adalah Warna Hijau Lumut. Hijau lumut
melambangkan kesuburan dan kesetiaan, taat dan patuh, melawan ajaran agama. Warna baju
hijau lumut sering digunakan oleh klan bangsawan, Tengku, dan Wan. Warna Kuning
Keemasan, Kuning keemasan melambangkan kebesaran, otoritas dan kemegahan. Warna
kuning keemasan pada masa Kerajaan Siak, Riau Lingga, Indragiri dan Pelalawan merupakan
warna larangan yang tidak boleh digunakan sembarangan sehingga warna kuning emas begitu
tabu bagi rakyat biasa jika memakainya. Orang-orang yang berhak memakai pakaian dengan
warna kuning keemasan adalah Sultan atau Raja dari tanah kerajaan-kerajaan Melayu.
Sementara selir kerajaan atau istri Sultan bisa mengenakan warna kuning keemasan hanya
pada upacara Kerajaan. Warna Merah Darah, Merah darah melambangkan kepahlawanan dan
keberanian, taat dan setia kepada Raja dan rakyat. Warna merah mempunyai arti bagi
masyarakat sebagai kecemerlangan. Warna hitam. Warna hitam melambangkan kesetiaan,
ketabahan dan bertanggung jawab dan jujur. Sedangkan Gaun hitam sering dikenakan oleh
orang-orang hebat di Kerajaan dalam acara kebesaran atau seremonial Kerajaan.
3. Bagaimana kondisi dan potensi budaya Melayu sebagai bagian dari budaya
nasional? Apa peranannya dalam perjalanan sejarah indonesia? (Anor)
JB: Sumbangan terbesar budaya Melayu kepada negeri ini terlihat dari bahasa yang kita pakai
sampai saat ini. Bahasa Melayu ialah bahasa perdagangan dan persuratan antarnegeri sejak
zaman para sultan bertakhta di kepulauan ini. Di bidang musik, beberapa jenis musik seperti
dangdut dan pop Melayu merupakan turunan dari musik Melayu yang sering dimainkan di
Sumatra, Kalimantan, dan Malaya. Pada zaman Orde Lama, Sukarno pernah menjadikan
serampang dua belas, tari Melayu khas Serdang, Sumatra Utara, sebagai tari nasional
bersama dengan tari lenso.
4. Apa upaya yang bisa dilakukan untuk melestarikan nilai budaya melayu? Harap
jelaskan berdasarkan penelitian yang nyata! (Astuti)
JB: Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN
SUSUNAN DEWAN REDAKSI; VOX EDUKASI VOL. 9 No. 2, November 2018, secara
umum dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa upaya melestarikan nilai-nilai budaya
pada masyarakat adat melayu Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya dilakukan
melalui berbagai pelaksanaan even besar seperti robo’-robo’, bersanji, syukuran pernikahan
yang dilakukan masyarakat secara terus menerus. Jadi, nilai-nilai budaya yang ada pada
masyarakat adat Melayu Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya seperti tolong
Menolong, kebersamaan, toleransi, keagamaan, dan kerja sama.
5. Apa yang membuat suku melayu sangat erat kaitannya dengan agama Islam?
(Ayu)
JB: Begitu dalamnya pengaruh Islam dalam kebudayaan Melayu sehingga banyak kalangan
mengatakan bahwa Melayu identik dengan Islam. Hal ini disebabkan karena adanya pepatah
adat yang menyebutkan “syarak mengata adat memakai”, yang mengandung arti bahwa adat
merupakan operasional dari nilai-nilai Islam. Di samping itu adat dalam kebudayaan Melayu
bersumber dari Islam dan tidak boleh ada pertentangan adat dengan Islam, jika terdapat
pertentangan maka adatlah yang harus mengalah. Hal ini diungkapkan dalam pepatah adat
“adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah”. Kehidupan orang Melayu dipengaruhi
oleh nilai-nilai Islam, baik dalam bidang sosial, politik, ekonomi, dan sebagainya.
Masyarakat Melayu juga menjadikan Islam sebagai identitas budaya (cultural identity), atau
Islam menjadi teras utama dalam budaya Melayu. Dengan memasukkan nilai-nilai Islam
dalam adat atau budaya Melayu akan mempermudah proses persebatian Islam dengan budaya
Melayu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahawa Islam merupakan teras utama daripada
budaya Melayu. Namun, hal ini hanya sebatas kandungan nilai budaya saja dan tidak wujud
sepenuhnya dalam perilaku masyarakat Melayu. Jadi, Melayu identik dengan Islam hanya
berada pada peringkat wujud ideal daripada kebudayaan dan belum sampai pada peringkat
wujud perilaku daripada kebudayaan.
JB: Orang Melayu di Sumatera Utara memiliki ciri-ciri khas dan keunikan kebudayaan,
seperti sistem kekerabatan yang menggunakan unsur impal, seni sinandong, dedeng, tari
serampang dua belas, dan lain-lainnya. Ada beberapa keunikan dari etnis melayu di sumatera
utara, diantaranya adalah:
- Tradisi tepung tawar, tradisi ini biasa dilakukan di berbagai upacara adat atau perayaan
penting seperti pernikahan, khitan, tasyakuran (syukuran), aqiqah, dan sejenis perayaan-
perayaan lainnya.
- Upacara kelahiran, dalam kebudayaan adat istiadat melayu pada saat usia kandungan 7
bulan diadakan upacara “menempah bidan” jika itu tidak terlaksana, maka bidan tersebut
dinamakan”bidan terjun”. Dahulu pada masa kerajaan jika yang hamil adalah istri raja
maka bidan yang menangani kelahirannya ada 7 orang bidan terpilih dan terpercaya.
Namun jika putera raja meninggal saat dilahirkan, maka bidan tersebut harus
bertanggung jawab dan bisa jadi di hukum. Ada juga istilah “berdapur” dengan cara si
mertua yang hamil menyerahkan tepak dan sehelai kain putih sebagai tanda bidan
diminta untuk mengurus segala kebutuhan seseorang yang sedang hamil mulai dari obat-
obatan, mengurut, membedaki dan lain-lain.
- Upacara kematian, dalam hal ini suku melayu di sumatera utara sering menyebutnya
dengan “pertukaman” atau menziarahi. Pada saat itu pihak keluarga lainnya memberikan
bantuan atau sekedar sedekah bisa berupa uang, atau hal yang di perlukan selama
pemakaman untuk meringankan beban keluarga yang sedang kemalangan.
- Seni rupa, dalam hal ini melayu juga memiliki keunikan seperti bentuk rumah adat
Rumah Adat Melayu Deli identik dengan penggunaan warna kuning dan hijau.
Dinding dan lantainya terbuat dari papan, rumah adat melayu berbentuk rumah
panggung atau lantai rumah tersebut lebih tinggi dari dataran tanah dengan di topang
beberpa pilar dibawahnya. Sedangkan atapnya menggunakan ijuk. Rumah Adat
Melayu Deli memiliki desain yang unik dengan menggunakan ornamen-ornamen
seperting ukiran motif bunga cengkeh, ricih wajid pakis-pakisan dan sayap layang-
layang sebagai ornamen yang menghiasi rumah adat melayu di sumatera utara.