Anda di halaman 1dari 17

ILMU HADIST DAN CABANG – CABANG NYA

Mata Kuliah : Ulumul Hadist


Dosen Pengampu : Basirun, S.Pd.I, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Dimas Aji Saputra
2. Windi

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI ) AL-MAARIF


KALIREJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobil'alamin, puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT


atas segala limpah Rahmat dan Hidayah-Nya, sehinga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini yang berjudul “Ilmu Hadist dan Cabang-Cabang nya“,
Shalawat dan salam tak lupa kita sanjung agungkan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabat- sahabatnya yang telah memperjuangkan
Agama Islam hingga sampai kepada kita. Oleh karena itu dengan segala hormat
kami sampaikan rasa terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada :
1. Orang tua yang selalu mendukung proses pembelajaran
2. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’arif (STAIM) Kalirejo Bapak
Sungkowo S.Ag , M.Pd.I.
3. Dosen Pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan
makalah ini, Bapak Basirun, S.Pd.I, M.Pd
4. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam
penyelesaian makalah.
Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar masih banyak kekurangan dan
kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan kritikan positif, sehingga bisa
menjadi lebih baik dikemudian hari. Dan pada akhirnya semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca,
"Aamin Yaa Robbal’Alamin.

Kaliwungu, 10 Juni 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG........................................................................1

2. RUMUSAN MASALAH...................................................................1

3. TUJUAN PENULISAN.....................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ULUMUL HADIST.................................................2

1. ILMU HADIST DIRAYAH.........................................................2

2. ILMU HADIST RIWAYAH.........................................................4

B. CABANG-CABANG ILMU HADIST..............................................5

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN .................................................................................12

B. SARAN..............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Seperti yang telah diketahui, banyak istilah untuk menyebut nama-
nama hadits sesuai dengan fungsinya dalam menetapkan syari’at
agama islam. Ada hadits shahih, dan dhaif. Masing-masing memiliki
persyaratan sendiri-sendiri. Persyaratan itu ada yang berkaitan dengan
persambungan sanad, kualitas perawi yang dilalui hadits, dan ada pula
yang berkaitan dengan kandungan hadits itu sendiri. Maka persoalan
yang ada dalam ilmu hadits ada dua. Pertama berkaitan dengan sanad,
kedua berkaitan dengan matan. Ilmu yang berkaitan dengan sanad akan
mengantar kita menelusuri apakah sebuah hadits itu bersambung
sanadnya atau tidak, dan apakah para perawi yang dicantumkan
didalam sanad hadits itu orangnya terpercaya atau tidak. Adapun ilmu
yang berkaitan dengan matan akan membantu kita dalam mengetahui
apakah informasi yang terkandung didalamnya berasal dari Nabi atau
tidak.
2. Rumusan masalah
a. Bagaimana Pengertian Ulumul Hadits ?
b. Bagaimana Penjelasan Ilmu Hadits Dirayah?
c. Bagaimana Penjelasan Ilmu Hadits Riwayah?
d. Apa Saja Cabang-Cabang Ilmu Hadits ?
3. Tujuan Penulisan
a. Mengethui Ulumul Hadist
b. Memahami Ilu Hadist Dirayah
c. Memahami ilmu Hadist Riwayah
d. Mengetahui Apa Saja Cabang-cabang Ilmu Hadist

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ulumul Haditst

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan ilmu


ialah”pengetahuan ,atau dalam istilah lain mengetahui sesuatu dengan
sebenarnya” (Louis ma’lif . 1987 : 527 ). Sedangkan yang dimaksud dengan
haditst ialah segala sesuatu yang di sandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa
perkataan,perbuatan, taqrir (ketetapan) maupun sifat serta kepribadian dan
akhlak Nabi baik sebelum maupun sesudah beliau di utus menjadi Rasul, baik
untuk menetapkan hukum syara’ atau tidak .

Jadi yang di maksud Ulumul Hadits ialah suatu ilmu yang berkaitan
dengan haditst,baik dari segi periwayatan,penerimaan dan macam –
macamnya. Dalam hubungan ini perlu adanya ketelitian dalam mempelajari
ilmu haditst ini.1

Adapun pembagian dan pembahasan ilmu hadits,secara singkat dapat


dibagi menjadi dua bagian yaitu ilmu hadits dirayah dan ilmu hadits riwayah.

1. Ilmu Haditst Dirayah


Menurut ibnu Akfan,seperti dikutip oleh Habsyi Ash-shiddieqy (1987:21)
memberikan definisi hadits dirayah sebagai berikut :
‫وال‬GG‫ا واح‬GG‫ا واحكامه‬GG‫علم الحديث الخاص بالدراية علم يبحث فيه حقيقة الرواية وشروطها وانواعه‬
‫الرواة وشروطهم واصناف المرويات ومايتعلق بها‬
“ilmu hadits dirayah adalah ilmu yang dari padanya diketahui hakekat riwayat,
syarat – syarat dan macam – macam yang diriwayatkan dan segala yang
berpautan dengan itu.”2

1
Umar,ilmu haditst. Hal 17
2
Ibid 1 hal 18

2
Ilmu hadits dirayah biasanya juga disebut sebagai ilmu musthalah al
hadits, ilmu usul al-hadits, ulum al hadits, dan qowa’id al-tahdits. Al-Tirmizi
mendefinisikan ilmu ini dengan :
‫َقَو اِنْيُن ُتحد يد ري بها احوال متن وسند وكيفية التحمل واال داء وصفات الرجال و غير ذلك‬
“Undang-undang atau kaidah-kaidah untuk mengetahui keadaan sanad dan
matan, cara menerima dan meriwayatkan, sifat-sifat perawi, dan lain-lain.” 3

Dari beberapa pengertian diatas, dapat diketahui bahwa obyek pembahasan


ilmu hadits dirayah, adalah keadaan para perawi dan marwinya. Keadaan para
perawi baik yang menyangkut pribadinya, seperti akhlak, tabi’at dan keadaan
hafalannya. Maupun yang menyangkut persambungan dan terputusnya sanad.
Sedang keadaan marwi adalah dari sudut keshahihan, kedhaifannya, dan dari
sudut lain yang berkaitan dengan keadaan matan.
Dengan mempelajari ilmu hadits dirayah ini banyak sekali faedah yang
diperoleh, antara lain :
a. Mengetahui pertumbuhan dan oerkembangan hadits dan ilmu hadits sejak
masa rasul SAW sampai sekarang.
b. Dapat mengetahui tokoh-tokoh serta usaha-usaha yang telah mereka
lakukan dalam mengumpulkan, memelihara dan meriwayatkan hadits.
c. Mengetahui kaedah-kaedah yang dipergunakan oleh para ulama’ dalam
mengklasifikasikan hadits lebih lanjut.
d. Dapat mengetahui istilah-istilah, nilai-nilai dan kriteria-kriteria hadits
sebagai pedoman dalam beristinbat.

Dari beberapa faedah diatas apabila diambil intisarinya maka faedah


mempelajari ilmu hadits dirayah adalah untuk mengetahui kualitas sebuah hadits
apakah ia maqbul (diterima) dan mardud(ditolak) baik dilihat dari sudut sanad
maupun matannya.4

3
Drs. Munzier Suparta. Ilmu hadits.hal 25
4
ibid 2 hal 27-28

3
2. Ilmu Hadits Riwayah
Seperti hadits dirayah, ilmu hadits riwayahpun dalam
pembahasannya mempunyai beberapa variasi dalam mendefinisikannya,
dibawah ini diuraikan pendapat beberapa ahli hadits antara lain :
‘ajaj al- khatib(1976:7) memberikan definisi ilmu hadits riwayah sebagai
berikut :
‫لم من قول‬G‫ه وس‬G‫لي هلل علي‬G‫علم الحديث رواية هو العلم الذي يقوم علي نقل ماا ضيف الي النبي ص‬
‫اوفعل اوتقريراوصفة خلقية او خلقية نقال دقيقا‬
“ilmu hadits riwayah adalah ilmu yang membahas tentang pemindahan
segala sesuatu yang disandarkan pada nabi saw baik berupa perkataan,
perbuatan, penetapan (taqrir) maupun sifat-sifat kepribadian dan prilaku
dengan pengutipan atau pemindahan yang teliti dan cermat.”5

Sedangkan menurut ibn al-Akfani sebagaimana dikutip oleh


asuyuti mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ilmu hadits riwayah
adalah :
‫علم يشتمل علياقوال النبي صلي هللا عليه وسلم وافعاله ورواتهاوضبطها وتحريرالفاظها‬
“Ilmu pengetahuan yang mencakup perkataan dan perbuatan nabi saw baik
periwayatannya pemeliharaannya, maupun penulisan atau pembukuan
lafadz-lafadznya.”
Obyek ilmu haditst Riwayah ialah bagaimana cara
menerima,menyampaikan kepada orang lain,dan memindahkan atau
mendewankan. Demikian menurut pendapat as-suyuthi. Dalam
menyampaikan dan membukukan haditst hanya disebutkan apa
adanya,baik yang bertkaitan dengan matan maupun sanadnya. Ilmu ini
tidak membicarakan tentang syadz (kejanggalan) dan ‘illat (kecacatan)
matan haditst. Demikian pula ilmu ini tidak membahas tentang kualitas
para perawi,baik keadilan,kedabitan atau fasikannya.

5
Ibid 1 hal 20

4
Adapun faedah mempelajari ilmu hadits Riwayah adalah untuk
menghindari adanya penukilan yang salah dari sumbernya yang pertama
yaitu Nabi SAW.6
Dengan melihat uraian ilmu hadits riwayah dan ilmu hadits dirayah
diatas, tergambar adanya kaitan yang sangat erat, antara yang satu dengan
yanh lainnya. Hal ini karena, setiap ada periwayatan hadits tentu ada
kaidah-kaidah yang dipakai dan diperlukan, baik dalam penerimaannya
maupun penyampaiannya kepada pihak lain. Sejalan dengan perjalanan
ilmu hadits riwayah, ilmu hadits dirayah juga terus berkembang menuju
kesempurnaannya, sesuai dengan kebutuhan yang berkaitan langsung
dengan perjalanan hadits riwayah. Oleh karena itu, tidak mungkin ilmu
hadits riwayah berdiri tanpa ilmu hadits dirayah begitu juga sebaliknya.7

B. Cabang-Cabang Ilmu Hadits

Dari ilmu hadits riwayah dan dirayah ini pada perkembangan


berikutnya muncullah cabang-cabang ilmu hadits lainnya seperti ilmu rijal
al-hadits, ilmu al jarhwa al-ta’dil, ilmu tarikh al-ruwah, ilmu ‘ilal al-hadits,
ilmu al-nasikh wa al-mansukh, ilmu asbab wurud al-hadits, dan ilmu
mukhtalif al-hadits. Secara singkat cabang-cabang diatas akan diuraikan
sebagai berikut:

a. Ilmu Rijal al-Hadits


Yaitu ilmu yang membahas para perawi hadits, baik dari sahabat,
dari tabi`in, mupun dari angkatan-angkatan sesudahnya. Hal yang
terpenting di dalam ilmu Rijal al-Hadits adalah sejarah kehidupan para
tokoh tersebut, meliputi masa kelahiran dan wafat mereka, negeri asal,
negeri mana saja tokoh-tokoh itu mengembara dan dalam jangka berapa

6
Ibid 2 hal 24-25
7
Ibid 2 hal 29

5
lama, kepada siapa saja mereka memperoleh hadits dan kepada siapa saja
mereka menyampaikan Hadits.
‫علم يعرف به رواة الحديث من حيث انهم رواة للحد يث‬
“ilmu untuk mengetahui para perawi hadits dalam kapasitasnya
sebagai perawi hadits”.
Ada beberapa istilah untuk menyebut ilmu yang mempelajari
persoalan ini. Ada yang menyebut Ilmut Tarikh, ada yang menyebut
Tarikh al-Ruwat, ada juga yang menyebutnya Ilmu Tarikh al-Ruwat.8

b. Ilmu al-Jarh wa al-Ta`dil


Para ahli hadits mendefinisikan al jarh dengan :
‫الطعن في راوي الحديث بمايسلب اويخل بعدالته اوضبطه‬
“kecacatan pada perawi hadits disebabkan oleh sesuatu yang dapat
merusak keadilan atau kedabitan perawi.”
Sedangkan al-ta’dil yang secara bahasa berarti at-tasywiyah
(menyamakan), menurut istilah berarti :
‫عكسه هو تزكية الراوي والحكم عليه بانه عد ل اوضابط‬
“lawan dari al-jarh yaitu pembersihan atau pensucian perawi dan ketetapan
bahwa ia adil atau dabit”
Jadi dapat disimpulkan bahwa Ilmu al-Jarh wa al-Ta`dil adalah Ilmu
yang menerangkan tentang hal cacat-cacat yang dihadapkan kepada para
perawi dan tentang penta`dilannya (memandang adil para perawi) dengan
memakai kata-kata yang khusus dan tentang martabat-martabat kata-kata
itu. Maksudnya al-Jarh (cacat) yaitu istilah yang digunakan untuk
menunjukkan “sifat jelek” yang melekat pada periwayat hadits seperti,
pelupa, pembohong, dan sebagainya. Apabila sifat itu dapat dikemukakan
maka dikatakan bahwa periwayat tesebut cacat. Hadits yang dibawa oleh
periwayat seperti ini ditolak, dan haditsnya di nilai lemah (dha`if).
Maksudnya al-Ta`dil (menilai adil kepada orang lain) yaitu istilah yang

8
Subhi al-shalih.ulum al hadits wal musthalakhuhu.hal 110

6
digunakan untuk menunjukkan sifat baik yang melekat pada periwayat,
seperti, kuat hafalan, terpercaya, cermat, dan lain sebagainya.
Orang yang mendapat penilaian seperti ini disebut `adil, sehingga
hadits yang di bawanya dapat di terima sebagai dalil agama. Haditsnya
dinilai shahih. Sesuai dengan fungsinya sebagai sumber ajaran Islam,
maka yang diambil adalah hadits shahih.
c. Ilmu tarikh ar-ruwah
Ilmu tarikh ar-ruwah ialah:
‫العلم الذي يعرف برواة لحديث من الناحية التي تتعلق برواي تهم للحديث‬
"Ilmu untuk mengetahui para perawi haditst yang berkaitan dengan usaha
periwayatan mereka terhadap haditst”
Dengan ilmu ini akan diketahui keadaan dan identitas para
perawi,seperti kelahirannya,wafatnya,guru-gurunya,masa atau waktu
mereka mendengar haditst dari gurunya,siapa yang meriwayatkan haditst
darinya,tempat tinggal mereka,tempat mereka mengadakan lawatan, dll.
Jadi ilmu tarikh al ruwah ini merupakan senjata yang ampuh untuk
mengetahui keadaan rawi yang sebenarnya,terutama untuk membongkar
kebohongan para perawi.
Mengetahui tanggal lahir dan wafatnya juga sangat penting untuk menolak
pengakuan para perawi yang mengaku pernah bertemu dengannya.
d. Ilmu ‘ilal al haditst
Kata ‘ilal adalah bentuk jama’ dari kata al ‘illah yang menurut
bahasa berarti al maradh (penyakit /sakit). Menurut muhadditsin istilah
‘illah berarti sebab yang tersembunyi atau sama-samar yang berakibat
tercemarnya haditst.Akan tetapi yang kelihatan adalah kebalikannya yakni
tidak terlihat adanya kecacatan.Adapun yang dimaksud dengan ilmu ‘illah
haditst meburut muhaddistin adalah:
‫علم يبحث عن األسباب الحفية الغامضة من حيث انهاتقدح في صحة الحديث كوصل منقطع ورفع‬
‫موقوف وادخال حديث في حديث وماشابه ذلك‬
“ilmu yang membahas sebab-sebab yang tersembunyi,yang dapat
mencacatkan keshahihan haditst,seperti mengatakan muttashil terhadap

7
haditst yang munqathiq,menyebut marfu’ terhadap haditst yang
mauquf ,memasukkan haditst ke dalam haditst lain,dan hal-hal yang
seperti itu.”

Menurut al Hakim, ilmu ‘ilal haditst ialah ilmu yang berdiri


sendiri,selain dari ilmu shahih dan dhaif,jarh dan ta’dil. Ia menerangkan
‘ilal haditst yang tidak termasuk kedalam bahasan jarh,sebab haditst yang
majruh adalah haditst yang gugur dan tidak di pakai.

Al-hakim menyebutkan, bahwa dasar penetapan ‘ilal hadits adalah


hafalan yang sempurna, pemahaman yang mendalam dan pengetahuan
yang cukup.

e. Ilmu Nasikh dan Mansukh Hadits


Yaitu ilmu yang membahas Hadits-hadits yang bertentangan dan
tidak mungkin diambil jalan tengah. Hukum hadits yang satu menghapus
(menasikh) hukum Hadits yang lain (mansukh). Yang datang dahulu
disebut mansukh, dan yang muncul belakangan dinamakan nasikh. Nasikh
inilah yang berlaku selanjutnya.

‫ما ننسخ من اية اوننسها نات بخير منها اومثلها الم تعلم ان هللا علي كل شيء قد ير (البقرة‬
)١٠٦ :٢̸
“ayat mana saja yang kami nasakhkan, atau kami jadikan (manusia)
lupa kepadanya, kami datangkan yang lebih baik dari padanya atau yang
sebanding dengannya. Tiadalah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya
Allah maha kuasa atas segala sesuatu. (QS Al baqarah(2) :106)

Untuk mengetahui nasakh dan mansukh ini bisa melalui beberapa cara :
1. Dengan penjelasan dari nash atau syari’itu sendiri, yang dalam hal ini ialah
rasulullah .
2. Dengan penjelasan dari para sahabat

8
3. Dengan mengetahui tarikh keluarnya haditst serta sebab wurud hadits.
Dengan demikian akan diketahui mana yang datang terlebih dahulu
dan mana yang datang kemudian.

f. Ilmu asbab wurud al-hadits


Kata asbab adalah jama’ dari kata sabab. Menurut ahli bahasa diartikan
dengan “al-habl” (tali), saluran yang artinya jelas sebagai : “segala yang
menghubungkan satu benda dengan benda lainnya”.
Al-Suyuthi merumuskan pengertian asbab wurud al-hadits dengan:
“Sesuatu yang membatasi arti suatu hadits’ baik berkaitan dengan arti
umum atau khusus, mutlak atau muqayyad, dinasakhan dan seterusnya”
atau, “Suatu arti yang dimaksud oleh sebuah hadits saat kemunculannya”.
Dari uraian pengertian tersebut, asbab wurud al-hadits dapat diberi
pengertian yakni “suatu ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang
sebab-sebab Nabi SAW. Menuturkan sabdanya dan waktu beliau
menuturkan itu.” Seperti sabda Rasul SAW. Tentang kesucian air lautdan
apa yang ada di dalamnya. Ia bersabda: “Laut itu suci airnya dan suci
bangkainya”. Hadits ini dituturkan oleh Rasul SAW. Saat berada di tengah
lautan dan ada salah seorang sahabat yang merasa kesulitan berwudhu
karena tidak mendapatkan air (tawar).
Urgensi asbab al-wurud terhadap hadits, sebagai salah satu jalan
untuk memahami kandungan hadits. Ini terlihat dari beberapa faedahnya,
antara lain, dapat mentakhsis arti yang umum, membatasi arti yang mutlak,
menjelaskan kemusykilan, dan menunjukkan illat suatu hukum. Maka
dengan memahami asbab wurud hadits ini,dapat dengan mudah memahami
apa yang dimaksud atau yang dikandung oleh suatu hadits.

g. Ilmu Garib al-hadits


Yaitu ilmu yang membahas dan menjelaskan hadits Rasulullah saw yang
sukar diketahui dan dipahami orang banyak karena telah berbaur dengan
bahasa arab pasar (umum). Ilmu ini bisa juga diartikan sebagai ilmu yang

9
menerangkan mkna kalimat yang terdapat dalam matan hadits yang sukar
diketahui maknanya dan yang kurang terpakai oleh umum.
Menurut Ibnu Al-Shalah, yang dimaksud dengan Gharib Al-Hadits ialah:

‫عبارة عما وقع في متون الحاديث من االلفاظ الغامضة البعيدة منالفهم لقلة لستعملها‬
“Ungkapan dari lafazh-lafazh yang sulit dan rumit untuk dipahami yang
terdapat dalam matan hadits karena (lafazh tersebut jarang digunakan).
Rasul sefasih-fasihnya orang Arab yang diutus oleh Allah SWT. untuk
menghadapi kaumnya yang terdiri dari bermacan-macam suku dan kabilah.
Sehingga Rasul ketika berhadapan dengan kabilah tertentu akan
menggunakan bahasa dari kaum yang dihadapinya. Kemudian pada
perkembangan selanjutnya, banyak bangsa-bangsa non-Arab memeluk
islam sehingga banyak juga orang-orang yang kurang memahami istilah
atau lafazh-lafazh tertentu yang gharib (asing). Oleh karena itu ilmu ini
dimunculkan atas usaha para ulama untuk memudahkan dalam memahami
hadits-hadits yang mengandung lafazh-lafazh yang gharib tersebut.
Memahami makna kosa kata (mufradat) matan hadits merupakan
langkah pertama memahami suatu hadits dan untuk istinbath hukum. Oleh
karena itu ilmu ini akan banyak menolong untuk menuju ke pemahaman
tersebut.
Para muhaddisin ketika menghadapi lafazh-lafazh yang gharib dan sulit
untuk menjelaskannya, juga menyerahkan kepada ahli bahasa (gharib al-
hadits).
Ada beberapa cara untuk menafsirkan hadits-hadits yang mengandung
lafazh yang gharib, antara lain :
1. Dengan hadits yang sanadnya berlainan dengan matan yang mengandung
lafazh yang gharib tersebut.
2. Dengan penjelasan para sahabat yang meriwayatkan hadits
3. Penjelasan dari rawi selain sahabat

h. Ilmu at-Tashif wa at-Tahrif

10
Ilmu at-Tashif wa at-Tahrif adalah ilmu pengetahuan yang berusaha
menerangkan tentang hadits yang sudah diubah titik atau syakalnya.

Suatu contoh , dalam suatu riwayat disebutkan bahwa salah seorang yang
meriwayatkan hadits dari nabi saw dari bani sulaimah, adalah ‘utbah ibn al-
Bazr, padahal yang sebenarnya ‘itbah ibn al-Nazr. Dalam hadits ini terjadi
perubahan sebutan al-Nazr menjadi al-Bazr.
i. Ilmu mukhtalif al-hadits

‫ايبحث‬GG‫ا كم‬GG‫ق بينه‬GG‫العلم الذي يبحث في االحاديث التي ظاهرها متعل رض فيزيل تعارضها او يوف‬
‫في االحاديث التي يشكا فهمهااوتصورها في فعاشكالها ويوضح حقيقتها‬
“ilmu yang membahas hadits-hadits yang menurut lahirnya saling
bertentangan atau berlawanan, kemudian bertentangan dihilangkan dan
dikompromikan antara keduanya, sebagaimana membahas hadits-hadits
yang sulit dipahami kandungannya, dengan menghilangkan kesulitannya
serta menjelaskan hakikatnya”.

Ilmu ini berusaha mempertemukan dua atau lebih hadits yang


bertentangan maknanya. Adapun cara-cara mengompromikan maknanya
dengan men-taqyid kemuthlakan hadits, men-takhsish keumumannya, atau
dengan memilih sanad yang yang lebih kuat.9

BAB III
9
Ibid2 hal 44

11
PENTUP

A. Kesimpulan

a. Ulumul Hadits adalah ilmu-ilmu yang membahas atau berkaitan dengan Hadits
Nabi SAW.
b. Ilmu Hadits Riwayah adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara
periwayatan, pemeliharaan, dan penulisan atau pembukuan Hadits Nabi SAW.
Objek kajiannya adalah Hadits Nabi SAW dari segi periwayatan dan
pemeliharaannya.
c. Ilmu Hadits Dirayah adalah ilmu yang mempelajari tentang kumpulan kaidah-
kaidah dan masalah-masalah untuk mengetahui keadaan rawi dan marwi dari
segi di terima atau di tolaknya. Rawi adalah orang yang menyampaikan Hadits
dari satu orang kepada yang lainnya; Marwi adalah segala sesuatu yang
diriwayatkan, yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW atau
kepada Sahabat dan Tabi`in. Ilmu Hadits Dirayah inilah yang selanjutnya
disebut dengan Ulumul Hadits.
d. Cabang-cabang Ulumul Hadits diantaranya adalah:
 Ilmu Rijal al-Hadits
 Ilmu al-Jarh wa al-Ta`dil
 Ilmu Mukhtalif al-Hadits
 Ilmu `Ilalil Hadits
 Ilmu Gharibul-Hadits
 Ilmu Nasikh dan Mansukh Hadits
 Ilmu Asbab Wurud al-Hadits
 Ilmu Mushthalah Ahli Hadits

B.Saran

12
1. Bagi Kampus
Sebagai bahan pustaka dan bisa bermanfaat bagi kampus.
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan acuan dalam melakukan proses penelitian dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
3. Bagi Pembaca
Sebagai wadah untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

13
Subhi al-shalih, ulum al hadits wal musthalakhuhu, Bairut: Dar Al-‘Ulum Al-
Malayin, 1977, cet Ke-9
Umar, ilmu hadits. Nora media enterprise, kudus 2011
Drs. Munzier Suparta. Ilmu hadits, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002 cet
Ke-3

14

Anda mungkin juga menyukai