Disusun Oleh :
1. Dimas Aji Saputra
2. Windi
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG........................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH...................................................................1
3. TUJUAN PENULISAN.....................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN .................................................................................12
B. SARAN..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seperti yang telah diketahui, banyak istilah untuk menyebut nama-
nama hadits sesuai dengan fungsinya dalam menetapkan syari’at
agama islam. Ada hadits shahih, dan dhaif. Masing-masing memiliki
persyaratan sendiri-sendiri. Persyaratan itu ada yang berkaitan dengan
persambungan sanad, kualitas perawi yang dilalui hadits, dan ada pula
yang berkaitan dengan kandungan hadits itu sendiri. Maka persoalan
yang ada dalam ilmu hadits ada dua. Pertama berkaitan dengan sanad,
kedua berkaitan dengan matan. Ilmu yang berkaitan dengan sanad akan
mengantar kita menelusuri apakah sebuah hadits itu bersambung
sanadnya atau tidak, dan apakah para perawi yang dicantumkan
didalam sanad hadits itu orangnya terpercaya atau tidak. Adapun ilmu
yang berkaitan dengan matan akan membantu kita dalam mengetahui
apakah informasi yang terkandung didalamnya berasal dari Nabi atau
tidak.
2. Rumusan masalah
a. Bagaimana Pengertian Ulumul Hadits ?
b. Bagaimana Penjelasan Ilmu Hadits Dirayah?
c. Bagaimana Penjelasan Ilmu Hadits Riwayah?
d. Apa Saja Cabang-Cabang Ilmu Hadits ?
3. Tujuan Penulisan
a. Mengethui Ulumul Hadist
b. Memahami Ilu Hadist Dirayah
c. Memahami ilmu Hadist Riwayah
d. Mengetahui Apa Saja Cabang-cabang Ilmu Hadist
1
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi yang di maksud Ulumul Hadits ialah suatu ilmu yang berkaitan
dengan haditst,baik dari segi periwayatan,penerimaan dan macam –
macamnya. Dalam hubungan ini perlu adanya ketelitian dalam mempelajari
ilmu haditst ini.1
1
Umar,ilmu haditst. Hal 17
2
Ibid 1 hal 18
2
Ilmu hadits dirayah biasanya juga disebut sebagai ilmu musthalah al
hadits, ilmu usul al-hadits, ulum al hadits, dan qowa’id al-tahdits. Al-Tirmizi
mendefinisikan ilmu ini dengan :
َقَو اِنْيُن ُتحد يد ري بها احوال متن وسند وكيفية التحمل واال داء وصفات الرجال و غير ذلك
“Undang-undang atau kaidah-kaidah untuk mengetahui keadaan sanad dan
matan, cara menerima dan meriwayatkan, sifat-sifat perawi, dan lain-lain.” 3
3
Drs. Munzier Suparta. Ilmu hadits.hal 25
4
ibid 2 hal 27-28
3
2. Ilmu Hadits Riwayah
Seperti hadits dirayah, ilmu hadits riwayahpun dalam
pembahasannya mempunyai beberapa variasi dalam mendefinisikannya,
dibawah ini diuraikan pendapat beberapa ahli hadits antara lain :
‘ajaj al- khatib(1976:7) memberikan definisi ilmu hadits riwayah sebagai
berikut :
لم من قولGه وسGلي هلل عليGعلم الحديث رواية هو العلم الذي يقوم علي نقل ماا ضيف الي النبي ص
اوفعل اوتقريراوصفة خلقية او خلقية نقال دقيقا
“ilmu hadits riwayah adalah ilmu yang membahas tentang pemindahan
segala sesuatu yang disandarkan pada nabi saw baik berupa perkataan,
perbuatan, penetapan (taqrir) maupun sifat-sifat kepribadian dan prilaku
dengan pengutipan atau pemindahan yang teliti dan cermat.”5
5
Ibid 1 hal 20
4
Adapun faedah mempelajari ilmu hadits Riwayah adalah untuk
menghindari adanya penukilan yang salah dari sumbernya yang pertama
yaitu Nabi SAW.6
Dengan melihat uraian ilmu hadits riwayah dan ilmu hadits dirayah
diatas, tergambar adanya kaitan yang sangat erat, antara yang satu dengan
yanh lainnya. Hal ini karena, setiap ada periwayatan hadits tentu ada
kaidah-kaidah yang dipakai dan diperlukan, baik dalam penerimaannya
maupun penyampaiannya kepada pihak lain. Sejalan dengan perjalanan
ilmu hadits riwayah, ilmu hadits dirayah juga terus berkembang menuju
kesempurnaannya, sesuai dengan kebutuhan yang berkaitan langsung
dengan perjalanan hadits riwayah. Oleh karena itu, tidak mungkin ilmu
hadits riwayah berdiri tanpa ilmu hadits dirayah begitu juga sebaliknya.7
6
Ibid 2 hal 24-25
7
Ibid 2 hal 29
5
lama, kepada siapa saja mereka memperoleh hadits dan kepada siapa saja
mereka menyampaikan Hadits.
علم يعرف به رواة الحديث من حيث انهم رواة للحد يث
“ilmu untuk mengetahui para perawi hadits dalam kapasitasnya
sebagai perawi hadits”.
Ada beberapa istilah untuk menyebut ilmu yang mempelajari
persoalan ini. Ada yang menyebut Ilmut Tarikh, ada yang menyebut
Tarikh al-Ruwat, ada juga yang menyebutnya Ilmu Tarikh al-Ruwat.8
8
Subhi al-shalih.ulum al hadits wal musthalakhuhu.hal 110
6
digunakan untuk menunjukkan sifat baik yang melekat pada periwayat,
seperti, kuat hafalan, terpercaya, cermat, dan lain sebagainya.
Orang yang mendapat penilaian seperti ini disebut `adil, sehingga
hadits yang di bawanya dapat di terima sebagai dalil agama. Haditsnya
dinilai shahih. Sesuai dengan fungsinya sebagai sumber ajaran Islam,
maka yang diambil adalah hadits shahih.
c. Ilmu tarikh ar-ruwah
Ilmu tarikh ar-ruwah ialah:
العلم الذي يعرف برواة لحديث من الناحية التي تتعلق برواي تهم للحديث
"Ilmu untuk mengetahui para perawi haditst yang berkaitan dengan usaha
periwayatan mereka terhadap haditst”
Dengan ilmu ini akan diketahui keadaan dan identitas para
perawi,seperti kelahirannya,wafatnya,guru-gurunya,masa atau waktu
mereka mendengar haditst dari gurunya,siapa yang meriwayatkan haditst
darinya,tempat tinggal mereka,tempat mereka mengadakan lawatan, dll.
Jadi ilmu tarikh al ruwah ini merupakan senjata yang ampuh untuk
mengetahui keadaan rawi yang sebenarnya,terutama untuk membongkar
kebohongan para perawi.
Mengetahui tanggal lahir dan wafatnya juga sangat penting untuk menolak
pengakuan para perawi yang mengaku pernah bertemu dengannya.
d. Ilmu ‘ilal al haditst
Kata ‘ilal adalah bentuk jama’ dari kata al ‘illah yang menurut
bahasa berarti al maradh (penyakit /sakit). Menurut muhadditsin istilah
‘illah berarti sebab yang tersembunyi atau sama-samar yang berakibat
tercemarnya haditst.Akan tetapi yang kelihatan adalah kebalikannya yakni
tidak terlihat adanya kecacatan.Adapun yang dimaksud dengan ilmu ‘illah
haditst meburut muhaddistin adalah:
علم يبحث عن األسباب الحفية الغامضة من حيث انهاتقدح في صحة الحديث كوصل منقطع ورفع
موقوف وادخال حديث في حديث وماشابه ذلك
“ilmu yang membahas sebab-sebab yang tersembunyi,yang dapat
mencacatkan keshahihan haditst,seperti mengatakan muttashil terhadap
7
haditst yang munqathiq,menyebut marfu’ terhadap haditst yang
mauquf ,memasukkan haditst ke dalam haditst lain,dan hal-hal yang
seperti itu.”
ما ننسخ من اية اوننسها نات بخير منها اومثلها الم تعلم ان هللا علي كل شيء قد ير (البقرة
)١٠٦ :٢̸
“ayat mana saja yang kami nasakhkan, atau kami jadikan (manusia)
lupa kepadanya, kami datangkan yang lebih baik dari padanya atau yang
sebanding dengannya. Tiadalah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya
Allah maha kuasa atas segala sesuatu. (QS Al baqarah(2) :106)
Untuk mengetahui nasakh dan mansukh ini bisa melalui beberapa cara :
1. Dengan penjelasan dari nash atau syari’itu sendiri, yang dalam hal ini ialah
rasulullah .
2. Dengan penjelasan dari para sahabat
8
3. Dengan mengetahui tarikh keluarnya haditst serta sebab wurud hadits.
Dengan demikian akan diketahui mana yang datang terlebih dahulu
dan mana yang datang kemudian.
9
menerangkan mkna kalimat yang terdapat dalam matan hadits yang sukar
diketahui maknanya dan yang kurang terpakai oleh umum.
Menurut Ibnu Al-Shalah, yang dimaksud dengan Gharib Al-Hadits ialah:
عبارة عما وقع في متون الحاديث من االلفاظ الغامضة البعيدة منالفهم لقلة لستعملها
“Ungkapan dari lafazh-lafazh yang sulit dan rumit untuk dipahami yang
terdapat dalam matan hadits karena (lafazh tersebut jarang digunakan).
Rasul sefasih-fasihnya orang Arab yang diutus oleh Allah SWT. untuk
menghadapi kaumnya yang terdiri dari bermacan-macam suku dan kabilah.
Sehingga Rasul ketika berhadapan dengan kabilah tertentu akan
menggunakan bahasa dari kaum yang dihadapinya. Kemudian pada
perkembangan selanjutnya, banyak bangsa-bangsa non-Arab memeluk
islam sehingga banyak juga orang-orang yang kurang memahami istilah
atau lafazh-lafazh tertentu yang gharib (asing). Oleh karena itu ilmu ini
dimunculkan atas usaha para ulama untuk memudahkan dalam memahami
hadits-hadits yang mengandung lafazh-lafazh yang gharib tersebut.
Memahami makna kosa kata (mufradat) matan hadits merupakan
langkah pertama memahami suatu hadits dan untuk istinbath hukum. Oleh
karena itu ilmu ini akan banyak menolong untuk menuju ke pemahaman
tersebut.
Para muhaddisin ketika menghadapi lafazh-lafazh yang gharib dan sulit
untuk menjelaskannya, juga menyerahkan kepada ahli bahasa (gharib al-
hadits).
Ada beberapa cara untuk menafsirkan hadits-hadits yang mengandung
lafazh yang gharib, antara lain :
1. Dengan hadits yang sanadnya berlainan dengan matan yang mengandung
lafazh yang gharib tersebut.
2. Dengan penjelasan para sahabat yang meriwayatkan hadits
3. Penjelasan dari rawi selain sahabat
10
Ilmu at-Tashif wa at-Tahrif adalah ilmu pengetahuan yang berusaha
menerangkan tentang hadits yang sudah diubah titik atau syakalnya.
Suatu contoh , dalam suatu riwayat disebutkan bahwa salah seorang yang
meriwayatkan hadits dari nabi saw dari bani sulaimah, adalah ‘utbah ibn al-
Bazr, padahal yang sebenarnya ‘itbah ibn al-Nazr. Dalam hadits ini terjadi
perubahan sebutan al-Nazr menjadi al-Bazr.
i. Ilmu mukhtalif al-hadits
ايبحثGGا كمGGق بينهGGالعلم الذي يبحث في االحاديث التي ظاهرها متعل رض فيزيل تعارضها او يوف
في االحاديث التي يشكا فهمهااوتصورها في فعاشكالها ويوضح حقيقتها
“ilmu yang membahas hadits-hadits yang menurut lahirnya saling
bertentangan atau berlawanan, kemudian bertentangan dihilangkan dan
dikompromikan antara keduanya, sebagaimana membahas hadits-hadits
yang sulit dipahami kandungannya, dengan menghilangkan kesulitannya
serta menjelaskan hakikatnya”.
BAB III
9
Ibid2 hal 44
11
PENTUP
A. Kesimpulan
a. Ulumul Hadits adalah ilmu-ilmu yang membahas atau berkaitan dengan Hadits
Nabi SAW.
b. Ilmu Hadits Riwayah adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara
periwayatan, pemeliharaan, dan penulisan atau pembukuan Hadits Nabi SAW.
Objek kajiannya adalah Hadits Nabi SAW dari segi periwayatan dan
pemeliharaannya.
c. Ilmu Hadits Dirayah adalah ilmu yang mempelajari tentang kumpulan kaidah-
kaidah dan masalah-masalah untuk mengetahui keadaan rawi dan marwi dari
segi di terima atau di tolaknya. Rawi adalah orang yang menyampaikan Hadits
dari satu orang kepada yang lainnya; Marwi adalah segala sesuatu yang
diriwayatkan, yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW atau
kepada Sahabat dan Tabi`in. Ilmu Hadits Dirayah inilah yang selanjutnya
disebut dengan Ulumul Hadits.
d. Cabang-cabang Ulumul Hadits diantaranya adalah:
Ilmu Rijal al-Hadits
Ilmu al-Jarh wa al-Ta`dil
Ilmu Mukhtalif al-Hadits
Ilmu `Ilalil Hadits
Ilmu Gharibul-Hadits
Ilmu Nasikh dan Mansukh Hadits
Ilmu Asbab Wurud al-Hadits
Ilmu Mushthalah Ahli Hadits
B.Saran
12
1. Bagi Kampus
Sebagai bahan pustaka dan bisa bermanfaat bagi kampus.
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan acuan dalam melakukan proses penelitian dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
3. Bagi Pembaca
Sebagai wadah untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
13
Subhi al-shalih, ulum al hadits wal musthalakhuhu, Bairut: Dar Al-‘Ulum Al-
Malayin, 1977, cet Ke-9
Umar, ilmu hadits. Nora media enterprise, kudus 2011
Drs. Munzier Suparta. Ilmu hadits, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002 cet
Ke-3
14