Anda di halaman 1dari 14

ULUMUL HADITS

PENGERTIAN DAN SEJARAH ULUMUL HADITS

Dosen Pengampu

Dr. Syarifah Rusydah,Lc, M.A.

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Rizal Fahri (11200340000149)

M. Yusuf Fadli (11200340000150)

Hilmiyatus Saidah (11200340000151)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020

[1]
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya, karena kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat waktu, tak lupa
sholawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Adapun dalam
penulisan makalah ini, materi yang akan dihabas adalah “Pengertian Ulumul Hadits
dan Sejarahannya”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah


“penghantar ilmu hadits” dan kami menyadari sepenuhnya bahwa didalam penulisan
makalah ini banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu besar harapan penulis agar
pembaca berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun, demi
kesempurnaan makalah ini.

Tidak lupa juga kami mengucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen pembimbing mata
kuliah yang bersangkutan ibu “Syarifah Rusydah Dr,Lc,MA.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah
wawasan kita dalam mempelajari “Ulumul Hadits”.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Ciputat, 20 September 2020

Tim penulis.

[2]
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN………………………………………………….4

A. Latar Belakang………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah……………………………………………....4
C. Tujuan Pembahasan……………………………………….……4

BAB II

PEMBAHASAN……………………………………..……………..5

A. Pengertian Ilmu Hadits…………………………………………5

1. Ilmu Hadits Riwayah…………………….…………………6

2. Ilmu Hadits Dirayah……………………………...…………8

B. Sejarah Dan Perkembangan Ulumul Hadits

1. Sejarah Ulumul Hadits…………………………………………9

2. Perkembangan Ulumul Hadits……………..………………….10.

BAB III

KESIMPULAN…………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA ……………..…………………..………..14

[3]
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita ketahui bahwasanya hadist merupakan sumber sumber ajaran Islam yang
kedua setelah al-Qur’an. Keberadaan hadist disamping telah mewarnai masyarakat
dalam kehidupan juga telah menjadi bahasan kajian yang menarik. Hadist
mengandung makna dan ajaran serta memperjelas kandungan al-Qur’an dan lain
sebagainya. Para peneliti dan ahli hadist telah berhasil mendokumentasikan hadist
baik kepada kalangan masyarakat,akademis,penelitian hadis tersebut telah membuka
peluang untuk mewujudkannya suatu kajian disiplin Islam, yaitu bidang study
Ulumul Hadist.Maka dalam makalah ini, penulis menyajikan tentang “Pengertian
Ilmu Hadits dan Sejarahnya”, semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semuanya, terutama bagi penulis. Amin.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian ulumul hadist ?

2. Bagaimana sejarah ulumul hadist ?

3. Bagaimana Perkembangan Ulumul Hadits ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian ulumul hadist.

2. Mengetahui sejarah Ulumul Hadist.

3. Mengetahui Perkembangan Ulumul Hadits


[4]
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ulumul Hadits

Ulumul Hadits adalah istilah dari Ilmu Hadits di dalam tradisi Ulama Hadits.
(Arabnya: ‘Ulum al-Hadits). Ulum al-Hadits terdiri atas dua kata, yaitu Ulum dan Al-
Hadits. Kata u’lum dalam bahsa Arab adalah bentuk jamak dari ‘ilm, jadi berarti
“Ilmu-Ilmu” Sedangkan Al-Hadits berarti “segala sesuatu yang disandarkan Kepada
Nabi Muhammad SAW dari Perkataan, Perbuatan, Taqrir, atau Sifat” Dengan
demikian,gabungan kata ‘Ulum al-Hadits mengandung pengertian “Ilmu-ilmu yang
membahas atau berkaitan dengan Hadits Nabi Muhammad SAW’’.1

Sebelum berbicara pengertian hadits secara termilogi, terlebih dahuluu akan


dibicarakan dari segi etimologi. Kata “Hadits” berasal dari akar kata :

ً‫ُث – ُحد ُْوثًا – َو َحدَاثَة‬ َ ‫َحد‬


ُ ‫َث – يَحْ د‬

Hadits dari akar kata di atas memiliki beberapa makna, antara lain sebagai
berikut.

1. ‫( الجدة‬al-jiddah = baru)

2. ‫( الطاري‬ath-thariy = lunak, lembut dan baru,)

3. ‫( الخبر والكالم‬al-khabar=berita, pembicaraan dan al-kalam= perkataan)

Ketiga makna etimologis di atas lebih tepat dalam konteks istilah Ulumul
Hadits, karena yang dimaksud hadits disini adalah berita yang datang dari Nabi

1
Yuslem. Nawir, M.A., Ulumul Hadits, (PT Mutiara Sumber Widya, 200), hlm. 1
[5]
Muhammad Saw, sedangkan makna pertama dalam konteks teologis bukan konteks
Ilmu Hadits2

Akan tetapi pengertian Ilmu Hadits Menurut Abu Al-Baqa’, Secara


Terminologi Hadits Adalah Kata benda (Isim) dari kata al-Tahdits yang diartikan Al-
Ikhbar, Yakni pemberitaan, Kemudian menjadi termin Nama suatu perkataan,
perbuatan, dan persetujuan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.3

Pada mulanya, Ilmu Hadits memang merupakan beberapa ilmu yang masing-
masing berdiri sendiri, yang berbicara tentang hadits Nabi Muhammad SAW dan para
perawinya, seperti Ilmu al-Hadits al-Shahih, Ilmu al-Mursal, Ilmu al-Asma’ wa al-
Kuna, dan lai-lain. Penulisan Ilmu-ilmu Hadits secara parsial dilakukan, Khususnya,
oleh para Ulma’ abad ke-3H. Umpamnya, Yahya ibn Ma’in (234 H/848 M) menulis
Tarik al-Rijal, Muhammad ibn Sa’ad ( 230 H/ 844 M ) menulis Al-Thabaqat, Ahmad
ibn Hanbal (241H / 855 M) menulis I’lal dan An-Nasih wa al-mansukh, Bukhari (256
H/ 870 M) menulis i’lal dan Al-Kuna , Muslim (261 H/ 875 M) menulis kitab al-
Asma’ wa al-Kuna Kitab Thariqat dan Kitab Al-i’lal dan lain-lainya4

1. Ilmu Hadits Riwayah

Menurut Ibn al-Akfani, sebagaimana yang dikutip oleh Al-Suyuthi, bahwa


yang dimaksud dengan Ilmu Hadits Riwayah adalah : Ilmu hadits Yang khusus
berhubungan dengan riwayah adalah ilmu yang meliputi pemindahan (perbuatan)
perkataan Nabi Muhammad SAW dan perbuatanya, serta
periwayatanya,pencatatanya, dan penguraian lafaz-lafaznya5

2
Khon.Majid, M.Ag. Ulumul Hadits,( Amzah, 2015), hlm 1-2
3
Yuslem. Nawir.M.Ag,Ulumul Hadits,hlm 3-4

[6]
Sedangkan Menurut Muhammad A’jaj al-Khatib adalah : Yaitu Ilmu yang
membahas tentang pemindahan (periwayatan) segala sesuatu yang disandarkan
kepada Nabi Muhammad SAW, Berupa perkataan, perbuatan, Taqrir,Sifat
Jasmaniyah atau tingkah laku (akhlak) dengan cara yang teliti dan terperinci6

Ilmu Hadits Riwayah Ini sudah ada semenjak Nabi Muhammad SAW masih
hidup, yaitu bersamaan dengan dimulainya periwayatan hadits itu sendiri. Para
sahabat Nabi Muhammad Saw menasruh perhatian yang tinggi terhadap hadits Nabi
Muhammad Saw. mereka berupaya untuk memperoleh hadits-hadits Nabi
Muhammad SAW, dengan cara mendatangi majlis Rasulullah Saw serta mendengar
dan menyimak pesan atau nasihat yang disampaikan beliau. Sedimikian besar
perhatian mereka sehinga kadang-kadang mereka berjanji satu sama lainya untuk
secara bergantian untuk mendatangi majlis Rasulullah Saw. tersebut mana kala di
antara mereka ada yang tidak hadir . Hal tersebut dilakukan oleh Umar ra, Yang
menceritakan “aku beserta seorang tetanggaku dari kaum Anshar, yaitu Umayyah bin
Zaid, secara bergantian menghadiri majlis Rasulullah Saw. Apabila giliranku hadir,
maka aku akan menceritakan apa yang aku dapatkan dari Rasulullah Saw, pada hari
itu: dani sebaliknya, apabila dia hadir , maka dia akan menceritakan apa yang di
peroleh dari Majlis Rasulullah SAW7

Dalam Rangka memelihara kelestarian Hadits Nabi Muhammad Saw, juga


dalam rangka menunaikan pesan yang terkandung di dalam Hadits Nabi Muhammad
Saw, yang di antaranya berbunyi:

)‫نضر الله امراءا سمع منا شيئا فبلغه كما سمعه فرب مبلغ أوعى من سامع (رواه الترمدي‬

6
Yuslem. Nawir, M.A, Ulumul Hadits, hlm 4
7
Yuslem. Nawir, M.A, Ulumul Hadits,hlm 6
[7]
Semoga Allah membaguskan rupa seseorang yang mendengarkan suatu hadits dari
kami, lantas ia menyampaikany sebaiman yang ia dengar, kadang-kadangorang yang
menyampaikanlebih hafal daripada yang mendengar8

2 Ilmu Hadits Dirayah

Para Ulama’ memberikan definisi yang bervariasi terhadap ilmu hadits


dirayah ini, Akan tetapi, apabila dicermati dari definisi-definisi yang mereka
kemukakan, terdapat titik persamaan di antara satu dan yang lainya, terutama dari
segi sasaran kajian dan pokok bahasannya.

Ibnu Malik memberikan definisi Hadits Dirayah sebagai : Ilmu Hadits yang
khusus tentang Dirayah adalah ilmu yang bertujuan untuk mengetahui hakikat
riwayat, Syarat-syarat,macam-macam, dan hukum-hukumnya, Keadaan para perawi,
syarat-syarat mereka, jenis yang diriwayatkan, dan segala sesuatu yang berhubungan
denganya.

Uraian dan elaborasi dari definisi di atas diberikan oleh Imam al-Suyuthi
Sebagai berikut :

Hakikat Riwayat, adalah kegiatan periwayatan Sunnah (Hadits) dan


Penyandarannya kepada orang yang meriwayatkannya dengan kalimat tahdits, yaitu
perkataan seorang Perawi “Haddatsana Fulan” (Telah menceritakan kepada kami si
Fulan) , atau ikhbar, seperti perkataan “Akhbarantu Fula” (Telah mengabarkan kami
si Fulan),

Syarat-Syarat riwayat, yaitu penerimaan para rawi terhadap apa yang


diriwayatkannya dengan menggunakan cara-cara tertentu, dalam penerimaan Riwayat

a. Sima’an (murid langsung mendengarkan bacaan dari guru)

Yuslem.Nawir, M.A, Ulumul Hadits, hlm 7


[8]
b. Qira’ah (murid membacakan, catatan Hadits yang ditulis guru)

c. Ijazah ( memberi izin kepada seseorang untuk meriwayatkan suatu hadits


dari ulama tanpa dibacakan sebelumnya)

d. Munawwalah ( menyerahkan suatu hadits tertulis kepada seseorang untuk


diriwayatkan)

e. Kitabah ( menuliskan Hadits Untuk Seseorang)

f. i’lam ( memberi tahu seseorang bahwa hadits-hadits tertentu adalah


koleksinya )

g. Washiyat ( mewasiatkan kepada seorang koleksi hadits yang dimilikinya )

h. Wajadah ( mendapatkan koleksi tertentu tentang Hadits dari seorang guru)9

B. SEJARAH ULUMUL HADITS

Pada zaman Nabi Muhammad Saw masih hidup,pemalsuan Hadits tampak


nya belum terjadi.Di karenakan masyarakat pada waktu itu langsung mengklarifikasi
bila ada berita yang mengatasnamakan beliau. Cikal bakal timbulnya pemalsuan
Hadits bisa dilihat dari informasi yang disampaikan Imam Muhammad bin Sirin (33-
110 H). Dia menuturkan, “Pada mulanya, umat islam bila mendengar sabda Nabi
Saw., berdirilah bulu roma mereka. Namun setelah terjadinya fitnah (terbunuhnya
Utsman bin Affan ), Bila diperoleh dari orang-orang Ahli Sunnah , Hadits itu
diterima sebagai dalil dalam agama Islam. Tetapi apabila didapatkan dari orang-orang
penyebar bid’ah, Hadits tersebut ditolak.10

Dalam catatan sejarah, di antara hal yang menimbulkan munculnya pemalsuan


Hadits, adalah karena kepentingan politik. Pertentangan politik tersebut pada

9
Yuslem. Nawir. Dr.M.A, Ulumul Hadits, hlm 9-12
10
Rifa’i. Juhdi. S.Th.i., M.A,Mengenal Ilmu Hadits –Menjaga kemurnian Hadits dengan Mengkaji Ilmu
Hadits(Taushia, 2012, Jakarta Pusat) hlm 56
[9]
akhirnya mengakibatkan timbulnya pertentangan dalam bidang (ketuhanan).
Beberapa kalangan yang mendukung aliran teologi tertentu pada saat itu juga
membuat berbagai Hadits palsu demi memperkuat argumentasi aliran yang mereka
yakini benar.11

Selain faktor politik,faktor ekonomi juga ternyata menjadi salah satu sebab
timbulnya Hadits palsu. Atas dasar kepentingan ini, seorang pemalsu Hadits pada
waktu itu, berasumsi bahwa dengan menerima hadiah uang beberapa rupiah saja, dia
telah bersedia membuat Hadits palsu sebanyak lima puluh buah. 12

Berdasarkan catatan sejarah, pemalsuan Hadits tidak hanya dilakukan oleh


orang-orang Islam saja, tetapi juga dilakukan oleh orang-orang non Islam. Orang-
orang non Islam membuat Hadits-Hadits palsu, karena didorong oleh keinginan
untuk meruntuhkan Islam. Dorongan inilah yang sering terjadi di kalangan
orientalis.Tidak dipungkiri, kajian mereka seputar Hadits, tampaknya lebih banyak
didorong oleh motivasi ini, bukan atas dasar penelitian ilmiah.

Berbagai pemalsuan tersebut telah menyulitkan umat islam yang ingin


menegtahui berbagai riwayat Hadits yang sahih.Untungnya, para ulama Hadits
menyusun berbagai kaidah dalam Ilmu Hadits yang secara ilmiah dapat digunakan
untuk meneliti Hadits.13

Para penliti Hadits memperhatikan bahwa dasar-dasar ilmu Hadits riwayah


dan dirayah sudah terdapat sejak masa Nabi.14Para sahabat dalam melaksanakan
perintah Allah dan Rasul-Nya telah mengadakan pemeriksaan dan penelitian yang

11
Juhdi. Rifa’I, S.Th.I., M.A, Mengenal Ilmu Hadits- Mengenal Kemurnian Hadits dengan Mengkaji
Ilmu Hadits, hlm 57
12
Juhdi.Rifa’I, S.Th.I., M.A, Mengenal Ilmu Hadits- Mengenal Kemurnian Hadits dengan Mengkaji Ilmu
Hadits, hlm 57
13
Juhdi.Rifa’I, S.Th.I., M.A, Mengenal Ilmu Hadits- Mengenal Kemurnian Hadits dengan Mengkaji Ilmu
Hadits, hlm 57-58
14
Khon.Majid dkk, Ulumul Hadits, (PSW Uin Jakarta, 2005, Jakarta),hlm 87
[10]
ketat dan berhati-hati terhadap sunah yang mereka terima, terutama jika diragukan
kebeneran pembawa berita tersebut.

C. SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS

Ilmu Hadits tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan


periwayatan Hadits dalam Islam. Timbunya pokok-pokok atau dasar-dasar Ilmu ini
pada masa sesudah wafat Rasulullah saw, yakni ketika umat Islam benar-benar
merasa sangat perlu untuk mengumpulkan Hadits karena khawatir lenyap dan hilang
dari dalam dada umat Islam serta semakin luasnya pemalsuan Hadits.

Pada mulanya memang pembawa Hadits tidak dipersyaran adanya sanad


(sandaran penyampai berita),karena mereka saling mempercayai kejujurannya.Akan
tetapi,setelah terjadinya konflik antarelit politik, yakni antara pendukung ‘Ali dan
Mu’awiyah, umat menjadi terpecah ke beberapa sekte, mulailah terjadi pemalsuan
Hadits(Hadits Mawadhu’),maka para ulama mempersyaratkan kepada siapa saja yang
mengaku mendapatkan Hadits harus disertai dengan sanad. Sebagaimana kata Ibnu
Sirin yang dikutip dari Shahih Muslim:

Kemudian Ilmu Hadits menjadi berkembang banyak, seperti ketika ahli hadits
membicarakan tentang daya ingat para periwayat(dhabit) menerima(tahammul),
menyampaikan (ada’) Hadits , nasikh dan mansukh , kata- kata yang sulit dipahami
dalam Hadits dan lain-lain..Akan tetapi aktifitas seperti itu dalam perkembangannya
baru berjalan secara lisan. Baru pada abad kedua Hijriyah sampai abad ketiga Ilmu-
Ilmu Hadits mulai ditulis dan dikodifikasi dalam bentuk yang sederhana,belum
terpisah dari ilmu-ilmu lain. Misalnya ,ilmu Hadits bercampur dengan ilmu Ushul al-
Fiqh dalam kitab al- Risalah yang ditulis oleh al-Syafii’i.

Pada abad ketiga ini pula telah lahir kitab ilmu Mukhtalif al- Hadits yaitu
Ikhtilaf al-Hadits karya ‘Ali bin al-Madini, dan Ta’wil Mukhtalif al- Hadits karya Ibn
Qutaybah .Kitab – kitab ini timbul untuk menjawab tantangan dari serangan

[11]
kelompok teolog yang sedang berkembang pada masa ini terutama dari golongan
Mu’tazilah dan ahli bid’ah lain. Namun, kitab tersebut belum belum berdiri sendiri
sebagai Ilmu Hadits.

Diantara kritikus Hadits pada masa kejayaan Hadits diantaranya Ahmad bin
Hambal, Ishaq bin Rahawy , ‘Ali bin al- Madini. Para kritikus tersebut mempunyai
peran yang sangat penting dalam berdirinya ilmu Hadits.

Pada abad 4 H kitab-kitab itu lebih disempurnakan lagi oleh para ulama yang
hidup di masa ini, antara lain al- Thahawiyang menulis Syarh Ma’ani al-Atsar dan
Musykil al- Atsar dan lain-lain.Buku pertama kali muncul sebagai Ilmu Hadits yang
paripurna dan berdiri sendiri adalah al-Muhaddits al- Fashil bain al Rawi wa al- Wa’I
ditulis oleh al-Qadhi Abu Muhammad al-Hasan bin Abd al- Rahman bin Khalad al
Ramahurmuzi.

Setelah muncul buku al Muhaddits al- Fashil bayn al- Rawi wa al-Wa’I
sebagai muncul Ilmu Hadits yang matang dan berdiri sendiri tersebut kemudian
diikuti beberapa kitab yang semakin menyempurnakan, misalnya sebagai berikut:

1.Ma’rifah ‘Ulum al-Hadits ditulis oleh al-Hakim al- Nasyaburi.

2. al-Mustakhraj ‘ala Ma’rifah ‘Ulumul al- Hadits, ditulis oleh al- Ashbahani.

3.al- Kifayah fi Ilmi al- Riwayah dan al-Jami’ li Akhlaq al Rawi wa Adab al
Sami’,oleh al Khathib al Baghdadi.15

15
Khon.Majid dkk, Ulumul Hadits, hlm 88-91
[12]
BAB 3

Kesimpulan

'Ulumul Hadits adalah Istilah dari ilmu Hadits di dalam tradisi Ulama Hadits
.Ilmu Hadits adalah ilmu- ilmu yang membahas dan berkaitan dengan Hadits-Hadits
Nabi Muhammad saw. Ilmu Hadits terbagi menjadi dua macam yaitu Ilmu Hadits
Riwayah dan Ilmu Hadits Dirayah.

Sejarah munculnya ilmu hadits di karenakan banyaknya pemalsuan hadits yang


dilakukan setelah wafatnya Rasulullah saw.Beberapa hal yang menimbulkan
munculnya pemalsuan Hadits adalah kepentingan politik dan faktor ekonomi. Dan di
khawatirkan akan mrnyulitkakan masyarakat menemukan Hadits Sahih. Timbulnya
pokok- pokok Ilmu Hadits ketika umat Islam benar- benar memerlukan untuk
mengumpulkan Hadits karena khawatir akan lenyap dan hilang dari dada umat Islam
serta semakin luasnya pemalsuan Hadits. Maka dari itu , Perlu adanya pengetahuan
didalam memilih dan memilah Hadits yang sahih.

Ilmu Hadits tumbuh dan berkembang sesuai dengan periwayatan hadits .Ilmu
Hadits terus berkembang dari yang semula belum menjadi ilmu terpisah( berdiri
sendiri) sampai menjadi ilmu yang paripurna dan berdiri sendiri yang diparkasai
oleh al-Qadhi Abu Muhammad al- Hasan bin Abd al-Rahman bin Khalad al-
Ramahurmuzi.

[13]
DAFTAR PUSTAKA

Khon.Majid dkk, Ulumul Hadits, (PSW UIN Jakarta, 2005, Jakarta),


Khon.Majid, M.Ag. Ulumul Hadits,( Amzah, 2015),
Yuslem. Nawir, M.A., Ulumul Hadits, (PT Mutiara Sumber Widya, 2001),
Rifa’i. Juhdi. S.Th.i., M.A,Mengenal Ilmu Hadits –Menjaga Kemurnian Hadits
dengan Mengkaji Ilmu Hadits(Taushia, 2012, Jakarta Pusat)

[14]

Anda mungkin juga menyukai