MODERASI BERAGAMA
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Islam Moderat Pada
Program Studi Hukum Keluarga Islam Kelompok 3 Semester 1 Fakultas Syariah Dan
Hukum Islam IAIN Bone
Oleh :
Kelompok I
Muh Zaidi
NIM.742302023061
Segala puji kami panjatkan kepada Allah yang maha Esa yang telah
memberikan kami kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongannya kami tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Selwat serta salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kami dari alam kegelapan menuju alam yang penuh cahaya.
nikmat, baik itu nikmat kesehatan maupun nikmat akal, sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah sebagai tugas mata kuliah islam moderat dengan judul
Selain itu, penulis juga berterima kasih kepada semua pihak khususnya dosen
mata kuliah islam moderat yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah
ini serta teman-teman yang ikut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
Teknologi informasi juga memainkan peran dalam penyebaran pemikiran
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat di ambil suatu perumusan masalah
yaitu :
C. Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
3. Dr. Zainal Abidin Bagir: Zainal Abidin Bagir, seorang ahli teologi
Islam dari Indonesia, melihat Islam moderat sebagai usaha untuk
menjaga keselarasan antara agama dan konteks sosial. Menurutnya,
7
dipahami secara kontekstual, memahami bahwa perbedaan dan
keragaman adalah sunnatullah, tidak dapat ditolak keberadaannya. Jika
hal ini diamalkan, dapat diyakini Islam akan menjadi agama rahmatan lil
alamin.1
1
Minftahuddin, “Islam Moderat Konteks Indonesia Dalam Perspektif Historis” Vol. 5 No. 1
(2010).
8
3. Dr. Zainal Abidin Bagir: Zainal Abidin Bagir, seorang ahli
teologi Islam dari Indonesia, melihat Islam moderat sebagai usaha
untuk menjaga keselarasan antara agama dan konteks sosial.
Menurutnya, Islam moderat adalah tentang pemahaman Islam yang
inklusif dan kontekstual.
Kementerian Agama RI dalam merumuskan moderasi Islam
berdasar bahwa kemajemukan dalam konteks Indonesia sangatlah
diperlukan suatu system pengajaran pendidikan agama yang
komprehensif, merepresentasikan setiap individu melalui ajaran yang
luwes tanpa meninggalkan tekstualitas al-Qur’an dan Hadits, serta
pentingnya peran akal sebagai pendorong problem solving dari masalah
yang muncul.2
C. Pengertian Moderasi Beragama
Secara istilah, "Moderasi Beragama" merujuk pada pendekatan dalam
praktik beragama yang menekankan kesederhanaan, keseimbangan, dan
pemahaman yang moderat terhadap ajaran agama. Sedangkan secara
bahasa, mengacu pada pendekatan yang seimbang dan moderat terhadap
praktik keagamaan.
“Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik
beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan
esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan
membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan
menaati konstitusi sebagai kesepakatan bernegara,” jelas Prof. Dr. Ali
Ramdhani.3
2
Tim Penyususn Tafsir al Qur’an Tematik Kementerian Agama RI, Moderasi Islam, Jakarta:
Lajnah Pentashihan Mushaf al Qur’an, (Jakarta: Badan Litbang Diklat Kemenag RI, 2021).
3
Adi Permana “Pentingnya Mewujudkan Moderasi Beragama Di Lingkungan Kampus”
https:// www.itb.ac.id di akses pada tanggal 17 september 2023.
9
Pengertian moderasi beragama dapat bervariasi menurut para ahli dan
konteksnya. Berikut adalah beberapa definisi yang diberikan oleh para ahli
tentang moderasi beragama:
1. Abdul Munir Mulkhan: Menurut Abdul Munir Mulkhan, moderasi
beragama adalah "sikap beragama yang seimbang dan penuh rahmat,
yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan
sehari-hari tanpa ekstremisme atau fanatisme."
2. Syafiq Mughni: Syafiq Mughni mendefinisikan moderasi beragama
sebagai "pengejawantahan keyakinan beragama yang seimbang
antara aspek keyakinan, ritual, dan akhlak, yang berdampak positif
dalam hubungan dengan sesama manusia dan lingkungan."
3. K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur): Gus Dur, yang juga
merupakan mantan Presiden Indonesia, menggambarkan moderasi
beragama sebagai "cara beragama yang tetap berpegang teguh pada
nilai-nilai agama, namun bersikap terbuka, toleran, dan menghormati
keragaman keyakinan serta menjunjung tinggi hak asasi manusia."
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
11
keritik yang bersifat membangun agar dapat menambah ilmu pengatahuan dan
menerapkannya dalam pembuatan karya tulis ilmiah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyususn Tafsir al Qur’an Tematik Kementerian Agama RI, Moderasi Islam,
Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al Qur’an. (Jakarta: Badan Litbang
Diklat Kemenag RI, 2021).
Adi Permana “Pentingnya Mewujudkan Moderasi Beragama Di Lingkungan
Kampus” https:// www.itb.ac.id di akses pada tanggal 17 september 2023.
12