Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK PERTEMUAN III PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Moderasi Islam
Dosen : H. Subhan Fadli

Disusun oleh :
Fadhel Muhammad Habibie
Yabiadul Falah
Kelas : 01SIGE002

FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS PAMULANG

1
Moderasi Islam

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sesungguhnya ketika menyebut Islam, maka bagi seorang yang paham tentang agama
ini secara otomatis akan memahaminya sebagai petunjuk hidup moderate. Moderate dalam arti
"imbang" dan tidak melampaui batas-batas kealamiaan kemanusiaan. Dalam segala aspek
ajarannya Islam itu berkarakter "imbang" (moderate). Oleh karenanya moderasi sangat menarik
untuk dibahas, guna menjadikan pribadi yang bertoleransi dan adil

1.2 Rumusan Masalah:


1. Apa itu Moderasi Islam dan konsepnya
2. Kenapa Moderasi harus ada pada diri muslim
3. Bagaimana implementasi Moderasi dalam Islam

1.3 Tujuan Penulisan


Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu sebagai sarana untuk menambah ilmu
pengetahuan yang telah kita miliki agar menjadi pribadi atau hamba yang semakin beriman

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Makna Moderasi Islam


Secara konseptual, kata moderasi sendiri diadopsi dari bahasa Inggris Moderation
(oxford, 2000, 820), yang berarti sikap ke-sedang-an (tidak berlebihan dan tidak memihak).
Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata "Moderasi" dengan makna
yang mengacu kepada perilaku atau perbuatan yang wajar dan tidak Menyimpang, Mau
mempertimbangkan pendapat lain pihak serta menghindarkan dari ke-ekstreman.
Islam sendiri adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam, sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup

2
seluruh manusia hingga akhir zaman.
Moderasi Islam berarti sikap atau cara pandang perilaku beragama yang moderat,
toleran, menghargai perbedaan dan selalu memprioritaskan kemaslahatan bersama. Moderasi
Islam dalam bahasa arab disebut dengan al-Wasathiyyah alIslamiyyah. Al-Qardawi menyebut
beberapa kosakata yang serupa makna dengannya; termasuk katan Tawazun, I'tidal, Ta'adul
dan Istiqamah. Sementara dalam bahasa inggris sebagai Islamic Moderation. Moderasi Islam
adalah sebuah pandangan atau sikap yang selalu berusaha mengambil posisi tengah dari dua
sikap yang berseberangan dan berlebihan sehingga salah satu dari kedua sikap yang dimaksud
tidak mendominasi dalam pikiran dan sikap seseorang.
Dengan kata lain seorang Muslim moderat adalah Muslim yang memberi setiap nilai
atau aspek yang berseberangan bagian tertentu tidak lebih dari porsi yang semestinya. Adapun
istilah moderasi menurut Khaled Abou el Fadl dalam The Great Theft adalah paham yang
mengambil jalan tengah, yaitu paham yang tidak ekstrem kanan dan tidak pula ekstrem kiri.

2.2 Peran Moderasi beserta Prinsipnya bagi muslim


Islam selalu bersikap moderat dalam menyikapi setiap persoalan, bahkan
prinsip moderasi ini menjadi karakteristik Islam dalam merespon segala persoalaan. Dalam
konteks keseimbangan, Rasulullah pun melarang umatnya untuk tidak terlalu berlebihan meski
dalam menjalankan agama sekalipun. Beliau lebih senang jika hal itu dilakukan secara wajar
tanpa adanya pemaksaan diri dari yang berlebihan.
Dalam realitas kehidupan nyata, manusia tidak dapat menghindarkan diri dari perkara-
perkara yang berseberangan. Karena itu al-Wasathiyyah Islamiyyah mengapresiasi unsur
Rabbaniyyah (ketuhanan) dan Insaniyyah (kemanusiaan), mengkombinasi antara Maddiyyah
(materialisme) dan Ruhiyyah (spiritualisme), menggabungkan antara wahyu (revelation) dan
akal (reason), antara maslahah ammah (al-jamāiyyah) dan maslahah individu (al-fardiyyah).
Beberapa gambaran keseimbangan inilah yang biasa dikenal dengan istilah “moderasi”.
Sementara dalam bahasa arab, kata moderasi biasa diistilahkan dengan wasat atau wasatiyah;
orangnya disebut wasit. Kata wasit sendiri sudah diserap
ke dalam bahasa Indonesia yang memiliki tiga pengertian,
1. pengantara (misalnya dalam perdagangan, bisnis, dan sebagainya),
2. pelerai (pemisah, pendamai) antara yang berselisih, dan
3. pemimpin di pertandingan.

3
Prinsip-Prinsip Moderasi Islam
A. ‘Adalah (keadilan)
Kamus bahasa Arab menginformasikan bahwa kata ini pada mulanya berarti “sama”.
Persamaaan tersebut sering dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat imaterial. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kata “adil” diartikan: (1) tidak berat sebelah/tidak memihak, (2)
berpihak kepada kebenaran, dan (3) sepatutnya/tidak sewenang-wenang. ‘Persamaan” yang
merupakan makna asal kata “adil” itulah yang menjadikan pelakunya “tidak berpihak”, dan pada
dasarnya pula seorang yang adil “berpihak kepada yang benar” karena baik yang benar
ataupun yang salah sama-sama harus memperoleh haknya.

B. Tawāzun (berkeseimbangan)
Tawāzun adalah pemahaman dan pengamalan agama secara seimbang yang meliputi
semua aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrowi, tegas dalam menyatakan prinsip yang
dapat membedakan antara inhirāf (penyimpangan), dan ikhtilāf (perbedaan). Melalui sikap
tawāzun, seorang muslim akan mampu meraih kebahagiaan batin yang hakiki dalam bentuk
ketenangan jiwa dan ketenangan lahir dalam bentuk kestabilan dan ketenangan dalam aktivitas
hidup. Konsep tawāzun ini dijelaskan dalam firman Allah Swt di bawah ini:

Artinya:
Sungguh kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti kebenaran yang nyata
dan telah kami turunkan bersama mereka al-kitab dan neraca (penimbang keadilan) supaya
manusia dapat melaksanakan keadilan. (QS al-Hadid [57]: 25).

C. Tasāmuh (toleransi)
Dalam kebahasan, tentunya bahasa Arab bahwa tasāmuh adalah yang paling umum
digunakan dewasa ini untuk arti toleran. tasāmuh berakar dari kata samah, samahah yang
memiliki arti mudah. kemudahan atau memudahkan. Kamus Besar Bahasa Indonesia
memaknai kata toleran sebagai berikut: bersifat atau bersikap menenggang
(menghargai,membiarkan, membolehkan), pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan,
kebiasaan, kelakuan, dsb.) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Adapun

4
secara terminologi, tasāmuh berarti menoleransi atau menerima perbedaan dengan ringan hati
(Masduqi: 2011, 36).

2.3 Macam Moderasi dalam Islam dan implementasinya


A. Moderasi Aqidah
Akidah merupakan sistem keimanan hamba secara total terhadap wujud sang pencipta
berikut perangkat ajaran yang diturunkannya. Hal ini merupakan sebuah dimensi esoterik
(Akidah) yang memuat aturan palingdasar menyangkut sistem keimanan dan kepercayaan
seseorang terhadap entitas Allah SWT sebagai pencipta alam semesta.
Akidah Islam memiliki ajaran-ajaran yang moderat. Ciri-ciri yang tampak adalah bahwa
akidah Islam serasi dengan fitrah dan akal, mudah dan terang, tidak ada unsur kerancuan dan
paradoksal, abadi, dan tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan.

B. Moderasi dalam syari'ah


Syariah terbagi menjadi dua macam, yaitu syariah dalam makna yang luas dan syariah
dalam makna sempit. Syariah dalam makna luas, mencakup aspek akidah, akhlak, dan
amaliah, yaitu mencakup keseluruhan norma agama Islam, yang meliputi seluruh askpek
doctrinal dan aspek praktis. Adapun syariah dalam makna sempit merujuk kepada aspek praktis
(amaliah) dari ajaran Islam, yang terdiri dari norma-norma yang mengatur tingkah laku konkret
manusia seperti ibadah, nikah, jual beli, berperkara di pengadilan, dan lain-lain. Adapun untuk
pembinaan syariah yang merupakan moderasi Islam sebagai berikut:
1. Tidak menyulitkan
2. Tidak Memberikan Banyak Beban.

C. Moderasi dalam ahlak


Dalam konteks kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk, tidak semua teman kita
berasal dari agama yang sama. Adakalanya ia berasal dari agama lain. Dalam hal ini, Islam
menggariskan akhlak bergaul dengan teman non-Muslim. Agama memang tidak dapat
dipaksakan kepada orang lain. Tiap-tiap orang mempunyai hak untuk memilih agama sesuai
dengan keyakinannya. Seperti firman Allah swt dalam QS. Al-Kafirun (109): 6

Ada enam hal yang merupakan pokok yang harus dijalankan setiap Muslim dalam
kehidupan sehari-hari ketika berinteraksi dengan Muslim lainnya. Tujuan digariskannya interaksi

5
antar Muslim ini tiada lain supaya hubungan mereka semakin terjalin dengan baik. Dengan
begitu, kasih sayang, kedekatan, dan keakraban di antara mereka, akan saling terpancar.
Sepertin halnya sebagai berikut:
1. Menjenguk orang sakit
2. Mengucapkan salam dan membalasnya ketika mendapat ucapan salam
3. Mengantar jenazah
4. Memenuhi undangan
5. Mendoakan kerika bersin, dan
6. Memberikan nasihat ketika diminta

D. Moderasi dalam bidang politik (Peran Kepala Negara)


Dalam suatu Negara pasti ada yang namanya pemimpin dan tatanan kenegaraan,
karena kepala Negara atau pemerintah wajib adanya di dalam suatu Negara, namun kepala
Negara wajib memiliki sikap yang amanah, jujur dan bertanggung jawab dengan apa yg
dipimpinnya. Para penguasa dinegara kita harus menyadari bahwa mereka hidup ditanah air
islam dan memerintah orang orang yang moyoritas memeluk agama islam.Bila diantara mereka
ada yang menolak hukum Islam, maka perbuatan mereka ini tidak dapat diterima oleh akal
ataupun diridhai oleh suatu agama.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Moderasi adalah hal penting yang patut kita terapkan atau amalkan karena dapat
mengundang umat Islam untuk berinteraksi, berdialog dan terbuka dengan semua pihak
(agama, budaya, dan peradaban). Moderasi diperlukan untuk menumbuhkan sikap
keberagamaan yang hormat terhadap paham yang tidak sama, menebarkan kedamaian dan
kasih sayang, serta menjauhkan sikap keberagamaan dari paham anarkis dan merasa paling
benar sendiri, di tengah gencarnya Radikalisme

6
DAFTAR PUSTAKA

Yulianto, Agus. 2017. "Memahami Moderasi"


https://republika.co.id/berita/opgnlt396/memahami-moderasi

https://www.bacaanmadani.com/2019/09/prinsip-prinsip-tawasuth-moderasi-dalam.html

“Kajian Teoritis Moderasi Islam”


https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414341083.pdf-agama-islam-negri-metro-
tahun.html

Sapirudin. 2020. "PENANAMAN NILAI-NILAI MODERASI ISLAM DALAM


MENANGKAL PAHAM RADIKALISME MELALUI PEMBELAJARI PAI DI SMA BUSTANUL
‘ULUM LAMPUNG TENGAH"
https://123dok.com/document/zlg41np6-program-pascasarjana-institut-agama-islam-negri-
metro-tahun.html

Anda mungkin juga menyukai