Moderasi Islam
Dosen : H. Subhan Fadli
Disusun oleh :
Fadhel Muhammad Habibie
Yabiadul Falah
Kelas : 01SIGE002
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS PAMULANG
1
Moderasi Islam
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2
seluruh manusia hingga akhir zaman.
Moderasi Islam berarti sikap atau cara pandang perilaku beragama yang moderat,
toleran, menghargai perbedaan dan selalu memprioritaskan kemaslahatan bersama. Moderasi
Islam dalam bahasa arab disebut dengan al-Wasathiyyah alIslamiyyah. Al-Qardawi menyebut
beberapa kosakata yang serupa makna dengannya; termasuk katan Tawazun, I'tidal, Ta'adul
dan Istiqamah. Sementara dalam bahasa inggris sebagai Islamic Moderation. Moderasi Islam
adalah sebuah pandangan atau sikap yang selalu berusaha mengambil posisi tengah dari dua
sikap yang berseberangan dan berlebihan sehingga salah satu dari kedua sikap yang dimaksud
tidak mendominasi dalam pikiran dan sikap seseorang.
Dengan kata lain seorang Muslim moderat adalah Muslim yang memberi setiap nilai
atau aspek yang berseberangan bagian tertentu tidak lebih dari porsi yang semestinya. Adapun
istilah moderasi menurut Khaled Abou el Fadl dalam The Great Theft adalah paham yang
mengambil jalan tengah, yaitu paham yang tidak ekstrem kanan dan tidak pula ekstrem kiri.
3
Prinsip-Prinsip Moderasi Islam
A. ‘Adalah (keadilan)
Kamus bahasa Arab menginformasikan bahwa kata ini pada mulanya berarti “sama”.
Persamaaan tersebut sering dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat imaterial. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kata “adil” diartikan: (1) tidak berat sebelah/tidak memihak, (2)
berpihak kepada kebenaran, dan (3) sepatutnya/tidak sewenang-wenang. ‘Persamaan” yang
merupakan makna asal kata “adil” itulah yang menjadikan pelakunya “tidak berpihak”, dan pada
dasarnya pula seorang yang adil “berpihak kepada yang benar” karena baik yang benar
ataupun yang salah sama-sama harus memperoleh haknya.
B. Tawāzun (berkeseimbangan)
Tawāzun adalah pemahaman dan pengamalan agama secara seimbang yang meliputi
semua aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrowi, tegas dalam menyatakan prinsip yang
dapat membedakan antara inhirāf (penyimpangan), dan ikhtilāf (perbedaan). Melalui sikap
tawāzun, seorang muslim akan mampu meraih kebahagiaan batin yang hakiki dalam bentuk
ketenangan jiwa dan ketenangan lahir dalam bentuk kestabilan dan ketenangan dalam aktivitas
hidup. Konsep tawāzun ini dijelaskan dalam firman Allah Swt di bawah ini:
Artinya:
Sungguh kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti kebenaran yang nyata
dan telah kami turunkan bersama mereka al-kitab dan neraca (penimbang keadilan) supaya
manusia dapat melaksanakan keadilan. (QS al-Hadid [57]: 25).
C. Tasāmuh (toleransi)
Dalam kebahasan, tentunya bahasa Arab bahwa tasāmuh adalah yang paling umum
digunakan dewasa ini untuk arti toleran. tasāmuh berakar dari kata samah, samahah yang
memiliki arti mudah. kemudahan atau memudahkan. Kamus Besar Bahasa Indonesia
memaknai kata toleran sebagai berikut: bersifat atau bersikap menenggang
(menghargai,membiarkan, membolehkan), pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan,
kebiasaan, kelakuan, dsb.) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Adapun
4
secara terminologi, tasāmuh berarti menoleransi atau menerima perbedaan dengan ringan hati
(Masduqi: 2011, 36).
Ada enam hal yang merupakan pokok yang harus dijalankan setiap Muslim dalam
kehidupan sehari-hari ketika berinteraksi dengan Muslim lainnya. Tujuan digariskannya interaksi
5
antar Muslim ini tiada lain supaya hubungan mereka semakin terjalin dengan baik. Dengan
begitu, kasih sayang, kedekatan, dan keakraban di antara mereka, akan saling terpancar.
Sepertin halnya sebagai berikut:
1. Menjenguk orang sakit
2. Mengucapkan salam dan membalasnya ketika mendapat ucapan salam
3. Mengantar jenazah
4. Memenuhi undangan
5. Mendoakan kerika bersin, dan
6. Memberikan nasihat ketika diminta
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Moderasi adalah hal penting yang patut kita terapkan atau amalkan karena dapat
mengundang umat Islam untuk berinteraksi, berdialog dan terbuka dengan semua pihak
(agama, budaya, dan peradaban). Moderasi diperlukan untuk menumbuhkan sikap
keberagamaan yang hormat terhadap paham yang tidak sama, menebarkan kedamaian dan
kasih sayang, serta menjauhkan sikap keberagamaan dari paham anarkis dan merasa paling
benar sendiri, di tengah gencarnya Radikalisme
6
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bacaanmadani.com/2019/09/prinsip-prinsip-tawasuth-moderasi-dalam.html