Anda di halaman 1dari 3

Gaya lukisan nonrepresentatif merupakan suatu bentuk yang sulit untuk dikenal.

Bentuk dasar gaya ini sudah meninggalkan bentuk aslinya. Sebab, gaya ini
memandang bahwa ekspresi jiwa tidak dapat dihubungkan dengan objek apapun.

Seni lukis nonrepresentatif menonjolkan bidang yang diisi oleh warna dan dipilah
dengan garis-garis tegas. Gaya ini dipelopori oleh Amri Yahya, Fajar Sidik, But
Mochtar, dan Sadali.

Tujuan Simbolis

Tujuan ini bermakna bahwa seniman memiliki tujuan melukis untuk menggambarkan
atau menyimbolkan suatu cita-cita kehidupan baik cita-cita pribadi maupun
kelompok.

Cita-cita tersebut contohnya adalah kebahagian, kekuatan, kedamaian, ataupun


kehendak positif lainnya yang bermanfaat untuk manusia. Contoh dari lukisan ini
adalah lukisan pangeran Diponegoro karya Basuki Abdullah

Tujuan Estetis

Tujuan estetis berarti pelukis memiliki tujuan melukis karena keindahan semata
sehingga karya dapat dinikmati sebagai dekorasi atau penghias. Contoh lukisan yang
dibuat atas tujuan estetis adalah Lukisan pemandangan dan lukisan kegiatan
masyarakat.

Tujuan Religius

Pelukis memili tujuan religius berarti pelukis melakukan kegiatan melukis untuk hasil
karya seninya dijadikan pengabdian atau persembahan terhadap Tuhan, Dewa, atau
nenek moyang baik politheisme maupun monotheisme. Salah satu contoh lukisan
yang dibuat atas tujuan religius adalah lukisan pada dinding gua leang-leang di
Maros, Sulawesi Selatan.

Tujuan Komersil

Tujuan ini berarti pelukis memiliki keinginan melukis atas dasar mengutamakan
selera pembeli atau pelanggan karya seninya. Contoh lukisan dengan tujuan komersil
adalah hasil lukisan para seniman jalanan di Yogyakarta
Tujuan Ekspresi

Tujuan ekspresi memiliki arti bahwa perupa melukis untuk mengekspresikan


perasaannya sendiri tanpa ada unsur lainnya. Seniman dengan tujuan ini dengan total
mencurahkan semua perasaan dan ekspresinya pada sebuah karya seni lukisan. Setiap
pelukis memiliki teknik masing-masing dalam hal ini.

Tujuan Magis

Tujuan magis berarti seniman atau perupa menjadikan karya seni berupa lukisan
sebagai bahan untuk mendatangkan sihir atau magis. Lukisan ini bersifat primitif
namun banyak pula seniman modern yang mengambil tema ini untuk menimbulkan
kesan magis. Lukisan dengan paham primitivisme ini banyak dipilih oleh para pelukis
di Bali sebagai tema untuk membuat karya seni lukis.

[22/9 12:12] Ayah nomor baru: Manusia dengan Dirinya Sendiri

Seni rupa merupakan salah satu media untuk menungkan gagasan ataupun ide yang
dimiliki seseorang. Untuk menuangkan cita rasa keindahan, manusia mewujudkannya
melalui media ekspresi. Seseorang kadang mengungkapkannya melalui potret diri
sendiri sebagai objek lukisan.

Manusia dengan Manusia Lain

Pengungkapan ekspresi cita rasa keindahan kadang dilakukan seorang perupa melalui
objek orang yang terdapat di sekitarnya. Seperti istrinya, anak-anak, orang tua,
saudara, teman, ataupun siapapun seseorang yang terdapat di pikirannya.

Manusia dengan Alam Sekitarnya

Alam sekitar sering kali menjadi objek untuk mengungkapkan cita rasa para perupa di
lukisannya. Misalnya adalah pemandangan gunung, laut, sungai, sawah, hutan,
perkampungan, perkotaan, binatang, dan masih banyak lagi.

Manusia dengan Alam Benda


Benda yang terdapat di sekitar memiliki keunikan masing-masing bagi para pelukis,
sehingga menjadikan benda tersebut sebagai objek lukisan.

Keunikan benda tersebut terdapat pada bentuk silindris, kubistis, organis, ataupun
bentuk bebas. Benda-benda tersebut seperti gelas, cangkir, kendi, teko, vas bunga,
guci, botol, sepatu, lemari, meja kursi, buah-buahan, bunga, dan lainnya.

Manusia dengan Aktivitasnya

Aktivitas manusia yang beragam seringkali membuat perupa ingin untuk


mengabadikannya.

Lukisan bisa menjadi sesuatu yang menarik bila dalam pengambilan sudut pandang
aktivitas dapat disusun sesuai dengan komposisi serta proporsi yang baik disertai
dengan gelap terang yang tepat.

Aktivitas manusia yang sering dijadikan objek lukisan adalah menari, membajak
sawah, berburu, jual beli di pasar, mengembala ternak, serta aktivitas lainnya.

Manusia dengan Alam Khayal

Ide merupakan imajinasi atau khayalan yang sering melintas dalam pikiran manusia,
baik secara sadar ataupun saat tidak sadar.

Khayalan yang muncul di pikiran perupa dapat diwujudkan dalam suatu karya seni.
Seni rupa tersebut dikenal dengan nama karya seni surelisme.

Anda mungkin juga menyukai