Anda di halaman 1dari 18

Seni Lukis

 A. Pengertian Seni Lukis

 Menurut Soedarso Sp, melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau
permukaan datar dari objek tiga dimensi untuk mendapatkan kesan tertentu, dengan
melibatkan ekspresi, emosi, dan gagasan pencipta secara penuh
  Secara umum, seni lukis adalah sebuah pengembangan dari menggambar, yang memiliki
keunikan atau ciri khas tersendiri ( didasarkan pada tema, corak/gaya, teknik/bahan dan
bentuk karya seni tersebut)

 B. Aliran gaya lukisan 


     Berdasarkan cara pengungkapannya, aliran, gaya lukisan dapat dibedakan/ digolongkan menjadi
3, yaitu representatif, deformatif dan nonrepresentatif. Berikut penjabaran aliran dan gaya lukisan.

1.  Representatif

          adalah perwujudan gaya seni rupa yang menggunakan keadaan nyata pada kehidupan
masyarakat dan gaya alam. Gaya seni rupa yang termasuk dalam representatif adalah :

 Naturalisme, yaitu aliran seni lukis yang penggambarannya alami atau sesuai dengan keadaan
alam. Naturalisme melukiskan dengan alam nyata, sehingga perbandingan perspektif, tekstur, atau
warna serta gelap terang dibuat seteliti mungkin. Pelukis beraliran Naturalisme adalah Basuki
Abdullah, Abdullah Suryobroto, Mas Pringadi, Wakidi Claude, Rubens, Constabel

Lukisan Naturalisme

 Realisme, yaitu aliran yang memandang dunia ini tanpa ilusi, apa adanya tanpa menambah
atau mengurangi objek, penggambarannya sesuai dengan kenyataan hidup. Perupa beraliran
realisme adalah Trubus, Wardoyo, Tarmizi, S. Sudjojono dan Dullah.

Lukisan Realisme karya Wardoyo


 Romantisme, yaitu aliran seni lukis yang lebih bersifat imajiner. Menceritakan cerita
dashyat atau kejadian yang dramatis. Pelukis bergaya romantisme adalah  Raden Saleh,
Fransisco Goya dan Turner

Lukisan ''Penangkapan Diponegoro"


karya Raden Saleh
       2.  Deformatif 
            Yaitu, perubahan bentuk dari aslinya sehingga menghasilkan bentuk baru namun tidak
meninggalkan bentuk dasar aslinya. Aliran yang tergolong dalam gaya deformatif adalah :

 Ekspresionisme, yaitu aliran seni lukis yang penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa
sang perupa yang spontan pada saat melihat objek karyanya. Perupa aliran ini adalah
Vincent Van Gogh dan Affandi

Lukisan bergaya ekspresionisme

 Impresionisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan saat
objek tersebut dilukis. Perupa aliran ini  adalah Claude Monet, Georges Seurat, Paul
Cezanne, Paul Gauguin dan S. Sudjojono
 Surialisme, yaitu aliran seni lukis yang menyerupai bentuk- bentuk yang sering didalam
mimpi. Pelukis mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah sedemikian
rupa bagian tertentu objek untuk menghasilkan kesan tertentu. Perupa aliran ini adalah
Salvador Dali.

Lukisan bergaya Surialisme


 Kubisme, yaitu aliran seni lukis yang penggambarannya berupa bidang segi empat atau
bentuk dasarnya kubus. Pelukis yang beraliran surialisme adalah Pablo Picasso, But
Mochar, Srihadi, Fajar Sidik, dan Mochtar Apin.

Lukisan bergaya Kubisme

     3. Nonrepresentatif
     adalah suatu bentuk yang sulit untuk dikenal. Bentuk dasar gaya ini sudah meninggalkan bentuk
aslinya . Berupa susunan dari garis, bentuk, bidang dan warna yang terbebas dari bentuk alam.
Gaya ini menonjolkan bidang yang diisi oleh warna dan dipilah dengan garis-garis tegas. Gaya ini
dipelopori oleh Amry Yahya, Fajar Sidik, But Mochtar dan Sadali.

ALIRAN-ALIRAN DALAM SENI RUPA


Keragaman seni memiliki variasi baik dalam bentuk maupun dalam gaya dan aliran seni. Gaya
dan aliran dalam seni sering ditafsirkan secara kurang benar atau kadang-kadang kebalikannya,
artinya gaya ditafsirkan sebagai aliran dan sebaliknya aliran ditafsirkan sebagai gaya. Gaya,
corak atau langgam ataupun style adalah sebenarnya berurusan dengan bentuk luar sesuatu karya
seni, sedangkan aliran, faham atau isme lebih menyangkut pandangan atau prinsip yang lebih
dalam sifatnya.

1. NATURALISME
Dalam seni rupa aliran naturalisme adalah suatu faham yang memuja kebesaran alam oleh karena
itu bagi kaum naturalis tidak mungkinlah untuk melukiskan bagian alam ini yang jelek-jelek.
Lukisan naturalistik selalu menggambarkan keindahan alam sehingga natularisme memiliki sifat
idealistic.
Naturalisme melukiskan segala sesuatu sesuai dengan nature atau alam nyata, artinya disesuaikan
dengan tangkapan mata kita. Basuki Abdullah melukis seorang perawan desa dengan pakaian
lusuh justru tampak seperti bidadari. Tokoh Natularisme di Indonesia selain Basuki Abdullah
adalah Raden Saleh.

2. REALISME
Realisme adalah suatu aliran yang mempunyai kecenderungan melukiskan segala sesuatu seperti
apa adanya, tanpa berusaha mengidealisasi alam, memperbaiki ataupun menyempurnakannya.
Bahkan cenderung menampilkan peristiwa-peristiwa kepahitan hidup, seperti kemelaratan,
kejorokan dan lain-lainnya.

Dua Petani (R. Bonet)


Kakek Petarung

Pelukis realis, Belinsky, menunjukkan cara dengan: “Carilah objek kesenilukisan dari dunia
sekelilingmu; jangan dibagus-baguskan; tangkap semua itu sebagaimana adanya” (Soegeng
Toekio dkk, 1987:36). Sudarso mengatakan bahwa dalam menangkap realitas ini seperti
apa adanya, tanpa ilusi, dan tanpa bumbu apa-apa (Sudarso, 1990:94).

3. IMPRESSIONISME
Impresionisme adalah suatu bentuk karya seni lukis yang menghadirkan kesan-kesan. Seniman-
seniman impresionis hanya melukiskan cahaya yang dipantulkan ke mata, kabur, tanpa fokus
atau hanya merupakan kesan suatu objek. Aliran ini timbul sebagai akibat ketidakpuasan
terhadap cara-cara melukis seniman akademik (sebutan untuk seniman-seniman realisme cahaya
dan bayangan) yang selalu melukis dalam studio.

Pesta (Renoir)

Seniman-seniman penganut aliran impresionis hanya berpendapat bahwa cahaya dan bayangan
tidak selalu tetap, tetapi berubah-ubah sesuai dengan gerakan sumber cahaya (matahari), oleh
karena itu mereka tidak mau melukis di dalam studio. Mereka lari ke jalan raya, ke ladang, tepi
sungai dan sebagainya. Hasil yang perlu dicatat dari aliran ini ialah dilukiskannya hal-hal yang
belum pernah dilukiskan oleh seniman-seniman akademik, misalnya mereka melukiskan kabut-
kabut, hujan badai, fatamorgana, gerakan-gerakan satu objek dan lain-lain. Warna-warna yang
dipakainyapun menjadi semakin cerah dibandingkan dengan warna yang digunakan seniman
akademik yang semakin gelap.

4. ROMANTISME
Romantik, sebagai istilah sejarah kebudayaan Eropa meliputi masa kurang lebih tahun 1795-
1840; merupakan reaksi terhadap rasionalisme dan klasisisme. Istilahnya bertalian dengan
Romance atau roman. Abad XVII dan XVIII romantik artinya aneh, luar biasa, sebagai dalam
roman (Van Hoeve, tt:1186).

Merapi (Basuki Abdullah)

Beberapa tanda romantik misalnya, perasaan didahulukan daripada pikiran; yang terasa oleh
orang seorang lebih diutamakan dari realisme yang objektif; kaum romantik berpangkal pada
fantasi (lamunan); mereka suka berhanyut-hanyut dalam dunia impian, suka melayang-layangkan
pikirannya ke zaman lampau sambil berpaling dari keadaan yang nyata (Van Hoeve, tt:1186).

5. Ekspresionisme
Penganut paham ekspresionisme memiliki dalil bahwa “Art is an expression of human feeling”
atau seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia. Aliran ini terutama bertalian dengan
apa yang dialami oleh seseorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Perintis aliran ini
Benedetto Croce (1866-1952) menyatakan bahwa seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan (
art is expression of impresion ). Menurut Croce ekspresi sama dengan intuisi. Intuisi adalah
pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui pengkhayalan tentang hal-hal individual yang
menghasilkan gambaran angan-angan ( images ) (The Liang Gie, 1976:75).

Aku Menghisap Pipa (Afandi)

Di depan Kelambu Terbuka (S. Sujoyono)

Ekspresionisme juga didefinisikan sebagai kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk
melahirkan emosi ataupun sensasi dari dalam yang biasanya dihubungkan dengan kekerasan atau
tragedi. Ekspresionisme menjajagi jiwa dan menemukan ‘ Sturm und Drang' dan pancarannya
keluar merupakan media yang baik untuk melukiskan emosinya kepada orang lain. Tokoh
pelukis Ekspresionisme di Indonesia adalah Affandi (Soegeng Toekio, 1987:40).
Pengungkapan berwujud berbagai gambaran angan-angan misalnya images warna, garis, dan
kata. Mengungkapkan bagi seseorang berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya
kegiatan jasmaniah keluar.
Seorang tokoh lain dari aliran ini adalah Leo Tolstoy. Ia berpendapat: “Memunculkan dalam diri
sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu
kemudian dengan perantaraan pelbagai gerak, garis, warna, suara atau bentuk yang diungkapkan
dalam kata-kata, memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang lain mengalami perasaan yang
sama, ini adalah kegiatan seni (The Liang Gie, 1976:76).

6. Surrealisme
Para seniman dari kelompok Surrealisme ini berusaha membebaskan diri dari kesadaran pikir,
menghendaki kebebasan yang besar sebebas orang yang tengah mimpi dalam menciptakan
karya-karyanya; sehingga karya-karya yang dihasilkannyapun nampak aneh dan asing penuh
misteri. Teknik yang dipergunakan adalah teknik realistik, karenanya banyak pula orang yang
menyebut karya semacam ini dengan istilah ‘Realisme dunia mimpi'. Tokoh-tokohnya antara lain
adalah Salvador Dali, sedang di Indonesia dapat disebutkan misalnya Sudibio (Soegeng Toekio,
1987:41-42).

Sleep (Savador Dali)


Premonition of civil war (Salvador Dali)

Evolusi

• Fauvisme, memilik arti ‘binatang jalang'. Fauvisme adalah suatu reaksi terhadap metodisme
yang lamban dan tidak tepat dalam neo impresionisme Seurat dan Signac. Fauvisme ini tidak
berumur panjang namun andilnya sebagai unsur pembebas dalam seni amat besar dan
menentukan. Ciri-ciri Fauvisme adalah pada “ketepatan bukan selalu merupakan kebenaran”.
Tokoh-tokohnya antara lain adalah Delacroix, David, dan di Indonesia adalah Raden Saleh.

• Kubisme sebagai suatu aliran dalam seni lukis Kubis mempergunakan shape-shape geometri
(segi tiga, kubus, dan lain-lain) dalam karya-karyanya, walaupun sebenarnya yang digambarkan
adalah figur manusia, binatang, ataupun tumbuh-tumbuhan. Artinya, oleh seniman figur-figur
tersebut dipecah-pecah menjadi susunan bentuk-bentuk geometris. Teknik yang digunakan
adalah kolase yaitu dengan menempel potongan kertas surat kabar, gambar-gambar poster dan
lain-lain. Dilihat secara keseluruhan karya-karya seperti ini mempunyai kesan monumental,
statis, kaku dalam keseluruhan komposisinya. Karya-karya kubisme dapat dilihat pada karya
Pablo Picasso, yang juga terkenal sebagai Bapak Kubisme dan George Braque.
• Futurisme merupakan aliran yang muncul di Itali tahun 1909 yang mendobrak faham kubisme
yang dipandang statis dalam hal komposisi, garis, warna, serta ritmenya). Penganut aliran ini
menganggap bahwa kesenian masa lalu telah mati. Futurisme adalah seni untuk masa datang,
yang menguasai masa depan. Futurisme mengabdikan diri pada gerak dan memiliki semboyan
“Keindahan dalam artinya yang baru adalah bila mobil meluncur bagaikan peluru”. Seekor
anjing yang sedang berlari dilukiskan tidak hanya berkaki empat tetapi berkaki banyak.

• Dadaisme sering disebut sebagai aliran yang anti seni (anti dalil dan pengertian seni yang ada),
anti perasaan, bahkan cenderung menonjolkan kekerasan serta kejorokan. Hal ini sebenarnya
lebih terdorong oleh adanya sikap sinis terhadap segala akibat Perang Dunia I. Karya-karyanya
serba aneh seperti halnya menkopi lukisan Monalisa karya Leonardo da Vinci tetapi ditambah
kumis. Pispot dari tempat sampah diangkat sebagi karya dan diberi judul untuk dipamerkan.

• Abstraksionisme merupakan aliran dalam seni rupa yang mengungkapkan sesuatu kenyataan
yang ada dalam dunia batin seseorang. Karya yang muncul biasanya akan berbeda dengan dunia
luar yang nyata; Jadi karya seperti ini bersifat individual/pribadi.
• Optical Art (Op Art) adalah salah satu seni nonobjektif atau nonfiguratif jadi termasuk dalam
kelompok seni abstrak. Bentuk susunan shape-shape dengan warna-warna yang cerah diatur
sedemikian rapinya, rumit dan berulang-ulang (repetisi). Kita akan tertipu dengan adanya
ilusi/kesan gerak, ruang yang seakan-akan berada di ‘dalam' tetapi pada sisi lainnya tampil
seolah-olah keluar ruang. Contoh

• Populair Art ( Pop Art ) adalah suatu aliran yang menggunakan benda-benda yang dapat
ditemui di sekitar kehidupan kita sebagai objek seninya. Dengan Pop Art ini orang dapat dengan
begitu saja mengambil kaleng bekas minuman coca-cola, atau sepiring nasi untuk sarapan,
sedikit lebih diatur kemudian dipamerkan sebagai karya patung. Mungkin juga menggunting
perangko, gambar bintang film, reklame kemudian disusun diberi pigura dan dipamerkan sebagai
karya lukis. Aliran ini muncul pada saat orang telah menjadi bosan dengan seni non objektif/non
figuratif. Para seniman Pop Arti ini berusaha kembali mengingatkan orang kepada lingkungan
yang telah sekian lama terlupakan melalui karya-karyanya.

RANGKUMAN
Aliran Naturalisme dalam filsafat erat hubungannya dengan realisme bahkan semua penganut
naturalisme adalah juga penganut realisme, namun tidak semua penganut realisme adalah
penganut naturalisme. Penganut naturalisme berpendapat bahwa satu-satunya dunia yang dapat
dipercaya secara empiris ialah dunia eksitensi yang bersifat alami. Makna naturalisme secara
khusus ada dua hal yaitu (1) hasil berlakunya hukum alam secara fisik. Misalnya, gerhana
matahari merupakan gejala alami/ terjadi karena akibat hukum gerakan benda angkasa. (2)
terjadi menurut kodrat dan wataknya sendiri. Misalnya, orang mengatakan: “Secara alami, wajar
jika ia berbuat demikian”. Jadi perbuatannya itu sesuai dengan kodrat atau wataknya sendiri
Kesimpulan :

Naturalisme adalah aliran dalam seni rupa yang melukiskan sesuatu sesuai dengan apa yang ada
di alam dengan semirip-miripnya.
Naturalisme lebih menekankan pada teknik agar dalam melukiskan obyek lebih persis seperti
aslinya.

Realisme adalah suatu aliran yang mempunyai kecenderungan melukiskan segala sesuatu seperti
apa adanya, tanpa berusaha mengidealisasi alam, memperbaiki ataupun menyempurnakannya.
Bahkan cenderung menampilkan peristiwa-peristiwa kepahitan hidup, seperti kemelaratan,
kejorokan dan lain-lainnya.

Kesimpulan :

Realisme adalah aliran dalam seni rupa yang melukiskan sesuatu apa adanya tanpa mengurangi
dan menambah.
Realisme lebih menekankan pada tema kehidupan sehari-hari yang wajar.
Impresionisme adalah suatu bentuk karya seni lukis yang menghadirkan kesan-kesan. Seniman-
seniman impresionis hanya melukiskan cahaya yang dipantulkan ke mata, kabur, tanpa fokus
atau hanya merupakan kesan suatu objek. Aliran ini timbul sebagai akibat ketidakpuasan
terhadap cara-cara melukis seniman akademik (sebutan untuk seniman-seniman realisme cahaya
dan bayangan) yang selalu melukis dalam studio.

Aliran Romantik memiliki beberapa tanda misalnya, perasaan didahulukan daripada pikiran;
yang terasa oleh orang seorang lebih diutamakan dari realisme yang objektif; kaum romantik
berpangkal pada fantasi (lamunan); mereka suka berhanyut-hanyut dalam dunia impian, suka
melayang-layangkan pikirannya ke zaman lampau sambil berpaling dari keadaan yang nyata.

Para seniman dari aliran Surrealisme berusaha membebaskan diri dari kesadaran pikir,
menghendaki kebebasan yang besar sebebas orang yang tengah mimpi dalam menciptakan
karya-karyanya; sehingga karya-karya yang dihasilkannyapun nampak aneh dan asing penuh
misteri. Teknik yang dipergunakan adalah teknik realistik, karenanya banyak pula orang yang
menyebut karya semacam ini dengan istilah ‘Realisme dunia mimpi'. Tokoh-tokohnya antara
lain adalah Salvador Dali, sedang di Indonesia dapat disebutkan misalnya Sudibio.

 Tema Seni Rupa Murni

1. Hubungan antara Manusia dengan Dirinya ( diungkapkan dengan potret dirinya


sendiri sebagai objek lukisannya)
2. Hubungan antara Manusia dengan Manusia lain ( menggunakan objek disekitarnya,
seperti istrinya, anak-anaknya, orang tua, saudaranya, temannya, tetangganya atau orang
dalam pikirannya)
3. Hubungan antara Manusia dengan Alam Sekitarnya ( Pemandangan gunung, laut,
sungai, sawah, hutan, perkampungan, perkotaan, binatang dijadikan objek alam yang
dijadikan lukisan)
4. Hubungan antara Manusia dengan Benda ( Benda yang berbentuk silindris, kubistis
organis atau berbentuk bebas, seperti gelas, guci, botol, meja kursi, buah buahan, bunga
5. Hubungan antara Manusia dengan Aktivitasnya ( aktivitas manusia seperti, kegiatan
menari, membajak sawah, berburu, jual beli dipasar, menggembala ternak, dan aktivitas
lainnya)
6. Hubungan antara Manusia dengan Alam Khayal ( sering disebut karya seni
Surialisme) 

 Alat dan Bahan Berkarya Seni Lukis

          Pensil, Pensil arang (contee), Pastel dan Krayon, Pena/pulpen, tinta bak, Cat (pewarna),
kuas, pisau palet, palet

 Jenis Lukisan Berdasarkan Teknik dan Bahan yang digunakan

1. Mozaik, yaitu teknik menempelkan pecahan atau lempengan kaca yang berwarna warni
di dinding sehingga membentuk objek tertentu. Bahan yang digunakan antara lain,
pecahan keramik, porselen, potongan kertas, atau batu yang berwarna warni ( intersia :
Mozaik yang memakai potongan potongan kayu sebagai bahan lukisan) 
2. Lukisan kaca, dikembangkan pada zaman Gothic di Eropa sebagai bagian dari
arsitekstur
3. Lukisan cat minyak (plakat), medianya adalah kanvas. Dalam pemakaiannya, cat
terlebih dahulu dicampur dengan lijn-olie
4. Lukisan cat air (aquarel) bahan yang digunakan adalah cat air berbentuk pasta yang
dicampur dengan air. Aquarel adalah melukis dengan sapuan warna tipis.
5. Acrylic, adalah lukisan dengan bahan yang bahan acrylic, yang menghasilkan warna
warna yang cerah 
6. Lukisan batik, menutupi permukaan kain dengan lilin atau malam batik.
 Teknik Berkarya Seni Melukis

1. Memunculkan gagasan
2. Membuat sketsa
3. Menentukan media berkarya
4. Menentukan teknik
5. Mewarnai dan menyempurnakan lukisan

Seni Patung

 A. Pengertian dan Fungsi Patung


      Patung diartikan sebagai plastic art atau seni plastik karena patung identik dengan sebuah
cipta karya manusia yang meniru bentuk dan memliki keindahan . Patung bersifat 3 dimensi atau
benda yang bervolume artinya bisa dilihat dari berbagai arah.
Beberapa pendapat tentang seni patung

1. Mikke Susanto, seni patung adalah sebuah tipe karya tiga dimensi yang bentuknya dibuat
dengan metode subtraktif (mengurangi bahan) atau aditif ( membuat model terlebih
dahulu seperti mengecor dan mencetak)
2. Soenarso dan Soeroto, seni patung adalah semua karya dalam bentuk meruang
3. Menurut Kalians Besar Indonesiaa, adalah benda tiruan, bentuk manusia dan hewan yang
cara pembuatannya dengan dipahat 
4. B.S Myers, adalah karya tiga dimensi yang tidak terikat pada latar belakang apapun atau
bidang manapun pada suatu bangunan.

Berdasarkan fungsinya, seni patung dibedakan menjadi 6 macam :

1. Patung religi, tujuannya adalah sebagai sarana beribadah dan bermakna religius. Pada
zaman Hindu dan Buddha, patung dibuat untuk menghormati dewa atau mengenang
orang orang yang diagungkan 
2. Patung monumen, patung ini dibuat untuk memperingati atau mengenang peristiwa atau
kejadian yang bersejarah atau jasa seorang pahlawan besar dalam sebuah bangsa atau
kelompok.

Monumen Pancasila sakti 


3. Patung arsitektur, adalah patung yang bernilai estetika dan berfungsi dalam konstruksi
bangunan 

Patung Arsitektur

4. Patung dekorasi, adalah patung yang digunakan untuk menghias bangunan atau
lingkungan taman baik taman rumah maupun taman bermain.
5. Patung seni, adalah karya seni murni untuk estetika yang hanya dinikmati keindahan
bentuknya
6. Patung kerajinan, adalah hasil dari para pengrajin yang dibuat untuk konsumerisme

B. Bentuk dan Jenis Patung

1. Patung figuratif/ realis, adalah patung yang merupakan tiruan dari bentuk
alam(manusia, binatang dan tumbuhan). Patung ini nyata dalam perwujudannya
2. Patung nonfiguratif/ imajinatif, adalah patung yang sudah terlepas dari bentuk tiruan
alam dan bentuknya abstrak

C. Alat dan Bahan Seni Patung

1. Bahan

 Bahan lunak, adalah material yang empuk dan mudah dibentuk (tanah liat, lilin, sabun,
plastisin). Kelebihan dan kekurangan bahan lunak adalah mudah dibentuk tetaapi
ukurannya kecil sehingga ada keterbatasana dalam berkarya.
 Bahan sedang, artinya bahan tidak lunak dan tidak keras ( kayu waru, kayu sengon,, kayu
randu dan kayu mahoni)
 Bahan keras. Contohnya, kayu jati kayu sonokeling dan kayu uling, batu padas, batu
granit, andesit dan batu pualam(marmer)
 Bahan cor/cetak. Contohnya semen, pasir, gips, logam, timah, perak, emas, fiber atau
resin
 Bahan yang ada disekitar seperti kertas

      2. Alat

 Butsir adalah alat untuk membuat patung terbuat dari kayu dan kawat
 Meja putar, fungsinya untuk memudahkan dalam mengontrol bentuk patung dari berbagai
arah 
 Pahat adalah alat untuk memahat, mengurangi atau membentuk bahan batu atau kayu
 Palu untuk memukul
 Tang untuk mengencangkan ikatan kawat 
 Sendok adukan berfungsi untuk mengambil adonan dan menempelkannya pada kerangka
patung

D. Teknik Berkarya Seni Patung


1. Teknik pahat, yaitu mengurangi bahan menggunakan alat pahat
2. Teknik butsir, yaitu membentuk benda dengan mengurangi dan menambah bahan. Alat
yang digunakan adalah sudi
3. Teknik cor, yaitu membuat karya seni dengan membuat aat cetakan kemudian
dituangkan adonan
4. Teknik las, yaitu membuat karya seni dengan menggabungkan bahan satu ke bahan yang
lain untuk mendapatkan bentuk
5. Teknik cetak, yaitu membuat karya seni dengan cara membuat cetakan terlebih dahulu 
6. Teknik Assembling (merakit) membuat sebuah komposisi dari bermacam macam
material seperti benda, kertas kayu dan tekstil

E. Langkah langkah membuat patung Buatlah sketsa patung

 Siapkan alat dan bahan


 Letakkan tanah liat diatas meja, putar sedikit demi sedikit
 Pijat bentuk global dengan tangan sambil dibasahi dengan air
 Haluskan dan sempurnakan dengan bantuan butsir sehingga bentuk patung menjadi lebih
detail

Anda mungkin juga menyukai