Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Remaja

2.1.1. Pengertian Remaja


Remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 - 19 tahun, menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014 remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN, 2019) tentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
menikah.

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja
manusia tidak dapat disebut sudah dewasa dan juga tidak juga disebut anak-anak.
Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.
Remaja juga dapat didefinisikan secara biologis sebagai perubahan fisik yang
ditandai dengan permulaan pubertas dan penghentian pertumbuhan fisik; secara
kognitif, sebagai perubahan dalam berfikir secara abstrak atau secara sosial,
sebagai periode persiapan untuk menjadi orang dewasa (Forum Anak Nasional
(FAN), 2021).

Menurut beberapa ahli rentang usia remaja ialah 10 tahun hingga 21 tahun.
Remaja adalah fase peralihan dari anak anak menuju dewasa. Pertumbuhan pada
remaja terjadi secara serentak seperti perkembangan fisik, kreatif, kognitif, sosial
dan bahasa. Respon yang terjadi pada setiap tahap perkembangan anak berubah
dari waktu ke waktu karena kedewasaan, lingkungan, reaksi dari orang lain di
sekitarnya atau bimbingan orang tua (Diananda, 2019).

2.1.2. Tahapan Remaja


Pada masa ini remaja mengalami begitu banyak pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat baik fisik dan mentalnya. Hingga dapat
dikelompokkan menurut (BKKBN, 2019) ada 3 tahapan remaja yakni:

a. Remaja awal (usia 10-13 tahun)

4
5

Pada tahap ini anak tumbuh lebih cepat dan mengalami awal
pubertas. Dengan ditandai munculnya rambut ketiak dan kemaluan,
keputihan, mmulai menstruasi atau mimpi basah, pertumbuhan payudara
dan pertumbuhan testis.
b. Remaja pertengahan (14-17 tahun)
Pada remaja laki laki pertumbuhannya semakin cepat seperti tubuh
semakin tinggi, dada dan bahu semakin lebar, suara menjadi lebih berat
dan munculnya kumis. Pada remaja perempuan bokong, panggul dan
pinggang akan mulai membesar, menstruasi yang teratur hingga betambah
produksi keringat dalam tubuh.
Remaja pada umur ini umumnya dapat berpikir dengan logika
meski didorong oleh perasaanya. Remaja pada tahap ini juga mulai tertari
dengan hubungan romantic seperti pacara.
c. Remaja akhir / dewasa muda (18-24 tahun)
Fisik remaja pada tahap ini sudah sepenuhnya berkembang. Mulai
dapat mengendalikan emosi yang muncul, memikirkan konsekuensi
terhadap apa yang akan dihadapi ke depan dan dapat merencanakan maa
depannya.

2.1.3. Karakteristik Perkembangan Sifat Remaja


Menurut (Sawyer et al., 2018) karakteristik perkembangan remaja adalah
sebagai berikut:

1. Ingin mencoba segala sesuatu


Remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, hingga remaja senang
mencari – cari sesuatu yang baru yang belum pernah diketahui.
2. Aktivitas kelompok
Kebanyakan remaja memiliki kesukaan yang sama dan akan
membentuk kelompok teman yang memiliki kesukaan sama tersebut.
Remaja lebih senang mengeksplore hal baru bersama daripada menyendiri,
karena apa yang mereka alami dapat menjadi bahan cerita bersama dengan
teman kelompok.
3. Berkhayal
6

Ini timbul dari keinginan atau angan - angan mereka yang tak dapat
disalurkan, sehingga remaja mulai berkhayal dengan dunia fantasinya.
Khayalan tersebut tak selalu negative ada juga yang sifatnya positif
sehingga dapat tertuang ide kreatif remaja yang dapat dilakukan dengan
kegiatan positif.
4. Pertentangan
Umumnya remaja selalu merasa ingin bebas berkembang dan
berekspresi namun kebanyakan dari mereka takut dan juga adanya
pertentangan dari orang tua.
5. Gelisah
Remaja juga memiliki rasa kegelisahan yang tinggi, kegelisahan
tersebut seperti keinginannya yang tinggi hingga muncul kegelisahan
tersebut. Mereka gelisah dengan adanya persepsi “apakah aku bisa
mewujudkan keinginan tersebut atau tidak”.

2.1.4. Perkembangan Remaja


Ada beberapa perkembangan remaja menurut (Gatot Marwoko C. A, 2016):

1. Perkembangan fisik dan pertumbuhan remaja

Perkembangan fisik sekunder pada remaja mengarah ke perubahan yang lebih


matur atau menuju ke dewasa. Sedangkan perkembangan primer merujuk pada
kematangan hormonal remaja. Faktor utama perubahan fisik:

a. Perubahan tubuh remaja


- Tinggi badan
Biasanya remaja perempuan bisa mencapai tinggi yang matang antara
usia 17 tahun – 18 tahun, sedangkan laki laki biasanya berumur 19
tahun.
- Berat badan
Perubahan berat bada juga mengikuti diusia remaja yakni pada usia 17
hingga 18 tahun. Biasanya pertambahan berat badan disebar ke bagian
tubuh yang tadinya memiliki sedikit lemak.
- Proporsi badan
7

Proporsi tubuh pada masa remaja juga mengalami perubahan seperti


dadan lebih melebar dan memanjang.
- Organ kemaluan
Pada organ kemaluan baik laki - laki maupun wantia juga memiliki
perubahan yaitu sudah ditahap yang matang, akan tetapi untuk
fungsinya masih sedikit belum matang hingga beberapa tahun
kemudian.
b. Perubahan internal
- Sistem pencernaan
- Sistem peredaran darah
- Sistem pernapasan
- Sistem endokrin
- Jaringan tubuh
2. Perkembangan kognitif
Pada masa remaja merupakan tahap di mana mulai untuk berfikir
dan bernalar dengan perspektif yang lebih luas. Seperti menunjukan
perkembangan keterampilan sesuai dengan apa yang remaja itu inginkan.
Pemikiran, ide dan konsep pada zaman saat ini sangat memengaruhi
pemikiran kedepannya bagi seseorang dan juga dapat berperan besar
dalam pembentukan karakter kepribadian. Remaja banyak menggunakan
kemampuan nalar mereka hingga memberikan mereka pertimbangan
moral dan kesadaran sosialnya. Dengan kekuatan penalaran menjadikan
remaja dapat melakukan pertimbangan hingga melakukan perdebatan.
3. Perkembangan sosial
Umumnya pada masa remaja banyak dari mereka berupaya untuk
menemukan identitas mereka dan menemukan siapa mereka. Remaja lebih
suka bereksplore untuk menemukkan apa yang cocok dengan mereka.
Pada masa remaja biasanya menghasilkan kesadaran diri yang besar,
kemampuan untuk berfikir tentang bagaimana ia harus bertindak.
Hubungan remaja dengan teman sebaya, keluarga, dan anggota lingkungan
sosial mereka memainkan peran penting dalam perkembangan sosial
seorang remaja. Saat lingkungan sosial remaja berkembang pesat saat
8

mereka membedakan perbedaan antara teman dan kenalan, mereka sering


menjadi sangat emosional dalam berteman.
4. Perkembangan emosi
Perasaan, sikap dan emosi individu sudah ada dan berkembang
sejak mereka masih kecil sekali. Tumbuhnya perasaan, sikap dan emosi
adalah pengalaman seseorang itu terhadap lingkungannya seperti waktu
bersama keluarga, teman dan saudara. Berbagai emosi yang sering muncul
pada remaja adalah perasaan sedih, gembira, cemburu, rasa ingin tahu
yang dalam, marah dan lain sebagainya. Untuk emosi yang mengarah ke
hal yang negatif, remaja pada umumnya masih belum bisa mengontrolnya
dengan baik. Kebanyakan remaja bertingkah laku dikuasai oleh emosi
dalam dirinya.
Usaha remaja dalam mengatasi ataupun menggali emosi – emosi
tersebut biasanya dilakukan dengan cara bekerja, bermain dan dengan
mengatakan kepada individu lain hingga dapat memperlihatkan masalah
dari remaja tersebut. Jadi peran pendidik dalam pertumbuhan masa remaja
ini sangatlah penting sebab remaja dapat melakukan dengan menerima dan
memahami karakter emosi tersebut.

2.2. Stres

2.2.1. Definisi
Stress ialah tanggapan nonspesifik dari gangguan perubahan / emosional
yang biasanya disebabkan oleh stimulus atau tekanan (stimulus stressor). Stres
merupakan stimulus pada tubuh yang muncul saat manusia berhadapan dengan
tekana dan ancaman. Stres dapat terjadi jika pikiran yang membuat seseorang itu
merasakan pustus asa, marah, bersemangat dan gugup. Situasi itu memicu respon
tubuh secara fisik maupun mental. Responnya seperti detak jantung dan napas
menjadi cepat, tekanan darah meningkat dan otot kaku (Ganesan et al., 2018).

2.2.2. Jenis Stress


Menurut (Donsu, 2017) stress dibagi menjadi 2 yakni:

a. Stres akut
9

Stres dikenal juga flight or flight response. Stres akut ialah respon
tubuh terhadap ancaman, tantangan ataupun ketakutan tertentu. Respon
stres akut di beberapa keadaan dapat menimbulkan gemetar pada tubuh.
b. Stres kronis
Stres kronis merupakan stress yang cukup sulit untuk diatasi dan efeknya
juga lebih berkepanjangan.

Menurut American Psychological Association (APA) ada 3 tipe stres, yaitu:

a. Stres akut

Stres akut ini berjangka pendek dan dapat terjadi beberapa kali dalam satu
hari. Stres ini muncul bila ada tantangan, ancaman ataupun kejadian yang tak
terduga sebelumnya. Gejalanya seperti peningkatan pada denyut jantung maupun
nadi, berkeringat, napas yang cepat. Beberapa dari orang juga dapat merasakan
gejala seperti pusing, cemas dan juga sakit perut.

b. Stres episodik

Stres ini terjadi bila seseorang sering mengalami stress akut. Seseorang
dengan kondisi sering mengambil banyak tanggung jawab hingga beban yang di
bawa sangat besar. Tipe stres ini dapat juga memengaruhi kesehatan fisik dan
mental seseorang. Gejalanya mirip dengan stres akut bedanya yaitu durasinya
lebih sering terjadi.

c. Stres kronis

Stres kronis ini memiliki tingkatan yang tinggi dan biasanya terjadi dalam
waktu yang lama, seperti penyakit kronis. Stres kronis dapat berdampak pada
kesehatan tubuh seperti gangguan kecemasan, depresi, penyakit jantung, sistem
kekebalan tubuh melemah dan hipertensi. Selain gejala fisik yang disebutkan
sebelumnya, beberapa orang dengan stres kronis mungkin mengalami kelelahan,
perubahan nafsu makan, dan sulit berkonsentrasi. Adanya stres kronis bisa
memperburuk masalah kesehatan yang dimiliki, seperti eksim, masalah
pencernaan atau penyakit jantung.
10

2.2.3. Faktor Penyebab Stress


Menurut (Musradinur, 2017) bahwa ada 3 faktor penyebab sumber stressor
yakni:

1) Emosional dan frustasi

Saat merasa tak mampu akan berhubungan dengan orang lain atau
mengekspresikan emosi dapat menimbulkan stres, gangguan mental dan juga
cemas hingga depresi. Emosional yang berlebih dapat memicu terjadinya stres.

2) Diri sendiri

Pada umumnya bisa terjadi antara keinginan, harapan hingga kenyataan yang
terjadi berbeda dari apa yang diinginkan. Ada kebutuhan psikologis yakni
tuntutan keinginan individu yang ingin diraih dan progress internal yakni dengan
tuntutan yang menerus dan diinginkan sesuai perkembangan.

3) Masyarakat dan lingkungan sekitar

Minimnya hubungan antar individu satu dengan lainnya, kurangnya


pengakuan dari masyarakat sekitar juga menimbulkan stres dalam diri seseorang.
Lingkungan itu sendiri juga mempunyai sisi positif dan negatif terhadap masing
masing individu.

2.2.4. Tahapan Stres


Menurut (Psychology Foundation of Australia, 2019) ada 5 tahapan stress
antara lain:

1. Stres normal

Stres normal memiliki gejala yang cukup ringan dan mencakup bagian dari
kehidupan alami atau kehidupan yang dijalani sehari - hari seperti detak jantung
yang berdegup kencang setelah beraktivitas, merasa lelah setelah beraktivitas,
ketakutan saat akan memulai ujian dan lainnya.

2. Stres ringan
11

Pada stress ringan mulai mengalami gejala seperti bibir kering, terasa
lemas, kesulitan bernafas (nafas terengah - engah), merasa gugup, berkeringat
ketika suhu sedang tidak panas, gemetar, hingga takut pada alasan yang kurang
jelas.

3. Stres sedang

Pada tahap ini frekuensi terjadinya stres lebih lama dan panjang bisa
sampai berjam - jam bahkan berhari – hari. Pada tahapan ini menunjukkan gejala
seperti pusing, emosi yang kurang terkontrol, gampang tersinggung, mudah
marah, reaksi yang berlebih terhadap situasi, lelah karena merasa cemas hingga
saat akan beristirahat pun merasakan kecemasan.

4. Stres berat

Pada tahapan stress ini seseorang saat menghadapi stres bisa mencapai
hingga beberapa minggu hingga beberapa tahun. Pada tahap ini timbul gejala
seperti merasa putus asa dalam hidup, perasaan negatif pada hidupnya, minat
dalam segala hal menurun, kesedihan dan perasaan tertekan, merasa tidak
berharga dalam hidupnya, tidak memiliki semangat untuk melakukan kegiatan
sehari - hari atau beraktivitas.

5. Stres parah

Pada tingkatan stress ini sesorang telah teridentifikasi mengalami depresi


karena tidak ada atau tidak memiliki motivasi dalam hidupnya dan lebih pasrah
dalam hidupnya. Ini merupakan situasi yang kronis terjadi berbulan bulan hingga
dalam waktu yang tak dapat ditentukan.

2.3. Pembelajaran daring

2.3.1. Definisi
Daring ialah versi dari Bahasa Indonesia atau merupakan singkatan dari
dalam jaringan atau biasa disebut dengan online. Daring juga diapat diartikan
12

dengan suatu keadaan di mana alat elektronik seperti telepon genggam, laptop
atau komputer saling bertukar informasi dengan terhubung melalui internet.

Pembelajaran daring adalah proses pembelajaran siswa dengan pengajar


dalam ruang elektronik atau jaringan dengan waktu yang sama tetapi dalam
tempat yang berbeda, di mana pembelajaran ini dapat diakses di mana saja selama
ada jaringan internet yang menghubungkan. Biasanya pembelajaran dilakukan
secara tatap muka di satu ruangan yang sama tetapi di pembelajaran daring ini
siswa dan pengajar dapat bertemu walau berada di tempat yang berbeda asalkan
ada jaringan atau internet yang terhubung dengan mereka (Kurtarto, 2017).

2.3.2. Dampak positif dan negatif pembelajaran daring


Ada beberapa kelebihan dan keuntungan dalam melaksanakan pembelajaran
daring yaitu (Nengrum et al., 2021):

a. Baik siswa maupun pengajar dapat meningkatkan kemampuannya dalam


mengakses teknologi informasi
b. Dalam penggunaan internet akan dapat membiasakan pengajar maupun
siswa lebih biasa dalam penggunaan teknologi informasi. Dengan adanya
internet dapat menambah wawasan, ilmu materi atau pengetahuan yang
digunakan untuk pembelajaran dapat diakses dengan sangat mudah
c. Tempat pelaksaannya yang fleksibel di mana pengajar dan siswa tidak
harus bertemu secara langsung untuk melakukan pembelajaran, ini juga
dapat menghemat biaya transportasi.
d. Menambah keterampilan dalam penggunaan teknologi informasi.

Selain kelebihan dari pembelajaran dari ada pula kekurangan juga dari
pembelajran daring ini yakni (Nengrum et al., 2021):

a. Pemahan siswa terhadap materi kurang maksimal, karena komunikasi


yang terbatas dan biasanya tidak adanya diskusi antar teman ataupun antar
siswa guru.
b. Boros dalam penggunaan jaringan internet, ini akan memakan banyak
biaya karena biasanya dalam penggunaan internet seperti aplikasi meet
dan zoom membutuhkan kuaota yang cukup banyak
13

c. Koneksi jaringan internet yang tak menentu


d. Tugas menjadi lebih banyak karena biasanya tiap – tiap pengajar akan
memberikan atau membebankan tugas sebagai pengganti nilai tatap muka
e. Mengurangi interaksi antar siswa maupun antar guru.

Anda mungkin juga menyukai