Batasan usia seseorang sudah memasuki usia remaja adalah dari usia16 atau 17 hingga usia 21 tahun. Seseorang disebut remaja apabila sudah ditandai dengan kematangan seksual dan memantapkan identitasnya sebagai individu terpisah dari ketergantungan keluarga, mempersiapkan diri menghadapi tugas-tugas perkembangannya, mampu menentukan masa depannya dan mencapai usia matang secara hukum negara. Menurut Hurlock, (1980) perkembangan fisik mulai pada masa remaja awal hingga remaja akhir sedikit demi sedikit mengalami penurunan, terutama perkembangan eksternal. Perkembangan internal terlihat lebih menonjol ketimbang perkembangan eksternal. Beberapa bentuk perkembangan internal terlihatdari bentuk perut yang semakin memanjang dan tidak lagi berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan besar, otot-otot perut dan dinding usus menjadi lebih kuat dan tebal, berat hati semakin bertambah dan kerongkongan makin panjang, perkembangan jantung tumbuh pesat, dinding pembuluh darah meningkat dan matang seiring kuatnya jantung dan kapasitas paru-paru remaja perempuan meningkat pada usia 17 tahun dan lebih cepat matang ketimbang pria. Sementara perubahan fisik eksternal pada remaja terlihat dari semakin proporsionalnya bentuk anatomi tubuh. Penambahan tinggi badan remaja putri rata-rata pada usia 17-18 tahun dan penambahan tinggi remaja putra kira-kira pada usia 18-19 tahun. Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan tinggi badan dan terjadi pada bagian-bagian tubuh yang mengandung lemak sedikit atau tidak sama sekali tanpa lemak. Selanjutnya Atwater (dalamm Sumiati, 2009) mengatakan bahwa, perubahan fisik yang terjadi padamasa remaja ialah perubahan pada ukuran otot yang semakin bertambah dan kuat, testoteron menghasilkan sperma dan estrogen memproduksi sel-sel telur sebagai tanda kematangan yang diikuti munculnya tanda-tanda seks sekunder, seperti membesarnya payudara, berubahnya suara, adanya ejakulasi pertama, tumbuhnya rambut-rambut halus disekitar kemaluan, ketiak dan wajah (Pieter dan Namora, 2013). B. Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, ,menalar, berpikir dan bahasa (Jahja, 2012). Menurut Pieget (dalam santrock, 2001; dalam Jahja, 2012), seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan pieget, remaja secara akti membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja telah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide ini, seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengola cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru (Yessi, 2017). INI JURNAL AA C. Perkembangan emosi pada remaja Pada umumnya, kondisi emosi pada remaja yang tidak stabil sehingga menyebabkan dia kurang mampu menguasai dan mengontrol emosi. Bahkan, ketidakmampuan mengontrol emosi menyebabkan remaja selalu mengalami storm anda stress, yakni periode menghadapi berbagai tekanan-tekanan emosi. Tekanan emosi bisa bersifat psikologis dan fisik, terutama pengaruh dari perubahan hormon. Seorang remaja dikatakan matang secara emosi jika dia bisa mengontrol emosi, menunggu mengungkapkan emosinya, mengungkap emosi dengan cara lebih terhormat dan bisa diterima. Artinya, remaja terlebih dahulu kritis sebelum beraksi (Hurlock, 1980). Sementara, menurut Nuryoto (dalam sumiati, 2009) ciri-ciri kematangan emosi remaja ditandai dengan semakin berkurangnya sikap kekanak-kanakannya, bersikap rasional, bersikap objektif, bisa menerima kritikan orang lain sebagai pedoman untuk bertindak lebih lanjut, bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya, dan mampu menghadapi masalah dan tantangan (Pieter dan Namora, 2013). Sary Yessy, 2017. Perkembangan Kognitif dan Emosi psikologi Masa Reama Awal . Jurnal pengabdian Kepada Masyarakat, Voume 1, No. 1. Pieter Herri dan Namora Lubis, 2013. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Penerbit : KENCANA