Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

PADA SISTEM ENDOKRIN DENGAN KASUS INFERTILITAS

Program Studi Profesi Ners Lanjutan Kelas A


Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado Jurusan Keperawatan

Disusun oleh :

MUHAMAD VANNY ONTALU


NIM. 711490121077

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
2021

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Infertilitas menurut dunia medis adalah istilah yang di gunakan untuk menyebut
pasangan yang belum mempunyai anak walaupun sudah berhubungan intim secara
teratur tanpa alat kontrasepsi dalam kurun waktu satu tahun. Hampir setiap pasangan
di dunia menginginkan seorang anak, namun sayangnya tidak setiap perkawinan
dianugerahi keturunan. Ada 10-15% pasangan mengalami infertilitas, keadaan tersebut
dimulai saat wanita tidak mampu untuk tidak menjadi hamil atau kehamilan sampai
melahirkan, meskipun telah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa
menggunakan alat kontrasepsi selama setahun atau lebih (infertilitas). Infertilitas
adalah masalah yang dialami pria dan wanita dimanapun di dunia. Walaupun
diperkiraan angka kejadiannya tidak terlalu cermat dan bervariasi dari satu daerah ke
daerah lain, sekitar 8% pasangan mengalami masalah infertilitas selama masa
reproduksinya, ini berarti bahwa antara 50 sampai 80 juta orang mempunyai masalah
fertilitas, suatu keadaan yang menimbulkan penderitaan pribadi dan gangguan
kehidupan keluarga. keluarga infertil terpaksa menempuh hidup tanpa anak, atau ada
juga yang melalukan adopsi (mengangkat anak), poligami, atau bahkan tidak jarang
yang bercerai dikarenakan tidak dikaruniai anak. Namun berkat kemajuan teknologi
kedokteran, beberapa pasangan infertil telah dimungkinkan memperoleh anak dengan
dengan jalan inseminasi buatan, bayi tabung (membesarkan janin di dalam Rahim
wanita lain), dan sebagainya.
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian infertilitas?
b. Apa etiologi Infertilitas?
c. Apa saja tanda dan gejala infertilitas ?
d. Bagaimana patofisiologi infertilitas?
e. Bagaimana Pathway infertilitas ?
f. Apa saja pemeriksaan Penunjang infertilitas ?
g. Bagaimana penatalaksanaan Infertilitas ?

3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian Infertilitas
b. Untuk mengetahui etiologi Infertilitas
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala infertilitas ?
d. Untuk mengetahui Bagaimana patofisiologi infertilitas?
e. Untuk mengetahui Bagaimana Pathway infertilitas ?
f. Untuk mengetahui Apa saja pemeriksaan Penunjang infertilitas ?
g. Untuk mengetahui Bagaimana penatalaksanaan Infertilitas ?
BAB II
A. LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Sebuah istilah dapat juga dapat di artikan sebagaia kegagalan,tidak berhasil,atau
tidak dapat membentuk. Istilah infertilitas banyak digunakan pada bidang
reproduksi yang dimaksudkan untuk membuahkan manusia maupun hewan.
Reproduksi dilakukan melalui hubungan seksual antara pria dan wanita atau jantan
dan betina. Pada manusia, infertilitasi mengistilahkan ketidakmampuan pasangan
atau salah satu di antara pasangan untuk memiliki keturunan. Banyak nfaktor
secara biologis yang dapat menyebabkan infertilitas, meskipun begitu hal tersebut
dapat diobati dengan bantuan teknologi.

2. Etiologi
Terkait Wanita:
A. Masalah Vagina
Infeksi vagina seperti vaginitis dan trikomonas vaginalis hebat dapat
menyebabkan infeksi lanjut pada serviks, endometrium, serta tuba falopi yang
merupakan organ vital dalam proses terjadinya konsepsi. Disfungsi seksual
dapat mengakibatkan kegagalan penetrasi penis, selain itu apabila lingkungan
vagina sangat asam, daya hidup sperma akan berkurang.

B. Uterus
Uterus merupakan tempat melekatnya ovum yang telah dibuahi, sehingga
apabila terjadi masalah pada uterus, nidasi ovum tidak dapat terjadi. Kelainan
seperti polip endometriium, adenomiosis, mioma uterus, dan beberapa masalah
lain seperti pasca kuretase dan abortus septik dapat mengganggu implantasi,
pertumbuhan nutrisi, serta oksigenasi janin.
Terkait Pria:
A. Faktor Koitus Pria
Faktor koitus pria yang merupakan salah satu penyebab infertilitas meliputi
spermatogenesis abnormal, motilitas abnormal, kelainan anatomi, dan disfungsi
seksual. Keabnormalitasan spermatogenesis dapat terjadi akibat terpajan bahan
kimia, radiasi, atau dapat pula terjadi karena kelainan kromosom. Pada
kelainan anatomi, biasanya karena tidak adanya vasdeferens kongenital,
obstruksi vasdeferens, serta kelainan sistem ejakulasi kongenital.

B. Masalah ejakulasi
Masalah ejakulasi berhubungan dengan diabetes melitus kerusakan saraf,
atau obat-obatan.

C. Faktor Pekerjaan
Produksi sperma yang optimal membutuhkan suhu di bawah temperatur
tubuh, sehingga sering kali ketidak efektifan spermatogenesis terjadi pada pria
pemadam kebakaran atau pengemudi jarak jauh.

D. Masalah Interaktif
Masalah interaktif berupa permasalahan yang berasal dari penyebab
spesifik yang berbeda-beda antar pasangan, seperti frekuensi senggama yang
tidak memadai, waktu senggama yang buruk, perkembangan atibodi terhadap
sperma pasangan dan ketidak mampuan sperma untuk melakukan penetrasi ke
ovum. Selain beberapa faktor terkait dengan pria dan wanita, terdapat beberapa
penyebab lain yang dapat menyebabkan infertilitas seperti usia. Faktor usia
sangat berpengaruh pada kesuburan wanita dan pria. Seiring bertambahnya
usia, kemampuan ovarium wanita dalam memprosuksi ovum akan mengalami
penurunan. Begitu juga dengan pria, meskipun sperma terus diprosuksi, namum
morfologi sperma akan menurun seiring bertambahnya usia. Obesitas juga
menjadi salah satu penyebab infertilitas, terutama pada wanita karena kelebihan
berat badan dapat mempengaruhi hormom estrogen dan mengurangi
kemampuan untuk hamil. Penelitian juga menunjukan bahwa peningkatan
kadar prolaktin dan Lutheinizing Hormone (LH) berhubungan erat dengan
masalah psikis dimana kesedihan cenderung dapat meningkatkan prolaktin
yang akan mengakibatkan gangguan pengeluaran LH dan menekan hormon
gonadotropin yang berpengaruh pada proses ovulasi.
3. TANDA DAN GEJALA
A. Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat)
 Afek depresi
 Kehilangan minat dan kegembiraan
 Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas.
B. Gejala lainnya
 Konsentrasi dan perhatian berkurang
 Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
 Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
 Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
 Tidur terganggu
 Nafsu makan berkurang

4. PATOFISIOLOGI
A. Perempuan
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan
stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH
tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di
ovarium.Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan
padaovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor
dariinfertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak
dapatlewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk
uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang normal walapun sebelumnya
terjadifertilisasi. Abnormalitas ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel.
Abnormalitas servik mempegaruhi proses pemasukan sperma. Faktor lain yang
mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan kromosom
seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan baik.
Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan reaksi imunsehingga
terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa bertahan,
infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya
menimbulkan gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.

B. Laki-laki
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus
dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup
memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya
merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada
abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi
masalah ereksi yang mengakibatkan berkurangnya pancaran sperma. Suhu
disekitar areal testis juga mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya
ejakulasi retrograt misalnya akibat pembedahan sehingga menyebebkan sperma
masuk ke vesika urinaria yang mengakibatkan komposisi sperma terganggu.
5. PATHWAY

Pada wanita Pada Pria

Gg. Hipotalamus dan Hipofisis, Disfungsi Hipotalamus


terpapar radiasi, toksik, Gaya dan hipofisis, gaya
Hidup hidup, terpapar radiasi,
toksik

Mempengaruhi hormone
dalam tubuh (Produksi Ketidakseimbangan
Hormon tidak seimbang) Hormonal

Pembentukan FSH dan


Lh Fungsi Testis Obstruksi Ketidakmampu
menurun ductus & an untuk
Terjadi gg. Pada pembentukan tubulus koitus/ejakulasi
folikel di ovarium
Produksi
sperma inflamasi
gg. bentuk anatomi menurun Mempengar
system reproduksi uhi factor
Resiko psikologis
Bentuk sperma infeksi
Bentuk tuba palopi yang tidak menjadi
sesuai akibat cedera/ infeksi abnormal Mempengar
uhi factor
psikologis
Sperma tidak dapat lewat, tidak
terjadi fertilitas dari ovum dan
Ansietas
sperma

Hasil konsepi tidak


berkembang

Tidak kunjung hamil Timbul rasa malu


dan tidak berguna
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Radiologi
Dugaan masalah pada organ reproduksi istri yang letaknya dibagian
dalam akan dibuktikan dengan pemeriksaan radiologi Hysterosalpingoraphy
(HSG)
Pada tes ini, menggunakakn rontgen untuk melihat bentuk fisik dari
saluran tuba dan Rahim. Tes dimulai dengan memasukan cairan kontras ke
Rahim melalui vagina untuk melihat adakah sembatan- sumbatan di situ.
Bila diperlukan bisa juga dilakukan pemeriksaan laparoskopi. Pada
pemeriksaan ini, akan menggunakan alat yang disebut laparoskop guna melihat
keadaan bagian dalam rongga perut istri. Petugas akan membuat irisan kecil
pada kulit perut bagian bawah melalui kamera yang terdapat di laparoskop,
petugas dapat melihat kondisi ovarium, saluran tuba, dan Rahim.
B. Pemeriksaan Lab
Pada wanita, biasanya dokter akan menganjurkan uji laboratorium.
Antara lain untuk pemeriksaan hormone dan tes darah yang berhubungan
dengan fertilitas. Sedangan pada suami dilakukan analisis sperma.

7. PENATALAKSANAAN
Terapi non farmakologi
Teknologi reproduksi bantuan (assisted reproductivetechnology, ART) adalah
upaya-upaya terapi untukmenghasilkan kehamilan tanpa melibatkan hubungan
seksual. Beberapa upayatersebut antara lain: inseminasi intra uterin
danfertilisasi in vitro
a. Terapi farmakologi:
- Antiestrogen
- Metformin
- Gonadotropin beserta analognya,
- Dopamin agonis
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

A. Asuhan Keperawatan Teoritis


1. Pengkajian focus

Langkah I (pertama) :
Pengumpulan Data Dasar Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua
informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Perawat mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien mengalami
komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam 30 manajemen
kolaborasi perawat akan melakukan konsultasi. Pengkajian atau pengumpulan
data dasar adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk
mengevaluasi keadaan pasien.
a. Data subyektif
1) Identitas pasien
a) Nama : Dikaji untuk mengenal atau memanggil agar tidak
keliru dengan pasien-pasien lain.
b) Umur : Untuk mengetahui apakah pasien masih dalam masa
reproduksi.
c) Agama : Untuk mengetahui pandangan agama klien mengenai
gangguan reproduksi.
d) Pendidikan : Dikaji untuk mengetahui sejauh mana tingkat
intelektualnya sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya.
e) Suku/bangsa : Dikaji untuk mengetahui adat istiadat atau kebiasaan
sehari-hari pasien.
f) Pekerjaan : Dikaji untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya.
g) Alamat : Dikaji untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan.
2) Alasan Kunjungan Alasan apa yang mendasari ibu datang.
Tuliskan sesuai uangkapan.
a) Keluhan Utama
Dikaji dengan benar-benar apa yang dirasakan ibu untuk mengetahui
permasalahan utama yang dihadapi ibu mengenai kesehatan reproduksi.
b) Riwayat Kesehatan
(1) Riwayat kesehatan yang lalu
Dikaji untuk mengetahui penyakit yang dulu pernah diderita yang dapat
mempengaruhi dan memperparah penyakit yang saat ini diderita.
(2) Riwayat kesehatan sekarang
Data ini dikaji untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang
diderita pada saat ini yang berhubungan dengan gangguan reproduksi
terutama kista ovarium.
(3) Riwayat kesehatan keluarga
Data ini dikaji untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh
penyakit keluarga terhadap gaangguan kesehatan pasien.
c) Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, berapa kali menikah, syah atau tidak,
umur berapa menikah dan lama pernikahan.
d) Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui tentang menarche umur berapa, siklus, lama menstruasi,
banyak menstruasi, sifat dan warna darah,
disminorhoe atau tidak dan flour albus atau tidak. Dikaji untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan system reproduksi sehubungan dengan menstruasi.
e) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Bertujuan untuk mengetahui apabila terdapat penyulit, maka bidan harus
menggali lebih spesifik untuk memastikan bahwa apa yang terjadi pada ibu
adalah normal atau patologis.
f) Riwayat KB
Dikaji untuk mengetahui alat kontrasepsi yang pernah dan saat ini digunakan
ibu yang kemungkinan menjadi penyebab atau berpengaruh pada penyakit
yang diderita saat ini.
g) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
(1) Nutrisi
Dikaji tentang kebiasaan makan, apakah ibu suka memakan makanan
yang masih mentah dan apakah ibu suka minum minuman beralkohol
karena dapat merangsang pertumbuhan tumor dalam tubuh.
(2) Eliminasi
Dikaji untuk mengetahui pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air
besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan air
kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah.
(3) Hubungan seksul
Dikaji pengaruh gangguan kesehatan reproduksi tersebut apakah
menimbulkan keluhan pada hubungan seksual atau sebaliknya.
(4) Istirahat
Dikaji untuk mengetahui apakah klien beristirahat yang cukup atau tidak.
(5) Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh
terutama pada daerah genetalia.
(6) Aktivitas
Dikaji untuk menggambarkan pola aktivitas pasien sehari hari. Pada pola
ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya.

b. Data Objektif
Seorang perawat harus mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan
klien dalam keadaan stabil. Yang termasuk dalam komponen-komponen
pengkajian data obyektif ini adalah:
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
Dikaji untuk menilai keadaan umum pasien baik atau tidak.
b) Kesadaran
Dikaji untuk menilai kesadaran pasien.
c) Vital sign
Dikaji untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang
dialaminya, meliputi : Tekanan darah, temperatur/ suhu, nadi serta
pernafasan

a. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan dari ujung rambut sampai ujung kaki.


a) Kepala : Dikaji untuk mengetahui bentuk kepala, keadaan rambut
rontok atau tidak, kebersihan kulit kepala.
b) Muka : Dikaji untuk mengetahui keadaan muka oedem atau tidak,
pucat atau tidak.
c) Mata : Dikaji untuk mengetahui keadaan mata sklera ikterik atau
tidak, konjungtiva anemis atau tidak.
d) Hidung : Dikaji untuk mengetahui keadaan hidung simetris atau tidak,
bersih atau tidak, ada infeksi atau tidak.
e) Telinga : Dikaji untuk mengetahui apakah ada penumpukan sekret atau
tidak.
f) Mulut : Dikaji untuk mengetahui apakah bibir pecah-pecah atau tidak,
stomatitis atau tidak, gigi berlubang atau tidak.
g) Leher : Dikaji untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar
tiroid, limfe, vena jugularis atau tidak.
h) Ketiak: Dikaji untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar
limfe atau tidak.
i) Dada : Dikaji untuk mengetahui apakah simetris atau tidak, ada
benjolan atau tidak.
j) Abdomen : Dikaji untuk mengetahui luka bekas operasi dan
pembesaran perut.
k) Ekstermitas atas : Dikaji untuk mengetahui keadaan turgor baik atau
tidak, ikterik atau tidak, sianosis atau tidak.
l) Ekstermitas bawah : Dikaji untuk mengetahui keadaan turgor baik atau
tidak, sianosis atau tidak, oedem atau tidak, reflek patella positif atau
tidak.
m) Genitalia : Untuk mengetahui apakah ada kelainan, abses ataupun
pengeluaran yang tidak normal.
n) Anus : Dikaji untuk mengetahui apakah ada hemorrhoid atau tidak.
2) Pemeriksaan khusus
a) Inspeksi
Inspeksi adalah proses pengamatan dilakukan untuk melihat keadaan
muka, payudara, abdomen dan genetalia.
b) Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan indera peraba atau tangan,
digunakan untuk memeriksa payudara dan abdomen.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Ansietas b.d kekhawatiran tidak kunjung hamil
 Harga diri rendah b.d rasa malu
 Resiko ketidakberdayaan b.d rasa tidak berguna

3. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan

Ansietas b.d Setelah dilakukan Reduksi ansietas


kekhawatiran tidak tindakan - Observasi
kunjung hamil keperawatan 1. Identivikasi saat
selama 2x24 jam tingkat ansietas
diharapkan ansietas berubah (mis.
dapat teratasi, Kondisi, waktu,
dengan kriteria stressor)
hasil: 2. Identifikasi
1. Pasien kemampuan
tidak mengambil
cemas lagi keputusan
2. Pasien 3. Monitor tanda-
sudah tanda ansietas
mengetahui (verbal dan non
tentang verbal)
penyakit

- Terapeutik
1. Ciptakan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
2. Temani pasien
untuk mengurangi
kecemasan, jika
memungkinkan
3. Pahami situasi
yang membuat
ansietas
4. Dengarkan dengan
penuh perhatian
5. Gunakan
pendekatan yang
tenang dan
meyakinkan
6. Tempatkan barang
pribadi yang
memberikan
kenyamanan
7. Motivasi
mengidentifikasi
situasi yang
memicu
kecemasan
8. Diskusikan
perencanaan yang
realistis tentang
peristia yang akan
datang

- Edukasi
1. Jelaskan prosedur
yang termasuk
sensasi yang
mungkin dialami
2. Informasikan
secara faktual
mengenai
diagnosis,
pengobatan dan
prognosis
3. Anjurkan keluarga
agar tetap bersma
pasien, jika perlu
4. Anjurkan untuk
melakukan
kegiatan yang
tidak kompetitif,
sesuai kebutuhan
5. Latih penggunaan
mekanisme
pertahanan diri
yang tepat
6. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
7. Latih teknik
relaksasi

- Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
obat
antiansietas,
jika perlu

Harga diri rendah Setelah dilakukan Dukungan Keyakinan


b.d timbul rasa malu tindakan - Observasi
keperawatan 1. Identifikasi
selama 2x24 jam keyakinan,
diharapkan defisit masalah dan tujuan
pengetahuan dapat perawatan
teratasi, dengan 2. Monitor kesehatan
kriteria hasil: fisik dan mental
1. Rasa malu pasien
pada pasien
berkurang

- Terapeutik
1. Intergrasikan
keyakinan dalam
rencana sepanjang
perawatan tidak
membahayakan/be
resiko
2. Fasilitasi
pertemuan antara
keluarga dan tim
kesehatan untuk
membuat
keputusan
3. Fasilitasi
memberikan
makna terhadap
kondisi kesehatan

- Edukasi
1. Jelaskan bahaya
atau resiko yang
terjadi akibat
keyakinan negative
2. Jelaskan
alternative yang
berdampak positif
untuk memenuhi
keyakinan dan
perawatan
3. Berikan penjelasan
yang relevan dan
mudah dipahami

Resiko Setelah dilakukan Promosi Harapan


ketidakberdayaan tindakan - Observasi
b.d rasa tidak keperawatan 1. Identivikasi
berguna selama 2x24 jam harapan pasien dan
diharapkan ansietas keluarga dalam
dapat teratasi, pencapaian hidup
dengan kriteria
hasil:
1. Rasa tidak
- Terapeutik
berguna
1. Pandu mengingat
pada pasien
kembali kenangan
menghilang
yang
menyenangkan
2. Libatkan pasien
secara aktif dalam
perawatan
3. Kembangkan
rencana perawatan
yang melibatkan
tingkat pencapaian
tujuan sederhana
sampai dengan
kompleks.
4. Berikan
kesempatan
kepada pasien dan
keluarga terlibat
dengan dukungan
kelompok
5. Ciptakan
lingkungan yang
memudahkan
mempraktikan
kebutuhan spiritual

- Edukasi
1. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan terhadap
kondisi dengan
realistis
2. Anjurkan
mempertahankan
hubungan
3. Anjurkan
mempertahankan
hubungan
terapeutik dengan
orang lain
4. Latih cara
mengembangkan
spiritual diri
5. Latih cara
mengenang dan
menikmati masa
lalu

CONTOH KASUS

Ny. R. berumur 30 tahun , istri dari tuan D berumur 33 tahun datang ke bidan, dengan
leuhan dua tahun menikah dan belum dikaruniai anak . pasangan ini tidak menggunakan alat
kontrasepsi , tidak ada masalah dalam hubungan senggama dan ingin segera dikaruniai
seorang anak. Dan setelah dilakukan pemeriksaan ternyta Ny. R. mengalami penyumbatan
pada Tuba Falopi. Kemungkinan penyebab keadaan ini adalah. ?
DAFTAR PUSTAKA

Saefuddin, Abdul Bari, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal, Jakarta : YBP-SP, 2002.
Sastrawinata, Suliman, 2005, Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi,
Edisi 2, FKUP : Jakarta.
Tim Pokja SDKI, DPP & PPNI. (2016) Standar Diagnosis Keperawatan
indonesia: definisi dan indikator diagnostik. (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI
Tim Pokja SDKI, DPP & PPNI. (2017) Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPPPPNI

Anda mungkin juga menyukai