Anda di halaman 1dari 3

Diseminasi Informasi

Salah satu kegiatan surveillans yang penting adalah melakukan kajian data
surveilans secara periodik. Pelaksanaan surveillans yang efektif harus dapat
memberikan umpan balik kepada sumber laporan secara teratur sesuai dengan periode
penerimaan laporan yang diterima dari semua sumber data. Umpan balik dapat sebagai
ringkasan laporan yang diterima atau mungkin koreksi terhadap kekeliruan pada
formulir laporan.
Selanjutnya umpan balik serta laporan informasi hasil kajian tersebut disampaikan
melalui media secara rutin. Serta sarana komunikasi yang dimiliki. Mekanisme umpan
balik dan penyebaran informasi ini harus menjadi sistem komunikasi yang efektif dalam
pelaksanaan surveilans terutama umpan balik yang baik kepada semua sumber laporan
dan pihak atau unit yang sangat dapat melakukan respon penanggulangan yang cepat
dan tepat. Penggunaan teknologi komputerisasi sangat mendukung pelaksanaan
kegiatan penyebaran informasi dan umpan balik, disamping penggunaan metode lain
seperti melalui pertemuan rutin, kunjungan supervise atau seminar terbatas.
Kunci keberhasilan surveillans adalah memberikan umpan balik kepada sumber-
sumber data surveilans agar mudah memberikan kesadaran kepada sumber data tentang
pentingnya proses pengumpulan data. Bentuk umpan balik biasanya ringkasan informasi
atau korektif laporan yang dikirimkan.
Penggunaan informasi epidemiologi yang dihasilkan surveilans oleh semua pihak
yang mungkin dapat melakukan tindakan pemecahan masalah kesehatan dapat dijadikan
tolak ukur keberhasilan surveilans
Surveilans penyakit merupakan salah satu alat penting dalam program
pencegahan dan pengendalian penyakit sehingga sangat ditentukan oleh surveilans
penyakit yang efektif.
Rangkaian kegiatan pengumpulan data secara sistematik, pengolahan data,
analisis dan interpretasi data serta penyebaran informasinya kepada semua pihak yang
membutuhkan agar dapat melakukan respon yang tepat merupakan kegiatan pokok
dalam surveilans epidemiologi
Kemajuan teknologi informasi terutama penggunaan komputerisasi sangat
menunjang pelaksanaan surveilans epidemiologi, sehingga kecepatan dan ketepatan
informasi yang dihasilkan dapat segera diakses oleh pihak yang dapat melakukan
tindakan pencegahan dan pengetahuan dengan tepat, cepat dan manfaat surveilans dapat
segera dirasakan.
Wabah dan kejadian luar biasa
Pengertian
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat
yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang
lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (UU No. 4
Tahun 1984).
Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu
serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan lingkup global
(pandemi).
Kejadian atau peristiwa dalam masyarakat atau wolayah dari suatu kasus penyakit
tertentu secara nyata melebihi dari jumlah yang diperkirakan.
a. Outbreak
Suatu episode dimana terjadi dua atau lebih penderita suatu penyakit yang
sama dimana penderita tersebut mempunyai hubungan satu sama lain
b. Epidemi
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang
ditentukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat frekuensinya
meningkat
c. Pandemi
Keadaan dimana suaru masalah kesehatan (umumnya penyakit) frekuensinya
dalam waktu singkat meningkat tinggi dan penyebarannya telah mencakup
wilayah yang luas
d. Endemi
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) frekuensinya
pada wilayah tertentu menetap dalam waktu lama berkenaan dengan adanya
penyakit yang secara normal bisa timbul dalam suatu wilayah tertentu
e. Kejadian luar biasa
Kejadian luar biasa (KLB) salah satu kategori status wabah dalam peratutan
yang berlaku di Indonesia. Status kejadian luar biasa diatur oleh peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.
Kriteria Kejadian Luar biasa (KLB)
Kriteria tentang KLB mengacu pada keputusan Dirjen No 451/9. Suatu kejadian
dinyatakan luar biasa jika ada unsur
a. Timbulnya suatu penyakit menlular yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal
b. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun waktu
berturut-turut menurut jenisnya penyakitnya (jam, hari, minggu)
c. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun)
d. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukan kenaikan 2 kali lipat atau
lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam pertahun
sebelumnya.
Pengumpulan data surveilans
Pengumpulan data surveilans dapat dilakukan melalui surveilans aktif dan pasif.
Surveilans aktif dilakukan dengan cara melakukan kunjungan petugas surveilans ke unit
sumber data di puskesmas, rumah sakit, laboratorium serta langsung di masyarakat
ataupun sumber data lainnya seperti pusat riset dan penelitian yang berkaitan.
Surveilans pasif dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima data
tersebut dari unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.
Pengumpulan data surveilans dari sumber data tersebut harus mendapat jaminan dapat
dilakukan secara teratur dan terus menerus, apakah dikumpulkan secara mingguan,
bulanan ataupun secara tahunan. Menurut Dr. Languir, dalam pelaksanaan surveilans
epidemiologi terdapat berbagai jenis data yang perlu dikumpulkan, agar dapat
memberikan informasi epidemiologi suatu penyakit dengan lengkap.

Anda mungkin juga menyukai