Anda di halaman 1dari 23

KESEHATAN MASYARAKAT

Surveillans

DISUSUN
Tingkat IIA DIII Kebidanan
1. Rina Dwiana Daaliuwa (751540119028)
2. Tri Zein Karim (751540119032)

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah Kesehatan
Masyarakat “Surveillans” tepat pada waktunya.
Kami sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan
segala kekurangan dalam pembuatan makalah ini dan kami akan sangat bangga
apabila makalah yang kami susun ini mendapat saran dan kritik yang bersifat
membangun menyempurnakan makalah ini. Tak lupa pula kami mengucapkan maaf
apabila makalah ini terdapat kesalahan dalam penulisan.
kami menyampaikan terima kasih kepada pihak perpustakaan yang telah
meminjamkan buku untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi pembaca.

PENYUSUN

KELOMPOK

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan masalah.......................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................2
D. Manfaat......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Pengertian...................................................................................................................3
B. Tujuan surveilans kesehatan......................................................................................3
C. konsep dasar surveilans epidemiologi........................................................................4
D. Evaluasi Surveilans Epidemiologi
....................................................................................................................................
9
E. Surveillans Kesehatan
....................................................................................................................................
10
F. Pengumpulan Data
....................................................................................................................................
12
G. Penyebarluasan Data Hasil Pengamatan Epidemiologi........................................... 15
H. Wabah Kejadian Luar Biasa
....................................................................................................................................
17
BAB III PENUTUP
.............................................................................................................................
19

ii
A. Kesimpulan
....................................................................................................................................
19
B. Saran
....................................................................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular analisis ter- us-menerus dan
sistematis terhadap penyakit tidak menular dan fak- tor risiko untuk mendukung upaya
pemberantasan penyakit tidak menular. Surveilans Epidemiologi Rutin Terpadu
penyelenggaraan sur- veilans epidemiologi terhadap beberapa kejadian, permasalahan,
dan/ atau faktor risiko keschatan. (tambunan 2016).
Survelias kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan
dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan pernularan penyakit atau
masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan
tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
Salah satu kegiatan surveillans yang penting adalah melakukan kajian data
surveilans secara periodik. Pelaksanaan surveillans yang efektif harus dapat memberikan
umpan balik kepada sumber laporan secara teratur sesuai dengan periode penerimaan
laporan yang diterima dari semua sumber data. Umpan balik dapat sebagai ringkasan
laporan yang diterima atau mungkin koreksi terhadap kekeliruan pada formulir laporan .
(Pinantoan,2019).
Selanjutnya umpan balik serta laporan informasi hasil kajian tersebut disampaikan
melalui media secara rutin. Serta sarana komunikasi yang dimiliki. Mekanisme umpan
balik dan penyebaran informasi ini harus menjadi sistem komunikasi yang efektif dalam
pelaksanaan surveilans terutama umpan balik yang baik kepada semua sumber laporan
dan pihak atau unit yang sangat dapat melakukan respon penanggulangan yang cepat
dan tepat. Penggunaan teknologi komputerisasi sangat mendukung pelaksanaan kegiatan
penyebaran informasi dan umpan balik, disamping penggunaan metode lain seperti
melalui pertemuan rutin, kunjungan supervise atau seminar terbatas.

1
Kunci keberhasilan surveillans adalah memberikan umpan balik kepada sumber-
sumber data surveilans agar mudah memberikan kesadaran kepada sumber data tentang
pentingnya proses pengumpulan data. Bentuk umpan balik biasanya ringkasan informasi
atau korektif laporan yang dikirimkan.
Penggunaan informasi epidemiologi yang dihasilkan surveilans oleh semua pihak
yang mungkin dapat melakukan tindakan pemecahan masalah kesehatan dapat dijadikan
tolak ukur keberhasilan surveilans.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan surveilans kesehatan
2. Menjelaskan tujuan surveilans kesehatan
3. Menjelaskan konsep dasar surveilans epidemiologi
4. Menjelaskan Evaluasi Surveilans Epidemiologi
5. Menjelaskan Pengumpulan data surveilans
6. Menjelaskan apa itu kejadian luar biasa
C. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk memberikan informasi tentang Surveilans Kesehatan.
D. Manfaat
1. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang Surveillans Kesehatan
sehingga penulis dapat menelaah setiap langkah yang akan dipilih nantinya.
2. Bagi masyarakat
Agar masyarakat dapat mengetahui apa itu Surveillans Kesehatan
3. Bagi institusi
Memberikan masukan informasi atau bahan ajar tentang Surveillans Kesehatan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Surveilans penyakit merupakan salah satu alat penting dalam program
pencegahan dan pengendalian penyakit sehingga sangat ditentukan oleh surveilans
penyakit yang efektif.
Rangkaian kegiatan pengumpulan data secara sistematik, pengolahan data,
analisis dan interpretasi data serta penyebaran informasinya kepada semua pihak yang
membutuhkan agar dapat melakukan respon yang tepat merupakan kegiatan pokok
dalam surveilans epidemiologi
Kemajuan teknologi informasi terutama penggunaan komputerisasi sangat
menunjang pelaksanaan surveilans epidemiologi, sehingga kecepatan dan ketepatan
informasi yang dihasilkan dapat segera diakses oleh pihak yang dapat melakukan
tindakan pencegahan dan pengetahuan dengan tepat, cepat dan manfaat surveilans dapat
segera dirasakan (Pinantoan,2019).
Petugas surveilans kesehatan merupakan tenaga yang direkrut oleh Dinas
Kesehatan. Perekrutan ini merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka
kematian ibu yang makin meningkat.
B. Tujuan surveilans kesehatan
Tujuan surveilans kesehatan adalah (menteri kesehatan republik indonesia,2014)
1. Tersedianya informasi tentang situasi, kecendurungan penyakit, dan faktor risikonya
serta masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi sebagai
bahan pengambilan keputusan
2. Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya KLB/Wabah:
dan dampaknya
3. Dasar penyampaian informasi kesehatan kepada para pihak yang berkepentingan
sesuai dengan pertimbangan kesehatan

3
C. Konsep Dasar Surveilans Epidemiologi
Adapun konsep dasar surveillans epidemiologi melingkup pengertian,
kegunaannya, komponen dan jenis penyelenggaraan surveilans epidemiologi. Sepintas
sebagai modal dasar pemahaman surveilans dan kaidah-kaidah dasar dalam
penyelenggaraanya.
7. Kegunaan Surveilans Epidemiolgi
Pada awalnya surveilans epidemiologi hanya dimanfaatkan pada upaya
pemberantasan penyakit menular, akan tetapi belakangan ini surveilans epidemiologi
mutlak diperlukan semua upaya kesehatan masyarakat. Surveilans epidemiologi juga
dapat dimanfaatkan di rumah sakit, seperti surveilans epidemiologi infeksi
nosokomial, bagian dari sistemi informasi untuk menunjang manajemen rumah sakit
dan lain-lain.
Kegunaan surveilens epidemologi :
a. Untuk mengetahui gambaran epidemiologi penyakit
b. Gambaran epidemiologi penyakit mencakup frekuensi dan distribusi (menurut
waktu, tempat dan orang)
c. Untuk mengetahui prioritas masalah kesehatan
d. Prioritas ditentukan oleh besarnya masalah (kematian dan kesakitan) dan sumber
daya yang tersedia
e. Untuk mengetahui cakupan pelayanan
f. Untuk melakukan kewaspadaan dini terjadinya KLB
g. Untuk memantau dan menilai keberhasilan program kesehatan
8. Komponen Penyelenggaraan surveilans Epidemiologi terdapat komponen
penyelenggaraan survey epidemiologi
a. Adanya tujuan yang jelas dan terukur, terutama hungannya dengan upaya
intervensi program atau penelitian.

4
b. Memiliki konsep atau mekanisme surveilans epidemiologi dalam mencapai tujuan-
tujuan.
c. Proses kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisa datadan distribusi informasi
epidemiologi yang dilaksanakan secara sistimatis.
d. Kegiatan penunjang surveilans epidemiologi, terutama adanya tim teknis
surveilans epidemiologi yang terdiri dari para tenaga professional, peraturan-
peraturan dan pedoman, dana operasional dan sarana computer, telepon dan
faksimili serta formulir isian.
e. Memiliki jejaring surveilans epidemiologi
f. Memiliki indikator kinerja.
9. Jenis-jenis penyelenggaraan epidemiologi
a. Penyelenggaraan Surveilans Berdasarkan Pelaksanaan Metode
1) Surveilans Epidemiologi Rutin Terpadu
Penyelenggaraan surveilans epidemiologi terhadap beberapa kejadian,
permasalahan, dan atau factor risiko kesehatan.
2) Surveilans Epidemiologi
Khusus Penyelenggraan surveilans epidemiologi terhadap suatu kejadian,
factor risiko atau situasi khusus kesehatan.
3) Surveilans Sentinel
Penyelenggraan surveilans epidemiologi pada populasi dalam wilayah
terbatas untuk mendapatkan signal masalah kesehatan pada suatu populasi atau
wilayah yang lebih luas.
4) Studi Epidemiologi
Penyelenggraan surveilans epidemiologi pada periode tertentu serta
populasi dan wilayah tertentu untuk mengetahui lebih mendalam gambaran
epidemiologi penyakit, permasalahan dan faktor risiko kesehatan. Studi
epidemiologi merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui lebih teliti suatu

5
permasalahan yang ditemukan berdasarkan hasil analisis surveilans
epidemiologi. Misalnya berdasarkan analisis surveilans epidemiologi
terindikasi adanya peningkatan penderita pneumonia diantara sekelompok
pengungsi. Ini menunjukan kegagalan manajemen pengungsi, tetapi masih
diperlukan kajian lebih teliti dengan epidemiologi terhadap besarnya jumlah
kasus pneumonia, tingkat kegagalan marnajemen pengungsi terhadap distribusi
pangan dan pelayanan pengobatan. Studi epidemiologi dapat dilaksanakan
bersamaan antara studi kuantitatif yaitu studi deskriptif, analitik obsevasional
dan eksperimen serta studi kualitatif.
b. Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi
Berdasarkan Aktifitas pengumpulan data Berdasarkan aktifitas pengumpulan
data, surveilans dibagi menjadi surveilans aktif dan surveilans pasif.
1) Surveilans Aktif
Surveilans dimana para petugas surveilans mendatangi sumber data,
sehingga tidak ada satupun laporan sumber data yang tidak terekam.
Mendatangi sumber data dapat diartikan dengan meminta data melalui telepon
atau e-mail.
2) Surveilns Pasif
Para petugas surveilans menunggu laporan yang dikirim oleh sumber data yang
biasanya berupa:
a) Data kesakitan puskesmas dengan menunggu penderira datang berobat
sendiri di puskesms 2)
b) Data kesakitan Dinas Kesehatan dengan menunggu laporan bulanan
puskesmas
c. Penyelenggaraan surveilans epidemiologi berdasarkan wilayah terbatas
1) Pola Kedaruratan

6
Surveilans dalam keadaan darurat mengacu pada ketentuan yang berlaku
untuk penanggulangan KLB, wabah dan bencana. Surveilans dilaksanakan
selama terjadinya keadaan darurat atau bencana, dengan tujuan untuk
mendukung penanggulangan bencana/KLB/ wabah, baik dalam rangka
monitoring keberhasilan upaya penanggulangan maupun memberikan informasi
secara terus-menerus dan sistimatis agar dapat dilakukan tindakan
penanggulangan yang efektif dan efisien.
2) Pola Selain Kedaruratan Pola selain kedaruratan kegiatan surveilans
epidemiologi yang mengacu pada ketentuan yang berlaku untuk keadaan di luar
KLB, wabah atau bencana.
d. Penyelenggaraan surveilans epidemiologi berdasarkan kualitas pemeriksaan
1) Bukti Klinis atau tampa menggunakan peralatan pemeriksaan Surveilans
epidemiologi dimana data diperoleh berdasarkan pemeriksaanklinisatau tampa
menggunakan peralatan yang mendukung pemeriksaan.
2) Bukti laboratorium atau dengan peralatan khusus
Data diperoleh berdasarkan pemeriksaan laboratorium atau perlatan pendukung
pemeriksaan lainnya.
e. Sasaran penyelenggaraan
1) Surveilans penyakit menular
a) Surveilans penyakit yang dupat dicegah dengan imunisusi (PD31)
b) Surveilans penyakit demam berdaruh
c) Surveilans penyakit malaria
d) Surveilans penyakit zoonosis Surveilans penyakit filariasis Surveilans
penyakit tuberkulosis Surveilans penyakit diare Surveilans penyakit tifoid
e) Surveilans penyakit kecacingan dan penyakit perut
f) Surveilans penyakit kusta
g) Surveilans penyakit frambusia Surveilans penyakit HIV/AIDS

7
h) surveilans penyakit menular seksual Surveilans penyakit pneumonia, istilah
penyakit infeksi saluran pernafasan akut berat
2) Surveilans penyakit tidak menular
a) Surveilans penyakit jantung dan pembuluh darah
b) Surveilans diabetes melitus dan penyakit metabolik
c) Surveilans penyakit kanker
d) Surveilans penyakit kronis dan degeneratif
e) Surveilans gungguan mental
f) Surveiluns gangguan kelakaun dan tindak.
3) Surveilans kesehatan lingkungan Surveilans sarana air bersih Surveilans
tempat-tempat umum
10. Peraturan Perundang-undangan Tentang Surveilans
Epidemiologi Surveilans epidemiologi merupakan bagian dari system
informasi kesehatan yang diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan PP No. 25 Tahun 2000, tentang Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah
Provinsi sebagai daerah Otonom bidang kesehatan.
Menindaklanjuti peraturan-peraturan tersebut, maka ditetapkan Kepmenkes
No.1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans
Epidemiolog Kesehatan yang mengatur ruang lingkup penyelenggaraan sureveilans
yang meliputi :
a. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
b. Surveilans Epidemiologi penyakit Tidak Menular
c. Surveilansa Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilak
d. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan
e. Surveilans Epidemiolog Kesehatan Matra.
Sasaran penyelenggaraaan system surveilans epidemiologi kesehatan
meliputi masalah-masalah yang berkaitan dengan program kesehatan yang

8
ditetapkan berdasarkan prioritas nasional, bilateral, regional dan global, penyakit
berpotensi wabah, mencana dan komitmen lintas sektor serta sasaran spesifik lokal
daerah.
D. EVALUASI SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
1. Atribut Sistem Surveilans Evaluasi dibagi menjadi 2 bagian yaitu evaluasi terhadap
system penyelenggaraan surveilans termasuk evaluasi kualitas data dan evaluasi
analisis sureveilans. Analisis surveilans sendiri terbagi dua bagian lagi yakni analisis
deskriptif dan analisis analitik. Surveilans merupakan kegiatan terus-menerus yang
dilakukan secara sistimatis seuai tahapan-tahapannya. Setiap analisis data dipengaruhi
oleh kualitas dan akurasi data, kelengkapan dan ketepatan Pelaporan data. Atribut
system surveilans terdiri dari :
a. Kesederhnaan (simpily city)
b. Feksibel (fleksibbility
c. Aseptabilitas (Acceptability)
d. Sensitivitas (sensitivitas)
e. Nilai prdidiktif velue (predictive value positive)
f. Representative
g. Ketepatan waktu (teme linnes)
2. Kelengkapan Data Surveilans
Kelengkapan jumlah data (laporan data) jumlah data yang dilaporkan oleh unit
pelapor dibandingkan dengan jumlah data yang harus ada di unit pelapor tersebut,
misal jumlah kasus campak 10 kasus tetapi dilaporkan hanya 7 kasus.
3. Ketepatan Laporan Data Surveilans Dikatan tepat apabila laporan tersebut tepat
waktu pada saat diperlukan untuk analisis data tindak lanjut. Bila tidak tepat waktu,
maka data tersebut tidak berguna/sia-sia. Didalam system surveilans yang baik selalu
disepakati tanggal dikirim/ diterima laporan data survilans oleh unit surveilans.
Ketepatan waktu pelaporan berhubungan dengan ketepatan waktu yang diperlukan

9
sejak kasus dini menunjukkan gejala-gejala awal sampai tindakan dilakukan, atau
gejala munculnya kasus dini KLB sampai tindakan dilakukan. Studi Kasus. Selama
tahun 2014 laporan bulanan puskesmas X yang diterima Dinas Kesehatan A sebanyak
10 laporan dan 4 laporan diantaranya diterima sebelum tanggal 5 bulan berikutnya,
maka laporan tepat waktu sebelum tanggal 5 pada bulan berikutnya 4/10 x 100%
=25%.
4. Analisis Surveilans memerlukan pemahaman yang cukup terhadap proses
penyusunan dan manfaat table, grafik dan peta, proses interpretasi dan penarikan
keseimpulan serta memahami tujuan proses analisis. Analisis surveilans epidemiologi
melalui tahapan yang berlangsung terus-mnerusdengan cara-cara yang sistimatis,
mempunyai tujuan deteksi KLB, mengembangkan hipotesis, kecenderungan
penyakit/masalah kesehatan, evaluasi program atau untuk dukungan proses
perencanaan pada masa yang akan dating. e. Tahapan Analisis Surveilans Tahapan
analisis surveilans epidemiologi dimulai dari pemahaman tujuan penyelenggaraan
surveilans, kemudian dirumuskan lebih detail dalam indicator dan dasian analisis
yang akan digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh proses kegiatan surveilans
epidemiologi kegiatan penyiapan analisis yang terukur secara sistimatis dengan
tujuan dan desain analisis yang sudah disiapkan sebelum proses perekaman,
pengumpulan, pelaporan dan pengolahan data.
E. Survelians kesehatan
Surveilans kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan,
kecendurungan penyakit, potensi ancaman, dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan
memberikan informasi kepada pihak berkepentingan guna mengambil keputusan dan
mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.

10
Hasil aktivitas surveilans kesehatan harus mampu memberikan gambaran
epidemilogi antara lain komponen pejamu, agen penyakit, dan lingkungan yang tepat
berdasarkan dimensi waktu, tempat dan orang. Karakteristik pejamu, agen penyakit, dan
lingkungan mempunyai peranan dalam menentukan cara pencegahan dan
penanggulangan jika terjadi gangguan keseimbangan yang menyebabkan sakit.
Surveilans penyakit menular yang harus dilakukan menurut ketetapan permenkes,
2014 pasal 4 paling sedikit ada 15 yaitu, meliputi:
1. Surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
2. Surveilans penyakit demam berdarah
3. Surveilans malaria
4. Surveilans penyakit zoonosis
5. Surveilans penyakit filariasis
6. Su rveilans penyakit tubekulosis
7. Surveilans penyakit diare
8. Surveilans penyakit tiroid
9. Surveilans penyakit kecacingan dan penyakit perut lainnya
10. Surveilans penyakit kusta
Sedangkan Surveilans kesehatan lingkungan paling sedikit meliputi:
1. Surveilans sarana air bersih
2. Surveilans tempat-tempat umum
3. Surveilans pemukiman dan lingkungan perumahan
4. Surveilans limbah industri, rumah sakit dan kegiatan lainnya
5. Surveilans vektor dan binatang pembawa penyakit
6. Su rveilans kesehatan dan keselamatan kerja
7. Surveilans infeksi yang berhubungan dengan fasilitas pelayanan kesehatan
Penyelenggaraan surveilans kesehatan dilakukan dengan cara:

11
1. Pengumpulan data berupa data laporan mingguan/kasus sakit, kematian, dan faktor
risiko. Sumber data diperoleh dari individu. Fasilitas pelayanan kesehatan, unit
statistik dan demografi, dan sebagainya.
2. Pengolahan data berupa tabel, frafik, peta sesuai karakteristik manusia (umur, jenis
kelamin, tempat, waktu, dan faktor risiko).
3. Analisis data dengan epidemologi deskriptif dan atau analitik
4. Diseminasi sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk menghasilkan
informasi yang objektif, terukur, dapat diperbandingkan antar waktu, antar wilayah,
dan antar kelompok masyarakat sebagai bahan pengambilan keputusan informasi
sebagai bahan keputusan tersebut berupa:
a. Besaran masalah
b. Faktor risiko
c. Endemisitas
d. Patogenitas, virulensi, dan mutasi
e. Status KLB/wabah
f. Kualitas pelayanan
g. Kinerja program
h. Dampak program (Permenkes,2014). Bentuk diseminasinya seperti buletin, surat
edaran laporan berkala, forum pertemuan, publikasi ilmiah
F. Pengumpulan data surveilans
Pengumpulan data surveilans dapat dilakukan melalui surveilans aktif dan pasif.
Surveilans aktif dilakukan dengan cara melakukan kunjungan petugas surveilans ke unit
sumber data di puskesmas, rumah sakit, laboratorium serta langsung di masyarakat
ataupun sumber data lainnya seperti pusat riset dan penelitian yang berkaitan. Surveilans
pasif dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima data tersebut
dari unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.

12
Pengumpulan data surveilans dari sumber data tersebut harus mendapat jaminan
dapat dilakukan secara teratur dan terus menerus, apakah dikumpulkan secara mingguan,
bulanan ataupun secara tahunan. Menurut Dr. Languir, dalam pelaksanaan surveilans
epidemiologi terdapat berbagai jenis data yang perlu dikumpulkan, agar dapat
memberikan informasi epidemiologi suatu penyakit dengan lengkap (Pinantoan,2019).
1. Melakukan koordinasi surveilans epidemiologi dengan dokter praktik, bidan swasta
dan unit pelayanan kesehatan yang berada di wilayah kerjanya.
2. Melakukan koordinasi surveilans epidemiologi antar puskesmas yang berbatasan.
3. Melakukan kajian epidemiologi penyakit dan masalah kesehatan spesifik lokal
a. Tingkat Kabupaten/Kota. Harus tersedia satu orang tenaga epidemilogi ahli (S2),
dua orang tenaga epidemiologi ahli (S1) atau tenaga epidemiologi terampil dan
satu orang dokter umum yang bertugas :
1) Melaksanakan surveilans epidemiologi nasional di wilayah kabupaten/kota
2) Menyelenggarakan manajemen surveilans epidemiologi
3) Melakukan penyelidikan dan penanggulangan KLB di wilayah kabupaten/kota.
4) Supervisi dan asistensi teknis ke puskesmas dan rumah sakit dan komponen
surveilans di wilayahnya.
5) Melaksanakan pelatihan surveilans epidemiologi.
6) Monitoring dan evaluasi.
7) Melaksanakan surveilans epidemiologi penyakit spesifik lokal.
b. Rumah Sakit Kabupaten/Kota. Harus tersedia satu orang tenaga epidemiologi ahli
dan satu orang tenaga epidemiologi terampil yang bertugas:
1) Melaksanakan surveilans epidediologi rumah sakit dan infeksi nosokomial di
rumah sakit.
2) Identifikasi dan rujukan kasus sebagai sumber data survelans epidemiologi
kabupaten/kota, provinsi dan pusat

13
3) Melakukan kajian epidemiologi penyakit menular dan tidak menular serta
masalah kesehatan lainnya di rumah sakit.
c. Tingkat Provinsi Harus tersedia satu orang tenaga epidemiologi ahli (S2), dua
tenaga epidemiologi ahli (S1), dua tenaga epidemiologi terampil dan satu tenaga
dokter umum yang bertugas :
1) Melaksanakan surveilans epidemiologi nasional di wilayah provinsi termasuk
SKD-KLB.
2) Menyelenggarakan manajemen surveilans epidemiologi provinsi.
3) Melakukan penyelidikan KLB sesuai kebutuhan provinsi.
4) Membuat epidemiologi sesuai dengan pedoman yang berlaku.
5) Menyelenggarakan pelatihan surveilans epidemiologi.
6) Pembinaan dan asistensi teknis ke kabupaten/kota. pedoman teknis operasional
surveila
7) Melaksanakan monitoring dan evaluasi.
8) Mengembangkan dan melaksanakan surveilans epidemio- logi penyakit dan
masalah kesehatan spesifik local.
d. Rumah Sakit Provinsi
1) Melaksanakan surveilans epidediologi rumah sakit dan infeksi nosokomial di
rumah sakit.
2) Identifikasi dan rujukan kasus sebagai sumber data survelans epidemiologi
kabupaten/kota, provinsi dan pusat.
3) Melakukan kajian epidemiologi penyakit menular dan tidak menular serta
masalah kesehatan lainnya di rumah sakit.
Diseminasi Informasi Salah satu kegiatan surveilans yang penting
melakukan kajian data surveilans secara periodik. Pelaksanaan surveilans yang
efektif harus dapat memberikan umpan balik kepada sumber laporan secara teratur
sesuai dengan periode penerimaan laporan yang diterima dari semua sumber data.

14
Umpan balik dapat sebagai ringkasan laporan yang diterima atau mungkin koreksi
terhadap kekeliruan pada formulir laporan. Selanjutnya umpan balik serta laporan
informasi hasil kajian tersebut disampaikan melalui media secara rutin, serta
sarana komunikasi yang dimiliki. Mekanisme umpan balik dan penyebaran
informasi ini harus menjadi sistem komunikasi yang efektif dalam pelaksanaan
surveilans, terutama umpan balik yang baik kepada semua sumber laporan dan
pihak atau unit yang sangat dapat melakukan respon penanggulangan yang cepat
dan tepat. Penggunaan teknologi komputerisasi sangat mendukung pelaksanaan
kegiatan penyebaran informasi dan umpan balik, disamping penggunaan metode
lain seperti melalui pertemuan rutin, kunjungan supervise atau seminar terbatas.
Kunci keberhasilan surveilans memberikan umpan balik kepada sumber-sumber
data surveilans agar mudah memberikan kesadaran kepada sumber data tentang
pentingnya proses pengumpulan data. Bentuk umpan balik biasanya ringkasan
informasi atau korektif laporan yang dikirimkan. Penggunaan informasi
epidemiologi yang dihasilkan surveilans oleh semua pihak yang mungkin dapat
melakukan tindakan pemecahan masalah kesehatan dapat dijadikan tolak ukur
keberhasilan surveilans. Seringkali diseminasi informasi diartikan sebagai
memberikan data dalam bentuk tabel, grafik dan map tanpa disertai komentar atau
interpretasi tertentu, sehingga cara ini kurang memberikan manfaat yang
diharapkan. Diseminasi yang baik harus dapat memberikan informasi yang mudah
dimengerti dan dimanfaatkan dalam (Pinontoan, 2019).
G. Penyebarluasan Data Hasil Pengamatan Epidemiologi
Hasil analisis data dibuat rekomendasi untuk rencana tidak lanjut, terutama untuk
kepentingan intervensi program. Penyebarluasan data hasil pengamatan harus sudah ada
rekomendasinya kemudian diinformasikan kepada pimpinan dan lintas program terkait
atau unit pelayanan.
1. Menyajikan Hasil Pengamatan Epidemiologi

15
a. Cara penyampaian informasi
Penyebarluasn informasi dibagi dalam 2 cara :
1) Menyampaikan/menyajikan table, grafik atau peta, baik laporan mingguan,
bulanan, tahunan atau laporan khusus dalam bentuk buku data surveilans
epidemiologi. Orang yang menerima buku data tersebut selanjutnya menganalisis
ulang bila membutuhkannya.
2) Menyampaikan laporan khusus hasil intervensi dan penarikan kesempulan kepada
pimpinan, program terkait, seminar, bulletin dsb. Penyampaian informasi yang
baik dengan membangun komunikasi terus-menerus anatara unit surveilans
dengan unit program dan penelitian, juga dimanfaatkan untuk mengahui kebutuhan
program dan penelitian yang dapat didukung oleh unit survelains epidemiologi.
b. Jenis Informasi Surveilans Epidemiologi Jenis informasi yang dapat
didistribusikas antara lain
1) Deteksi adanya KLB
2) Penetapan etiologi dan riawayat alamiah penyakit
3) Evaluasi penyelemggaraan program
4) Deteksi adanya perubahan tipe penyakit
5) Deteksi adanya perubahan perilaku populasi terhadap perkembangan penyakit
6) Informasi yang dapat mendukung perumusan kebijakan kesehatan.
H. Wabah dan kejadian luar biasa
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat
yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang
lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (UU No. 4
Tahun 1984).
Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu
serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan lingkup global
(pandemi).

16
Kejadian atau peristiwa dalam masyarakat atau wolayah dari suatu kasus penyakit
tertentu secara nyata melebihi dari jumlah yang diperkirakan.
a. Outbreak
Suatu episode dimana terjadi dua atau lebih penderita suatu penyakit yang sama
dimana penderita tersebut mempunyai hubungan satu sama lain
b. Epidemi
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditentukan
pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat frekuensinya meningkat
c. Pandemi
Keadaan dimana suaru masalah kesehatan (umumnya penyakit) frekuensinya
dalam waktu singkat meningkat tinggi dan penyebarannya telah mencakup wilayah
yang luas
d. Endemi
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) frekuensinya pada
wilayah tertentu menetap dalam waktu lama berkenaan dengan adanya penyakit yang
secara normal bisa timbul dalam suatu wilayah tertentu
e. Kejadian luar biasa
Kejadian luar biasa (KLB) salah satu kategori status wabah dalam peratutan yang
berlaku di Indonesia. Status kejadian luar biasa diatur oleh peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.
Kriteria Kejadian Luar biasa (KLB)
Kriteria tentang KLB mengacu pada keputusan Dirjen No 451/9. Suatu kejadian
dinyatakan luar biasa jika ada unsur
a. Timbulnya suatu penyakit menlular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
b. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun waktu
berturut-turut menurut jenisnya penyakitnya (jam, hari, minggu)

17
c. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun)
d. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukan kenaikan 2 kali lipat atau lebih
bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam pertahun sebelumnya.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Surveilans penyakit merupakan salah satu alat penting dalam program
pencegahan dan pengendalian penyakit sehingga sangat ditentukan oleh surveilans
penyakit yang efektif.
Rangkaian kegiatan pengumpulan data secara sistematik, pengolahan data,
analisis dan interpretasi data serta penyebaran informasinya kepada semua pihak yang
membutuhkan agar dapat melakukan respon yang tepat merupakan kegiatan pokok
dalam surveilans epidemiologi
B. Saran
1. Bagi penulis
Penulis dapat menerapkan wawasannya dan pengetahuan tentang Surveillans
Kesehatan Masyarakat
2. Bagi masyarakat
Masyarakat lebih memahami mengetahui tentang Surveillans Kesehatan
Masyarakat.
3. Bagi institusi
memberikan masukan informasi atau bahan ajar tentang Surveillans Kesehatan
Masyarakat.

19

Anda mungkin juga menyukai