Anda di halaman 1dari 8

Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)

ISSN : 2549-0567 (Online)

PEMULIHAN KESUBURAN SETELAH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI


PADA WANITA USIA SUBUR DI INDONESIA

RETURN OF FERTILITY AFTER CONTRACEPTIVE USE AMONG


WOMEN IN CHILDBEARING AGE IN INDONESIA
1
Reni Dwi Setyaningsih, 2Siswanto Agus Wilopo, 3Ova Emilia
1Universitas Harapan Bangsa
2,3Universitas Gadjah Mada

Email: reni.dws@gmail.com
ABSTRAK

Isu pengembalian kesuburan setelah penghentian pemakaian alat kontrasepsi merupakan kajian penting dalam studi-
studi yang berkaitan dengan efikasi dan keamanan dari beragam metode kontrasepsi, baik hormonal maupun non
hormonal. Data Survey Demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2002-2003 menunjukkan bahwa 34% wanita usia
subur yang berhenti menggunakan kontrasepsi disebabkan karena adanya alasan keinginan untuk hamil kembali.
Mekanisme kerja beragam alat kontrasepsi akan berkitan dengan beragam waktu lamanya pemulihan kesuburan pasca
pemakaian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh wanita usia subur pasca
berhenti memakai kontrasepsi sampai dengan terjadinya kehamiln berikutnya. Penelitian ini merupakan penelitian
observasional dengan menggunakan data sekunder dari data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun
2002-2003. Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 5223 wanita usia subur yang berhenti menggunakan alat
kontrasepsi. Event interest pada penelitian ini adalah terjadinya kehamilan setelah berhenti memakai alat kontrasepsi.
Penetapan sampel dibatasi pada wanita pernah hamil yang berhenti menggunakan alat kontrasepsi hormonal dan
AKDR, yang yang dapat teramati selama periode survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa probabilitas untuk
mencapai kehamilan 50% membutuhkan waktu 7 dan 6 bulan setelah penghentian pemakaian suntik dan implant serta
4 bulan pasca pemakaian pil dan AKDR.

Kata Kunci : Kontrasepsi, Pemulihan kesuburan, Wanita usia subur

ABSTRACT

The issue of return of fertility after discontinuation of contraceptive use is one of the important studies related to the
efficacy and safety of various contraceptive methods, both hormonal and non-hormonal. Indonesian Demographic and
Health Survey Data from 2002-2003 revealed that 34% of women in childbearing age who discontinued using the
contraceptive was due to pretension to have the next pregnancy. The mechanisms of action for a variety of
contraceptives would be related to the varying duration of post-use fertility return. This study was aimed to see how long
it takes for women in childbearing age to stop using the contraceptive until the next pregnancy occurs. This study was
an observational study using secondary data from the Indonesian Demographic and Health Survey data from 2002-
2003. The samples of this study were 5,223 women in childbearing age who discontinued using the contraceptive.
Every interest in this study was the occurrence of pregnancy after stopping using the contraceptive. Determination of the
samples was limited to ever pregnant women who stopped using hormonal contraceptive and IUD, which could be
observed during the survey period. The results showed that the probability of reaching 50% pregnancy required 7 and 6
months after the discontinuation of injection and implant use as well as 4 months after pill and IUD use.

Keywords: Contraceptive, Return of fertility, Childbearing Age

PENDAHULUAN Pada umumnya, setiap pasangan


Pemakaian kontrasepsi merupakan yang menggunakan kontrasepsi dilandasi
upaya untuk mengontrol jumlah kelahiran keinginan yang jelas, apakah untuk mengatur
yang sejalan dengan konsep making jarak kelahiran atau membatasi kelahiran.
pregnancy safer, yaitu meningkatkan Kejelasan maksud tersebut terkait dengan
kesehatan ibu dan anak. Hal ini disebabkan tersedianya teknologi kontrasepsi sesuai
karena idealnya kehamilan yang terjadi pada dengan keamanan medis serta kemungkinan
seorang wanita adalah kehamilan yang kembalinya fase kesuburan, efektivitas, dan
direncanakan dan pemakaian kontrasepsi efisiensi metode kontrasepsi.
merupakan salah satu cara yang dilakukan Isu pengembalian kesuburan setelah
untuk mengatur kehamilan, sehingga dapat penghentian pemakaian alat kontrasepsi
membantu pasangan untuk mengontrol merupakan kajian penting dalam studi-studi
kehamilan sesuai dengan waktu yang yang berkaitan dengan efikasi dan keamanan
direncanakan (Makro, 2003)

Vol. XVI No. 1, Juni 2021


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v16i1.1684 110
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)
ISSN : 2549-0567 (Online)

dari beragam metode kontrasepsi, baik petugas kesehatan untuk dapat


hormonal maupun non hormonal. mempertimbangkan banyak faktor dalam
Pemakaian kontrasepsi menjadi salah pemilihan alat kontrasepsi yang tepat bagi
satu faktor yang dapat mempengaruhi wanita usia subur dikaitan dengan beberapa
kemampuan wanita untuk hamil. Kemampuan faktor lain diluar pemakaian kontrasepsi itu
untuk menjadi hamil kembali/ pengembalian sendiri.
kesuburan setelah penggunaan alat Berdasarkan latar belakang tersebut,
kontrasepsi dihentikan, kecuali untuk penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kontrasepsi mantap, merupakan salah satu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
syarat metode kontrasepsi yang ideal. Tanpa terjadinya kehamilan pasca penghentian
pemakaian kontrasespi, pada umumnya 90% pemakaian alat kontrasepsi.
pasangan akan menjadi hamil dengan
melakukan hubungan sexual yang rutin dalam METODE
satu tahun dan meningkat menjadi 95%
Penelitian ini merupakan penelitian
setelah dua tahun. Artinya 5-10 persen
observasional analitik dengan menggunakan
pasangan subur membutuhkan waktu lebih
data sekunder dari Survei Demografi dan
dari satu tahun untuk mampu menjadi hamil
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-
(Cahill, D.J. and Wardle, 2002)
2003.
Beragam penelitian menunjukkan Analisis diawali dengan melakukan proses
adanya beragam waktu pemulihan kesuburan seleksi terhadap wanita yang pernah hamil,
setelah pemakaian alat kontrasepsi. Sebuah pernah menggunakan alat kontrasepsi dan
meta analisis yang dilakukan oleh Girum & berstatus kawin pada saat berhenti atau pada
Wasie tahun 2019 menemukan bahwa saat tidak memakai alat kontrasepsi. Adapun
persentase terjadinya kehamilan pada 12 yang menjadi event yang diamati dalam
bulan pertama pasca pemakaian kontrasepsi penelitian ini adalah terjadinya kehamilan
adalah sebesar 87% (95% CI : 78.2% - 88%) setelah berhenti memakai alat kontrasepsi.
(Tadele Girum, 2018) Penetapan sampel dibatasi pada wanita
Jenis – jenis alat kontrasepsi baik yang berhenti menggunakan alat kontrasepsi
yang sifatnya hormonal (pil, suntk, implant) hormonal dan AKDR, yang yang dapat
dan non hormonal (IUD / AKDR) teramati selama periode survey. Besar
menunjukkan beragam hasil yang berbeda sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak
terkait dengan pemulihan kesuburan pasca 5.223 orang. Prosedur seleksi yang dilakukan
penghentian. Akan tetapi lamanya waktu ditunjukkan pada gambar 2.
pemulihan kesuburan tersebut sebenarnya
tidak terkait dengan gangguan kesuburan HASIL DAN PEMBAHASAN
yang bersifat permanen. Hal ini dikaitan Survei Demografi dan Kesehatan
dengan kandungan hormon pada masing- Indonesia (SDKI) 2002-2003 merupakan
masing jenis alat kontrasepsi dan faktor lain survei tingkat nasional yang dilakukan pada
yang terkait dengan kesuburan perempuan, 29.483 wanita pernah kawin berusia 15-49
antara lain adalah faktor usia, riwayat abortus tahun dan 8.310 pria berstatus kawin berusia
sebelumya, kebiasaan merokok dan lain-lain. 15-54 tahun. Tujuan utama SDKI 2002-2003
Beragamnya waktu pemulihan adalah untuk menyediakan informasi yang
kesuburan pasca penghentian kontrasepsi ini rinci tentang kesehatan ibu dan anak,
adalah hal yang menariku ntuk dikaji kematian anak-anak dan dewasa,
berkaitan dengan adanya keinginan untuk pengetahuan dan sikap mengenai HIV/AIDS
hamil kembali pasca berhenti memakai alat dan penyakit menular seksual lainnya serta
kontrasepsi. Hasil riset Survei Demografi dan informasi tentang fertilitas dan keluarga
Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan berencana (Makro, 2003)
bahwa 34% wanita yang berhenti Subjek pada penelitian ini adalah
menggunakan alat kontrasepsi adalaha wanita usia subur yang berusia 15-49 tahun
disebabkan karena alasan keinginan hamil yang pernah hamil dan berstatus kawin serta
kembali (SDKI 2002-2003). Hal tersebut pernah menggunakan alat kontrasepsi
membuktikan pentingnya keterjaminan bahwa hormonal dan AKDR serta berhenti memakai
pemakaian kontrasepsi tidak menyebabkan alat kontrasepsi hormonal dan AKDR dalam
kegagalan kesuburan secara permanen. Hal periode survey tahun 1997-2002.
ini tentu saja penting menjadi perhatian bagi Hasil SDKI 2002-2003 menunjukkan
para wanita usia subur termasuk juga bagi bahwa 57% wanita pernah kawin sedang

Vol. XVI No. 1, Juni 2021


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v16i1.1684 111
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)
ISSN : 2549-0567 (Online)

menggunakan kontrasepsi dan 54 persennya 80% terjadi kehamilan pada satu tahun pasca
menggunakan metode modern. Diantara cara penghentian, tanpa melihat jenis kontrasepsi
modern, alat kontrasepsi yang paling banyak oral yang digunakan sebelumnya. Data
dipakai adalah suntik dan pil, masing-masing tersebut sebanding dengan wanita yang ingin
sebesar 26 dan 13 persen. Sebaran masing- hamil tetapi tidak menggunakan kontrasepsi
masing jenis kontrasepsi secara lengkap oral, dimana faktor usia sebenarnya
disajikan pada Gambar 1. memberikan kontribusi penting dalam
Alasan berhenti memakai alat terjadinya kehamilan. Secara alami akan
kontrasepsi yang paling banyak dijumpai terjadi penambahan usia pada saat wanita
adalah keinginan untuk hamil kembali yaitu menghentikan menggunakan alat kontrasepsi
sebesar 34% dan alasan tersebut berlaku dibandingkan pada asaat awal memulai
untuk semua alat/ cara KB, kecuali pada pemakaian (Maureen Cronin, Ilka
pemakai alat/ cara KB kondom dan metode Schellschmidt, 2009).
amenore laktasi (MAL). Keinginan untuk hamil Lama pemakaian kontrasepsi pil pada
setelah berhenti memakai alat kontrasepsi beberapa studi menunjukkan bahwa tidak
sebagian besar dilakukan oleh ibu yang terdapat trend yang signifikan berkaitan
menggunakan alat kontrasepsi pil yaitu dengan peningkatan risiko dengan lama
sebesar 35,6 %. pemakaian kontrasepsi oral. Pada 88%
Perbandingan waktu menjadi hamil wanita yang belum pernah hamil sebelumnya
kembali pada 15.228 wanita usia subur melaporkan terjadinya kehamilan dalam
berstatus kawin yang memiliki riwayat hamil waktu kurang dari 4 tahun. Hal ini
sebelumnya, yang dikelompokkan mengindikasikan bahwa tidak adanya
berdasarkan riwayat pemakaian alat kegagalan fertilitas secara absolut setelah
kontrasepsi yaitu hormonal, AKDR dan tidak penghentian pemakaian kontrasepsi pil
memakai alat kontrasepsi secara lengkap (Farrow A., Hull M. G.R., Northstone K.,
disajikaan pada gambar 3. Hasil analisis Taylor H., 2002)
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Pemulihan kesuburan pada wanita
yang berarti pada ketiga kelompok adalah pasca penghentian pemakaian implant,
pemakai AKDR, hormonal dan yang tidak pemulihan kesuburan akan terjadi dengan
memakai alat kontrasepsi pada saat segera setelah penghentian pemakaian.
probabilitas untuk terjadi kehamilan Implant mengeluarkan progesteron dalam
mencapai 50%, masing-masing adalah 12, 6 dosis kecil yang akan segera habis saat
dan 4 bulan. implant dilepas dan sebagai akibatnya
Perbandingan pemulihan kesuburan ovarium akan kembali berfungsi normal
yang dilihat berdasarkan lamanya waktu (Croxatto, 2002). Hal tersebut menunjukkan
menjadi hamil kembali pasca penghentian bahwa pemakaian kontrasepsi implant tidak
pemakaian alat kontrasepsi pil, suntik, implant memilki risiko yang terkait dengan lamanya
dan AKDR. Hasil analisis menunjukkan pemulihan kesuburan pada wanita. Hasil
bahwa probabilitas untuk mencapai penelitian menunjukkan adanya pregnancy
rates yang tidak berbeda dengan
kehamilan sebesar 50% membutuhkan waktu
penghentian metode kontrasepi yang lain,
7 dan 6 bulan setelah penghentian yaitu sebesar 76-100 persen dalam waktu
pemakaian suntik dan implant dan 4 bulan satu tahun setelah pelepasan implant
pasca pemakaian pil dan AKDR. (Glassier, 2002; Diaz, S., Pavez, M., Miranda,
Terdapat beberapa studi tentang P., Robertston, D.N., Sivin, I. and Croxatto,
tertundanya pemulihan kembali kesuburan 1982); Sivin, I., Sanchez, F.A., Diaz, S. and
setelah penghentian pemakaian kontrasepsi Robertson, 1983).
pil. Penelitian yang dilakukan oleh Cronin, et Affandi, et al (1987) melakukan
al pada tahun 2009 di Eropa mendapatkan pengamatan secara prospektif terhadap 51
hasil bahwa pemakaian kontrasepsi oral tidak wanita di Indonesia dan didapatkan hasil
memberikan pengaruh terhadap kehamilan, bahwa tidak ditemukan adanya perbedaan
akan tetapi lebih pada faktor usia yang pregnancy rates pada wanita yang berhenti
berperan besar dalam terjadinya kehamilan. menggunakan alat kontrasepsi AKDR dan
Studi dilakukan dengan dengan melacak DMPA. Sebesar 76% wanita yang pernah
hampir 60.000 pengguna kontrasepsi oral menggunakan norplant terjadi kehamilan
didapatkan sebanyak 20% responden dalam waktu 12 bulan dan 90% kehamilan
mencapai kehamilan pada siklus pertama terjadi dalam waktu 2 tahun (Affandi, B.,
setelah penghentian dan sisanya sebanyak

Vol. XVI No. 1, Juni 2021


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v16i1.1684 112
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)
ISSN : 2549-0567 (Online)

Santoso S.S., Djajadilaga, Hadisaputra, W. Penundaan pemulihan kesuburan pada


and Moeloek, 1987). pemakai AKDR, dihubungkan dengan adanya
Penundaan pemulihan kesuburan risiko terjadinya penyakit radang panggul. Hal
hanya menjadi masalah bagi pemakai ini berkaitan dengan masuknya organisme
kontrasepsi suntik DMPA, yang mungkin infektif ke dalam rongga rahim saat
mengalami interval berkepanjangan sebelum pemasangan AKDR terutama apabila wanita
ovulasi normal menjadi pulih kembali. mengidap infeksi yang tidak terdeteksi atau
Penundaan ini mungkin disebabkan oleh pemasang tidak mengikuti prosedur aseptik
menetapnya DMPA dalam sirkulasi, karena yang benar. Walaupun AKDR itu sendiri tidak
mikrokristal di depot yang disuntikkan tersebut menyebabkan infeksi panggul, namun
kadang-kadang larut sangat lambat. perilaku seksual wanita pemakai dan
Penundaan pemulihan kesuburan rata-rata pasangannya dapat meningkatkan risiko
berlangsung 7 sampai 8 bulan setelah timbulnya infeksi menular seksual dan dapat
perhitungan efek 3-4 bulan dari suntikan menyebabkan infeksi panggul. Kerusakan
terakhir. Hal ini berarti bahwa sebagian wanita tuba yang diikuti oleh infertilitas merupakan
akan memerlukan waktu lebih dari setahun konsekuensi serius dari infeksi panggul pada
untuk dapat hamil. Studi yang dilakukan oleh wanita.
Schwallie and Assenjo (1974) didapatkan Pada wanita yang belum pernah
bahwa DMPA menghambat pelepasan hamil yang menggunakan AKDR, pada
luteinizing hormone (LH), mencegah ovulasi periode waktu yang lama, akan dihadapkan
tanpa menekan sekresi FSH (follicle pada risiko penurunan kesuburan. Hal ini
stimulating hormone). Rata-rata waktu yang sesuai dengan penelitian Doll and Vessey
dibutuhkan terjadinya ovulasi yang pertama (2001), bahwa 35% wanita nulipara yang
yang diukur oleh kadar serum progesteron berhenti menggunakan AKDR membutuhkan
pada fase luteal adalah 211,1 hari. Atas dasar waktu 12 bulan sampai terjadi kehamilan
hal tersebut DMPA memiliki efek kontrasepsi berikutnya dibandingkan dengan 54% wanita
yang berkepanjangan. Pada 68% wanita yang yang menggunakan metode kontrasepsi yang
berhenti menggunakan DMPA akan terjadi lain. Infeksi Merupakan komplikasi yang
kehamilan dalam 12 bulan, 83% akan hamil paling serius yang berhubungan dengan
dalam 15 bulan dan 93% menjadi hamil dalam pemakaian AKDR. Jenis infeksi yang terjadi
waktu 18 bulan setelah penyuntikan terakhir adalah Penyakit Radang Panggul (PRP) (Doll,
(Shulman Lee P., 2006). H., Vessey, M. and Painter, 2001).
Studi komparatif diantara pengguna Angka PRP keseluruhan pada pemakai AKDR
beragam metode kontrasepsi ditemukan adalah sekitar 1,4 sampai 1,6 kasus per 1000
bahwa rata-rata waktu menjadi hamil pada wanita selama tahun pemakaian, yaitu dua
pengguna DMPA dalam waktu 2-4 tahun kali lipat dibandingkan dengan wanita yang
membutuhkan waktu yang lebih panjang tidak menggunakan kontrasepsi. Hubungan
untuk terjadinya kehamilan dibandingkan antara pemakaian kontrasepsi AKDR dengan
dengan pengguna DMPA dalam waktu 1-2 penyakit radang panggul adalah hal yang
tahun (Hassan, M.A., 2004). Penundaan masih kontroversial. Hasil meta analisis pada
pemulihan kesuburan yang terjadi tidak 36 studi menunjukkan bahwa relative risk
menyebabkan kegagalan yang bersifat untuk terjadinya penyakit radang panggul
permanen, hal ini ditunjukan dengan kejadian pada wanita adalah sebesar 3,3 (Gareen, I.F.,
kehamilan yang dijumpai tidak berbeda antara Greenland, S. and Morgenstern, 2002).
pengguna DMPA dan AKDR (Pardthaisong, Seiring dengan peningkatan
T., Gray, 1980). Meskipun tidak terjadi ketersediaan dan pemanfaatan kontrasepsi,
kegagalan pemulihan kesuburan secara hal tersebut juga penting untuk ditegaskan
permanen setelah penghentian pemakaian efek penggunaan kontrasepsi pada
DMPA akan tetapi terdapat penundaan kembalinya kesuburan setelah penghentian
selama 6-10 bulan untuk menjadi subur Namun saat ini bukti pada kembalinya
kembali dan waktu untuk terjadinya konsepsi kesuburan setelah penggunaan kontrasepsi
pada beberapa wanita dapat tertunda sampai tidak meyakinkan dan praktis kesuburan
dengan 2 tahun (Shulman Lee P., 2006). setelah penghentian kontrasepsi tetap
AKDR umumnya sangat mudah menjadi perhatian besar bagi wanita yang
dikeluarkan dan pemulihan kesuburan menggunakan kontrasepsi. Ketakutan ini
berlangsung cepat (angka konsepsi 78-88 menimbulkan dampak negatif pada
persen setelah 12 bulan dan 92-97 persen pemanfaatan dan kelanjutan kontrasepsi.
pada 3 tahun setelah pengeluaran). Oleh karena itu, Memperkirakan Laju

Vol. XVI No. 1, Juni 2021


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v16i1.1684 113
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)
ISSN : 2549-0567 (Online)

Kembalinya Kehamilan Setelah Penggunaan Farrow A., Hull M. G.R., Northstone K., Taylor
Kontrasepsi dari laporan yang tersedia dan H., F. W. C. L. and G. J. (2002).
mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait Prolonged use of oral contraception
penting untuk merancang strategi untuk before a planned pregnancy is
mengatasi masalah (Tadele Girum, 2018) associated with a decreased risk of
delayed conception. Hum Reprod,
KESIMPULAN 17(10), 2754–2761.
Median waktu untuk terjadi kehamilan Gareen, I.F., Greenland, S. and Morgenstern,
pada kelompok wanita usia subur yang tidak H. (2002). Intrauterine devices and
pernah memakai alat kontrasepsi, pernah pelvic inflamatory disease: Meta-
memakai hormonal dan pernah memakai analysis of published studies 1974-1990.
AKDR masing-masing adalah 12, 6 dan 4 Epidemiology, 11(589–597).
bulan. Probabilitas untuk terjadi kehamilan Glassier, A. (2002). Implantable contraception
mencapai 50%, masing-masing adalah 7 dan for women : effectiveness,
6 bulan pada pemakai suntik dan implan serta discontinuation rates, return of fertility
4 bulan pada pemakai pil dan AKDR. and outcome of pregnancies.
Contraception, 65, 29–37.
SARAN Hassan, M.A., and K. S. . (2004). Is previous
Komunikasi, informasi dan edukasi use of hormonal contraception
serta konseling pada wanita usia subur calon associated with a detrimental effect on
akseptor KB menjadi hal penting yang perlu subsequent fecundity? European
diberikan secara detil tentang pemulihan Society of Human Reproduction and
kesuburan pasca pemakaian kontrasepsi Embryology, 19 (2), 344–351.
berkaitan dengan faktor usia maupun jenis Makro, B. P. S. and O. (2003). Survei
pilihan alat kontrasepsi. Penelitian lebih lanjut Demografi dan Kesehatan Indonesia.
perlu dilakukan tentang pengaruh pemakaian Maureen Cronin, Ilka Schellschmidt, J. D.
beragam jensi alat kontrasepsi, serta berapa (2009). Rate of pregnancy after using
lama waktu ideal bagi wanita usia subur drospirenone and other progestin-
untuk merencanakan kehamilan pasca containing oral contraceptives. Obstetry
pemakaian alat kontrasepsi dengan Abd Gynecology, 114(3), 616–622.
mempertimbangkan variabel yang berperan Pardthaisong, T., Gray, R. H. and M. E. .
dalam kesuburan wanita. (1980). Return of fertility after
discontinuation of depot
REFERENSI medroxyprogesterone acetate and intra-
Affandi, B., Santoso S.S., Djajadilaga, uterine devices in Northern Thailand.
Hadisaputra, W. and Moeloek, F. . Lancet, 1, 509–512.
(1987). Pregnancy after removal of Shulman Lee P., and W. C. L. (2006). Return
norplant implants contraceptive, 36, to fertility after use of reversible
203–209. contraception. Dialogues in
Cahill, D.J. and Wardle, P. . (2002). Contraception, (10), 11.
Management of infertility. British Medical Sivin, I., Sanchez, F.A., Diaz, S. and
Journal, 325, 28–32. Robertson, D. . (1983). A four-year
Croxatto, H. . (2002). Mechanism that explain clinical study of norplant implants. Stud
the contraceptive action of progestin Fam. Plann, 14, 184–191.
implant for women. Clin Obstet Gynecol, Tadele Girum, A. W. (2018). Return of fertility
41(4), 958–965. after discontinuation of contraception: a
Diaz, S., Pavez, M., Miranda, P., Robertston, systematic review and meta-analysis.
D.N., Sivin, I. and Croxatto, H. B. (1982). Contraception and Reproductive
A five year clinical trial of levonorgestrol Medicine, 3, 1–9.
silastic implants (NorplantTM).
Contraception, 25, 447–456.
Doll, H., Vessey, M. and Painter, R. (2001).
Return of fertility in nulliparous women
after discontinuation of the intrauterine
device: Comparison with women
discontinuing other methods of
contraception. Br J Obstet Gynaecol,
108, 304–314.

Vol. XVI No. 1, Juni 2021


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v16i1.1684 114
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)
ISSN : 2549-0567 (Online)

Gambar 1. Persentase Wanita yang Berhenti Memakai Alat Kontrasepsi Berdasarkan


Alasan Ingin Hamil Menurut Metode tertentu

Vol. XVI No. 1, Juni 2021


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v16i1.1684 115
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)
ISSN : 2549-0567 (Online)

Gambar 2. Prosedur Seleksi Sampel Penelitian


1.00

Tidak Pakai
Pakai Hormonal
Pakai AKDR
0.75
Probabilitas
0.500.25
0.00

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Waktu kembali hamil (bulan)
Sumber: SDKI 2002-2003

Gambar 3. Distribusi Waktu menjadi Hamil Berdasarkan Riwayat Pemakaian Kontrasepsi

Vol. XVI No. 1, Juni 2021


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v16i1.1684 116
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)
ISSN : 2549-0567 (Online)

1.00
Pil AKDR
Suntik Implan
0.75
Probabilitas
0.500.25
0.00

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Waktu kembali hamil (bulan)
Sumber: SDKI 2002-2003

Gambar 4. Distribusi Waktu menjadi Hamil Berdasarkan Riwayat Pemakaian Beragam


Jenis Alat Kontrasepsi

Vol. XVI No. 1, Juni 2021


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v16i1.1684 117

Anda mungkin juga menyukai