Disusun oleh :
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia. Dalamtubuh,
oksigen berperan penting di dalam metabolisme sel. Kekurangan oksigen akanmenimbulkan
dampak yang bermakna bagi tubuh, salah satunya kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu
dilakukan untuk menjamin agar kebutuhan dasar ini terpenuhidengan baik.Oksigenasi adalah
proses penambahan O₂ke dalam sistem (kimia/fisika). Oksigen merupakan gas tidak berwarna
dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam prosesmetabolisme sel. Sebagai hasilnya,
terbentuklah karbondioksida, energi, dan air. Akantetapi, penambahan CO₂ yang melebihi batas
normal pada tubuh akan memberikandampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas
sel.Pernapasan atau respirasi adalah proses pertukaran gas antara individu dan lingkunganyang
berfungsi untuk memperoleh O₂ agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh danmengeluarkan CO₂
yang dihasilkan oleh sel. Saat bernapas, tubuh mengambil O₂ dari lingkungan untuk kemudian
diangkut keseluruh tubuh (sel-selnya) melalui darah gunadilakukan pembakaran. Selanjutnya, sisa
pembakaran berupa CO₂ akan kembali diangkutoleh darah ke paru-paru untuk dibuang ke
lingkungan karena tidak berguna lagi oleh tubuh.
2. ETIOLOGI
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses ventilasi (proses
penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses
ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan
direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi
(penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan gangguan
pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat
mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2002).
3. TANDA DAN GEJALA
Pemenuhan kebutuhan oksigenasi didalam tubuh terdiri atas 3 tahapan yaitu ventilasi,difusi
dan transportasi.
a. Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dan atmosfer kedalam alveoli atau
dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
- Adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempatmaka tekanan
udara semakin rendah. Demikian pula sebaliknya.
- Adanya kemampuan thorak dan paru pada alveoli dalam melaksanakan ekspansiatau
kembang kempis.
- Adanya jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas berbagai otot
polos yang kerjanya sangat dipengaruhi oleh sistem saraf otonom.Terjadinya rangsangan
simpatis dapat menyebabkan relaksasi sehingga dapatterjadi vasodilatasi, kemudian kerja
saraf parasimpatis dapat menyebabkankontriksi sehingga dapat menyebabkan vasokontriksi
atau proses penyempitan.
- Adanya reflek batuk dan muntah. Adanya peran mukus sillialis sebagai penangkal benda
asing yang mengandunginterferon dan dapat mengikat virus. Pengaruh proses ventilasi
selanjutnya adalahcomplience recoil. Complience yaitu kemampuan paru untuk
meengembang dandipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu adanya sulfaktor pada lapisan
alveoli yang berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan dan adanya sisa udara
yangmenyebabkan tidak terjadinya kolaps dan gangguan thoraks. Sulfaktor diproduksi saat
terjadi peregangan sel alveoli dan disekresi saat pasien menerik napas, sedangkan recoil
adalah kemampuan untuk mengeluarkan co2 atau kontraksimenyempitnya paru. Apabila
complience baik akan tetapi recoil terganggu makaco2 tidak dapat dikelurkan secara
maksimal. Pusat pernapasan yaitu medulaoblongata dan pons dapat mempengaruhi proses
ventilasi, karena c02 memilikikemampuan merangsang pusat pernapasan. Peningkatan co2
dalam batas 6 mmhgdapat dengan baik merangsang pusat pernapasan dan bila PaCO, kurang
dari samadengan 80 mmhg maka dapat menyebabkan depresi pusat pernapasan.
b. Difusi gas
Merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kamler paru dan co2,di kapiler
dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
PEFR adalah titik aliran tertinggi yang dicapai selama ekspirasi maksimal dan titik ini
mencerminkan terjadinya perubahan ukuran jalan napas menjadi besar.
Pengukuran gas darah untuk menentukan konsentrasi hidrogen (H+), tekanan parsial oksigen
(PaO2) dan karbon dioksida (PaCO2), dan saturasi oksihemoglobin (SaO2), pH, HCO3-.
d. Oksimetri
Oksimetri digunakan untuk mengukur saturasi oksigen kapiler (SaO2), yaitu persentase
hemoglobin yang disaturasi oksigen.
Darah vena untuk mengetahui jumlah darah lengkap meliputi hemoglobin, hematokrit,
leukosit, eritrosit, dan perbedaan sel darah merah dan sel darah putih.
Sinar X dada untuk mengobservasi lapang paru untuk mendeteksi adanya cairan (pneumonia),
massa (kanker paru), fraktur (klavikula dan costae), proses abnormal (TBC).
g. Bronkoskopi
Bronkoskopi dilakukan untuk memperoleh sampel biopsi dan cairan atau sampel sputum dan
untuk mengangkat plak lendir atau benda asing yang menghambat jalan napas.
h. CT Scann
CT scann dapat mengidentifikasi massa abnormal melalui ukuran dan lokasi, tetapi tidak
dapat mengidentifikasi tipe jaringan.
i. Kultur Tenggorok
j. Spesimen Sputum
Spesimen sputum diambil untuk mengidentifikasi tipe organisme yang berkembang dalam
sputum, resistensi, dan sensitivitas terhadap obat.
k. Skin Tes
Pemeriksaan kulit untuk menentukan adanya bakteri, jamur, penyakit paru viral, dan
tuberkulosis.
l. Torasentesis
Torasentesis merupakan perforasi bedah dinding dada dan ruang pleura dengan jarum untuk
mengaspirasi cairan untuk tujuan diagnostik atau tujuan terapeutik atau untuk mengangkat
spesimen untuk biopsi.
7. PENATALAKSANAAN KLINIS
a. Medis
- Inhalasi oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan keperawatan dengan cara memberikan oksigen kedalam
paru-paru melalui saluran pernapsan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen
pada pasien dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui kanula, nasal, dan masker dengan tujuan
memenuhi kebutuhan oksigen dan mencega terjadinya hipoksia (Hidayat, 2009). Menurut Tarwoto
dan Wartonah (2011), terdapat dua sistem inhalasi oksigen yaitu sistem aliran rendah dan sistem
aliran tinggi.
Sistem aliran rendah ditujukan pada klien yang memerlukan oksigen dan masih mampu bernapas
sendiri dengan pola pernapasan yang normal. Sistem ini diberikan untuk menambah konsentrasi udara
ruangan. Pemberian oksigen diantaranya dengan menggunakan nasal kanula, sungkup muka
sederhana, sungkup muka dengan kantong rebreathing dan sungkup muka dengan kantong non
rebreathing.
Nasal kanula merupakan alat yang sederhana dan dapat memberikan oksigen dengan aliran 1 -6
liter/menit dan konsentrasi oksigen sebesar 20% - 40%.
Sungkup muka sederhana diberikan secara selang-seling atau dengan aliran 5 – 10 liter/menit
dengan konsentrasi oksigen 40 - 60 %.
Sungkup muka dengan kantong rebreathing memiliki kantong yang terus mengembang baik pada
saat inspirasi dan ekspirasi. Pada saat pasien inspirasi, oksigen akan masuk dari sungkup melalui
lubang antara sungkup dan kantong reservoir, ditambah oksigen dari udara kamar yang masuk dalam
lubang ekspirasi pada kantong. Aliran oksigen 8 – 10 liter/menit, dengan konsentrasi 60 – 80%.
Sungkup muka nonrebreathing mempunyai dua katup, satu katup terbuka pada saat inspirasi dan
tertutup pada saat ekspirasi dan satu katup yang fungsinya mencegah udara masuk pada saat inspirasi
dan akan membuka pada saat ekspirasi. Pemberian oksigen dengan aliran 10 – 12 liter/menit dengan
konsentrasi oksigen 80 – 100%.
Sistem ini memungkinkan pemberian oksigen dengan FiO2 lebih stabil dan tidak terpengaruh oleh
tipe pernapasan, sehingga dapat menambah konsentrasi oksigen yang lebih tepat dan teratur. Contoh
dari sistem aliran tinggi adalah dengan ventury mask atau sungkup muka dengan ventury dengan
aliran sekitar 2 – 15 liter/menit. Prinsip pemberian oksigen dengan ventury adalah oksigen yang
menuju sungkup diatur dengan alat yang memungkinkan konsenstrasi dapat diatur sesuai dengan
warna alat, misalnya : warna biru 24%, putih 28%, jingga 31%, kuning 35%, merah 40%, dan hijau
60%.
b. Keperawatan
i. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan dengan cara postural drainase,
clapping, dan vibrating, pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan. Tindakan ini dilakukan
dengan tujuan meningkatkan efisiensi pola pernapasan dan membersihkan jalan napas (Hidayat,
2009).
a) Perkusi
Perkusi adalah suatu tindakan menepuk-nepuk kulit tangan pada punggung pasien yang
menyerupai mangkok dengan kekuatan penuh yang dilakukan secara bergantian dengan tujuan
melepaskan sekret pada dinding bronkus sehingga pernapasan menjadi lancar.
b) Vibrasi
Vibrasi merupakan suatu tindakan keperawatan dengan cara memberikan getaran yang kuat
dengan menggunakan kedua tangan yang diletakkan pada dada pasien secara mendatar, tindakan ini
bertujuan untuk meningkatkan turbulensi udara yang dihembuskan sehingga sputum yang ada dalam
bronkus.
c) Postural drainase
Postural drainase merupakan tindakan keperawatan pengeluaran sekret dari berbagai segmen paru
dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi dan dalam pengeluaran sekret tersebut dibutuhkan posisi
berbeda pada stiap segmen paru.
Latihan napas dalam merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi alveolus atau
memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasis, meningkatkan efisiensi batuk, dan mengurangi
stress. Latihan batuk efektif merupakan cara yang dilakukan untuk melatih pasien untuk memiliki
kemampuan batuk secara efektif dengan tujuan untuk membersihkan laring, trakea, dan bronkiolus,
dari sekret atau benda asing di jalan napas (Hidayat, 2009).
Penghisapan lender (suction) merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien
yang tidak mampu mengeluarkan sekret atau lender sendiri. Tindakan ini memiliki tujuan untuk
membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksigen (Hidayat, 2009)
8. PENGKAJIAN
a. Identitas
- Nama : Ny.B
- Umur : 23th
- Jenis kelamin :P
- Alamat : Rancagoong
- Pendidikan : SMP
- Status perkawinan : Menikah
- Agama : Islam
- Pekerjaan : IRT
- Tanggal masuk RS : 09 Maret 2021
b. Identitas Penanggung Jawab
- Nama : Tn.A
- Umur : 26th
- Pendidikan : SMA
- Pekerjaan : Butuh
- Hubungan dengan pasien : Suami
c. Riwayat Kesehatan
- Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak napas, batuk dan pusing.
- Riwayat penyakit sekarang
Pasien baru dating ke IGD dengan keluhan batuk, sesak napas serta pusing.
- Riwayat penyakit dahulu
Pasien sebelumnya belum pernah sakit sampai rawat inapdi Rumah Sakit.
- Riwayat psikososial
Pasien terlihat cemas dan gelisah.
d. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan Umum
GCS :
Ciri tubuh : kulit, rambut, postur tubuh
TTV : nadi, suhu tubuh, tekanan darah, dan pernafasan
- Head To Toe
• Kepala
Inpeksi : bentuk kepala, distribusi, warna rambut, kulit kepala
Palpasi : nyeri tekan di kepala
• Wajah
Inpeksi : bentuk wajah, kulit wajah
Palpasi : nyeri tekan di wajah
• Mata
Inpeksi : bentuk mata, sclera, pupil, konjungtiva
Palpasi : nyeri tekan pada bola mata, warna mukosa konjungtiva
• Telinga
Inpeksi : bentuk, ukuran, warna, lesi
Palpasi : nyeri tekan
• Hidung
Inpeksi : amati bentuk tulang hidung, kebersihan hidung
Palpasi : nyeri tekan, apakah ada pembengkakan polip
• Mulut dan faring
Inpeksi : amati bibir, warna bibir, amati gusi, lidah, adakah caries, kebersihan mulut,
amati rongga mulut
• Leher
Inpeksi : bentuk leher,
Palpasi : pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid, dan posisi trakea
• Payudara dan ketiak
Inpeksi : ukuran payudara,bentuk, kesimetrisan,kulit payudara, warna, lesi,oedema,
areola, putting
Palpasi : secret putting, nyeri tekan, kekenyalan, adakah benjolan massa atau tidak
• Pemeriksaan tangan
Inpeksi : warna kulit, menglihat kelengkapan jari, memeriksa kuku
Palpasi : nyeri tekan
• Pemeriksaan torak dan paru-paru : inpeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
• Pemeriksaan jantung : inpeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
• Pemeriksaan abdomen/perut : inpeksi, auskultasi, palpasi
• Pemeriksaan kaki
Inpeksi : warna kulit, memeriksa kuku
Palpasi : nyeri tekan
Perhatikan tanda-tanda asma yang paling sering muncul, seperti mengi. Pada asma yang
sangat berat, mengi tidak terdengar, klien dalam keadaan sianosis, dan kondisi kesadaran
menurun. Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan:
- Inspeksi : Klien terlihat gelisah, sesak (napas cuping hidup,napas cepat,
retraksis ela iga,retraksi epigastrium,retraksi suprasternal), sianosis.
- Palpasi : Biasanya tidak terdapat kelainan yang nyata(pada serangan berat,
dapat terjadi pulsus paradoksus)
- Perkusi : Biasanya tidak terdapat kelainan yang nyata.
- Auskultasi : Ekspirasi memanjang, mengi(wheezing), ronchi.
e. Analisa Data
9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan terganggunya proses
difusi(penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) sehungga menyebabkan gangguan
pertukaran gas.
10. INTERVENSI RASIONAL
Edukasi
11.Anjurkan meminimalkan
ansietas yang dapat
meningkatkan kebutuhan
oksigen.
12.Anjurkan bernapas dalam
dan lambat.
13.Ajarkan mengidentifikasi
dan menghindari pemicu
(mis.debu, bulu hewan)
Kolaborasi :
14.Kolaborasi pemberian
bronkodilator sesuai indikasi
(mis.albuterol, metaproterenol)
15.Kolaborasi pemberian obat
tambahan jika tidak responsive
dengan bronkodilator
(mis.prednisolone,
methyprednisole)