Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI SESI 1

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Eli Safitri E.0105.19.010
Erlita Sari E.0105.19.011
Fikri Baroya E.0105.19.014
Neng Amelia Putri E.0105.19.030
Rani Mulyani E.0105.19.034
Riky Mustopa E.0105.19.036
Siti Kulsum Hanapiah E.0105.19.043
Wulandari E.0105.19.0
Zulfikar Alfaruk E.0105.19.0

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BUDI LUHUR CIMAHI
2021
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

I. TOPIK
Sosialisasikan sesi 1
II. Tujuan
Umum : klien mampu mengenal dan menghardik halusinasi
Khusus : Klien mampu menyebutkan pengertian halusinasi
Klien mampu menyebutkan bagaimana cara menghardik halusinasi
Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi

III. LANDASAN TEORI


Terapi aktivitas kelompok adalah merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan
yang sama (Keliat, 2005). Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok
digunakan untuk target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang
saling bergantung, saling membutuhkan, dan menjadi labolatorium tempat klien
berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang
maladaptive.
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara satu
dengan yag lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama. Setiap
peserta membutuhkan terapi aktivitas kelompok, dimana aktivitas ini memungkinkan
peserta agar berorientasi denga orang lain dan mengenal lingkungan disekitar mereka
( Stuart dan Laraia, 2001).

Terapi aktivitas kelompok diperlukan dalam praktek keperawatan jiwa untuk


mengatasi gangguan interaksi dan komunikasi serta merupakan salah satu
keterampilan terapeutik. Terapi aktivitas kelompok memiliki dua tujuan umum, yaitu
tujuan terapeutik dan tujuan rehabilitatif.
Terapi aktvitas kelompok sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) klien dengan isolasi sosial dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya.
Terapi aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi
kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktipitas
kelompok stimulasi realita, dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.
1. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif/Persepsi. Klien dilatih
mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami.
Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan
proses ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam
kehidupan menjadi adaptif. Stimulus yang disediakan baca artikel / majalah /
buku / puisi, menonton acara TV, stimulus dari pengalaman masa lalu yang
menghasilkan proses persepsi klien yang mel adaptif atau distruktif, mis:
kemarahan, kebencian, putus hubungan, pandangan negatif pada orang lain,
dan halusinasi. 
2. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensoris Aktivitas digunakan sebagai
stimulus pada sensori klien. Kemudian diobservasi reaksi sensoris klien
terhadap stimulus yang disediakan, berupa ekspresi perasaan secara non
Verbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh). Biasanya klien tidak mau
menggungkapkan komunikasi verbal akan terstimulasi omosi dan
perasaannya, serta menampilkan respon. Aktifitas yang digunakan sebagai
stimulus adalah : musik, seni, menyanyi, menari, jika hobi klien diketahui
sebelumnya, dapat dipakai sebagai stimulus, misalnya lagi kesukaan klien,
dapat digunakan sebagai stimulus.
3. Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realitas. Klien diorientasikan pada
kenyataan yang ada disekitar, yaitu diri sendiri, orang lain yang di sekeliling
klien atau orang yang dekat dengan klien dan lingkungan yang mempunyai
hubungan dengan klien. Aktifitas berupa: orientasi orang, waktu, tempat,
benda yang ada disekitar, dan semua kondisi nyata.
4. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi. Klien dibantu untuk melakukan
sosialisasi dengan individu yang ada di sekitar klien. Sosialisasi dapat pula
dilakukan secara bertahap dari interpersonal, kelompom, dan massa. Aktivitas
dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.
IV. KRITERIA PESERTA
 Klien menarik diri yang yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal.
 Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai dengan
stimulus.
V. METODE TAK
Diskusi adalah perundingan atau pertukaran pemikiran untuk memperoleh
pemahaman mengenal penyebab suatu masalah dan solusi penyelesaiannya. Kata
diskusi berasal dari bahasa latin discutio atau discusum yang berarti bertukar pikiran
dalam bahasa inggris discussion yang berarti perundingan atau pembicaraan. Diskusi
dapat dilakukan oleh dua atau beberapa orang sekaligus. Tujuan diskusi adalah
memeperoleh pemahaman bersama secara teliti dan jelas dari suatu informasi,
pendapat, dan pengalaman yang telah saling diberitahukan. Diskusi juga digunakan
untuk mempersiapkan dan merampungkan kesimpulan, pernyataan, atau keputusan
akhir.
VI. PROSES SELEKSI
 Memilih klien yang sesuai indikasi yaitu klien dengan isolasi sosial.
VII. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK
VII.1 Tempat : ….............
VII.2 Hari / Tanggal : …...., …......
VII.3 Waktu : 08.00 s/d 08.45 WIB
VII.4 Pengorganisasian :
VII.4.1 Jumlah dan nama klien : 4 klien, terdiri dari
VII.4.2 Leader dan Uraian Tugas
Nama : …...................
Tugas : ∞ Memimpin berlangsungnya TAK
∞ Membuka dan menutup acara TAK
∞ Menjelaskan peraturan dan tata tertib TAK
∞ Menyampaikan materi TAK
∞ Mengkoordinir jalannya kegiatan
VII.4.3 Co -Leader dan Uraian Tugas
Nama : …...........................
Tugas : ∞ Membantu tugas leader dalam memandu kegiatan TAK
∞ Mengingatkan bila leader lupa atau melakukan kesalahan
∞ Menuliskan hasil TAK
∞ Membantu leader dalam mengoperasikan alat
VII.4.4 Fasilitator dan Uraian Tugas
Nama : …...........
…................
….................
…........................
Tugas : Memotivasi dan memfasilitasi pasien
VII.4.5 Observer
Nama : ….................
Tugas : Menuliskan hasil TAK
VII.5 Langkah-Langkah
VII.5.1 Persiapan
1. Terapis/ perawat
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan isolasi social.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
b. Evaluasi/ Validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
2. Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut:
- Ketika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta ijin pada
terapis
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu kaset pada tape
recorder akan dihidupkan serta bola diedarkan berlawanan dengan arah
jarum jam (yaitu kea rah kiri) dan pada saat tape dimatikan maka anggota
kelompok yang memegan bola memperkenalkan dirinya.
b. Terapis menghidupkan kaset pada tape recorder dan mengedarkan bola
tenis berlawanan dengan arah jarum jam.
c. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk menyebutkan salam, nama lengkap, nama
panggilan, hobi, dan asal, dimulai oleh terapis sebagai contoh.
d. Terapis menulis nama panggilan pada kertas/papan nama dan
temple/pakai.
e. Ulangi b, c, dan d sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
f. Terapis memberikan pujian untuk tiap keberhasilan anggotakelompojk
dengan member tepuyk tangan.
4. Tahap Terminasi
1. Hasil
Kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Kemampuan yang
diharapkan adalah kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan
non verbal.
2. Evaluasi
a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
3. Rencana Tindak Lanjut
 Terapis menganjurkan tiap anggota kelompok untuk melatih
memperkenalkan diri kepada orang lain di kehidupan sehari-hari.
 Terapis memasukan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal
kegiatan harian klien.
4. Kontrak Yang Akan Datang
Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu:
1. Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya
yaitu berkenalan dengan anggota kelompok.
2. Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.
VIII. ATURAN MAIN
b. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
c. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai
d. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi
e. Tdak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan berlangsung
f. Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
g. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan
h. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai
i. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum selesai
maka pemimpin akan meminta persetujuan peserta untuk memperpanjang watu
TAK kepada peserta
IX. PROGRAM ANTISIPASI
Ada beberapa langkah yang dapat diambil dalam mengantisipasi kemungkinan
yang akan terjadi pada pelaksanaan TAK.
Langkah-langkah yang diambil dalam program antisipasi masalah adalah :
1. Apabila ada peserta yang telah bersedia untuk megikuti TAK, namun pada saat
pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil : mempersiapkan
peserta cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan criteria dan telah disepakati
oleh anggota kelompok lainnya.
2. Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mentaati tata tertib
yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih dahulu dan
bila masih tidak kooperatif maka dikeluarkan dari kegiatan.
3. Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader memberitahukan
kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh dilakukan.
X. ALAT BANTU
1. Music Handphone
2. Buku Catatan dan Pulpen
3. Jadwal Kegiatan Peserta
XI. SETTING TEMPAT
1. Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

Whiteboard/
layar

Posisi :

Keterangan:
= leader dan co leader = fasilitator
= pasien = observer

XII. PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat, atas perhatian dan dukungan serta
partisipasinya dalam kegiatan ini, kami ucapkan terima kasih.

XIII. DAFTAR PUSTAKA


Keliat BA dan Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta: EGC
Stuart GA. (2007). Buku Saku Keperawatn Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC
Townsend MC. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan
Psikiatri: Pedoman untuk Pembuatan Rencana Keperawatan. Jakarta: EGC
LEMBAR EVALUASI KEMAMPUAN PASIEN

TAK Sosialisasi halusinasi Sesi 1

Evaluasi formatif

a. Kemampuan verbal

NamaKlien
No Aspek yang Dinilai

1 Menyebutkancara yang
selama ini digunakan
untuk mengatasi
halusinasi
2 Menyebutkan
efektivitas cara yang
digunakan
3 Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan menghardik
4 Memperagakan cara
menghardik halusinasi
Jumlah

b. Kemampuan nonverbal
Namaklien
No Aspek yang Dinilai
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir
Jumlah

Petunjuk :

1. Di bawah judul nama klien tulis nama panggilan klien yang mengikut ikegiatan terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi: halusinasi
2. Untuk setiap klien semua aspek dinilai dengan memberitanda untuk yang ditemukan
dengan tanda bila tidak ditemukan.
3. Jumlah kemampuan yang ditemukan, bernilai 3 atau 4 klien mampu dan nilai 0, 1
atau 2 klien belum mampu.

H. DOKUMENTASI

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi sensori. Klien mampu
memperagakan cara menghardik halusinasi, anjurkan klien mengguanakannnya jika
halusinasi muncul.

Anda mungkin juga menyukai