LAPORAN PENDAHULUAN
.........................................................................................
Nama Mahasiswa :
NIM :
Diketahui Oleh :
(.....................................) (........................................)
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENISASI
A.KONSEP DASAR
1.DEFENISI
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran
masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen
meningkat dalam tubuh.
Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan pemberian oksigen dengan
menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada, dan cara penghisapan lender(suction).
2.JENIS/KLASSIFIKASI
a) Ventilasi
proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dan
atmosfer ked a l a m a l v e o l i a t a u d a r i a l v e o l i k e a t m o s f e r .
p r o s e s v e n t i l a s i i n i d i p e n g a r u h i o l e h beberapa faktor antara lain:
adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru,
semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah.
Demikian pula sebaliknya.
adanya kemampuan thorak dan paru pada alveoli dalam
melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.
adanya jalan napas yang dimulai dari hidung hingga
a l v e o l i y a n g t e r d i r i a t a s berbagai otot polos yang kerjanya
sangat dipengaruhi oleh sistem saraf otonom.terjadinya rangsangan
simpatis dapat menyebabkan relaksasi sehingga dapat t e r j a d i
vasodilatasi, kemudian kerja saraf parasimpatis dapat
m e n y e b a b k a n kontriksi sehingga dapat menyebabkan vasokontriksi
atau proses penyempitan.
adanya reflek batuk dan muntah
b) difusi gas
Kardiak output merupakan jumlah darah yang dipompa oleh darah. normalnya 5
L/menit. Dalam kondisi patologi yang dapat menurunkan kardiak
output (misal pada kerusakan otot jantung, kehilangan darah) akan
mengurangi jumlah oksigen yang dikirim ke jaringan umumnya jantung
menkompensasi menambahkan rata%rata pemompaannya untuk meningkatkan
transport oksigen
Kondisi pembuluh darah, lati han dan lain lain secara
langsung berpengaruh terhadap transpor oksigen
b e r t a m b a h n y a l a t i h a n m e n y e b a b k a n p e n i n g k a t k a n transport o2
(20 x kondisi normal). meningkatkan kardiak output dan penggunaan o2 oleh
sel.
3.MANFAAT
2. Latihan
Latihan fisik atau peningkatan aktivitas dapat meningkatkan denyut jantung
dan respirasi rate sehingga kebutuhan terhadap oksigen semakin tinggi.
3. Emosi
Takut, cemas, dan marah akan mempercepat denyut jantung sehingga
kebutuhan oksigen meningkat.
4. Gaya Hidup
Kebiasaan merokok akan memengaruhi status oksigenasi seseorang
sebab merokok dapat memperburuk penyakit arteri koroner dan pembuluh
darah arteri. Nikotin yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan
vasokontriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh darah darah
koroner.Akibatnya, suplai darah ke jaringan menurun.
5. Status Kesehatan
Pada orang sehat, sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi berfungsi
dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara
adekuat.Sebaliknya, orang yang mempunyai penyakit jantung ataupun
penyakit pernapasan dapat mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan
oksigen tubuh.
b. Insufisiensi pernapasan
Penyebab insufisiensi pernapasan dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama
yaitu:
1) Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus, seperti:
a) Kelumpuhan otot pernapasan, misalnya pada poliomielitis,
transeksi servikal.
b) Penyakit yang meningkatkan kerja ventilasi, seperti asma,
emfisema, TBC dan lain-lain.
2) Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru:
a) Kondisi yang menyebabkan luas permukaan difusi berkurang,
misalnya kerusakan jaringan paru, TBC, kanker dan lain-lain.
b) Kondisi yang menyebabkan penebalan membran pernapasan,
misalnya pada edema paru, pneumonia, dan lain-lain.
c) Kondisi yang menyebabkan rasio ventilasi dan perfusi yang
tidak normal dalam beberapa bagian paru, misalnya pada
trombosis paru.
3) Kondisi paru yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen
dari paru-paru ke jaringan yaitu:
a) Anemia dimana berkurangnya jumlah total hemoglobin yang
tersedia untuk transpor oksigen.
b) Keracunan karbondioksida dimana sebagian besar hemoglobin
menjadi tidak dapat mengankut oksigen.
c) Penurunan aliran darah ke jaringan yang disebabkan oleh
karena curah jantung yang rendah.
c. Hipoksia
Hipoksia adalah kekurangan oksigen di jaringan.Istilah ini lebih tepat
daripada anoksia. Sebab, jarang terjadi tidak ada oksigen sama sekali
dalam jaringan. Hipoksia dapat dibagi ke dalam empat kelompok yaitu
hipoksemia, hipoksia hipokinetik, overventilasi hipoksia dan hipoksia
histotoksik.
d. Hipoksemia
Hipoksemia adalah kekurangan oksigen di darah arteri. Terbagi atas dua
jenis yaitu hipoksemia hipotonik (anoksia anoksik) dan hipoksemia
isotonik (anoksia anemik). Hipoksemia hipotonik terjadi dimana tekanan
oksigen arteri rendah karena karbondioksida dalam darah tinggi dan
hipoventilasi. Hipoksemia isotonik terjadi dimana oksigen normal, tetapi
jumlah oksigen yang dapat diikat hemoglobin sedikit. Hal ini terdapat
pada kondisi anemia, keracunan karbondioksida.
B. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan utama yang sering muncul pada pasien
dengan penyakit emfisema bervariasi, antara lain:
sesak nafas, batuk, dan nyeri di daerah d a d a s e b e l a h
kanan pada saat bernafas. banyak sekeret
k e l u a r k e t i k a batuk, berwarna kuning kental, merasa cepat
lelah ketika melakukanaktivitas.
2) Riwayat penyakit sekarang
Pasien dengan penyakit emfisema biasanya diawali
dengan sesak nafas , batuk, dan nyeri di daerah dada
sebelah kanan pada saat bernafas, banyak secret keluar
ketika batuk, secret berwarna kuning kental , merasacepat lelah
ketika melakukan aktivitas.
3) Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan juga apakah pasien sebelumnya pernah
menderita penyakit lain seperti TB Paru, DM, Asma,
Kanker,Pneumonia dan lainya. hal ini perlu
diketahui untuk melihat ada tidaknya
f a k t o r predisposisi.
4) Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga
yang m e n d e r i t a penyakit yang sama atau mungkin
penyakit-penyakit lain yang mungkindapat menyebabkan
penyakit emfisema.
C. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spritual
a. Bernafas
b. Makan dan minum
c. Eliminasi
d. Gerak dan aktivitas
e. Istirahat dan tidur
f. Kebersihan diri
g. Pengaturan suhu tubuh
h. Rasa aman nyaman
i. Sosialisasi dan komunikasi
j. Prestasi dan produktivitas
k. Ibadah
l. Rekreasi
m. Pengetahuan atau belajar
D. Pemeriksaan fisik
a.Hidung dan sinus
Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi,mukosa (warna, bengkak,
eksudat, darah), kesimetrisan hidung.
Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris
b. Faring
Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak
c. Trakhea
Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien,letakkan jari tengah
pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke
samping sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui.
d.thorax
Inspeksi: Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan
kronis klavikulanya menjadi elevasi ke atas.Bentuk dada, pada bayi berbeda
dengan orang dewasa.Pola napas, dalam hal ini perlu dikaji
kecepatan/frekuensi.Status sirkulasi
Palpasi:ekspansi meningkat dan taktil fremitus biasanya menurun.
Perkusi: d i d a p a t k a n suara normal sampai hipersonor
s e d a n g k a n diafragma menurun.
Auskultasi:sering didapatkan adanya bunyi napas ronkhi dan wheezing sesuai
tingkat beratnya obstruktif pada bronkhiolus. Pada pengkajian lain,
didapatkankadar oksigen yang rendah (hipoksemia) dan kadar
karbondioksida yangtinggi (hiperkapnea) terjadi pada tahap lanjut
penyakit. Pada waktunya, bahkan gerakan ringan sekalipun seperti
membungkuk untuk mengikatkantali sepatu, mengakibatkan dispnea
dan keletihan (dispnea eksersional). Paru yang mengalami
emfisematosa tidak berkontraksi saat ekspirasi dan bronkhiolus tidak
dikosongkan secara efektif dari sekresi yangf d i h a s i l l k a n . Klien
rentan terhadap reaksi inflamasi dan infeksi
a k i b a t pengumpulan sekresi ini. Betelah infeksi ini terjadi, klien
mengalamimengi yang berkepanjangan saat ekspirasi. anoreksia,
penurunan berat badan, dan kelemahan merupakan hal yang umum terjadi.
vena jugularis mungkin mengalami distensi selama ekspirasi.
e.cardiovaskuler
Irama jantung regular;s1,s2 tunggal
Nyeri dada ada,biasanya skala 6 dari 10
Akral lembab
Saturasi HbO2 hipoksia
E. Data penunjang
1.analiasa gas darah
-pao2:rendah(normal 80-100 mmHg)
-paCo2:tinggi(36-44 mmHg)
-saturasi hemoglobin menurun
-eritroepis bertambah
2.sputum:kultur untuk menentukan adanya infeksi,mengidentifikasi
pathogen
3.tes fungsi paru:untuk menentukan penyebab dispnoe melihat
obstruksi
4.sinar x rontgen
2. Diagnosa keperawatan
1)ketidak efektifan pola napas
Definisi : inspirasi dan1atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat
Berhubungan dengan :
Ansietas
Deformitas dinding dada
Keletihan
Nyeri
Keletihan otot pernapasan
Ditandai dengan:
Perubahan kedalaman pernapasan
Perubahan ekskursi dada
Penurunan tekanan ekspirasi
Penurunan tekanan inspirasi Penurunan
Penurunan kapasitas vital
2)gangguanpertukaran gas
Defenisi: kelebihan atau defisit pada oksigenisasi atau eliminasi kabondioksida pada
membran alveolar-kapiler
ventilasi-perfusi
ditandai dengan:
hiperkapnea
hipoksemia
hipoksia
iritabilitas
3)intoleran aktivitas
Berhubungan dengan:
kelemahan umum
ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Ditandai dengan:
Laporan verbal tentang keletihan atau kelemahan
frekuensi jantung atau respons TD terhadap aktivitas abnormal
rasa tidak nyaman saat bergerak atau dipsnea
Perubahan-perubahan EKG mencerminkan iskemia;distrimia
3. Rencana asuhan keperawatan
a. Ketidakefektifan pola napas
intervensi
1) Bandingkan status sekarang dengan status dahuluh untuk mendapatkan
perubahan dalam status pernapasan. NIC: Asthma management
Rasional : untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien
2) Ajarkan teknik yang benar untuk menggunakan obat dan
peralatan(misalnya menarik nafas, nebulizer, aliran maksimum).
Rasional : agar keluarga dan pasien mengetahui cara menggunakan
peralatan danobat dengan benar.
3) Pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan upaya untuk bernapas.
Rasional : untuk mengetahui apakah pasien masih mengalami kesulitan
bernafas.
4. Implementasi
a. Ketidakefektifan pola napas
1. Membandingkan status sekarang dengan status sebelumnya untuk
mendapatkan perubahan dalam status pernapasan. NIC: Asthma
management
2. mengajarkan teknik yang benar untuk menggunakan obat dan
peralatan(misalnya menarik nafas, nebulizer, aliran maksimum).
3. memantau kecepatan, irama, kedalaman, dan upaya untuk bernapas.
5.Evaluasi
1. Keseimbangan oksigenisasi dapat dipertahankan
2. Pasien dapat mengatakan penyebab kekurangan kebutuhan oksigenisasi
terpenuhi