Anda di halaman 1dari 6

“KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (NYERI)”

A. KONSEP DASAR

1. Pengertian
Nyeri merupakan sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang
berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial. Sedangkan menurut Mc.
Coffery (1979), nyeri adalah suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang yang
keberadaannya diketahui jika orang tersebut pernah menderita atau mengalaminya.
Definisi nyeri menurut Maskey (1986) yaitu pengalaman sensorik dan emosional yang
tidak menyenangkan berkaitan dengan jaringan rusak atau cenderung rusak.

2. Jenis / Klasifikasi
1. Menurut Tempatnya :
a. Perifer Pain : Daerah perifer (kulit dan mukosa)
b. Deep Pain : Somatik (periosteum/lapisan luar tulang, otot, sendi / tendon,
pembuluh darah)
c. Viseral/Splanik Pain : Organ viseral (renal colik, cholesistisis/radang kandung
empedu, apendisitis, ulkus gaster)
d. Reffered Pain : Penyakit organ/struktur tubuh (vertebrata, viseral, otot),
ditransmisikan di bagian tubuh lain.
e. Psykogenik Pain : Tanpa penyebab organik, tapi karena trauma psikologis..

2. Menurut Serangannya :
a. Nyeri akut : mendadak, berlangsung <6 bulan, area dapat diidentifikasi,
karakteristik ketegangan otot meningkat, dan cemas.
b. Nyeri kronis : Berlangsung >6 bulan, sumber nyeri tidak diketahui dan sulit
dihilangkan, sensasi difus (menyebar).

3. Menurut Sifatnya :
a. Insidentil : Timbul sewaktu-waktu lalu menghilang, contohnya yaitu trauma
ringan.
b. Stedy : Menetap dan dalam waktu yang lama, contohnya yaitu abses.
c. Paroximal : Intensitas tinggi dan kuat, ± 10-15 menit lalu hilang dan timbul
lagi.

3. Manfaat
1. Untuk mempercepat kesembuhan pasien.
2. Memberikan rasa nyaman terhadap pasien.
3. Menjaga keamanan pasien.
4. Supaya pasien tidak stress.

4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi


1. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan.
2. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury.
3. Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahayaseperti gangguan
penciuman dan penglihatan.
4. Keadaan Imunits
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah
terserang penyakit.
5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan, paralisis,
disorientasi, dan kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat
menimbulkan kecelakaan.
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok.
9. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.

10. Usia
Perbedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan
lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri.
11. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon
nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punya.

5. Gangguan Kebutuhan / Masalah Yang Terjadi


1. Nyeri menurut dan tempat sumbernya :
a. Peripheral pain
b. Superficial pain (nyeri permukaan)
c. Dreppain (nyeri dalam)
d. Defereed ( nyeri alihan)
e. Nyeri fisik : Nyeri fisik disebabkan karena kerusakan jaringan yang timbul
dari stimulasi serabut saraf pada struktur somatik viseral.
f. Nyeri somatic : Nyeri yang terbatas waktu berlangsungnya kecuali bila diikuti
kerusakan jaringan diikuti rasa nyeri pada sigmen spinal lokasi tertentu.
g. Nyeri Viseral : Nyeri yang sulit ditentukan lokasi nya karena lokasinya dari
organ yang sakit ke seluruh tubuh.
h. Sentral pain/ nyeri sentral thalamik : Nyeri ini terjadi karena perangsangan
system saraf pusat,spinal cord,batang otak,dll.
i. Psyhcogenik pain : Nyeri yang dirasakan tanpa penyebab mekanik, tetapi
akibat trauma psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik. Biasanya disebabkan
oleh ketegangan otot yang kronis yang terjadi pada klien yang mengalami
stress yang lama.
2. Nyeri menurut sifatnya :
a. Seperti diiris benda tajam
b. Seperti ditusuk pisau
c. Seperti terbakar
d. Seperti diremas-remas
3. Nyeri menurut berat dan ringannya :
a. Nyeri ringan : Nyeri yang intensitasnya ringan
b. Nyeri sedang : Nyeri yang intensitasnya menimbulkan reaksi
c. Nyeri Berat : Nyeri yang intensitasnya tinggi

4. Nyeri menurut waktunya :


a. Nyeri Kronis
 Berkembang secara progresif selama 6 bulan lebih
 Reaksinya menyebar
 Respon parasimpatis
 Penampilan Depresi dan menarik diri
 Pola serangan tidak jelas.
b. Nyeri akut
 Berlangsung singkat kurang dari 6 bulan
 Terelokasi
 Respon system saraf parasimpati
 Penampilan: Gelisah , cemas
 Pola serangan jelas
B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

1. PENGKAJIAN
a. Pengumpulan Data
Identitas meliputi Nama, Umur, Jenis Kelamin, Alamat Pendidikan, Agama,
Pekerjaan, Tanggal MRS, No Registrasi, dll.
b. Keluhan utama
1. Keluhan yang paling dirasakan klien
2. Klien mengatakan nyeri
 P (Paliatif) : Faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri.
 Q (Qualitatif) : Seperti apa, tajam, tumpul, atau tersayat.
 R (Regio) : Daerah perjalan nyeri.
 S (Severe) : Keparahan atau intensitas nyeri.
 T (Time) : Lama waktu serangan atau frequensi nyeri

2. DIAGNOSA
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan stres
c. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan penyempitan pembuluh
darah

3. INTERVENSI
a. Lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga
Rasional : Agar pasien dan keluarganya lebih kooperatif dalam tindakan
keperawatan
b. Kaji tingkat nyeri
Rasional : Untuk mengetahui tingkat nyeri
c. Menciptakan lingkungan yang nyaman
Rasional : Untuk memberikan ketenangan kepada pasien
d. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam memberikan analgesik
Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri
4. IMPLEMENTASI
Merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan
dilaksananakan: melaksanakan intervensi/aktivitas yang telagh ditentukan, pada tahap
ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam
rencana perawatan klien. Agar implementasi perencaan dapat tepat waktu dan efektif
terhadap biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien,
kemudian bila perawtan telah dilaksanakan, memantau dan mencatat respon pasien
terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedian
perawatan lainnya.kemudian dengan menggunakan data dapat mengevaluasi dan
merevisi rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan berikutnya.

5. EVALUASI
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam
merespon rangsangan nyeri diantaranya :
a. Hilangnya perasaan nyeri
b. Menurunnya intensitas nyeri
c. Adanya respon fisiologis yang baik
d. Pasien mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri

Anda mungkin juga menyukai