Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat dan perkembangan sains
Oleh:
PENDIDIKAN KIMIA
PROGRAM MAGISTER PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2019
Abad 19 adalah abad yang berlangsung mulai tahun 1800 M sampai dengan 1900 M. Pada
abad ini perkembangan ilmu kimia mulai menampakkan kemajuan, dibuktikan dengan
banyaknya para ahli yang mulai menekuni bidang kimia. Para ahli tersebut antara lain :
1. John Dalton
a. Sejarah hidup
John Dalton lahir pada 6 September tahun 1766 di desa
Eaglesfield di Inggris Utara. Ayahnya adalah penenun.
beragama Quaker. Ia menerima pendidikan awal dari ayahnya
dan dari Quaker John Fletcher, yang mengelola sebuah sekolah
swasta di Pardshaw Balai. Dengan keluarganya terlalu miskin,
kemudian ia mulai mencari nafkah pada usia sepuluh tahun
dengan bekerja sebagai pelayan dari Quaker lokal yang kaya,
Elihu Robinson.
Sekolah formalnya berakhir tatkala umurnya baru tujuh tahun, dan dia hampir
sepenuhnya belajar sendiri dalam ilmu pengetahuan. Dia seorang anak muda yang cerdas
yang senantiasa memahami sesuatu lebih dulu dari rata-rata orang normal, dan ketika
umurnya mencapai dua belas tahun dia sudah jadi guru, dan mahir bahasa Latin pada usia 14
tahun. Dalton menjadi guru atau pengajar pribadi hampir sepanjang hidupnya. Ketika
umurnya meningkat lima belas tahun dia pindah ke kota Kendal, lalu saat umur dua puluh
enam ke Manchester dan menetap di situ hingga meninggal pada tahun 1844. Dari tahun 1787
sampai meninggal dunia, Dalton mencatat laporan cuaca sehari-hari dalam catatan hariannya.
Dia menerbitkan buku tentang meteorologi yang terbit tak lama setelah ia meninggalkan
Kendal pada tahun 1793. Tahun itu juga ia pergi ke Manchester untuk menjadi guru pada New
College. Jabatan ini dipegangnya selama enam tahun. Kecintaannya pada meteorology
membuatnya mengadakan penyelidikan tentang air dan gas yang menginspirasinya untuk
mempelajari
John Dalton adalah ilmuwan Inggris yang di awal abad ke-19 mengedepankan
hipotesa atom ke dalam kancah ilmu pengetahuan. Dia menyuguhkan ide kunci yang
memungkinkan kemajuan besar di bidang kimia sejak saat itu, namun Beliau bukanlah orang
pertama yang beranggapan bahwa semua obyek material terdiri dari sejumlah besar partikel
yang teramat kecil dan tak terusakkan yang disebut atom.
b. Konsep yang ditemukan
Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom. Teori atom
Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan
hukum susunan tetap (hukum Prouts). Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan
pendapatnya tentang atom sebagai berikut:
1) Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi
2) Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom
yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
3) Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan
sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
4) Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari
atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak
peluru. John Dalton merupakan ilmuwan Inggris yang di awal abad ke-19 mengedepankan
hipotesa atom ke dalam kancah ilmu pengetahuan. Dia menyuguhkan ide kunci yang
memungkinkan kemajuan besar di bidang kimia sejak saat itu. Dalton menyuguhkan "teori
kuantitatif" yang jelas dan jemih yang dapat digunakan dalam penafsiran percobaan kimia,
dan dapat dicoba secara tepat di laboratorium. Meskipun terminologinya agak sedikit berbeda
dengan yang kita gunakan sekarang, Dalton dengan jelas mengemukakan konsep tentang
atom, molekul, elemen dan campuran kimia.
Dia perjelas itu bahwa meski jumlah total atom di dunia sangat banyak, tetapi jumlah
dari pelbagai jenis yang berbeda agak kecil. (Buku aslinya mencatat 20 elemen atau kelompok
atom; kini sedikit di atas 100 elemen sudah diketahui). Meskipun perbedaan tipe atom
berlainan beratnya, Dalton tetap berpendapat bahwa tiap dua atom dari kelompok serupa
adalah sama dalam semua kualitasnya, termasuk "mass" (kuantitas material dalam suatu
benda diukur dari daya tahan terhadap perubahan gerak). Dalton memasukkan di dalam
bukunya satu daftar yang mencatat berat relatif dari pelbagai jenis atom yang berbeda-beda,
daftar pertama yang pernah disiapkan orang dan merupakan kunci tiap teori kuantitatif atom.
Dalton juga menjelaskan dengan gamblang bahwa tiap dua molekul dari gabungan
kimiawi yang sama terdiri dari kombinasi atom serupa. (Misalnya, tiap molekul "nitrous
oxide" (N2O) terdiri dari dua atom nitrogen dan satu atom oxygen). Dari sini membentuk
sesuatu gabungan kimiawi tertentu --tak peduli bagaimana bisa disiapkan atau di mana
diperoleh-- senantiasa terdiri dari elemen yang sama dalam proporsi berat yang sepenuhnya
sama. Ini adalah "hukum proporsi pasti," yang telah diketemukan secara eksperimentil oleh
Joseph Louis Proust beberapa tahun lebih dulu.
Berikut ini postulat tentang atom yang dikemukakan oleh John Dalton.
1) Setiap unsur terdiri dari partikel yang sangat keci yang disebut atom
2) Atom dari unsur yang sama memiliiki sifat yang sama
3) Atom dari unsur berbeda akan memiliki sifat yang berbeda pula
4) Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain dengan reaksi
kimia.
5) Atom tidak dapat dimusnahkan dan atom juga tidak dapat dihancurkan
6) Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom yang disebut molekul
Kontribusi Dalton pada ilmu kimia cukup besar yaitu dengan hasil penemuannya
mengenai atom dan hukum perbandingan berganda menjadi dasar bagi perkembangan teori
atom dan menimbulkan minat pada sifat atom, dan lebih umum, sains struktural. Bahwa atom
ada secara percobaan dikonfirmasi dengan percobaan kesetimbangan sedimentasi oleh Perrin.
Hukum Gay-Lussac ini berperan penting dalam pembentukan persamaan umum gas ideal
p.V=n.R.T
2) 1804 – Gay-Lussac dan Jean-Baptiste Biot menerbangkan balon udara ke ketinggian 7,016
meter (23,018 ft) untuk mengadakan investigasi pada atmosfer bumi. Ia ingin
mengumpulkan sampel udara di ketinggian yang berbeda-beda untuk mengetahui
perbedaan suhu dan kelembapannya. Gay-Lussac dan Biot terbang dengan balon udara
pada tahun 1804. Ilustrasi dari akhir abad ke-19.
3) 1805 – Bersama dengan temannya, Alexander von Humboldt, ia menemukan bahwa
komposisi atmosfer tidak berubah seiring perubahan tekanan (perubahan tinggi). Mereka
juga menemukan bahwa air terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen (yang
saat ini kita kenal sebagai H2O).
4) Pada 30 Juni 1808 – Ia ikut menemukan unsur boron (bersama Louis Jacques Thénard).
Boron merupakan unsur logam, dalam tabel periodik
termasuk dalam golongan 3A. Boron memiliki massa
jenis sebesa 10,811 gr/cm3.
7) 1824 – Ia mengembangkan "pipette" and "burette", sebagai standar dalam percobaan kimia
Kontribusi Gay Lussac dalam ilmu kimia sangat besar, hukum perbandingan volum yang
ditemukan menjadi dasar bagi penemuan hukum gas ideal. Unsur-unsur yang ditemukan
oleh Gay-Lussac diakui keberadannya dan masuk dalam table periodic unsur. Dan terakhir
penemuan pippet dan biuret sangat bermanfaat bagi para peneliti di laboratorium. Dengan
adanya pippet dan biuret memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian dan bahkan
menemukan konsep baru tentang kimia.
3. Marie Curie
a. Sejarah Hidup
Marie Curie lahir dengan nama lengkap Maria Salome
Sklodowska, di Warsaw, sekarang Polandia, pada 7 November
1867. Kedua orangtuanya, Wladyslaw dan Bronislawa, berprofesi
sebagai guru. Dia merupakan bungsu dari lima bersaudara. Saat
masih kecil,
dia begitu menyerupai ayahnya, seorang pengajar matematika dan fisika. Marie dipenuhi dengan
rasa ingin tahu yang luar biasa sehingga dia unggul di sekolah. Namun, tragedi menimpa
keluarganya ketika dia baru berusia 10 tahun ketika ibunya meninggal dunia akibat tuberkulosis.
Pada usia 16 tahun, dia memenangkan penghargaan medali emas setelah menyelesaikan
pendidikan menengahnya. Ayahnya kehilangan banyak uang karena investasi yang buruk,
membuat dia harus bekerja sebagai guru dan pengasuh. Dia memanfaatkan waktu luangnya
dengan membaca tentang fisika, kimia, dan matematika. Dari penghasilannya itu, dia mampu
membiayai studi medis kakaknya, Bronya, di Paris. Sebagai gantinya, Bronya harus membantu
pendidikan Marie setelah sang kakak lulus.
Marie Curie tidak dapat melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Warsawa yang hanya
menerima mahasiswa pria. Ia melanjutkan pendidikan di "universitas terapung" Warsawa yang
merupakan kelas informal bawah tanah yang diadakan secara rahasia. Marie Curie dan saudara
perempuannya, Bronya, bermimpi untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri untuk
mendapatkan gelar secara resmi. Namun, karena kekurangan biaya, mereka memutuskan untuk
menempuh pendidikan secara bergantian. Marie bekerja untuk mendukung saudarinya yang
bersekolah, dan kemudian saudarinya nantinya mendukung Marie setelah ia lulus. Oleh karena
itu, selama lima tahun, Marie bekerja sebagai tutor dan mengajar anak-anak di rumah. Marie
menggunakan waktu luang untuk belajar tentang fisika, kimia dan matematika.
Pada tahun 1891 Marie Curie akhirnya bisa melanjutkan pendidikan di Universitas
Sorbonne, Paris. Selama di universitas, ia mulai belajar dengan antusias dan penuh semangat.
Namun, karena kekurangan biaya, sehar-hari ia hanya makan roti mentega dan teh yang
kemudian menyebabkan kesehatannya kadang memburuk. Marie Curie meraih gelar master di
bidang fisika pada tahun 1893 dan kemudian master di bidang matematika pada tahun
berikutnya. Marie Curie menikah dengan Peirre Curie dan memiliki dua putri yaitu Irene Curie
dan Eve Curie. Putri mereke Irene Curie juga menggeluti dunia yang sama seperti ibunya yaitu
radioaktivitas.
Marie Curie meninggal dunia pada 4 Juli 1934 di usia 66 tahun. Penyebabnya anemia
aplastik, yang diyakini dipicu oleh paparan radiasi berkepanjangan. Dia diketahui kerap
membawa tabung uji radium di dalam saku jas laboratoriumnya. Marie selama bertahun-tahun
bekerja dengan bahan radioaktid yang membahayakan kesehatannya. Pada 1995, jenazah Marie
dan Pierre Curie dipindahkan ke Pantheon di Paris. Marie menjadi perempuan pertama yang
dikubur di pemakaman para pesohor Perancis.
b. Konsep yang ditemukan
Pada 1896, penemuan garam uranium oleh Henri Becquerel mendorong perhatiannya
pada penelitian terhadap mineral. Marie melakukan eksperimen sendiri pada sinar uranium
dan menemukan unsur tetap konstan, tidak peduli kondisi atau bentuk uranium. Menurut
teorinya, sinar yang dipancarkan dari uranium berasal dari struktur atom unsur. Ide
revolusioner ini menciptakan bidang fisika atom. Sementara, Marie menciptakan kata
"radioaktivitas" untuk menggambarkan fenomena tersebut.
Dia tertarik mempelajari bijih uranium, suatu mineral yang aktivitasnya lebih unggul
dari uranium murni. Pierre Curie kemudian bergabung dengannya dalam penelitan Marie,
yang kemudian mengarahkan pada penemuan unsur-unsur baru, polonium dan radium. Nama
Polonium diambil berdasarkan negara asal Marie, yaitu Polandia. Selain itu, keduanya juga
mendeteksi keberadaan bahan radioaktif lain di bijih uranium dan menyebutnya sebagai
radium.
Pada 1902, pasangan tersebut mengumumkan berhasil menghasilkan decigram radium
murni, yang menunjukkan keberadaan unsur itu sebagai elemen kimia yang unik. Marie
menerima gelar doktor ilmu pengetahuan pada Juni 1903 dan, bersama Pierre, dia dianugerahi
Medali Davy dari Royal Society. Pada tahun yang sama, mereka berbagi dengan Becquerel
sebagau penerima Penghargaan Nobel Fisika untuk penemuan radioaktivitas. Pada 13 Mei
1906, dia ditunjuk untuk mengisi jabatan profesor yang ditinggalkan suaminya. Dia
merupakan perempuan pertama yang mengajar di Sorbonne. Pada 1908, dia menjadi profesor
tituler dan pada 1910, dia menerbitkan risalah fundamentalnya tentang radioaktif. Tiga tahun
kemudian, dia dianugerahi Penghargaan Nobel Kimia atas penemuan radium murni. Pada
1914, dia menyaksikan penyelesaian pembangunan laboratorium Institut Radium di
Universitas Paris. Marie Curie (kanan) dan putinya Irene (kiri) pada 1925. (Oxford Science
Archive/Heritage-Images via Britannica) Marie Curie (kanan) dan putinya Irene (kiri) pada
1925. (Oxford Science Archive/Heritage-Images via Britannica) X-ray Selama Perang Dunia
I, Marie dengan dibantu putrinya, Irene, mencurahkan waktunya untuk mengembangkan
penggunaan X-radiografi. Dia memperjuangkan penggunaan mesin X-ray portabel di medan
perang, dan kendaraan medis itu mendapat julukan "Little Curies". Setelah perang, Marie
memanfaatkan reputasinya yang terkenal bak selebriti untuk memajukan penelitiannya. Dia
melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dua kali, pada 1921 dan 1929, untuk
mengumpulkan dana guna membeli radium dan mendirikan lembaga riset radium di
Warsawa.
Penemuan Marie Curie bersama suaminya Pierre Curie memberikan sumbangan besar
terhadap ilmu kimia, melalui radioaktivitas yang mereka temukan menginspirasi ahli lain
untuk menemukan unsur lain yang bisa digunakan sebagai radioaktivitas. Radioaktivitas
sendiri memiliki manfaat yang cukup besar antara lain, digunakan dalam bidang kedokteran
untuk mendeteksi adanya penyakit, mendeteksi adanya kebocoran pipa dll.
4. Irving Langmuir
a. Sejarah Hidup
Langmuir lahir di Brooklyn pada 31 Januari 1881.
Orangtua Langmuir selalu menyuruhnya untuk mengamati alam
sekitar dengan teliti dan mencatat hasil pengamatan tersebut.
Pada usia 11 tahun, diketahui bahwa ia memiliki daya
penglihatan yang kurang baik. Setelah kondisi tersebut
membaik
ketertarikan Langmuir tentang ilmu alam semakin besar. Ketertarikan ini tidak lepas dari
pengaruh kakaknya, Arthur, yang merupakan seorang ahli kimia. Arthur menasihati Irving
agar selalu memupuk rasa ingin tahunya tentang alam dan bagaimana cara kerjanya.
Langmuir belajar ilmu metal di Sekolah Pertambangan Universitas Columbia dengan
gelar Bachelor of Science bidang teknik metalurjik pada tahun 1903. Ia mendapatkan gelar
Ph.D. dari Universitas Gottingen, Jerman, dengan meneliti lampu elektrik temuan
pembimbing akademiknya, Walther Nernst. Judul disertasi yang disusunnya adalah “On the
Partial Recombination of Dissolved Gases During Cooling”. Lulus dari Gottingen, Langmuir
mengajar di Stevens Institute of Technology di New Jersey sebelum akhirnya memulai karir
di laboratorium riset General Electric, New York. Penelitian yang ia lakukan di laboratorium
tersebut merupakan kelanjutan dari penelitian disertasi yang ia lakukan sebelumnya.
Penelitian tersebut semakin disempurnakan dengan pompa difusi yang berhubungan dengan
tabung vakum tinggi, temuan Langmuir selanjutnya.
Pada masa Perang Dunia I, Langmuir berkontribusi dalam teori atom dan mendalami
strukturnya dengan menentukan konsep modern dari kulit terluar atom dan isotop. Tahun
1938, ketertarikan Langmuir beralih ke sains atmosfer dan meteorologi. Penemuannya terkait
sirkulasi angin dibawah laut saat ini dikenal sebagai 'sirkulasi Langmuir'. Langmuir menikah
dengan Marion Mersereau pada tahun 1912 dan mengadopsi 2 anak. Ia meninggal dunia tahun
1957 di Massachusetts karena serangan jantung.
b. Konsep yang ditemukan
Irving Langmuir (1881-1957) ialah kimiawan Amerika Serikat yang terkenal dalam
mengembangkan teori ikatan berdasarkan jumlah elektron di kulit valensi terluar atom.
Sebagai seorang peneliti yang pionir buat General Electric Company, Irving Langmuir
membuat sumbangan ilmiah dalam ilmu kimia, fisika, dan atmosfer. Ia menerima gelar
doktornya dari Walther Nernst di Göttingen, Jerman, namun bosan setelah setahun
mengajar. Pada 1909 ia tiba di Laboratorium Penelitian General Electric yang barusan
didirikan. Pekerjaan pertamanya ialah memecahkan masalah yang dihadapi sekaitan dengan
bola lampu filamen tungsten baru. Langmuir berkonsentrasi pada prinsip dasar di mana
lampu bekerja, meneliti reaksi kimia yang dikatalisis oleh filamen tungsten panas. Ia
mengusulkan mengisi bola lampu dengan gas nitrogen (dan kemudian gas argon) dan
memilin filamen itu menjadi bentuk spiral untuk menghambat penguapan tungsten.
Minatnya dalam asas itu melibatkannya dalam teori ikatan kimia dalam masalah
elektron, dan ia menguraikan gagasan-gagasan yang pertama kali dikemukakan oleh Gilbert
Lewis. Langmuir mengajukan bahwa oktet bisa diisi dengan pasangan antara 2 atom ikatan
"kovalen". Studinya pada kimia permukaan studi gaya kimiawi pada permukaan kontak
(antarpermukaan) antara zat-zat yang berbeda, di mana begitu banyak reaksi biologis dan
teknologis terjadi membuatnya memenangkan Penghargaan Nobel dalam Kimia pada 1932.
Langmuir mengembangkan konsep baru adsorpsi, yang tiap molekul menabrak permukaan
dalam kontak dengannya sebelum menguap, kemudian membentuk monolayer berkebalikan
dengan teori sebelumnya yang menyerupai adsorpsi pada penarikan bumi dari gas-gas di
atmosfer, di mana tarikan itu berkurang seiring dengan menjauhnya gas-gas itu dari bumi. Ia
mengembangkan banyak teknik eksperimental, termasuk penggunaan meluas tabung vakum
untuk mempelajari antarpermukaan padat-cair dan film minyak untuk mempelajari
antarpermukaan cair-cair. Praktikum lain dengan implikasi teoretis pada pelepasan elektris
dalam gas membantu meletakkan pendirian fisika "plasma", yang memiliki penerapan kini
dalam percobaan pada gabungan nuklir terkendali. Ia memelihara minat panjang dalam
meteorologi, termasuk kerja pengembangan pesawat yang menghilangkan lapisan es selama
PD II. Di sini Langmuir terlalu menekankan penelitian teori, yang menimbulkan
pembawaannya penelitian awal dalam "membenihi" awan dengan partikel karbon dioksida
padat untuk menciptakan hujan.
Irving Langmuir, tokoh berjasa di balik teori isotop pada atom Pada masa Perang
Dunia I, Langmuir berkontribusi dalam teori atom dan mendalami strukturnya dengan
menentukan konsep modern dari kulit terluar atom dan isotop. Tahun 1938, ketertarikan
Langmuir beralih ke sains atmosfer dan meteorologi. Penemuannya terkait sirkulasi angin
dibawah laut saat ini dikenal sebagai 'sirkulasi Langmuir'.
Dari hasil percobaan tersebut, J.J. Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan
partikel penyusun atom yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron. J.J.
Thomson berhasil menentukan perbandingan antara muatan dengan massa elektron (e/m)
sebesar 1,76 × 108 C/g. Kemudian pada tahun 1909, Robert Millikan dari Universitas
Chicago, berhasil menentukan besarnya muatan 1 elektron sebesar 1,6 × 10 -19 C. Dengan
demikian, maka harga massa 1 elektron dapat ditentukan dari harga perbandingan muatan
dengan massa elektron (e/m).
Setelah penemuan elektron, maka model atom Dalton tidak dapat diterima lagi. Menurut
J.J. Thomson, atom merupakan partikel yang bersifat netral. Karena elektron bermuatan
negatif maka harus ada partikel lain yang dapat menetralkan muatan negatif tersebut yaitu
partikel yang bermuatan positif. Dari penemuannya tersebut, J.J. Thomson mengemukakan
teori atomnya yang dikenal dengan teori atom Thomson, yaitu: Atom merupakan bola pejal
yang bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron yang bermuatan negatif. Karena
tersebarnya elektron-elektron di dalam atom bagaikan kismis, sehingga disebut juga model
atom roti kismis.
Pada tahun 1864, kimiawan Inggris John Newlands mengklasifikasikan enam puluh dua
unsur yang telah diketahui ke dalam delapan golongan, berdasarkan sifat fisikanya. Newlands
mengamati bahwa banyak terdapat pasangan unsur serupa, yang dibedakan atas beberapa
kelipatan delapan dalam nomor massanya, dan merupakan yang pertama kali
memperkenalkan nomor atom. Menurut Newlands, setiap elemen dari setiap kelompok
berbeda dari elemen yang berdekatan dengan 7 angka. Artinya, ada perbedaan tujuh angka
dalam berat atom antara unsur-unsur. Ini membuat elemen kedelapan dari masing-masing
kelompok sebagai pengulangan dari elemen sebelumnya. Dengan kata sederhana, ketika
unsur-unsur disusun menurut berat atomnya, ada pola yang diulang setiap delapan unsur.
Namun, tabel Newlands memiliki beberapa kesalahan, yang dikaitkan dengan fakta bahwa
beberapa elemen belum ditemukan. Ketika Newlands mengusulkan undang-undang ini untuk
pertama kalinya komunitas ilmiah tidak memberikan persetujuannya dan Royal College of
Chemistry menolak untuk menerbitkan karyanya, karena itu murni teoretis. Namun, ketika ia
memperkenalkan hukum oktaf untuk pertama kalinya, ia memasukkan semua unsur kimia
yang ditemukan untuk saat itu. Fakta bahwa dasar analisisnya sangat kaku tidak membantu
perjuangannya. Namun, setelah Mendeleev menerbitkan mejanya sendiri pada tahun 1969,
Newlands meminta untuk diakui atas pekerjaan yang dilakukannya bertahun-tahun yang lalu,
dan berkat ini ia dianugerahi Medali Davy 1987.
9. Dmitri Mendeleev
a. Sejarah hidup
Dmitri Mendeleev dilahirkan di Verkhnie
Aremzyani, Kekaisaran Rusia, pada tanggal, 8 Februari
1834 dan meninggal di St. Petersburg, Kekaisaran Rusia,
tanggal 2 Februari 1907 pada umur 72 tahun. Mendeleev
menempuh Pendidikan di Universitas Saint Petersbug.
Ialah seorang ahli kimia dari Kekaisaran Rusia yang
menciptakan table periodik berdasarkan peningkatan bilangan atom. Bilangan ini
menunjukkan jumlah proton yang terdapat dalam inti atom. Jumlah proton sama dengan
jumlah elektron yang mengelilingi atom bebas. Ia menemukannya sewaktu menyiapkan
sebuah buku pelajaran untuk mahasiswanya. Ia menemukan bahwa jika ia menata unsur-
unsur menurut kenaikan massa atom, unsur dengan sifat yang mirip akan muncul dengan
selang yang berskala. Ia berhasil menyajikan hasil kerjanya pada Himpunan Kimia Rusia di
awal 1869.
b. Konsep yang Ditemukan
Mendeleev telah merumuskan hukum periodik, menciptakan bentuk tersendiri tabel
periodik dari unsur-unsur dan menggunakannya untuk memperbaiki sifat-sifat beberapa
unsur yang sudah ditemukan sebelumnya. Dia juga berusaha untuk memprediksi sifat-sifat
unsur yang belum ditemukan. Mendeleev telah berhasil membuktikan bahwa jika dirinya
menata unsur-unsur menurut kenaikan massa atom, maka unsur dengan sifat yang mirip
berikutnya akan muncul dengan selang yang berskala. Di dalam penelitiannya, Mendeleev
membuat beberapa urutan tentang unsur-unsur zat kimia yang telah diketahui dengan
menyusun seperangkat kartu, di mana setiap kartu berisi tiap-tiap unsur dan sifat-sifat
kimianya. Mendeleev menemukan hukum periodik ketika menyusun kartu-kartu tersebut,
yang disusun secara berurutan menurut peningkatan massa atomnya, dan sifat-sifatnya
diulangi secara periodik. Terdapat nilai lebih pada tabel periodik yang disusun oleh
Mendeleev, yaitu adanya pengakuan tentang unsur-unsur baru yang belum diketahui pada
waktu itu, misalnya galium, germanium, dan skandium. Unsur-unsur tersebut tadinya belum
diakui, sehingga tidak dapat dikelompokkan.
Pada tahun 1869, tabelnya dipublikasikan dalam sebuah jurnal Rusia tak ternama dan
kemudian dipublikasi kembali dalam sebuah jurnal Jerman, Zeitschrift für Chemie. Di
dalamnya, Mendeleev menyatakan bahwa:
1. Unsur-unsur, jika disusun menurut massa atomnya, menunjukkan suatu periodisitas sifat-
sifat yang nyata
2. Unsur-unsur yang memiliki kemiripan sifat kimia memiliki berat atom yang hampir sama
(misal, Pt, Ir, Os) atau meningkat secara berkala (misal, K, Rb, Cs).
3. Penyusunan unsur-unsur, atau kelompok unsur sesuai massa atomnya, berhubungan
dengan valensinya, dan juga, sampai batas tertentu, dengan sifat kimia pembedanya;
seperti terlihat di antara seri lainnya dalam Li, Be, B, C, N, O, and F.
4. Unsur-unsur yang paling banyak disebarkan memiliki berat atom kecil.
5. Besarnya berat atom menentukan karakter unsur, seperti besarnya molekul menentukan
karakter senyawa.
6. Kita harus memperkirakan penemuan banyak unsur yang belum diketahui – misalnya,
unsur-unsur yang analog dengan aluminium dan silikon – dengan berat atom diperkirakan
antara 65 dan 75.
7. Berat atom unsur kadang-kadang dapat diubah dengan mengetahui unsur-unsur
bersebelahan nya. Oleh karena itu berat atom telurium harus berada di antara 123 dan
126, dan tidak mungkin 128.
8. Sifat karakteristik tertentu unsur dapat diprakirakan dari massa atom mereka.
Mendeleev selanjutnya menyediakan ruang untuk unsur-unsur tersebut dan bahkan
dirinya telah memperkirakan massa atom dan bagaimana sifat-sifat kimianya nanti. Hasil
penelitian tersebut oleh Mendeleev kemudian dipresentasikan pada Himpunan Kimia Rusia
pada tanggal 6 Maret 1869. Mendeleev mempresentasikan hasil penemuannya dengan judul
“Ketergantungan antara Sifat Bobot Atom dari Elemen”, yang menggambarkan unsur-unsur,
baik menurut berat atom dan valensinya.
Keuntungan ilmiah tabel Mendeleev
Memungkinkan Mendeleev untuk memprediksi penemuan unsur-unsur baru dan
memberikan ruang kosong untuk mereka, katakanlah eka-silikon (germanium), eka-
aluminium (galium), dan eka-boron (skandium). Sehingga, tidak ada gangguan terhadap
tabel periodik.
Dapat digunakan oleh Mendeleev untuk membuktikan bahwa beberapa berat atom yang
digunakan saat itu tidak tepat.
Menyajikan varians urutan berat atom.
Kekurangan dari tabel Mendeleev
Tabel tidak dapat memprediksi keberadaan gas mulia. Namun, ketika seluruh keluarga
unsur ini ditemukan, Sir William Ramsay bisa menambahkannya ke dalam tabel sebagai
Golongan 0, tanpa mengganggu konsep dasar tabel periodik.
Posisi tunggal tidak dapat ditetapkan untuk hidrogen, yang bisa ditempatkan baik di
golongan logam alkali, golongan halogen atau secara terpisah di atas tabel di antara boron
dan karbon
DAFTAR PUSTAKA
Ede, A. (2006). The Chemical Element: A Historical Perspective. Greenwood Press. p. 133.
Gay Lussac, J.L. & Thenard, L.J. (1808). "Sur la décomposition et la recomposition de l'acide
boracique". Annales de chimie. 68: 169–174.
Rosenfeld, L. (1999). Four Centuries of Clinical Chemistry. CRC Press. pp. 72–75
https://internasional.kompas.com/read/2018/10/04/16470331/biografi-tokoh-dunia-marie-curie-
satu-satunya-perempuan-peraih-dua?page=all
http://lizaafrianita.blogspot.com/2018/11/biografi-john-dalton.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Dmitri_Mendeleev
https://id.thpanorama.com/articles/qumica/john-alexander-reina-newlands-biografa-y
aportaciones.html
https://blogpenemu.blogspot.com/2015/04/johann-wolfgang-dobereiner-membuat-
pengelompokan-unsur.html