Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

BIOSINTESIS LEMAK

Diajukan untuk memenuhi tugas Semester II

Mata Kuliah BIOKIMIA

Disusun oleh:

1. Juneydy Ambar 09061045


2. Wenty Hungan 09061046
3. Enjelita Macpal 09061047
4. Fransisco Ch. Polandos 09061048
5. Rolin Ndjariwu 09061049
6. Novita Mamato 09061050
7. Fidelia Ete 09061051
8. Ofrida Goyugut 09061052
9. Alhabsi Umasangadji 09061053
10. Feine Dauhan 09061054

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

MANADO

2010

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
penyelenggaraan-Nya, makalah yang berjudul Biosintesis Lemak ini bisa diselesaikan.
Makalah ini ditulis dengan tujuan sebagai tugas mata kuliah Biokimia semester 2 (dua)
Universitas Katolik De La Salle Manado. Tujuan yang lebih khusus dari penulisan
makalah ini ialah untuk menambah pengetahuan tentang proses biosintesis lemak.

Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen beserta asisten dosen
yang telah memberikan tugas untuk menulis makalah ini, serta kepada siapa saja yang
telah terlibat dalam proses penulisannya, terlibih kepada teman–teman seangkatan Fakultas
Keperawatan 2009 Universitas De La Salle Manado yang senantiasa memotivasi.

Akhirnya, harapan penulis semoga makalah yang berjudul Biosintesis Lemak ini
bermanfaat bagi pembaca. Penulis telah berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan
makalah ini, namun penulis menyadari makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapakan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan
makalah ini.

Manado, April 2010

Tim Penulis

2
BIOSINTESIS ASAM LEMAK

I. PENDAHULUAN

Kelas material biologi secara historis terdiri dari lemak, protein karbohidrat dan
mineral. Lemak berbeda khas dari produk-produk alamiah lainnya karena dapat larut
dalam pelarut non-polar antara lain ether, chloroform dan benzene, tetapi tidak larut dalam
air. Komposisi ekstrak lemak heterogen umumnya terdiri dari campuran kompleks
berbagai senyawa dengan struktur yang sangat beragam. Grup-grup senyawa yang
beragam ini disebut lipid sebagai sebutan untuk material yang larut dalam senyawa
organik tetapi khas tidak larut dalam air. Lemak dan minyak yang tergolong lipida
berfungsi sebagai pembentuk struktur membran sel, sebagai bahan cadangan dan sebagai
sumber energi.

Asam lemak merupakan senyawa potensil dari sejumlah besar kelas lipid dialam.
Sementara dalam sistem biologi umumnya asam lemak kebanyakan terdapatmenyatu
dalam kompleks lipid. Asam lemak yang menyatu terdapat berupa ester, gliserol, sterol
dan berbagai senyawa lainnya. Rantai hidrokarbon dari asam lemak dapat juga berikatan
dengan phospogliserol melalui ikatan ether dan vinyl ether.

Lemak atau lipida terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Fungsi utama
cadangan lemak dan minyak dalam biji-bijian adalah sebagai sumber energi. Cadangan ini
merupakan salah-satu bentuk penyimpanan energi yang penting bagi pertumbuhan.
Penguraian lemak secara kimiawi menghasilkan energi dalam jumlah yang lebih besar
sekitar dua kali lipat dibandingkan dengan energi yang dihasilkan dari penguraian
karbohidrat. Asam lemak ini dipakai dalam sintesis fosfolipid dan glikolipid yang
diperlukan untuk pembentukan organel.

II. JENIS DAN SIFAT ASAM LEMAK

Asam lemak pada tumbuhan terdapat dalam bentuk senyawa-senyawa lipid.


Senyawa yang termasuk lipid adalah lemak dan minyak, fosfolipid dan glikolipid, lilin dan
berbagai komponen kutin dan suberin. Timbunan lemak pada biji terdapat dalam sitoplas
dan juga pada koletidon atau endosperm yang dinamakan sferosom. Lemak dan minyak
selalu disimpan dalam benda khusus di sitosol dan sering terdapat ratusan sampai ribuan
benda di tiap sel penyimpan. Benda ini disebut benda lipid, sferosom dan oleosom.
Sebutan oleosom lebih banyak digunakan untuk menyatakan benda yang mengandung
minyak dan agar mudah membedakannya dengan peroksisom dan glioksisom. Sedangkan
istilah sferosom telah lama digunakan untuk menerangkan organel yang mengandung
sedikit lemak. Sferosom mempunyai membran tipis yang memisahkan trigliserid dari
cairan sitoplas.

3
Secara kimiawi, senyawa lemak serupa dengan senyawa minyak. Keduanya terdiri
dari asam lemak berantai panjang yang teresterifikasi oleh gugus karboksil tunggalnya
menjadi hiroksil dari alkohol tiga karbon gliserol. Dengan tiga molekul asam lemak yang
teresterifikasi maka lemak dan minyak sering disebut trigliserida.

Rumus umum lemak ditunjukkan pada Gambar 1. Sifat lemak umumnya ditentukan
oleh jenis asam lemak yang dikandung-nya. Asam-asam lemak yang membentuk lemak
biasanya berbeda, dan kadang dua di antaranya sama. Panjang rantai ketiga asam lemak
hampir selalu sama dengan jumlah atom karbon genap sebanyak 16 dan 18. Jumlah atom
karbon asam lemak biasanya paling rendah 12 dan paling banyak 20. Beberapa asam
lemak termasuk asam lemak tidak jenuh karena mengandung ikatan rangkap.

Titik leleh lemak dan minyak tergantung pada jumlah ikatan rangkap yang
terkandung dalam tiap asam lemak. Pada setiap asam lemak minyak terdapat satu sampai
tiga ikatan rangkap sehingga minyak dengan titik leleh yang cukup rendah membuatnya
cair pada suhu kamar. Sedangkan lemak dengan titik leleh yang relatip lebih tinggi pada
umumnya berbentuk padat pada suhu kamar karena memiliki asam lemak jenuh.

Asam lemak tidak jenuh yang terbanyak di alam ialah asam oleat dan asam linoleat.
Asam lemak jenuh terbanyak adalah asam palmitat, asam stearat dan asam laurat. Asam
lemak jenuh dengan jumlah atom karbon rendah adalah asam propionat dan asam butyrat.

Asam lemak yang memiliki ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya memiliki
struktur isomer cis dan trans ditunjukkan pada contoh di bawah ini. Kebanyakan asam
lemak tidak jenuh memiliki struktur isomer cis yang kurang stabil daripada struktur isomer
trans yang lebih stabil (Conn, 1987)

4
III. BIOSINTESIS ASAM LEMAK

Pengubahan karbohidrat menjadi lemak memerlukan produksi asam lemak dan


gliserol sebagai rangka sehingga asam teresterifikasi. Asam lemak dibentuk oleh
kondensasi berganda unit asetat dari asetil CoA. Asetat ini diserap oleh plastid dan diubah
menjadi asetil CoA, untuk digunakan membentuk asam lemak dan lipid lainnya. Pada
reaksi sintesa asam lemak, enzim CoA dan protein pembawa asil (ACP) mempunyai
peranan penting. Enzim-enzim ini berperan membentuk rantai asam lemak dengan
menggabungkan secara bertahap satu gugus asetil turunan dari asetat dalam bentuk asetil
CoA dengan sebanyak n gugus malonil turunan dari malonat dalam bentuk malonil CoA,
seperti ditunjukkan pada reaksi berikut. (Weete, 1980)

Sintesa asam lemak berlangsung bertahap dengan siklus reaksi perpanjangan rantai
asam lemak hingga membentuk rantai komplit C16 dan C18. Tahapan reaksi ini dapat
ditunjukkan dalam bentuk lintasan biosintesis pada Gambar 2

Bahan utama yang digunakan pada biosintesis asam lemak adalah senyawa
asetil CoA dan senyawa malonil
CoA. Malonil CoA
disintesis dari asetil
CoA dengan penambahan
CO2 oleh asetil CoA
karboksilase Reaksi
pertama pada

biosintesis asam
lemak adalah pemindahan
gugus asetil dan gugus malonil
dari CoA ke ACP

5
dengan katalis asetil-CoA; ACP transilase dan malonil-CoA;ACP transilase. Reaksi
berikutnya adalah pengkondensasian gugus malonil membentuk asetoasetil-ACP dengan
melepaskan CO2. Setelah penkondensasian asetil dengan malonil, tahapan selanjutnya
terdiri dari urutan reaksi reduksi dengan katalis 3-ketoasil ACP reduktase, reaksi dehidrasi
dengan katalis 3-hidroksi ACP dehidrase, dan reaksi reduksi dengan katalis enoil ACP
reduktase. Urutan reaksi-reaksi ini merupakan siklus lintasan pembentukan dan
penambahan panjang rantai asam lemak. Hasil sintesa dari urutan reaksi ini adalah molekul
asam lemak yang terikat dengan ACP.

Hasil sintesa awal adalah asam lemak rendah dengan jumlah atom karbon sebanyak
4. Hasil sintesis ini selanjutnya kembali memasuki siklus ‘kondensasi- reduksi-dehidrase-
reduksi’ untuk menambah panjang rantai asam lemak dengan 2 atom karbon. Bila panjang
rantai molekul asam lemak hasil sintesis belum cukup, sintesis lanjut berlangsung kembali
melalui siklus yang sama. Hasil sintesis asam lemak terdapat terikat dengan ACP dan
CoA. Kemudian CoA akan terhidrolisis dan keluar bila asam lemak bergabung dengan
gliserol selama pembentukan lemak atau lipid membran sebagai berikut .

Pada reaksi pembentukan asam lemak dibutuhkan banyak energi, di mana dua
pasang elektron (2NADPH) dan satu ATP diperlukan untuk tiap gugus asetil. Lintasan
pembentukan asam lemak dari piruvat melalui tahapan pembentukan asetil CoA dan
malonil CoA pada plastid.

IV. KESIMPULAN

6
1. Asam lemak dalam bentuk lemak dan minyak sebagai senyawa trigliserida.
Lemak dan minyak yang tergolong lipida terdapat sebagai tumpukan bahan
cadangan dan sumber energi.

2. Lemak diproduksi dari asetil CoA dalam proplastid. Energi yang diperlukan
untuk sintesis asam lemak yaitu elektron NADPH tersedia dari lintasan
respirasi pentosa fosfat, dan ATP dari glikolisis piruvat.

3. Sintesis asam lemak dari malonil ACP yang ditransfer dari malonil CoA hasil
sintesis dari asetil CoA, berlangsung melalui pengulangan siklus pembentukan
rantai asam lemak hingga memiliki jumlah atom karbon yang lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

7
Conn, E.E. et al. 1987. Outlines of Biochemistry 5/E. John Wiley and Sons Inc. New
York, pp. 413-455
Lehninger, A.L. 1993. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 2. Terjemahan dari Principles of
Biochemistry oleh Thenawijaya, M. IPB. Bogor. Erlangga. Jakarta, hal. 277-307
Sheeler, P. and D.E. Bianchi. 1987. Cell and Molecular Biology. Third Edition. John
Wiley and Sons Inc. New York, pp. 139-140
 Weete, J.D. 1980. Lipid Biochemistry. Prenum Press New York, pp. 1-129

Anda mungkin juga menyukai