Disusun oleh:
ARMA DIAN NUR SABRINA
P3.73.24.2.16.008
Disusun oleh:
ARMA DIAN NUR SABRINA
P3.73.24.2.16.008
v
vi
vii
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
JURUSAN KEBIDANAN
Gambaran Kasus
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
2018”. Maksud dan tujuan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan
1. Ibu Erika Yulita Ichwan, S.S.T. M.Keb. selaku Ketua Jurusan Kebidanan
ini.
2. Ibu Hamidah, S.Pd., M.Kes. selaku ketua program studi DIII Kebidanan
3. Ibu Nessi Meilan, S.S.T., M.Kes. selaku penanggung jawab mata kuliah
4. Ibu Ns. Herlyssa, S.Kep, SST, MKM, selaku pembimbing dalam pembuatan
laporan studi kasus komprehensif ini, yang penuh perhatian dan selalu
vii
SWT senantiasa membalas amal baiknya dengan balasan yang berlipat
laporan ini.
komprehensif.
6. Bidan Reni dan Bidan Zia selaku CI Ruang Bersalin dan bidan pendamping
kasus ini.
Barat.
8. Ny. S dan Keluarga yang senantiasa dengan ikhlas ingin dijadikan pasien
9. Kedua orang tuaku Bapak Isdiana dan Ibu Siti Nur Kasanah yang selalu
memberi doa. Terima kasih atas doa kalian yang tak pernah putus.
10. Kakak asuhku kak Fitridayani yang selalu memberi motivasi dan nasihat
atas pengalamannya, serta adik asuhku Astri Fauziah dan Susi Wulandari
yang selalu memberikan dukungan dan doa demi kelancaran laporan ini.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis menerima kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
viii
membangun. Harapan penulis semoga kasus ini berguna bagi penulis khususnya
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
D. Nifas ................................................................................................. 129
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 132
A. Kesimpulan ...................................................................................... 132
B. Saran ................................................................................................. 133
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 135
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 139
A. Partograf
B. Surat Keterangan Lahir
C. Foto Buku KIA
D. Informed Consent
E. Dokumentasi
F. Lembar Observasi
G. Lembar Informasi
H. Informed Consent
I. Lembar Kosultasi
xi
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam
kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat
indikator meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) dari 69 tahun pada tahun
2005 menjadi 73,7 tahun pada tahun 2025, menurunnya Angka Kematian Bayi
(AKB) dari 32,3 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi 15,5 per
1.000 kelahiran hidup pada tahun 2025, menurunnya Angka Kematian Ibu
(AKI) dari 262 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi 74 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2025 dan menurunnya prevalensi gizi
kurang pada balita dari 26% pada tahun 2005 menjadi 9,5% pada tahun 2025
2012 menunjukkan AKI di Indonesia sebesar 359 per 100 ribu kelahiran hidup,
sementara tahun 2007 sebesar 228 per 100 ribu kelahiran hidup. Meningkatnya
AKI tersebut maka semakin jauh dari target Millenium Development Goals
(MDGs) tahun 2015 yakni menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran
hidup, sedangkan AKB tahun 2012 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup dari
Masa kehamilan merupakan masa yang sangat penting, karena pada masa ini
tanda-tanda yang normal, ibu hamil dapat mengalami beberapa masalah serius
perdarahan, nyeri perut yang berlebihan, mual muntah berlebihan dan sakit
adalah bidan. Bidan adalah ujung tombak pembangunan keluarga sejahtera dari
kesehatan ibu dan anak. Selain ikut membanti proses persalinan, bidan juga
bayi/anak yang dilahirkan. Oleh karena itu kecukupan dan kompetensi bidan
perempuan merupakan proses alamiah dan normal yang dialami oleh setiap
otonom, dan mempraktikkan asuhan yang berbasis bukti (evidence based care)
(Aticeh, 2014).
merupakan salah satu tahapan penting yang harus dilakukan oleh ibu hamil
penanganan medik pada ibu hamil, dengan tujuan : menjaga agar ibu sehat
dilahirkan sehat, proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan,
2009).
15
sehingga akan terwujudnya ibu dan bayi sehat (Kemenkes RI, 2014).
Ny. S di Puskesmas Kecamatan Tambora Jakarta Barat tahun 2018 selama masa
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
trimester III, bersalin, bayi baru lahir, dan nifas secara komprehensif di
2. Tujuan Khusus
tahun 2018.
2018.
16
Kecamatan Tambora Jakarta Barat yang beralamatkan Jl. Krendang Utara No.
13. 03 November 2018 : Kunjungan rumah pertama, bayi baru lahir 7 hari
14. 08 November 2018 : Kunjungan rumah kedua, bayi baru lahir 12 hari
17
15. 16 November 2018 : Kunjungan rumah ketiga, bayi baru lahir 20 hari
16. 06 Desember 2018 : Kunjungan rumah keempat, bayi baru lahir 40 hari
18
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel telur. Dalam
penuh perjuangan. Dari sekitar 20-40 juta sperma yang dikeluarkan, hanya
sedikit yang survive dan berhasil mencapai tempat sel telur. Dari jumlah
yang sudah seditik itu, Cuma 1 sperma saja yang bisa membuahi sel telur
(Mirza, 2008).
Kehamilan aterm ialah usia kehamilan antara 38-42 minggu dan ini
2014).
2. Diagnosa Kehamilan
1) Ibu sehat
dan bayi.
20
a. Trimester Pertama
b. Trimester Kedua
dengan kadar hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat
kehamilan sudah mulai berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar
secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan
21
merasakan terlepas dari rasa kecemasan dan tidak nyaman seperti yang
c. Trimester Ketiga
diafragma menekan paru ibu, tapi setelah kepala bayi yang sudah
yang ringan, tidak teratur dan kadang hilang bila duduk atau
istirahat.
a. Perdarahan pervaginam
c. Penglihatan kabur
dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan
mereka masa postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi
ASI eksklusif.
komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita
selama kehamilan.
24
c. Dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan antara minggu 29-36
a. Trimester pertama
merugikan.
komplikasi.
b. Trimester kedua
uria).
c. Trimester ketiga
d. Trimester ketiga
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal,
kepada semua ibu hamil. Ibu hamil berhak memperoleh pelayanan antenatal
Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT
(Indeks Masa Tubuh) ibu sebelum hamil. Indeks massa tubuh (IMT)
adalah hubungan antara tinggi badan dan berat badan. Berikut adalah
Hasil yang didapat dari rumus IMT, dapat ditentukan dalam kategori
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas > 29 ≥7
Gemeli - 16 – 20,5
Jika total peningkatan BB ibu tidak sesuai atau diluar batas normal
Selama hamil tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90
mmHg. Kelainan ini dapat berlanjut menjadi pre eklamsia dan eklamsia
uteri. Beda tinggi fundus uteri dalam centimeter dengan usia kehamilan
27
kehamilan :
1) Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas
simpisis
pusat
pusat
Prosesus Xipoideus
d. Pemberian imunisasi TT
mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama , ibu hamil harus
hamil , disesuai dengan status imunisasi TT ibu saat ini. Ibu hamil
yaitu:
pertama
seumur hidup
pemberian satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang.
Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat
500 ug, minimal 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama
perawatan diri selama hamil, perawatan payudara, gizi ibu hamil, tanda-
tanda bahaya kehamilan dan janin sehingga ibu dan keluarga dapat
tidak menular, Penawaran tes HIV, IMD dan pemberian ASI Ekslusif,
dimana LiLA <23,5 cm. Ibu dengan KEK akan dapat melahirkan bayi
Trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum
masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada
masalah lain. DJJ lambat kurang dari 120x/ menit atau DJJ cepat lebih
i. Tatalaksana/Penanganan Kasus
(IBI , 2016)
k. Test Hb
salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil (Sari dkk,
2015).
sebagai berikut:
1) Hb 11 gr % : tidak anemia
2) Hb 9 gr % - 10 gr % : anemia ringan
3) Hb 7 gr % - 8 gr % : anemia sedang
pucat dan membran mukosa kuku dan telapak tangan pucat (Depkes
RI, 2008).
32
l. Tes TPHA
1. Definisi
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan
persalinan saat kehamilan 28-36 minggu dengan berat janin antara 1000 –
2500 gr. Persalinan matures atau aterm adalah partus pada kehamilan 37-40
minggu , janin matur, berat badan diatas 2500 gr. Sedangkan, Persalinan
33
2. Jenis-jenis Persalinan
a. Menurut cara :
1) Persalinan Spontan
2) Persalinan Buatan
3) Persalinan Anjuran
dapat hidup (viable), berat janin ±500 gram, usia kehamilan dibawah
22 minggu.
hidup atau berat janin antara 500-1000 gram dan usia kehamilan
1000-2500 gram.
gram.
1. Passenger (Penumpang)
a. Bagian lunak, yaitu terdiri dari otot dan ligament jaringan ikat.
usus).
3. Power (Kekuatan)
a. Kontraksi Uterus
b. Tenagan Mengedan
4. Psikologis
sebagai suatu keadaan yang belum pasti sekarang menjadi hal yang
5. Penolong
ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan
4. Tanda-tanda Persalinan
a. Lightening
b. Perubahan Serviks
berikut:
intensitasnya.
lendir serviks pada awal kehamilan. Plak lendir inilah yang dimaksud
sebagai bloody show. Bloody show paling sering terlihat sebagai rabas
jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin robek.
dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali.
ketuban keluar.
38
5. Tahapan Persalinan
1) Fase laten, yaitu fase pembukaan yang sangat lambat ialah dari 0
2) Fase aktif, yaitu fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi lagi
menjadi:
Saifuddin (2010) :
b. Kala II
c. Kala III
(Mochtar, 2012). Lama segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir
d. Kala IV
6. Asuhan Persalinan
dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya ,
a. Kala I
1) Menyiapkan Kelahiran
2) Menyiapkan Rujukan
4) Pemeriksaan fisik
b. Kala II
atau vaginanya.
e) Pencegahan laserasi
steril yang dilipat 1/3 nya dibawah bokong ibu dan siapkan kain
fleksi saat keluar secara bertahap. Saat kepala bayi sudah keluar,
Letakkan tangan pada sisi kiri dan kanan kepla bayi sambil
keatas dan lateral tubuh bayi sehingga bahu bawah bayi lahir.
c. Kala III
d. Kala IV
dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu. Hal
persalinan dilakukan:
kandung kemih dan darah yang keluar setiap 15 menit selama satu
4) Membersihkan ibu dengan air DTT dan tempat tidur dengan air
Clorin 0,5% lalu menggantikan pakaian ibu dengan yang bersih dan
7. Rupture Perineum
Kemenkes ( 2013 ) :
a. Derajat 1 : Laserasi epitel vagina atau laserasi pada kulit perineum saja
a. Faktor Predisposisi
1. Faktor Ibu
a) Paritas
berikutnya.
b) Meneran
ingin mengejan .
2) Faktor Janin
Makrosomia adalah berat janin pada waktu lahir lebih dari 4000
jaringan lunak pada ibu seperti laserasi jalan lahir dan robekan
pada perineum.
b) Presentasi
a) Vakum Ekstrasi
b) Ekstrasi Forceps
c) Embriotomi
manual yang tepat dapat mengatur eksplusi kepala, bahu, dan seluruh
ruptur perineum meliputi yaitu paritas, umur ibu, jaringan parut pada
diantaranya:
47
kuat pada kala II. Mungkin ibu akan merasa lebih mudah untuk
robekan uteri.
a. Mudah dipelajari
tingkat atau steril. Ganti sarung tangan jika sudah terkontaminasi , atau
dalam vagina. Benang hanya di potong pada bagian yang pendek saja
cincin himen.
lubang bekas jarum tetap terbuka berukuran 0,5 cm atau kurang. Luka
benang dan sisakan sekitar 1,5 cm . Pastikan tidak ada kasa atau
yang berbau busuk dari daerah ukanya atau terasa sangat nyeri.
a. Pain Relief
ibu dalam menerima rangsangan sakit atau nyeri. Untuk itu juga
bertambah baik dan bersifat sayang ibu. Ada beberapa teknik dukungan
b. Teknik Effluarge
dan panjang atau tidak putus-putus. Pijat cara lembut membantu ibu
tahapan persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit. Hal itu terjadi karena
menolong merupakan sumber kekuatan ibu saat sakit, lelah, dan takut.
Banyak bagian tubuh ibu bersalin dapat dipijat seperti kepala, leher,
respon ibu, apakah tekanan yang diberikan sudah tepat. Umumnya, ada
yang ditekan lembut dan ringan. Lakukan usapan dengan ringan dan
tanpa tekanan kuat, tetapi usahakan jari tidak lepas dari permukaan kulit.
c. Teknik pernapasan
biasanya terdiri dari empat tahap yang intinya terdiri dari berikut.
terpenting, tidak saja untuk kinerja otot-otot rahim, tetapi juga untuk
janin.
52
insting alami dalam diri ibu dan membiarkan tubuh ibu hamil dan tubuh
1) Pernapasan tidur
2) Pernapasan perlahan
mulit rahim.
3) Pernapasan lanjut
1. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dengan berat badan
Umur 0-7 hari disebut neonatal dini, sedangkan umur 8-28 hari disebut
Menurut M. Sholeh Kosim, bayi baru lahir normal adalah berat bayi
lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis dan
tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat (Marmi dan
Rahardjo, 2015).
lahir pada saat ia dalam ruang rawat, untuk mengajarkan orang tua
hangat.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi
tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk
posisikan bayi lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit
dengan kulit selama 30-60 menit berikutnya. Jika bayi masih belum
semua unsure yang diperlukan oleh bayi serta zat anti infeksi.
dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi pada bayi
5. Memberi Vitamin K
infeksi mata. Beri bayi salep atau tetes mata antibiotika profilaksis
salep atau tetes mata harus tepat 1 jam setelah kelahiran. Upaya
57
pencegahan infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam
7. Memberi Imunisasi HB 0
2010).
8. Identifikasi Bayi
lengkap ibu.
tindak lanjut (KN) yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur
4-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari (Kementerian Kesehatan RI,
2010).
3. Pengukuran Antropometri
2500 gram disebut bayi Premature dan apabila BB bayi lebih dari
Lihat kulit berwarna merah muda, tanpa Wajah, bibir dan selaput lendir, dada
Hitung pernapasan dan lihat tarikan Frekuensi napas normal 40-60 kali
yang dalam
Hitung denyut jantung dengan meletakkan Frekuensi denyut jantung normal 120-
kordis.
thermometer
Lihat bagian dalam mulut Bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak
sarung tangan ke dalam mulut, raba langit- Nilai kekuatan isap bayi. Bayi akan
Lihat punggung dan raba tulang belakang Kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang
gerakan ekstremitas
Lihat dan raba alat kelamin keluar. Bayi perempuan kadang terlihat cairan
d. Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah vagina berwarna putih atau kemerahan
maksimal 10%
Menilai cara menyusui, minta ibu untuk Kepala dan ba dan dalam garis lurus,
mulut bayi
a. Refleks Glabella
pertama.
b. Refleks hisap
Tekanan pada mulut bayi pada langit bagian dalam gusi atas timbul
isapan yang kuat dan cepat. Dilihat pada waktu bayi tidur.
62
d. Refleks genggam
5. Refleks babinsky
Gores telapak kaki, dimulai dari tumit, gores sisi lateral telapak kaki
kearah atas kemudian gerakkan jari sepanjang telapak kai. Bayi aka
dorsifleksi.
6. Refleks moro
Terdapat minimal tiga kali kunjungan ulang bayi baru lahir (Kemenkes,
2013):
a. Biang Keringat
pakaian (dada dan punggung), dapat diikuti rasa gatal seperti ditusuk,
Sedangkan dari data kunjungan bayi dan anak pada 7 rumah sakit di 6
kota besar di Indonesia terdapat 282 kasus (22,79%) dari 8919 kasus
7 dari 10 penyakit kulit bayi dan balita. Insiden penyakit kulit miliaria
ini akan meningkat sampai 50% pada iklim panas dan lembab.
baik.
1. Definisi
keadaan sebelum hamil (IBI, 2016). Akan tetapi seluruh otot genetalia
65
baru pulih kembali seperti sebhelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
Masa ini merupakan periode krisis baik bagi ibu maupun bayinya maka
perlu diperhatikan.
c. Melakukan rujukan secara aman dan tepat waktu bila terjadi penyulit
perdarahan post partum karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan
dan suhu.
normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam,
ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui
dengan baik.
4. Remote puerperium
kebijakan sesuai dengan dasar kesehatan ibu pada masa nifas, yakni paling
masa nifas.
lahir.
harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran
atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.
ada bau.
abnormal.
istirahat.
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
fundus tidak teraba, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
abnormal.
istirahat.
69
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
masa nifas.
a. Fase taking in
pendukung karena pada fase ini sering dengan terjadinya post partum
blues.
c. Fase letting go
Selama masa nifas terjadi berbagai perubahan pada ibu post partum
antara lain involusi uteri, pengeluaran lochea, perubahan pada serviks dan
vagina, laktasi serta perubahan pada sistem tubuh lainnya dan perubahan
a. Alat genitalia
b. Lochea
dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokia
Mengandung leukosit,
mati.
c. Involusi uterus
Pertengahan pusat
7 hari (minggu 1) 500 gram 7,5 cm
dan simpisis
Tidak teraba
14 hari (minggu 2) 350 gram 5 cm
diatas simpisis
d. Serviks
masuk kedalam rongga rahim setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan
e. Ligamen
nifas.
1. Perdarahan berlebihan
3. Demam
pandangankabur
74
putting
a. Mobilisasi Dini
Tujuan :
b. Nutrisi
Tujuannya:
c Mencegah konstipasi
Ibu nifas perlu tambahan 500 kalori tiap hari, dan kebutuhan
cairan/minum ±300 liter/hari dan tambahan pil zat besi selama 40 hari
c. Ambulasi
bergerak, karena merasa lebih letih dan sakit. Pada persalinan normal
75
4. Eliminasi
dan setiap 4 jam setelahnya, karena kandung kemih yang penuh dapat
tidak biasa BAB lebih dari 3 hari maka perlu diberi laksan/pencahar.
5. Istirahat
1) Mengurangi/mencegah infeksi
76
3) Seksual/ Senggama
darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya
ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu
seksual kapan saja ibu siap. Banyak budaya yang mempunyai tradisi
7. ASI Eksklusif
spontan.
77
4) Frekuensi buang air kecil (BAK) bayi >6 kali sehari. Urin
5) Frekuensi buang air besar (BAB) >4 kali sehari denga volume
butiran-butiran.
produksi ASI.
7) Berat bdadan bayi tidak turun lebih dari 10% disbanding berat
lahir.
78
8) Berat bada bayi kembali seperti berat lahir pada usia 10 sampai
8. Keluarga Berencana
kontrasepsi tetap lebih aman terutama bila ibu sudah tidak haid lagi.
ada yang ingin ditanyakan oleh ibu atau pasangan dan untuk
2016).
79
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
No. RM : 00.12.28
Identitas
memiliki suami bernama Tn. N berumur 45 tahun bersuku bangsa Padang. Tn.
N tinggal di Jl. Kali Sekertaris Pesing Koneng, RT 008/001 No. 87, Kedoya
Data Subjektif
Alasan datang
Ibu datang untuk memeriksakan kehamilannya. Saat ini ibu tidak ada keluhan
80
Riwayat haid
Riwayat perkawinan
Ini adalah kehamilannya yang kedua, anak pertama lahir cukup bulan pada
tanggal 31 Maret 2010 secara spontan ditolong oleh Bidan di kampung tidak
ada penyulit. Jenis kelamin perempuan dengan berat lahir 3500 gram ,Panjang
Rencana persalinan/P4K
Persalinan
2018 Kecamatan
Tambora
81
suntik 3 bulan menjadi yang 1 bulan karena ibu ingin menstruasinya lancar.
eliminasi
Kebiasaan makan : sebelum hamil : makan 3 kali sehari dengan menu nasi,
lauk, sayur, buah. Setelah hamil : makan 3 kali sehari dengan menu nasi, lauk,
sayur, dan susu hamil 1 gelas per hari. Perubahan makan yang dialami : nafsu
makan sama seperti biasa. Minum air putih 7-8 gelas per hari. Kebiasaan
personal hygiene : mandi sehari 2 kali, 2-3 kali ganti pakaian. Kebiasaan
eliminasi : BAB 1 kali sehari, konsistensi normal, warna dan bau khas, BAK >6
Riwayat psikososial
dengan kehamilan misalnya seperti mitos – mitos yang banyak beredar dan
Trimester I : Ibu merasa pada trimester I tidak muncul keluhan – keluhan yang
berarti, hanya mual muntah yang sering terjadi pada pagi hari. Ibu melakukan
Trimester III : Perut ibu mulai terasa kencang-kencang dan sedikit sakit
dibagian bawah perut pada saat berjalan dan semakin sering BAK. Ibu
Riwayat Imunisasi TT
TT 1 Pada saat ibu masih bayi (berdasarkan pengakuan ibu saat ini)
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
sklera tidak kuning. Mulut dan gigi : lidah tidak kotor, gigi tidak
tidak teraba adanya benjolan pada payudara, puting susu bersih, menonjol,
Leopold. Leopold I : Di fundus uteri teraba bagian agak bulat, lunak, tidak
yang keras dan panjang seperti papan (Punggung), sebelah kanan perut
sebelah kiri perut ibu. TBJ (29-12) x 155 gram = 2635 gram. Ekstremitas
Pembengkakan (-), varises (-), kekuatan sendi (+), reflek patella (+),
Analisa
Penatalaksanaan
minggu 2 hari , keadaan ibu dan janin saat ini baik. Ibu mengerti dengan
dalam minimal 2 kali sehari atau bila merasa lembab dan membersihkan
pada siang hari dan 8 jam pada malam hari. Ibu mengerti dan bersedia
85
dibagian bawah perut, gerak janin berkurang, batuk dalam waktu lama,
5. Memberikan terapi SF 60 mg (15 tablet) 1x1, Kalk 500 mg (15 tablet) 1x1,
AF (10 tablet) 1x1 diminum secara oral. Ibu berjanji akan minum obat
meminum tablet tambah darah seperti rasa mual, konstipasi dan tinja akan
darah dengan air jeruk hangat untuk mengurangi rasa mual serta
kunjungan ulang.
86
Data Subjektif
ibu mengatakan tidak ada keluhan yang berarti. Obat-obatan yang diberikan
Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
21 x/mnt, BB 62 kg.
2. Pemeriksaan fisik
sklera tidak kuning. Bibir tidak pecah-pecah, lidah bersih. TFU 30 cm.
bulat, lunak, tidak melenting (Bokong). Leopold II : Sebelah kiri perut ibu
teraba bagian yang keras dan panjang seperti papan (Punggung). Leopold
terdengar di satu tempat, sebelah kanan perut ibu. TBJ (30-11) x 155 gram
87
Analisa
Penatalaksanaan
minggu, keadaan ibu dan janin saat ini baik. Ibu menegerti dengan
dirumah.
pada siang hari dan 8 jam pada malam hari. Ibu mengerti dan bersedia
terdekat bila mengalami hal-hal yang telah dijelaskan. Ibu mengerti yang
mulas yang semakin sering, kuat, dan teratur atau keluar air-air
88
dana atau jaminan kesehatan, serta donor darah. Ibu dan suami sudah
7. Memberikan terapi SF 60 mg (10 tablet) 1x1, Kalk 500 mg (10 tablet) 1x1,
Vitamin C 25mg (10 tablet) 1x1 diminum secara oral. Ibu berjanji akan
Data Subjektif
tanggal 18 Oktober 2018 sudah keluar lendir darah tidak disertai mulas. Pada
tanggal 19 Oktober 2018 ibu mengeluh merasa mulas dan ibu memeriksakan ke
89
BPM. Ibu mengatakan saat diperiksa di BPM belum terdapat pembukaan. Obat-
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
stabil. TTV: Tekanan Darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/mnt, suhu 36,6oC,
2. Pemeriksaan Fisik
sklera tidak ikterik. Bibir tidak pecah-pecah, lidah bersih. Tinggi Fundus
sebelah kanan perut ibu teraba bagian yang keras dan panjang seperti
kanan perut ibu. TBJ (33-11) x 155 = 3410 gram. His palsu. Ekstremitas
Pembengkakan (-), varises (-), kekuatan sendi (+), reflek patella (+).
Pemeriksaan anogenital oleh bidan jaga : vulva vagina tak ada keluhan,
90
Analisa
Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa saat ini keadaan ibu dan janin
melakukannya dirumah.
dirumah.
pada siang hari dan 8 jam pada malam hari. Ibu mengerti dan bersedia.
91
sesudah persalinan.
pengurangan gerak janin atau tidak, his semakin sering atau tidak, lendir
8. Memberikan terapi SF 60 mg (10 tablet) 1x1, Kalk 500 mg (10 tablet) 1x1,
Vitamin C 25mg (20 tablet) 2x1, Vitamin B Com (20 tablet) 2x1 diminum
secara oral. Ibu berjanji akan minum obat yang diberikan dengan teratur.
KALA 1
Data Subjektif
2018 pada pukul 04.00 WIB. Ibu mengeluh mulas sejak pukul 19.00 WIB
92
tanggal 26 Oktober 2018, keluar lendir darah pukul 17.00 WIB, belum keluar
air-air. Pergerakan janin aktif. Ibu mengatakan telah diperiksa oleh bidan jaga
dengan hasil ibu dan janin dalam keadaan baik dan ibu sudah pembukaan 3 cm.
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
stabil. TTV: Tekanan Darah 110/70 mmHg, nadi 82 x/mnt, suhu 36,7oC,
pernafasan 21 x/mnt.
2. Pemeriksaan Fisik
sklera tidak ikterik. Bibir tidak pecah-pecah, lidah bersih. Tinggi Fundus
sebelah kanan perut ibu teraba bagian yang keras dan panjang seperti
kanan perut ibu. TBJ (33-11) x 155 = 3410 gram. His 3x10’x30”, teratur,
(+), reflek patella (+). Pemeriksaan anogenital oleh bidan jaga : vulva
93
vagina tak ada keluhan, Portio tipis lunak, Pembukaan 3 cm, Ketuban (+),
pervaginam.
Analisa
Penatalaksanaan
2. Menyarankan ibu jika masih kuat untuk jalan-jalan kecil atau duduk sila
menyetujui tindakan.
4. Mengajarkan ibu teknik relaksasi pernafasan yang baik apabila ada his
yaitu tarik nafas lewat hidung dan hembuskan secara perlahan lewat
5. Menganjurkan ibu untuk posisi miring kiri bila sedang beristirahat agar
kepala janin cepat turun dan janin mendapat suplay oksigen yang cukup.
6. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi nutrisi dan hidrasi saat tidak ada
his agar ibu memiliki tenaga saat proses persalinan nanti. Ibu bersedia
melakukannya.
7. Mengobservasi Tekanan Darah 4 jam sekali, suhu 2 jam sekali, nadi dan
DJJ setiap 1 jam, HIS , dan pembukaan 4 jam sekali. Observasi sudah
dilakukan
KALA I
Data Subjektif
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
stabil. TTV: Tekanan Darah 110/80 mmHg, nadi 84 x/mnt, suhu 36,8oC,
pernafasan 22 x/mnt.
2. Pemeriksaan Fisik
sklera tidak ikterik. Bibir tidak pecah-pecah, lidah bersih. Tinggi Fundus
sebelah kanan perut ibu teraba bagian yang keras dan panjang seperti
95
kanan perut ibu. TBJ (33-11) x 155 = 3410 gram. His 3x10’x35”, teratur,
(+), reflek patella (+). Pemeriksaan anogenital oleh bidan jaga : vulva
vagina tak ada keluhan, Portio tipis lunak, Pembukaan 6 cm, Ketuban (+),
Analisa
Penatalaksanaan
2. Mengingatkan ibu teknik relaksasi pernafasan yang baik apabila ada his
yaitu tarik nafas lewat hidung dan hembuskan secara perlahan lewat
3. Mengingatkan ibu untuk posisi miring kiri bila sedang beristirahat agar
kepala janin cepat turun dan janin mendapat suplay oksigen yang cukup.
4. Mengingatkan untuk tetap memenuhi nutrisi dan hidrasi saat tidak ada his
agar ibu memiliki tenaga saat proses persalinan nanti. Ibu bersedia
melakukannya.
5. Mengobservasi Tekanan Darah 4 jam sekali, suhu 2 jam sekali, nadi dan
DJJ setiap 30 menit, HIS , dan pembukaan 4 jam sekali. Observasi sudah
dilakukan
6. Menyiapkan perlengkapan ibu dan bayi. Kebutuhan ibu dan bayi sudah
disiapkan.
KALA II
Data Subjektif
Ibu mengeluh mulas semakin sering, rasanya seperti ingin BAB. Ibu sudah ingin
meneran
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
dalam vulva vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba, pembukaan 10
cm, ketuban (+), posisi UUK depan, molase (-), penurunan H III+
Analisa
Penatalaksanaan
2. Memfasilitasi ibu posisi yang nyaman saat proses persalinan. Ibu memilih
4. Mengatur posisi ibu dengan cara kedua tangan merangkul kedua paha
sampai sampai batas siku, kepala diangkat, dagu menempel ke dada, mata
pada saat ada his dan pada saat kepala sudah mulai terlihat 5-6 cm didepan
vulva ibu dipimpin untuk meneran dan istirahat saat tidak ada his. Ibu
mengerti kemudian mengedan disaat kontraksi dan istirahat saat tidak ada
kontraksi.
5. Observasi DJJ saat tidak ada his. Observasi telah dilakukan dan hasilnya
140 x/menit.
98
saat tidak ada his untuk menambah energy selama proses persalinan.
spontan pada pukul 08.45 WIB menangis kuat, warna kulit kemerahan,
tonus otot aktif, jenis kelamin laki-laki, cacat negative, anus positif, dan
sudah BAK.
telah dilakukan.
9. Meletakkan bayi diatas dada ibu dengan kontak kulit ibu dan bayi untuk
KALA III
Data Subjektif
Ibu mengatakan perut masih terasa mulas dan senang atas kelahiran bayi laki-
lakinya.
Data Objektif
TTV: Tekanan Darah 110/80 mmHg, nadi 83 x/mnt, suhu 36,7oC, pernafasan
22 x/mnt. TFU sepusat, kontraksi uterus baik, tidak ada janin kedua, kandung
Analisa
Penatalaksanaan
dilakukan.
WIB.
ibu teknik massase uterus agar kontraksinya tetap baik. Ibu mengerti
tidak ada yang tertinggal, diameter ±18 cm, tebal ±3 cm, insersi tali pusat
KALA IV
Data Subjektif
Ibu senang atas kelahiran bayi laki-lakinya, merasa lemas, perut masih terasa
mulas.
Data Objektif
TTV: Tekanan Darah 110/80 mmHg, nadi 83 x/mnt, suhu 36,6oC, pernafasan
21 x/mnt.
TFU 2 jari dibawah pusat, uterus teraba keras, kandung kemih kosong,
Analisa
grade I
Penatalaksanaan
bahwa terdapat robekan jalan lahir dan harus dilakukan penjahitan agar
101
dilakukan.
pembalut demi kenyamanan ibu. Ibu telah dibersihkan dari sisa darah dan
TFU, kontraksi, TD, nadi, kandung kemih dan jumlah darah yang keluar
setiap 15 menit pada satu jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam
kedua, dan mengukur suhu tiap satu jam. Hasil pemantauan keadaan Ibu
baik yaitu dengan memassase uterus searah dengan jarum jam sampai
uterus terasa keras. Ibu dan keluarga dapat memasase uterus dengan baik.
pengecilan rahim kembali ke bentuk semula dan hal tersebut normal. Ibu
mengerti.
102
10. Menganjurkan untuk ambulasi dan mobilisasi, seperti miring kanan dan
miring kiri, duduk, kemudian berjalan perlahan. Ibu mampu ambulasi dan
11. Menganjurkan untuk tidak menahan BAK. Ibu mengerti dan sudah BAK
terasa keluar darah banyak dari kemaluan, nyeri perut bagian bawah
14. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum. Ibu mau makan dan minum.
secara teratur.
16. Memindahkan ibu dan bayi setelah 2 jam postpartum ke ruang nifas untuk
rawat gabung (rooming in). Ibu dan bayi telah dipindahkan ke ruang
Data Subjektif
Data Objektif
kepala 34 cm, lingkar dada 33 cm, lingkar perut 34 cm, jenis kelamin laki-
laki.
2. Pemeriksaan fisik
pus refleks labirin (+), refleks glabella (+). Telinga : simetris, terdapat
lubang telinga, tidak ada lipatan berlebih pada daun telinga, tidak ada
sekret. Hidung : terdapat septum di tengah, tidak ada secret dan tidak ada
(+), refleks sucking (+), refleks swallowing (+). Leher : tidak ada
dinding dada kedalam. Abdomen : tidak cekung dan cembung, tidak ada
sebelah kanan dan 5 di sebelah kiri, refleks babinski (+). Umbilikus : tidak
terjadi infeksi yaitu tidak ada perdarahan serta tidak bau. Genetalia : Testis
sudah turun ke skrotum. Punggung tidak ada nyeri tekan dan tidak
Analisa
Penatalaksanaan
hangat, serta pakaikan topi bayi. Bayi telah dibungkus dengan kain bersih
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑣𝑖𝑡 𝐾 1 𝑚𝑔
dengan dosis = = 2 𝑚𝑔/𝑚𝐿 = 0,5 mL secara IM pada 1/3 otot vastus
𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
4. Melakukan perawatan tali pusat dengan prinsip bersih dan kering tanpa
diberi betadine, alkohol atau yang lainnya. Tali pusat di rawat dengan
5. Memantau suhu bayi. Hasil suhu bayi dalam batas normal yaitu 36,6°C.
perlu dibatasi atau dijadwalkan agar involusi uterus berjalan dengan baik.
bahaya, yaitu seperti, bayi tampak lemah, tidak mau menyusu, pernapasan
cepat, bayi tampak gelisah, berat badan bayi cepat menurun, terjadi diare,
pergerakan aktifitas bayi makin menurun, kejang dan suhu bayi di bawah
36,5 0C atau diatas 37,50C, bagian yang berwarna putih pada mata,
muntah terus menerus, dan BAB berlendir atau berdarah atau tidak BAB
selama 3 hari. Ibu mengerti dan akan ke tenaga kesehatan bila terjadi hal
tersebut
9. Memfasilitasi ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi dengan menyatukan
ibu dalam 1 ruangan (rooming in). Telah dilakukan, ibu dan bayi
Data Subjektif
tidak mau menyusu, badan panas, nafas bayi sesak, bayi kejang dan muntah.
Ibu mengatakan bayinya sudah mau menyusu dan diberikan ASI setiap bayinya
menangis atau minimal 1 jam sekali dan dapat menghisap dengan baik, gerakan
Data Objektif
Keadaan umum baik, suhu 36,6oC, DJB 138 x/mnt, pernafasan 40 x/mnt,
kulit kemerahan, bergerak aktif. BAB/BAK : -/+, tali pusat bersih terbungkus
Analisa
Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa bayi saat ini dalam keadaan baik.
2. Melakukan perawatan tali pusat dan memberitahu ibu cara perawatan tali
kassa steril tanpa diberi betadine atau yang lainnya. Telah dilakukan dan
ibu mengerti.
107
popok, pakaian, bedong bayi sesegera mungkin jika lembab, basah atau
dijadwal dan memberikan ASI eksklusif yaitu ASI saja tanpa tambahan
apapun sampai usia bayi 6 bulan. Ibu mengerti dan akan melakukannya.
menyusui agar bayi tidak gumoh. Ibu mengerti dan bisa melakukannya.
8. Mengingatkan ibu tanda bahaya pada bayi yaitu sesak nafas, frekuensi
suhu bayi rendah (dingin), kurang aktif. Ibu mengatakan mengerti dan
Data Subjektif
seperti biang keringat tersebar di dahi dan leher bayi, bayi dalam keadaan baik
gerak aktif, bayi menyusu dengan kuat dan sering. Bayi BAK ±8 kali/hari dan
BAB ± 3 kali/hari.
Data Objektif
BB 3750 gram, PB 47 cm, kulit dahi dan leher bayi terdapat bintik kemerahan
seperti biang keringat, mata bersih dan tidak ikterik, tali pusat sudah puput dan
tidak ada infeksi dan tidak ada tanda-tanda infeksi, BAB/BAK : +/+ lancar dan
Analisa
Penatalaksanaan
mengganti popok bayi jika bayi BAK atau BAB. Suhu tubuh bayi dalam
yang diberikan.
7. Menganjurkan ibu untuk segera datang ke bidan atau dokter jika biang
Data Subjektif
dahi dan leher biang keringat sudah mulai hilang dan saat ini berpindah ke
bagian paha bayi. Ibu mengatakan saat ini menggunakan lactacid baby untuk
memandikan bayi.
Data Objektif
BB 4150 gram, PB 47 cm, kulit dahi dan leher bayi sudah mulai hilang biang
keringat, paha bayi terdapat biang keringat, mata bersih dan tidak ikterik, tali
pusat sudah puput dan tidak ada infeksi dan tidak ada tanda-tanda infeksi,
Analisa
usia 12 hari
Penatalaksanaan
mengganti popok bayi jika bayi BAK atau BAB. Suhu tubuh bayi dalam
yang diberikan.
biang keringat dikulit bayi semakin banyak. Ibu mengerti dan bersedia
mengganti pakaian atau celana bayi jika telah basah agar kulit bayi tidak
Data Subjektif
Ibu mengatakan biang keringat yang terdapat pada paha bayi sudah mulai kering
Data Objektif
BB terakhir 4350 gram, PB 47 cm, biang keringat bagian dahi dan leher sudah
hilang dan pada paha bayi sudah mulai mengering dan sudah ada yang mulai
menghilang, mata bersih dan tidak ikterik, tali pusat sudah puput dan tidak ada
infeksi dan tidak ada tanda-tanda infeksi, BAB/BAK : +/+ lancar dan tidak ada
keluhan.
Analisa
hari
Penatalaksanaan
mengganti popok bayi jika bayi BAK atau BAB. Suhu tubuh bayi dalam
yang diberikan.
biang keringat dikulit bayi semakin banyak. Ibu mengerti dan bersedia
mengganti pakaian atau celana bayi jika telah basah agar kulit bayi tidak
114
Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya. Bayi dalam keadaan baik
dan gerakannya aktif. Bayi menyusu dengan kuat dan sering. Bayi BAK ±7
kali/hari dan BAB ±3 kali. Ibu mengatakan bintik merah pada kulit bayinya
telah hilang sejak 17 hari yang lalu. Pada tanggal 27 November 2018 bayi sudah
Data Objektif
x/menit, kulit kemerahan dan tidak kuning, mata bersih dan tidak ikterik, tidak
ada tanda-tanda infeksi, BAB/BAK : +/+ lancar dan tidak ada keluhan.
Analisa
Penatalaksanaan
normal 36,7oC.
memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. Ibu mengerti dan
kulit bayi yang sensitif. Ibu bersedia menjaga personal hygiene bayi.
akan melaksanakannya.
Data Subjektif
Ibu mengatakan perutnya masih merasa mulas, nyeri pada luka jahitan dan
duduk, miring kiri-kanan dan berjalan. Ibu mengatakan tidak merasakan tanda
bahaya nifas. Ibu mengatakan sudah buang air kecil, ibu sudah mengganti
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Pernapasan 20 kali/menit.
2. Pemeriksaan Fisik
kosong. Genetalia : vulva vagina tidak ada kelainan, luka jahitan basah,
kekuatan sendi (+). Bawah : pembengkakan (-), sianosis (-), varises (-),
Analisa
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu saat ini baik. Ibu
fisiologis yang dialami ibu nifas. Rasa mulas diakibatkan karena kontraksi
keras dengan cara masase fundus uteri. Ibu mengerti dan ibu dapat
dengan cara membersihkan kemaluan ibu dengan air bersih dari arah
untuk mengganti pakaian dalam dan pembalut jika merasa lembab atau
konsumsi makanan bergizi dan tinggi protein seperti tahu, tempe, ikan,
makanan berserat seperti sayuran dan buah-buahan serta minum air putih
7 gelas sehari serta jangan ada pantangan makanan. Ibu mengerti dan telah
uterus berkontraksi dengan baik, dan mempererat hubungan antara ibu dan
bayi serta mencegah terjadinya hipotermi pada bayi. Ibu mengerti dengan
memberikan ASI saja untuk bayi selama 6 bulan tanpa tambahan makanan
atau minuman apapun karena ASI adalah nutrisi yang paling baik untuk
ringan lainnya, tapi minumlah obat dengan air putih dan secara teratur.
10. Mengajarkan teknik mencuci tangan yang benar dengan 6 langkah. Ibu
bersedia melakukannya.
12. Memberitahu mengenai tanda bahaya pada masa nifas. Yaitu diantaranya:
busuk (bau dari vagina), pusing dan lemas yang berlebihan, suhu tubuh
119
13. Memberitahu serta meminta ijin Ibu bahwa akan dilakukan kunjungan
rumah nifas 7 hari di Rumah ibu pada tanggal 03 November 2018 atau
Data Subjektif
ada keluhan dan tidak merasakan tanda-tanda bahaya nifas. Ibu merasa senang
bayinya. BAB dan BAK ibu lancar. Mobilisasi ibu baik, ibu mengatakan tidak
memantang makanan yang di konsumsi dan ibu terkadang bangun malam untuk
menyusui bayinya.
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Pernapasan 21 kali/menit.
120
2. Pemeriksaan fisik
tiroid, payudara : simetris, tidak teraba adanya benjolan, tidak ada nyeri
tekan, ASI (+), Bendungan ASI (-), Abdomen : TFU pertengahan pusat-
tidak ada kelainan, luka jahitan baik, tidak ada tanda infeksi, dan lochea
(+). Bawah : pembengkakan (-), kebiruan (-), varises (-), kekuatan sendi
Analisa
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu saat ini baik. Ibu
6. Mengingatkan untuk istirahat yang cukup dan beristirahat saat bayi tidur.
yang berbau busuk (bau dari vagina), pusing dan lemas yang berlebihan,
suhu tubuh ibu lebih dari 37,50c.Ibu mengerti dan akan konsultasi ke
rumah nifas 14 hari di Rumah ibu pada tanggal 10 November 2018 atau
Data Subjektif
tidak bisa BAB, ibu mengatakan darah nifas yang keluar sudah jarang-jarang.
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
(+) lancar dan banyak. Abdomen : TFU tidak teraba, kontraksi baik,
kandung kemih kosong. Genetalia : vulva vagina tidak ada kelainan, luka
jahitan kering dan tidak ada infeksi, lochea serosa. Ekstremitas : Atas :
Analisa
Penatalaksanaan
1. Memberitahu bahwa saat ini ibu dalam keadaan baik. Ibu mengerti dengan
pada bayinya.
dengan suami.
rumah nifas 40 hari di Rumah ibu pada tanggal 06 Desember 2018 atau
Data Subjektif
Ibu mengatakan BAB ibu sudah lancar. Ibu mengatakan anak yang pertama
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
(+) lancar dan banyak. Abdomen : TFU tidak teraba, kontraksi baik,
kandung kemih kosong. Genetalia : vulva vagina tidak ada kelainan, luka
jahitan kering dan tidak ada infeksi, lochea alba. Ekstremitas : Atas :
varises (-), kekuatan sendi (+), reflek patella (+/+), reflek Homan (-).
Analisa
Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu dalam keadaan baik.
kecuali ibu alergi. Ibu mengerti dan akan tetap melakukan anjuran yang
diberikan.
memberikan barang atau makanan jangan hanya pada satu anak tetapi dua-
ikatan saling menyayangi antara kakak dan adik. Ibu mengerti dan akan
rumah nifas 40 hari di Rumah ibu pada tanggal 06 Desember 2018 atau
Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Ibu mengatakan ASI nya semakin banyak.
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
ada benjolan, putting susu menonjol, pengeluaran ASI (+) lancar. Abdomen
: TFU tidak teraba, kandung kemih kosong. Genetalia : vulva vagina tidak
ada kelainan, luka jahitan kering. Ekstremitas : Atas : odema (-), kekuatan
sendi (+). Bawah : odema (-), varises (-), kekuatan sendi (+), reflek patella
(+).
Analisa
Penatalaksanaan
1. Memberitahu bahwa saat ini ibu dalam keadaan baik. Ibu mengerti dengan
3. Mengingatkan untuk tetap menjaga personal hygiene. Ibu ingat dan akan
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
yang telah dilakukan pada Ny. S mulai dari kehamilan, bersalin, nifas, dan bayi
Asuhan kebidanan ini telah diamati sejak usia kehamilan 36 minggu 2 hari
A. Kehamilan
lebih dari 43 minggu disebut kehamilan post matur (lebih bulan), sedangkan
9, tahun +0. Maka dapat ditentukan taksiran persalinan pada tanggal 31-10-
2018.
trimester 3 sebanyak 5 kali. Hal ini sesuai dengan menurut Saifuddin (2010)
129
jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat
dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, yaitu : Satu kali pada
trimester pertama (usia kehamilan 0-14 minggu), satu kali pada trimester
kedua (usia kehamilan 15-28 minggu), dua kali pada trimester ketiga (usia
kehamilan antara minggu 29-36 dan sesudah minggu ke 36). Dalam hal ini
kehamilan.
12 kg. Dengan demikian kenaikan berat badan pada Ny. S sesuai batas
rekomendasi.
kehamilan (PP IBI). TFU yang normal untuk usia kehamilan 20 – 36 minggu
(Kemenkes, 2013). Dari tingggi fundus uteri dan penurunan kepala janin
Johnson dalam Kemenkes (2013), yaitu: Berat janin (gram) = TFU (cm) –
n x 155 dengan n=12 bila vertex belum lewat spina ischiadika dan n=11 bila
TFU yang didapatkan yaitu 33 cm dan bagian terendah janin sudah masuk
PAP (teraba 4/5 bagian), sehingga diperoleh TBJ Ny.S pada akhir
Pada Ny. S didapatkan hasil bahwa bagian terendah janin selalu diisi
oleh kepala, dan pada kunjungan terakhir yang dilakukan oleh penulis,
didapati bahwa kepala janin sudah memasuki pintu atas panggul. Hal
tersebut menandakan tidak adanya masalah pada letak ataupun panggul ibu,
sesuai dengan PP IBI (2016) jika pada trimester III bagian janin bukan
kepala, atau kepala janin belum masuk panggul, berarti ada kelainan letak,
Selain itu, pada hasil pemeriksaan selama hamil, DJJ Ny. S selalu
dalam kondisi normal yaitu kisaran antara 140-142 kali per menit. Adapun
131
dikatakan gawat janin apabila DJJ lambat kurang dari 120 kali per menit
atau DJJ cepat lebih dari 160 kali per menit (PP IBI, 2016).
12,0 gr/dl. Hal ini menunjukan bahwa Hb Ny. S dalam batas normal. Hal ini
sesuai menurut Tarwoto (2007) yaitu Hb normal pada ibu hamil 11,0 – 14,0
gr/dl. Hal ini didukung dengan rajinnya ibu dalam pengonsumsian tablet Fe
secara rutin. Pemeriksaan laboratoriun protein urine, reduksi urine, HIV dan
untuk ibu. Pada masa kehamilan, ibu telah melaksanakan kunjungan ANC
minimal 4 kali, pemberian tablet zat besi, imunisasi TT dan status imunisasi
namu ini tidak sesuai dengan teori menurut (Depkes RI, 2010) yaitu pada
B. Persalinan
1. Kala I
mulas sejak pukul 19.00 WIB tanggal 26 Oktober 2018, keluar lendir
darah pukul 17.00 WIB, belum keluar air-air. Pergerakan janin aktif. Ny.
S telah diperiksa oleh bidan jaga dengan hasil ibu dan janin dalam
didapatkan bahwa kondisi ibu tidak hipertensi yaitu tekanan darah ibu
jantung janin yang normal yaitu 120-160 kali per menit. Artinya, kondisi
Dari hasil periksa dalam vulva vagina tidak ada kelainan, portio
kala I fase laten. Tanda dan gejala inpartu termasuk diantaranya, adanya
his, keluar lendir dan bercampur darah. Hal ini menunjukan bahwa Ny.
133
didapatkan hasil vulva vagina tidak ada kelainan, porsio tipis lunak,
UUK kiri depan, molase tidak ada. Dan pada pukul 08.30 WIB
vulva vagina tidak ada kelainan, porsio tidak teraba, pembukaan 10 cm,
ketuban (+), penurunan H III+, posisi UUK depan, molase tidak ada.
dan lamanya kala I fase aktif ke kala II 1 jam. Penulis tidak dapat menilai
berapa lama dari Kala I fase laten ke kala I fase aktif dikarenakan pada
2013) lamanya kala I sampai kala II ialah 14 jam. Hal ini bisa
2. Kala II
Pukul 08.30 WIB ibu mengeluh mulas semakin sering dan ibu
merasa ingin meneran seperti ingin BAB dan terlihat kepala janin sudah
di depan pintu jalan lahir dan ketuban masih utuh. Saat pembukaan
134
kala II, posisi yang pertama diterapkan ibu yaitu posisi setengah duduk.
Ibu merasa lebih nyaman pada poisisi ini. Saat kepala mengalami
penurunan dan 2 cm di depan vulva pada, pukul 08.45 WIB bayi lahir
segera menangis, tonus otot kuat, dan kulit kemerahan, jenis kelamin
beberapa faktor yaitu tenaga menejan ibu, jalan lahir ibu, ataupun
proses bersalin ibu melakukan Cara mengejan ibu dengan baik dan ibu
jalan lahir.
3. Kala III
Normal kala III dilakukan manajemen aktif kala III. Tujuan manajemen
aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih
(Kurniati, 2010). Pukul 08.50 WIB plasenta lahir dengan PTT dan
kontraksi ibu yang cukup baik dan hal ini sesuai menurut (Kemenkes,
4. Kala IV
derajat III lasetasi pada otot sfingter ani, dan derajat IV laserasi pada
sfingter ani dan epitel anus (Kemenkes, 2013). Menurut IPI IBI 2016
yang terjadi begitu cepat atau faktor penolong persalinan yang salah
berupa lidokain 2%. stimasi perdarahan pasca salin yaitu ± 350 cc.
pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua. Memeriksa suhu setiap 2
tekaanan darah, nadi, kontraksi uterus, dan kandung kemih ibu dalam
postpartum.
Bayi lahir spontan pukul 08.45 WIB segera menangis, tonus otot
kuat, dan kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki. Pada Asuhan Persalinan
Normal (APN) asuhan yang diberikan ketika bayi lahir, bayi difasilitasi
1 jam pertama, bayi dilakukan pemeriksaan fisik, pemberian Vit K dan salep
mata. Hasil dari pemeriksaan fisik bayi dalam keadaan sehat dan tidak cacat.
Berat badan lahir yaitu 3350 gram, PB 47 cm, LK 34 cm, LD 33 cm, dan
LP 34 cm. Pemberian Vit K dan salep mata dilakukan pukul 09.45 WIB.
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑣𝑖𝑡 𝐾 1 𝑚𝑔
mg/mL) dengan dosis = = 2 𝑚𝑔/𝑚𝐿 =0,5 mL secara IM pada 1/3 otot
𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
satu jam pemberian Vit K, bayi diberi imunisasi HB0 untuk mencegah
138
infeksi hepatitis B (Kemenkes, 2013). Akan tetapi selama 1 jam bayi belum
menyusu aktif, dalam sehari menyusu lebih dari 8 kali, BAK bayi dalam
sehari lebih dari 6 kali bewarna jernih dan BAB lebih dari 3 kali,
biji cabai. berat badan bayi saat usia 7 hari mengalami kenaikan sebesar 400
gram, kulit bayi tidak kuning, dan kulit bayi terdapat bintik-bintik merah
seperti biang keringat disekitar dahi dan leher. Ibu mengatakan biang
keringat timbul sudah dari 1 hari yang lalu. Untuk itu penulis menyarankan
ditakutkan bayi alergi dengan produk sabun bayi. Penulis juga menyarankan
Pada saat kunjungan 12 hari berat badan bayi naik menjadi 4150
gram. Ibu mengatakan ruam merah pada kulit bayi berpindah tempat
dibagian paha bayi. Untuk di bagian dahi dan leher sudah mulai kering dan
dokter, tetapi ibu sudah mengganti sabun bayi dengan lactacid baby untuk
(2002) miliaria atau biang keringat adalah kelainan kulit yang timbul akibat
diikuti rasa gatal seperti ditusuk, kulit menjadi kemerahan dan disertai
gram. Ibu mengatakan bintik merah yang terdapat pada dahi dan leher bayi
sudah mengilang, dan yang terdapat pada paha bayi sudah mulai mengering
bayi dan balita. Insiden penyakit kulit miliaria ini akan meningkat
baik.
dengan sendirinya, yaitu sekitar 2-3 hari dengan penanggulangan yang tepat
merah yang terdapat pada kulit bayi telah hilang sejak 17 hari yang lalu.
Bayi Ny. S telah melakukan imunisasi BCG dan Polio 1 pada tanggal 27
D. Nifas
Selama masa nifas terjadi berbagai perubahan pada ibu post partum
antara lain involusi uteri, pengeluaran lochea, perubahan pada serviks dan
vagina, laktasi serta perubahan pada sistem tubuh lainnya dan perubahan
psikis (Varney, 2008). Pada involusi uteri selama nifas ibu mengalami
141
perubahan yang fisiologis. Saat bayi lahir (6 jam postpartum) TFU ibu
tidak teraba, dan postpartum 40 hari ibu dalam keadaan baik dan tidak ada
penyulit selama masa nifas. Hal ini menunjukkan bahwa proses perubahan
yang terjadi tidak ada masalah sesuai dengan teori (Sofian, 2012) yaitu saat
bayi lahir TFU setinggi pusat, plasenta lahir 2 jari dibawah pusat, 1 minggu
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan
vagina dalam masa nifas (Varney, 2008). Perubahan Lochea yang terjadi
pada Ny. S saat postpartum 6 jam masih bewarna merah (lochea rubra) dan
kuning (lochea serosa) dan TFU tidak teraba, 20 hari berwarna putih (lochea
alba) dan TFU tidak teraba. 40 hari sudah bersih ibu dalam keadaan baik
dan tidak ada penyulit selama masa nifas. Luka jahitan ibu tidak mengalami
saat nifas hari ke 12 ibu masih bingung alat KB apa yang digunakan. Penulis
Karena ibu masih memikirkan ingin menggunakan alat kontrasepsi apa yang
amenore laktasi.
143
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kehamilan trimester III, persalinan, nifas dan bayi baru lahir di Puskesmas
Kecamatan Tambora Jakarta Barat. Asuhan yang telah diberikan kepada Ny. S
secara pervaginam tanpa ada komplikasi dan ibu mengalami robekan jalan
3. Asuhan kebidanan pada masa nifas Ny. S berjalan dengan baik dan tidak
mau melaksanakan anjuran yang diberikan untuk kesehatan ibu pada masa
nifas.
4. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, didapatkan hasil pada hari ke 7
hari ke 14 ibu belum juga berkonsultasi dengan bidan atau dokter hanya
saja mengganti sabun mandi bayi. Dan pada hari ke 20 bintik-bintik merah
B. Saran
pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir maka saran yang
tentang kehamilan, persalinan, nifas dan asuhan bayi baru lahir sehingga
2. Lahan Praktik
14T segera agar penatalaksaan ANC dapat berjalan lebih baik. Serta
3. Bidan
lebih baik lagi, lebih memperhatikan lagi kondisi pasien yang masih
4. Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Astusi Dwi. 2017. Hubungan Mutu Pelayanan Anc Dengan Frekuensi Kunjungan
Ulang Anc Di Bidan Praktek Swasta Parjiah Juwangi Boyolali. Diakses dari
: http://akbidmr.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/13-20-HUBUNGAN-
MUTU-PELAYANAN-ANC-DENGAN-FREKUENSI-KUNJUNGAN-
ULANG-ANC-DI-BIDAN-PRAKTEK-SWASTA-PARJIAH-JUWANGI-
http://repository.stikes-
aisyiyahbandung.ac.id/file.php?file=mahasiswa&id=493&cd=0b2173ff6ad
6a6fb09c95f6d50001df6&name=Laporan%20Kompre%20Annisa%20D.p
Karisma Riski Candra, dkk. 2017. Kesembuhan Miliaria Pada Bayi Usia 0 -12
Desember 2018
Kementrian Kesehatan RI.2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu dan Fasilitas
Kementrian Kesehatan.
Kementrian Kesehatan RI.2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu dan Fasilitas
Kementrian Kesehatan.
http://www.academia.edu/10576871/Diktat_Ajar_Asuhan_Kebidanan_II_0 pada
aisyiyahbandung.ac.id/file.php?file=mahasiswa&id=491&cd=0b2173ff6ad
6a6fb09c95f6d50001df6&name=LAPORAN%20KOMPRE%20MONA%
Prawiroharjo.
Prawiroharjo.
Prawiroharjo.
Prawirohardjo
Sari Puspita, Rimandini. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Posnatal Care).
Sondakh, Mid Clin. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Erlangga
Wahyuni Dwi E. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta: Diakses
dari http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2018/09/Asuhan-Kebidanan-Nifas-dan-Menyusui_SC.pdf
Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed.4. Jakarta : EGC
150
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Partograf
151
152
D. Dokumentasi
159
160
161
E. LEMBAR OBSERVASI
Darah
Portio tipis
lunak,
Pembukaan 3
presentasi
kepala,
Penurunan H1,
molase 0
x/mnt x/mnt
x/mnt x/mnt
x/mnt x/mnt
Portio tipis
lunak,
162
Pembukaan 6
presentasi
kepala,
Penurunan HII,
molase 0
163
F. Lembar Informasi
164
G. Informed Consent
165
H. Lembar Konsultasi
166
167